PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk selama
hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Orang yang berkepentingan dapat
mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya.
Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk
kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan tertanggung.
Penanggung dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan kepada orang
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih lengkap jika
dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246 KUHD. Menurut ketentuan Pasal 1
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk
keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ini mencakup 2 (dua) jenis
asuransi, yaitu:
kehilangan keuntungan yang dmarapkan, atau tanggung jawab hukuin kepada pihak ket/ga yang
b. Ansuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial, dapat diketahui
dari rumusan:
“untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.”
Dalam hubungannya dengan asuransi jiwa maka fokus pembahasan diarahkan pada jenis
asuransi, butir (b). Apabila Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 di persempit hanya
“Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan.”
Definisi inilah yang akan dijadikan titik tolak pembahasan asuransi jiwa selanjutnya.
Sebelum berlakunya Undang Nomor 2 Tahun 1992, asuransi jiwa diatur dalam Ordonantie op
het Levensverzekering Bedrijf (Staatsblad Nomor 101 Tahun 1941). Menurut ketentuan Pasal 1 ayat
uitkeringen, tegen genot van premie en in verband met het leven of den dood van den menschs.
Overeenkomsten van herverzekering daaronder begrepen, met dien verstande, dat overeenkomsten
Terjemahnnnya.
“Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang karena telah diterimanya
premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang, rensuransi termasuk di dalamnya,
Dalam Pasal 27 Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa dengan berlakunya undang-
undang ini, maka Ordonantie op het Levens Verzekering Bedrijf dinyatakan tidak berlaku lagi. Adapun
yang dimaksud dengan ‘undang-undang ini’ adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992. Oleh
karena itu, tidak perlu lagi membahas asuransi jiwa berdasarkari Ordonansi ini karena sudah tidak
berlaku lagi, dan pengertian asuransi jiwa sudah tercakup dalam Pasal 1 angka (1) nomor 2 Undang-
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302. pasal 308 KUHD. Jadi hanya 7 (tujuh)
pasa. Akan tetapi tidak 1 (satu) pasalpun yang memuat rumusan definisi asuransi jiwa. Dengan
demikian sudah tepat jlka definisi asuransi dalam Pasat 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1992 dijadikan titik totak pembahasan dan ini ada hubungannya dengan ketentuan Pasal 302 dan Pasal
“Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk
“Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat mengasuransikan
jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat
diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
“Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi
dengan penanggung, dengan mana penutup (pengambil) asuransi mengikatkan diri selama jalannya
pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat
langsung dan meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka
waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada orang
Definisi Purwosutjipto berbeda dengan definisi yang terdapat dalam Pasal angka (1) Undang-
a. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dengan tegas di nyatakan bahwa pihak-pihak yang
mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan tertanggung, sedangkan
b. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dinyatakan bahwa “penanggung dengan menerima
premi memberikan pembayaran”, tanpa menyebutkan kepada orang yang ditunjuk sebagai
(pengambil) asuransi sebagai penikmatnya. Kesannya hanya untuk asuransi jiwa selama hidup,
Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asruransi jiwa harus diadakan secara tertulis
dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa
memuat:
b. Nama tertanggung;
e. Jumlah asuransi;
f. Premi asuransi.
Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi sama sekali
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting untuk
mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak hari dan tanggal itu
b. Nama tertanggung
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar premi dan
berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu berlakunya asuransi
berakhir, tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau pengembalian dari
penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula penikmat (beneficiary).
yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dan penanggung karena ditunjuk oleh
tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum dalam polis. Penikmat berkedudukan
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa tanpa badan tidak
ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi asuransi Jiwa. Jiwa seseorang
merupakan objek asuransi yang tidak berwujud, yang hanya dapat dlkenal melalui wujud
badannya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan, baik
sebagai pihak tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. Namanya itu harus
dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung dan orang yang jiwanya diasuransikan itu
berlainan.
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku asuransi. artinya dalam
jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung, misalnya mulai tanggal 1 januari 1990 sampai
tanggal 1 Januari 00, apabila dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka penanggung
berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai
penikmat (beneficiary).
Jumlah Asuransi
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat diadakan
asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat dalam hal
terjadi evenemen, atau pengembalian kepada tertanggung sendiri dalam hal berakhirnya jangka
waktu asuransi tanpa terjadi evenemen. Menurut ketentuan Pasal 305 KUHD, perkiraan jumlah dan
syarat-syarat asuransi sama sekali ditentukan oleh perjanjian bebas antara tertanggung dan
penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas tersebut, asas kepentingan dan asas keseimbangan
Premi Asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung kepada
penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama asuransi berlangsung.
Besarnya jumlah premi asuransi tergantung pada jumlah asuransi yang disetujui oleh tertanggung
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu penanggung dan tertanggung.
Penanggung adalah pihak yang menanggung beban risiko sebagai imbalan premi yang diterimanya
dari tertanggung. Jika terjadi evenemen yang menjadi beban penanggung, maka penanggung
berkewajiban mengganti kerugian. Dalam asuransi jiwa, jika terjadi evenemen matinya tertanggung,
maka penanggung wajib membayar uang santunan, atau jika berakhirnya jangka waktu usuransi tanpu
terjadi evenemen, maka penanggung wajib membayar sejumlah uang pengembalian kepada
tertanggung. Penanggung adaiah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memberikan jasa dalam
penanggulanggan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang diasuransikan.
Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan badan hukum milik swasta atau badan hukum milik negara.
Asuransi dapat juga diadakan untuk kepentingan pihak ketiga dan ini harus dicantumkan
dalam polis. Menurut teori kepentingan pihak ketiga (the third party interest theory), dalam asuransi
jiwa, pihak ketiga yang berkepentingan itu disebut penikmat. Penikmat ini dapat berupa orang yang
ditunjuk oieh tentanggung atau ahli waris tertanggung. Munculnya penikmat ini apabila terjadi
evenemen meninggalnya tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung yang meninggal itu tidak mungkin
dapat menikmati santunan, tetapi penikmat yang ditunjuk atau ahli waris tertanggunglah sebagai yang
berhak menikmati santunan. Akan tetapi, bagaimana halnya jika asuransi itu berakhir tanpa terjadi
evenemen meninggalnya tertanggung?. Dalam hal ini tertanggung sendiri yang berkedudukan sebagai
penikmat karena dia sendiri masih hidup dan berhak menikmati pengembalian sejumlah uang yang
Apabila tertanggung bukan penikmat, maka hal ini dapat disamakan dengan asuransi jiwa
untuk kepentingan pihak ketiga. Penikmat selaku pihak ketiga tidak mempunyai kewajiban membayar
premi terhadap penanggung. Asuransi diadakan untuk kepentingannya, tetapi tidak atas tanggung
jawabnya. Apabila tertanggung mengasuransikan jiwanya sendiri, maka tentanggung sendiri
berkedudukan sebagai penikmat yang berkewajiban membayar premi kepada penanggung. Dalam hal
ini tertanggung adalah pihak dalam asuransi dan sekaligus penikmat yang berkewajiban membayar
premi kepada penanggung. Asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga (penikmat) harus
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan keharusan
mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kerugian, Pasal 256
ayat (1) KUHD mengenai isi polis mengharuskan Pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi
beban penanggung. Mengapa tidak ada keharusan mencantumkan bahnya yang menjadi beban
penanggung dalam polis asuransi jiwa?. Dalam asuransi jiwa yang dimaksud dengan hahaya adalah
meninggalnya orang yang jiwanya diasuransikan. Meninggalnya seseorang itu merupakan hal yang
sudah pasti, setiap makhluk bernyawa pasti mengalami kematian. Akan tetapi kapan
meninggalnya seseorang tidak dapat dipastikan. lnilah yang disebut peristiwa tidak pasti
Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu ketidak pastian kapan meniggalnya seseorang sebagai salah
satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi jiwa. Karena evenemen ini hanya 1 (satu),
maka tidak perlu di cantumkan dalam polis. Ketidakpastian kapan meninggalnya seorang
tertanggung atau orang yang jiwanya diasuransikan merupakan risiko yang menjadi beban
penanggung dalam asuransi jiwa. Evenemen meninggalnya tertanggung itu bersisi 2 (dua), yaitu
meninggalnya itu benar-benar terjadi dalam jangka waktu asuransi, dan benar-benar tidak terjadi
Uang santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat
dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam polis.
Penikmat yang di maksud adalah orang yang ditunjuk oleh tertanggung atau orang yang menjadi
ahli warisnya sebagai yang berhak menerima dan menikmati santunan sejumlah uang yang
dibayar oleh penanggung. Pembayaran santunan merupakan akibat terjadinya peristiwa, yaitu
Akan tetapi, apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak terjadi peristiwa
meninggalnya tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam asuransi jiwa, berhak
memperoleh pengembalian sejumlah uang dan penanggung yang jumlahnya telah ditetapkan
berdasarkan perjanjian dalam hal ini terdapat perbedaan dengan asuraransi kerugian. Pada
asuransi kerugian apabila asuransi berakhir tanpa terjadi evenemen, premi tetap menjadi hak
penanggung, sedangkan pada asuransi jiwa, premi yang telah diterima penanggung dianggap
Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung adalah
meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah diadakan asuransi jiwa antara tertanggung
dan penanggung. Apabila dalam jangka waktu yang diperjanjikan terjadi peristiwa meninggalnya
tertanggung, maka penanggung berkewajiban membayar uang santunan kepada penikmat yang
ditunjuk oleh tertanggung atau kepada ahli warisnya. Sejak penanggung melunasi pembayaran
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan sejak meninggalnya
tertanggung (terjadi evenemen)? Menurut hukum perjanjian, suatu perjanjian yang dibuat oleh
pihak-pihak berakhir apabila prestasi masing-masing pihak telah dipenuhi. Karena asuransi jiwa
adalah perjanjian, maka asuransi jiwa berakhir sejak penanggung melunasi uang santunan sebagai
akibat dan meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak terjadi
sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu berlaku asuransi jiwa itu habis
tanpa terjadi evenemen, niaka beban risiko penanggung berakhir. Akan tetapi, dalam perjanjian
ditentukan bahwa penanggung akan mengembalikan sejumtah uang kepada tertanggung apabila
sampai jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata lain, asuransi jiwa
berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi habis diikuti dengan pengembalan sejumlah uang
kepada tertanggung.
“Apabila orang yang diasuransikan jiwanya pada saat diadakan asuransi ternyata sudah
meninggal, maka asuransinya gugur, meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut,
Kata-kata bagian akhir pasal ini “kecuali jika diperjanjiknn lain” memberi peluang kepada pihak-
pihak untuk memperjanjikan menyimpang dari ketentuan pasal ini, misalnya asuransi yang
diadakan untuk tetap dinyalakan sah asalkan tertanggung betul-betul tidak mengetahui telah
meninggalnya itu. Apablia asuransi jiwa itu gugur, bagaimana dengan premi yang sudah dibayar
karena penanggung tidak menjalani risiko? Hal ini pun diserahkan kepada pihak-pihak untuk
memperjanjikannya. Pasal 306 KUHD ini mengatur asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga.
“Apabila orang yang mengasuransikan jiwanya bunuh diri, atau dijatuhi hukuman mati, maka
dari ketentuan ini masih mungkin, sebab kebanyakan asuransi jiwa ditutup dengan sebuah klausul
yang membolehkan penanggung melakukan prestasinya dalam hal ada peristiwa bunuh diri dan
badan tertanggung asalkan peristiwa itu terjadi sesudah lampau waktu 2 (dua) tahun sejak
diadakan asuransi. Penyimpangan ini akan menjadikan asuransi jiwa lebih supel lagi.
4. Karena Asuransi Dibatalkan
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu berakhir. Pembatalan
tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan
perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan asuransi jiwa dapat terjadi
sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi dibayar menurut jangka waktunya. Apabila
pembatalan sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila pembatalan setelah
premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran (secara bulanan), bagaimana cara
Di negara – negara maju seperti Amerika dan berbagai negara di belahan Eropa, mayoritas
penduduknya sudah memiliki kesadaran akan pentingnya peranan asuransi sehingga tanpa harus
ditawari pun mereka akan mencari sendiri produk asuransi yang cocok bagi mereka. Sebaliknya, di
negara – negara berkembang seperti Indonesia, kesadaran orang mengenai pentingnya asuransi
belum terlalu diutamakan. Karena itu, dalam modul ini kita akan membahas pengertian asuransi itu
sendiri dan apa manfaat yang bisa kita dapatkan dengan memiliki asuransi.
- Orang Tua dan Anak. Kedua belah pihak memiliki insurable interest karena adanya hubungan
darah.
- Suami dan Istri. Keduanya memiliki insurable interest karena mereka berdua terikat dalam
Sebagian orang menganggap bahwa membayar premi sama dengan membuang uang dengan sia – sia
karena tidak terlihat manfaatnya secara nyata. Sebenarnya anggapan itu salah total karena
sebenarnya manfaat uang pertanggungan yang akan diterima jauh lebih besar daripada jumlah premi
yang dibayarkan.
BAB III
MANFAAT ASURANSI JIWA
Di dalam kehidupan sehari – hari kita, ada beberapa resiko yang sulit untuk dihindari dan bisa terjadi
kapan saja, antara lain: meninggal dunia terlalu dini, sakit parah dan cacat setelah menderita sakit
tertentu misalnya penyakit stoke yang menyebabkan kelumpuhan. Walaupun kita berusaha untuk
menjaga diri kita sebaik – baiknya, namun tetap saja kita tidak akan pernah dapat menduga kapan
kita akan memerlukan asuransi karena kita juga tidak bisa menduga kapan kita akan mengalami
musibah dan resiko yang tidak terduga tersebut. Di sinilah peranan penting dari asuransi yaitu untuk
meminimalisir resiko yang kita tanggung bila sewaktu – waktu kita mengalam hal yang tidak kita
inginkan.
Di dalam dunia asuransi, ada dua kategori asuransi yang kita kenal yaitu asuransi jiwa dan asuransi
umum. Dalam modul ini, kita akan membahas lebih spesifik pada konsep dasar dari asuransi jiwa dan
berbagai istilah yang harus kita pahami sebelum mengajukan aplikasi asuransi jiwa. Sebenarnya
apakah asuransi jiwa itu? Asuransi jiwa dapat didefinisikan sebagai suatu pelimpahan resiko atas
Sebelum membahas lebih lanjut ke dalam topik asuransi jiwa, kita akan terlebih dahulu membahas
mengenai beberapa istilah umum yang digunakan dalam asuransi jiwa antara lain:
- Polis yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan fisik perjanjian pertanggungan jiwa yang
- Premi adalah istilah yang menjelaskan sejumlah uang yang dibayar oleh pihak pemegang polis
pada pihak penanggung untuk mendapatkan suatu nilai perlindungan atas kejadian yang tidak
diinginkan.
- Uang Pertanggungan yaitu adalah sejumlah dana yang akan diberikan pada ahli waris atau
pihak pemegang polis itu apabila polis tersebut sudah jatuh tempo atau pihak yang tertanggung
meninggal dunia.
Selain istilah umum yang telah disebutkan di atas, juga masih ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan pihak – pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian asuransi antara lain:
- Pihak Penanggung yaitu pihak perusahaan asuransi jiwa yang ditunjuk untuk menanggung
- Pihak Pemegang Polis yaitu pihak yang memutuskan untuk mengadakan pertanggungan
- jiwa pada pihak penanggung dan juga dapat sebagai pembayar premi asuransi.
-Pihak Tertanggung yaitu pihak yang jiwanya dipertanggungkan pada pihak penanggung.
- Pihak yang Ditunjuk yaitu pihak yang ditunjuk oleh pihak tertanggung untuk menerima uang
pertanggungan dari pihak penanggung jika pihak yang tertanggung meninggal dunia.
Memiliki asuransi jiwa berarti kita meminimalisir resiko yang akan ditanggung diri kita dan keluarga
kita apabila terjadi hal yang tidak diinginkan suatu saat nanti. Jadi pertimbangkanlah pengajuan
Kita tidak pernah berharap sesuatu yang buruk akan terjadi dalam kehidupan kita ataupun pada
keluarga kita namun walaupun kita sudah berusaha untuk menjaga diri kita dan keluarga kita sebaik
– baiknya tentunya resiko untuk mengalami hal – hal yang tidak diinginkan seperti penyakit,
kecelakaan atau bahkan kematian tidak dapat dihindari.di sinilah asuransi jiwa memainkan
Dengan memiliki asuransi jiwa untuk diri kita sendiri dan keluarga kita, berarti kita me-manage
resiko yang akan kita hadapi dengan mempersiapkan sejumlah dana yang nantinya akan bermanfaat
bagi keluarga kita apabila terjadi sesuatu yang tidak terduga pada kita.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai keuntungan yang bisa kita dapatkan dari asuransi jiwa
marilah kita melihat ke beberapa contoh kasus yang ada di bawah ini :
Contoh kasus pertama, kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya cacat seumur hidup
untuk korban. Misalnya saja tanpa diduga seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami cacat
tubuh sehingga tidak memungkinkan baginya untuk dapat bekerja lagi. Bila orang tersebut memiliki
asuransi jiwa, orang tersebut tidak perlu khawatir mengenai bagaimana keluarganya akan
mendapatkan biaya hidupnya karena orang tersebut akan menerima uang pertanggungan sebagai
bekal hidup di masa yang akan datang dari pihak penanggung yang dalam hal ini adalah perusahaan
asuransi.
Contoh kasus kedua, menderita penyakit kritis dan harus dirawat di rumah sakit. Misalnya
saja ada seseorang yang tadinya kelihatan sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit apapun tiba
– tiba terdiagnosa menderita penyakit kritis. Bila orang tersebut memiliki asuransi jiwa, maka
perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang untuk meringankan biaya pengobatannya.
Perusahaan asuransi juga akan mengganti jumlah uang yang orang tersebut keluarkan selama
dirawat di rumah sakit. Jumlah uang yang diganti oleh perusahaan asuransi tergantung dengan
Contoh kasus ketiga, meninggal dunia. Kematian tidak dapat dihindari dalam kehidupan
manusia. Bila seseorang sudah memiliki asuransi jiwa maka saat orang tersebut meninggal dunia,
ahli waris dari orang tersebut akan menerima sejumlah uang pertanggungan dari pihak penanggung
yaitu perusahaan asuransi sebagai bekal bagi keluarga yang ditinggalkan. Hal ini akan sangat berguna
Dari ketiga contoh kasus yang ada di atas saja, kita sudah dapat melihat berbagai manfaat yang bisa
kita dapatkan dengan memiliki asuransi jiwa. Bila anda rela mengeluarkan uang untuk
mengasuransikan mobil anda yang nilainya tidak sebanding dengan betapa berharganya jiwa anda,
mengapa anda tidak mengasuransikan jiwa anda juga? Pertimbangkanlah pentingnya nilai dari suatu
Zaman sekarang ini kita dapat menemukan banyak sekali perusahaan asuransi yang berlomba –
lomba untuk menjaring peserta asuransi. Produk yang ditawarkan pun beraneka ragam dan tentunya
dengan harga yang kompetitif. Ada kalanya, kita menemukan produk asuransi yang hampir sama
dari lebih dari satu perusahaan asuransi dan harganya juga cukup kompetitif, sehingga kita jadi
bingung untuk menentukan pilihan kita. Sebenarnya ada satu cara untuk dapat menentukan pilihan
produk asuransi mana yang kita pilih yaitu dengan memperhatikan sistem klaim dari perusahaan –
Secara umum terdapat 2 macam sistem pergantian yang biasanya dianut oleh perusahaan
Perusahaan asuransi yang menganut sistem reimbursement atau yang juga dikenal dengan sebutan
sistem penggantian mengharuskan kita sebagai peserta asuransi untuk mengeluarkan uang terlebih
dahulu untuk membayar biaya pengobatan, biaya rumah sakit, biaya laboratorium dan biaya lainnya
baru kemudian kita dapat melakukan klaim dan menerima penggantian dari perusahaan asuransi
Sementara untuk sistem provider, sebagai peserta asuransi, kita tidak perlu mengeluarkan uang
sedikitpun terlebih dahulu untuk membiayai seluruh biaya yang berkaitandengan pengobatan kita.
Kita hanya perlu menunjukkan kartu keanggotan asuransi kesehatan untuk dapat memperoleh
Dari hal yang tertulis di atas, sistem provider seakan – akan tampak lebih menyenangkan karena
tanpa harus mengeluarkan uang terlebih dahulu, kita sudah dapat menerima pelayanan kesehatan
yang kita butuhkan. Sebenarnya, kedua sistem tersebut memiliki keuntungan dan kerugian masing –
masing. Dalam sistem reimbursement walaupun kita harus mengeluarkan uang terlebih dahulu
sebelum kita dapat menerima pelayanan kesehatan baru kemudian kita menerima nilai
administrasi lengkap (biasanya uang penggantian akan cair sekitar 7 hari sejak diserahkannya
dokumen – dokumen administrasi rumah sakit dan biaya yang diganti tidak 100% melainkan sesuai
dengan perjanjian awal), namun keuntungannya kita dapat menentukan sendiri di rumah sakit mana
kita akan memperoleh layanan kesehatan dan semuanya terserah pada kita.
Hal ini sangat berbeda dengan yang diterapkan dalam sistem provider, di mana peserta asuransi
hanya perlu menunjukkan kartu keanggotaan asuransi kesehatan tanpa perlu mengeluarkan dana
terlebih dahulu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Di dalam sistem provider, kebebasan kita
untuk menentukan pilihan rumah sakit mana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sangatlah
terbatas pada daftar rumah sakit yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi kita. Berarti
apabila kita ingin mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit lain yang tidak ada di dalam
daftar kerja sama, maka kartu keanggotaan asuransi kesehatan kita tidak bisa digunakan.
Kedua macam sistem klaim asuransi memiliki keuntungan dan kerugian masing -masing. Kini
keputusan ada di tangan kita apakah kita memilih sistem reimbursement atau sistem provider.
Dalam akuntansi asuransi syariah belum diatur secara khusus dalam PSAK sebagaimana akuntansi
perbankan syariah yang sudah diatur dengan keluarnya PSAK No. 59. Oleh karena itu berlaku prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum, terutama PSAK No. 28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian
Dalam Aktiva dan Kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar
(unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban kepada
Aktiva disajikan dengan menempatkan akun Investasi pada urutan pertama diikuti akun – akun
aktiva lain. Akun – akun yang lain disajikan berdasarkan akun likuiditas.
Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun Kewajiban Kepada Pemegang Polis pada urutan
pertama dan diikuti oleh akun kewajiban yang lain. Akun – akun kewajiban yang lain disajikan
berdasarkan urutan jatuh tempo. Hutang subordinasi jika ada disajikan setelah Kewajiban Lain
Laporan Laba Rugi disusun dalam bentuk single step.Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa
sehingga menunjukkan jumlah premi bruto , premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang
langsung.Keuntungan (kerugian) penjualan investasi, dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi pengungkapan seperti ditentukan oleh prinsip akuntansi
- Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut
Pengungkapan mengenai sifat, jumlah, jenis dan metode alokasi pembebanan biaya akuisisi
ditangguhkan.
Perincian Kewajiban Kepada Pemegang Polis serta penjelasan mengenai metode, asumsi dan sistem
perhitungan yang digunakan sebagai dasar perhitungan Kewajiban kepada pemegang polis tersebut.
4. Hutang Subordinasi.
Penjelasan mengenai karakteristik perjanjian pinjaman subordinasi,tingkat bunga,dan nilai sisa
pinjaman.
Penjelasan mengenai sifat serta peraturan perundang –undangan yang berkaitan dengan ekuitas
usaha bersama. Penjelasan mengenai metode serta jumlah pembagian keuntungan kepada
pemegang polis.
Pengungkapan pendapatan premi tahun pertama (first year premium) dan premi tahun lanjutan
(renewal) secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.
Pengungkapan jenis , jumlah dan sebab kenaikan klaim dan Manfaat yang signifikan.
Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance) diakui
sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang
diberikan. Jika periode resiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui
sebagai pendapatan selama peride resiko sesuai dengan jumlah proteksi asuransi yang diberikan.
Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak
(periode resiko, jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang
Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts dan guarranted renewable term life contracts)
diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis.Kewajiban untuk biaya yang
diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan
periode diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa ating yang dibayar
kepada pemegang polis atau wakilnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi premi masa ating
yang akan diterima dari pemegang polis (kewajiban manfaat polis masa ating ) diakui pada saat
pendapatan premi diakui. Estimasi didasarkan pada asumsi, seperti hasil investasi yang diharapkan,
mortalita, morbiditas, terminasi, dan beban – beban yang ditetapkan pada saat kontrak asuransi
dibuat.
Pendapatan Lain
Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain.
Klaim meliputi klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan ,
Perubahan dalam jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat prosespenelaahan lebih lanjut
dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai
penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.
Klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan
beban klaim.
Beban Akuisisi
Biaya akuisisi dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria karena Kewajiban Manfaat Polis Masa
Depan menggunakan Metode Tingkat Premi Murni (Net Level Premium Method).
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemampaan makalah ini kami dapat menyimpulkn bahwa Asuransi Jiwa terhadap masyarakat
sangat penting dilakukan karena akan semakin meningkatkan kesejahteraan rakyat. Peranan
departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital
dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan kerja karyawan
sampai dengan pelaksanaannya dan menciptakan asuransi jiwa bagi perusahaan tersebut.
SARAN
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari pekerjaan, untuk utu
perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan perlindungan berupa kompensasi yang
tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh perusahaan
kepada pekerja dan dapat di berikan sebuah asuransi jiwa sebagai jaminan keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
http://makalahdanskripsi.blogspot.com
http://penasehatkeuangan.wordpress.com/
http://makalahasuransijiwa-maya.blogspot.com