Anda di halaman 1dari 3

ASAM BASA

KESEIMBAANGAN
ASAM BASA

PH DARAH NORMAL
7.35 -- 7.45

DIATUR OLEH 2 SISTEM ORGAN

PARU-
PARU GINJAL

PELEPASAN CO2 PELEPASAN ASAM

(CO2 KOMPONEN ASAM) (HCO3 KOMPONEN


OMPONEN BASA)

(RESPIRATORIK) (METABOLIK)
GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA
ASIDOSIS ALKALOSIS ASIDOSIS ALKALOSIS
RESPIRATORIK RESPIRATORIK METABOLIK METABOLIK

PCO2 > 40 mm Hg PCO2 < 40 mm Hg [HCO3-] < 24 mM [HCO3-] > 24 mM

EKSHALASI CO2 YANG BIKARBONAT TURUN KELEBIHAN


EKSHALASI CO2 YANG BIKARBONAT
BERLEBIHAN (PENYEBAB DIARE)
DIHAMBAT
MENYEBABKAN ASAM KARBONAT NAIK KELEBIHAN INTAKE
MENYEBABKAN
KEKURANGAN ASAM (TERJADI KELAPARAN, MUNTAH YANG TERUS
KELEBIHAN CO2
KARBONAT DIABETES MELITUS DAN MENERUS
PENYEBAB UTAMA GANGGUAN FUNGSI
PENYEBAB : DEMAM, MENYEBABKAN TUBUH
ADALAH HIPOVENTILASI GINJAL)
CEMAS, INFEKSI PARU KEHILANGAN ION H+

KOMPENSASI PCO2 < 40 KOMPENSASI [HCO3-]


[HCO3 < 24 [HCO3-]] > 24
mm Hg mM mM

DILAKUKAN OLEH DILAKUKAN OLEH GINJAL : PARU-PARU :


GINJAL DENGAN CARA : GINJAL DENGAN CARA : 1. MENAHAN 1. PUSAT
1. MENINGKATKAN 1. MENINGKATKAN BIKARBONAT PERNAFASAN
PENGELUARAN SEKRESI BIKARBONAT 2. MENGELUARKAN DITEKAN
HIDROGEN 2. MENAHAN
AHAN HIDROGEN 2. MENINGKATKAN
2. MEMPERTAHANKAN HIDROGEN KADAR ASAM
BIKARBONAT PARU-PARU
PARU KARBONAT
1. MENINGKATKAN
PENGELUARAN
CO2
2. BERNAFAS CEPAT
DAN DALAM

NAMA : NASYTA DIFA FIRDAUS


NIM : 118260035 SOURCE : SUGENG. 2016. ARTIKEL KESEHATAN, ASUHAN
KELAS : FARMASI A KEPERAWATAN, ASIDOSIS DAN ALKALOLIS.
NOMOR 5 : JELASKAN MENGAPA KLIRENS KREATININ DIJADIKAN SALAH
SATU PARAMETER PENILAIAN FUNGSI GINJAL?

Ketika ada kerusakan ginjal atau penyakit ginjal kronis yang menyebabkannya tidak
dapat menyaring limbah secara efisien, maka dapat menyebabkan kenaikan kadar
kreatinin dalam darah. Oleh karena itu bagi orang dewasa dengan penyakit ginjal
yang memiliki kadar keratinin darah tinggi, maka dianjurkan untuk melakukan
pencucian darah. Cuci darah atau dialisis dianjurkan bila kadar kreatinin mencapai
10,0 mg/dL. Sedangkan pada bayi dengan penyakit ginjal, dialisis dianjurkan bila
kadar kreatinin mencapai 2,0 mg/dL.
Kreatinin adalah produk limbah kimia yang berada dalam darah, limbah ini
kemudian disaring oleh ginjal dan dibuang ke dalam urin. Kreatinin
merupakan produk sampingan dari kontraksi otot normal, di mana kreatinin terbuat
dari creatine yang merupakan pemasok energi untuk otot.
Perlu diketahui bahwa umumnya, kadar kreatinin dalam darah tetap tidak berubah
dari hari ke hari karena massa otot biasanya tetap sama. Penggunaan obat-obatan
tertentu, makan banyak daging atau latihan otot atau olahraga lainnya dapat
menyebabkan kadar kreatinin tinggi, bahkan pada mereka yang tidak memiliki
penyakit ginjal kronis (CKD). Sedangkan sebaliknya, kadar kreatinin bisa lebih
rendah dari normal pada orang yang sudah lanjut usia, orang yang kekurangan gizi
atau vegetarian.
Kreatinin Klirens (Ccr atau CrCl) untuk mengukur berapa banyak kreatinin yang
dibersihkan oleh tubuh, atau seberapa baik fungsi penyaringan filter. Kreatinin
Klirens adalah kombinasi dari pemeriksaan urin dan darah. Nilai kreatinin klirens
normal untuk pria adalah antara 97-137 mililiter per menit, dan nilai normal pada
wanita adalah 88-128 mililiter per menit.
Kreatinin menjadi indikator baik tidaknya fungsi ginjal, karena organ inilah yang
menjaga agar kreatinin tetap berada pada kadar normal. Peningkatan kadar kreatinin
adalah salah satu penanda terganggunya fungsi ginjal atau terjadinya penyakit ginjal.
Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh
secara konstan tergantung massa otot. Kadar kreatinin berhubungan dengan massa
otot, menggambarkan perubahan kreatinin dan fungsi ginjal. Kadar kreatinin relatif
stabil karena tidak dipengaruhi oleh protein dari diet.
Ekskresi kreatinin dalam urin dapat diukur dengan menggunakan bahan urin yang
dikumpulkan selama 24 jam. The National Kidney Disease Education Program
merekomendasikan penggunaan serum kreatinin untuk mengukur kemampuan
filtrasi glomerulus, digunakan untuk memantau perjalanan penyakit ginjal.
Diagnosis gagal ginjal dapat ditegakkan saat nilai kreatinin serum meningkat di atas
nilai rujukan normal. Pada keadaan gagal ginjal dan uremia, ekskresi kreatinin oleh
glomerulus dan tubulus ginjal menurun. Kadar kreatinin tidak hanya tergantung
pada massa otot, tetapi juga dipengaruhi oleh aktivitas otot, diet, dan status
kesehatan. Penurunan kadar kreatinin terjadi pada keadaan glomerulonefritis,
nekrosis tubuler akut, polycystic kidney disease akibat gangguan fungsi sekresi
kreatinin. Penurunan kadar kreatinin juga dapat terjadi pada gagal jantung kongestif,
syok, dan dehidrasi, pada keadaan tersebut terjadi penurunan perfusi darah ke ginjal
sehingga makin sedikit pula kadar kreatinin yang dapat difiltrasi ginjal.
Kadar kreatinin serum sudah banyak digunakan untuk mengukur fungsi ginjal
melalui pengukuran glomerulus f ltration rate (GFR). Rehbeg menyatakan
peningkatan kadar kreatinin serum antara 1,2–2,5 mg/dL berkorelasi positif terhadap
tingkat kematian pasien yang diteliti selama 96 bulan. Pada beberapa penelitian
mengevaluasi adanya hubungan positif antara penyakit kardiovaskuler dengan
peningkatan kadar kreatinin serum. Pasien dengan nilai kreatinin 1,5 mg/dL atau
memiliki faktor risiko dua kali lebih besar dibandingkan pasien dengan
nilai kreatinin kurang dari 1,5 mg/dL untuk mengalami gangguan kardiovaskuler.17
Kadar kreatinin berada dalam keadaan relatif konstan, sehingga menjadikannya
sebagai penanda f ltrasi ginjal yang baik.
Kadar kreatinin yang dipergunakan dalam persamaan perhitungan memberikan
pengukuran fungsi ginjal yang lebih baik, karena pengukuran klirens kreatinin
memberikan informasi mengenai GFR. Kreatinin merupakan zat yang ideal untuk
mengukur fungsi ginjal karena merupakan produk hasil metabolisme tubuh yang
diproduksi secara konstan, dif ltrasi oleh ginjal, tidak direabsorbsi, dan disekresikan
oleh tubulus proksimal. Kreatinin serum laki-laki lebih tinggi daripada perempuan
karena massa otot yang lebih besar pada laki-laki.
Klirens suatu zat adalah volume plasma yang dibersihkan dari zat tersebut dalam
waktu tertentu. Klirens kreatinin dilaporkan dalam mL/menit dan dapat dikoreksi
dengan luas permukaan tubuh. Klirens kreatinin merupakan pengukuran GFR yang
tidak absolut karena sebagian kecil kreatinin direabsorpsi oleh tubulus ginjal dan
sekitar 10% kreatinin urin disekresikan oleh tubulus. Namun, pengukuran klirens
kreatinin memberikan informasi mengenai perkiraan nilai GFR.

Source : Verdiansah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. Program Pendidikan


Dokter Spesialis Patologi Klinik. Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, Indonesia.
CDK-237/ vol. 43 no. 2.

Anda mungkin juga menyukai