Anda di halaman 1dari 4

PENENTUAN POSISI HORIZONTAL

Komponen dalam penentuan posisi suatu titik antara lain jarak, sudut, dan azimut.
Jarak adalah rentangan terpendek antara dua titik. Jauh rentangan antara dua titik
dinyatakan dalam satuan ukuran panjang.
Ada beberapa istilah pengertian jarak dalam ilmu ukur tanah, yaitu :
1. Jarak Miring (Slope Distance) yaitu jarak yang di ukur sepanjang garis penghubung
lurus antara 2 titik di permukaan bumi.
2. Jarak Datar (Horizontal Distance) yaitu jarak terukur sebagai penghubung terpendek
antara 2 titik yang posisinya telah diproyeksikan pada bidang datar.
3. Jarak Vertikal (Vertical Distance) yaitu Jarak terpendek anatar 2 bidang datar
(bidang nivo) yang melalui kedua titik tersebut.

A’ B’ = Jarak Mendatar
A B = Jarak Miring
B’-B = Jarak Vertikal

Ketiga jarak tersebut dapat di ilustrasikan dengan gambar sket sebagai berikut :
Pada pengukuran dengan teodolit terdapat dua bacaan lingkaran, yaitu:
1. Bacaan lingkaran vertikal
 Bacaan lingkaran vertikal menunjukkan sudut vertikal.
 Sudut vertikal digunakan untuk menghitung jarak datar.
2. Bacaan lingkaran horisontal
 Bacaan lingkaran horisontal menunjukkan arah horisontal teropong ke suatu target.
 Sudut horisontal adalah selisih antara dua arah horisontal yang berlainan (bacaan
FS – bacaan BS).
 Sudut horisontal selanjutnya digunakan untuk menghitung azimut poligon.
Beberapa istilah sudut yang berkaitan dengan ilmu ukur tanah yang perlu dipahami dan
dimengerti yaitu :
1. Sudut Mendatar (Sudut Horizontal) yaitu sudut yang dibentuk oleh dua bidang
normal normal yang melalui titik sudut tersebut. Sudut mendatar dihitung dari selisih
angka bacaan kedua arah/jurusan menurut arah putaran jarum jam (angka bacaan akhir
dikurangi bacaan awal).
2. Sudut Jurusan yaitu besarnya sudut mendatar pada suatu titik tertentu dengan
berpedoman pada sumbu Y positif salbi sumbu Kartesian XOY. Disini sudut Y sebagai
arah utara peta dan penghitugan sudut jurusan menurut arah jarum jam, dimulai dari
arah utara peta.
3. Azimuth adalah besarnya sudut mendatar pada suatu titik dengan berpedoman pada
arah utara Geografi dan besarnya dihitung menurut arah putaran jarum jam dimulai
dari arah utara Geografi sebagai titik nol sampai ke titik tertentu.
4. Sudut vertical yaitu sudut yang dihitunga pada bidang vertical. Besarnya
penghitungan sudut ini menggunakan 2 pedoman yaitu :
a. Sudut Miring (sudut Helling) adalah sudut yang diukur pada lingkaran vertical dan
besarnya dihitung dengan berpedoman pada arah mendatar sebagai awal perhitungan,
dengan syarat :
Ø Bertanda Positif apabila arah putaranya menuju vertical atas.
Ø Bertanda Negatif apabila arah putarannya menuju vertical bawah.
b. Sudut Zenith adalah sudut yang diukur pada lingkaran vertical dan besarnya dihitung
dengan berpedoman pada arah vertical atas (titik Zenith) sebagai titik nol (awal
perhitungan).
Sudut horisontal dibedakan menjadi:
1. Sudut dalam (interior angle) adalah sudut yang terletak di bagian dalam poligon
tertutup.
2. Sudut luar (eksterior angle) adalah pelingkar sudut dalam pada poligon tertutup.
3. Sudut ke kanan (angle to the right) adalah sudut menuju FS dengan putaran searah
jarum jam.
4. Sudut ke kiri (angle to the left) adalah sudut menuju FS dengan putaran berlawanan
jarum jam.
5. Sudut defleksi adalah sudut miring antara sebuah garis dan perpanjangan garis
sebelumnya.
 Sudut defleksi kiri = sudut defleksi yang belok ke kiri.

 Sudut defleksi kanan = sudut defleksi yang belok ke kanan.

Azimuth adalah besar sudut antara utara magnetis dengan titik target. Jika azimut awal
diketahui dan sudut horisontal titik-titik poligon diukur, maka azimut sisi poligon yang
lain bisa dihitung dengan rumus berikut:
αn;n+1 = αn + βn – 180o jika βn adalah sudut kanan
αn;n+1 = αn – βn + 180o jika βn adalah sudut kiri
Jika diketahui koordinat A (XA,YA) dan koordinat B (XB,YB), maka azimut dari titik A ke
titik B adalah:
αAB = arc tg ((XB-XA)/(YB-YA))
Dasar untuk menentukan letak kuadran azimut:
Jika ∆X+/∆Y+, maka azimut (α) terletak di kuadran 1.
Jika ∆X+/∆Y–, maka azimut (α) terletak di kuadran 2.
Jika ∆X–/∆Y–, maka azimut (α) terletak di kuadran 3.
Jika ∆X–/∆Y+, maka azimut (α) terletak di kuadran 4.
Catatan:
Jika hasil hitungan azimut αn;n+1> 3600 maka αn;n+1 – 3600
Jika hasil hitungan azimut αn;n+1< 00 maka αn;n+1 + 3600.
Sedangkan jarak AB adalah: DAB= (XB-XA)/Sin αAB = (YB-YA)/Cos αAB
Tugas Individu

REKONTRUKSI PERKULIAHAN
PERPETAAN
“PENENTUAN POSISI HORIZONTAL”

Nama : Ismira Luthfia


Nim : H22116010

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018

Anda mungkin juga menyukai