Anda di halaman 1dari 4

 Pengukuran kemuka adalah stasion ditegakkan didepan gedung yang belum diketahui

tingginya.
 Pengukuran kebelakang adalah stasion ditegakkan di depan gedung yang diketahui tingginya

dan digunakan untuk mencari tinggi stasion.


 Sipat Datar adalah salah satu alat pada lingkup survei dan pemetaan yang biasa digunakan

untuk mengukur beda tinggi antara titik yang satu dengan titik-titik lainnya, serta dapat pula
mengukur jarak (disebut jarak optik = jarak tidak langsung). Waterpass/Sipat Datar merupakan
salah satu alat pengukuran yang digunakan khusus untuk menentukan beda tinggi antara titik-
titik di permukaan Bumi. Acuan yang digunakan ialah Mean Sea Level (MSL) atau referensilokal.
Bagian-bagian Alat Sipat Datar :
 Kiap Bawah (Trivet Stage) : adalah landasan pesawat yang menumpu pada kepala statip
yang mana mempunyai lubang sekrup untuk mengunci agar pesawat menyatu secara
kuat dengan statip
 Sekrup-sekrup Penyetel Kedataran : adalah tiga buah sekrup untuk menyetel gelembung
nivo tabung agar kedudukan nya ditengah-tengah, sehingga garis acuan sejajar dengan
bidang horizontal
 Kiap Atas (Tribrach) adalah landasan utama tempat berdirinya puncak tiga sekrup
penyetel. Disamping itu juga sebagai pemikul bagian atas badan pesawat.
 Teropong, didalamnya terdapat lensa objektif (di muka) dan lensa okuler (di belakang).
Juga terdapat garis bidik, yakni garis khayal yang menghubungkan antara titik potong
benang silang diafragma dengan titik tengah lensa objektif, diteruskan ke target/sasaran.
Teropong ini hanya dapat diputar pada sumbu kesatu.
 Nivo Tabung/Kotak adalah nivo yang digunakan sebagai pedoman penyetelan pesawat
agar garis bidiknya sejajar dengan garis arah nivo. Nivo ini diletakkan menjadi satu
dengan teropong.
 Lensa Objektif, adalah salah suatu lensa pada teropong yang letaknya dibagian depan,
dan paling besar
 Lensa Okuler, adalah salah suatu lensa pada teropong yang letaknya dibagian belakang
yang lebih kecil dari lensa objektif.
 Cincin/Lingkaran Pengatur Diafragma, adalah alat yang digunakan untuk mengatur agar
gambar/bayangan target kelihatan jelas didalam teropong.
Pada dasarnya alat Sipat Datar dapat dibedakan atas tiga tipe/jenis, diantaranya :
Alat Sipat Datar Tipe Kekar
Alat Sipat Datar tipe Kekar adalah jenis alat Sipat Datar yang konstruksinya solid dan sangat
sederhana.
Gambar 43 Alat Sipat Datar Tipe Kekar (Dumpy Level)
Ciri-ciri alat Sipat Datar Tipe Kekar adalah : Garis bidik telah dibuat tegak lurus terhadap sumbu
kesatu oleh pabriknya, sehingga jika gelembung nivo telah berada ditengah-tengah, ini berarti :
– garis arah nivo mendatar
– karena garis arah nivo sejajar dengan garis bidik dan garis bidik tegak lurus dengan sumbu
kesatu,maka garis arah nivo tegak lurus dengan sumbu kesatu (sb. I).
Kesalahan pada pengukuran dengan Waterpass pada umumnya bersumber pada surveyor, alat
maupun alam;
Kesalahan Surveyor:
 Kekeliruan dalam membaca angka pada rambu dapat diatasi dengan
membaca ketiga benang diafragma.
 Kekeliruan penulis dalam mencatat data ukur.
 Karena kesalahan pemegang rambu waktu menempatkan rambu di atas
titik sasaran.
Kesalahan Alat:
 Karena garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo.Hal ini dapat dihindarkan dengan
menempatkan alat di tengah-tengah rambu belakang dan rambu muka (dp = dm) atau
usahakan jumlah jarak rambu belakang = jumlah jarak muka.
 Kesalahan karena Garis Nol Skala dan kemiringan Rambu. Misalnya letak garis nol skala pada
rambu A dan B tidak betul,maka hasil pembacaan pada rambu A harus di koreksi Ka dan pada
rambu B sebesar Kb.Misalnya dalam keadaan rambu tegak pembacaan akan
menunjukanangka a, sedangkan pembacaan pada waktu rambu miring sebesar α.
Dari penelitian pengaruh miringnya rambu tidak dapat dihilangkan sehingga
agar mendapatkan hasil beda tinggi yang lebih baik haruslah di gunakan nivo rambu yang
baik.
Kesalahan Akibat Alam:
 Akibat refraksi cahaya, Sinar cahaya yang datang dari rambu ke alat penyipat datar karena
melaluilapisan-lapisan udara yang berbeda baik kepadatan, tekanan maupun suhunya maka
sinar yang datang bukanlah lurus melainan melengkung. Misalkan pembacaan rambu karena
melengkungya sinar adalah b’ dan m’. Pembacaan seharusnya yang mendatar adalah b dan
m. Agar mendapatkan harga b dan m yang mendatar maka harus di beri koreksi sebesar bb’
dan mm’ sehingga beda tinggi : ∆tab =b – a =(b’ + b’ b) -(m’ + m’ m) = (b’ – m’) + (b’ b +
m’ m) Bila (b’ b – mm’) = 0 atau b’ b = m’ m, maka tab = b’ – m’. b’ b akan sama dengan m’
m bilajarak dari alat penyipat datar ke rambu belakang sama dengan jarak ke rambu muka
(db = dm) Dengan demikian pengaruh refraksasi dapat di hilangkan bila jarakbelakang sama
dengan jarak muka atau jumlah jarak belakang sama dengan jumlah jarak muka.
 Kesalahan akibat lengkungan Bumi, sesuai dengan prinsip dasar pengukuran beda tinggi,
maka beda tinggi antara titik A dan B sama denagn jarak antara bidang nivo melalui titik A
dan bidang nivo yang melalui b. Pengaruh kelengkngan bumi pada rambu belakang adalah
bb” sedangkan pada rambu muka adalah mm”.
 Kesalahan akibat masuknya statif Sipat Datar terlalu dalam ke tanah, Alat penyipat datar
selama pengukuran mungkin saja bergerak kesamping ataupun ke bawah, sehingga
gelembung nivo pada alat penyipatdatar tidak di tengah lagi, dengan demikian garis bidik
tidak mendatar lagi.Meskipun demikian alat penyipat datar dapat saja bergerak ke dalam
tanahtetapi gelembung nivo tetap di tengah. Masuknya statip penyipat datar kedalam tanah
akan memberi pengaruh pada hasil pengukuran. Pengaruh masuknya statip penyipat datar
ke dalam tanah dapat di hilangkan dengan cara pengukuran sebagai berikut:
- Baca rambu belakang, kemudian rambu muka,
– Alat penyipat datar di pindah,
– Baca rambu muka, kemudian rambu belakang.
 Kesalahan karena panasnya sinar matahari dan getaran udara,Alat penyipat datar apabila
selalu kena sinar matahari maka akan menimbulkan perubahan pada gelembung nivo
sehingga akan mengakibatkan kesalahan pada hasil pengukuran. Untuk menghindari hal
tersebut pada waktu pengukuran alat penyipat datar harus di lindungi dengan payung.
Pengaruh getaran udara ini dapat di hindari dengan melakukan pengukuran pada waktu
lapisan udara tenang yaitu waktu pagi dan sore.
Ketelitian Leveling
Ketelitian levelling dari suatu waterpass ditentukan oleh suatu bilangan yang menyatakan
kesalahan menengah untuk tiap kilometer waterpassing tunggal. Kesalahan menengah ini
dapat dihitung dari:
 Selisih antara pengukuran pergi dan pulang per-seksi
 Selisih antara pengukuran pergi dan pulang per-trayek
 Kesalahan penutup wp-keliling
Tugas Individu

REKONTRUKSI PERKULIAHAN
PERPETAAN
“SIPAT DATAR”

Nama : Ismira Luthfia


Nim : H22116010

PROGRAM STUDI GEOFISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018

Anda mungkin juga menyukai