Anda di halaman 1dari 3

ARSITEKTUR ROMANESQUE

Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur Eropa abad pertengahan yang ditandai dengan
semi-circular arches. Tidak ada konsensus untuk tanggal awal dari gaya ini, tapi diperkirakan
sekitar abad ke-8 sampai ke-12 dimana kemudian beralih ke arsitektur Gothic yang ditandai
dengan pointed arches. Menggabungkan fitur bangunan Romawi Kuno dengan Byzantium dan
tradisi setempat, gaya arsitektur Romanesque dikenal dengan bentuknya yang masif, tembok-
tembok tebal, round arches, pilar yang kokoh, groin vaults, menara-menara besar dan arkade
yang dekoratif.

Bangunan Romanesque memiliki bentuk yang tegas, teratur, dan denah simetris. Secara
keseluruhan tampilan bangunan terlihat sederhana jika dibandingkan dengan era Gothik yang
muncul kemudian Contoh bangunan Romanesque dapat diketemukan di seluruh penjuru Eropa
walaupun setiap daerah mungkin memiliki karakter dan material yang berbeda.

Karakteristik Bangunan Romanesque antara lain :

1. Dinding

Dinding bangunan Romanesque umumnya memiliki ketebalan yang masif dengan bukaan yang
relatif kecil. Materialnya berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.

2. Buttresses

Buttresses pada bangunan Romanesque umumnya berprofil persegi datar dan tidak terproyeksi di
luar dinding. Pada bangunan gereja yang memiliki lorong/aisle, barrel vaults atau half-barrel
vaults di sepanjang lorong membantu menopang bagian tengah bangunan.

3. Busur (Arches)

Arch yang digunakan hampir selalu berbentuk setengah lingkaran, dan dipergunakan pada
bukaan (pintu dan jendela), pada vault dan arkade. Di atas pintu yang lebar biasanya terdapat
semi circular arch, terkecuali jika di ambang pintu terdapat lintel dengan ukiran dekoratif.
4. Arkade (Arcade)

Arkdace adalah deretan arch yang ditopang oleh pier atau kolom yang terdapat di interior gereja,
memisahkan bagian nave dari aisle. Arkade juga terdapat di serambi dan atrium.

5. Pier

Pada arsitektur Romanesque, pier sering digunakan untuk mendukung arch. Pier dibuat dari batu,
berbetuk kotak atau persegi panjang. Umumnya memiliki moulding horisontal membentuk
capital pada awal arch. Kadang-kadang pier memiliki poros vertikal yang melekat padanya dan
kadang memiliki moulding horisontal pada bagian base-nya.

6. Kolom

Kolom adalah fitur struktural penting pada arsitektur Romanesque. Collonettes dan shaft
merupakan bagian dari struktur bangunan sekaligus dekorasi. Di sebagian besar wilayah Eropa,
kolom Romanesque berbentuk masif karena mendukung dinding atas yang tebal dengan jendela-
jendela kecil dan kadang kubah yang berat. Di sebagian besar wilayah Eropa, kolom
Romanesque berbentuk masif karena mendukung dinding atas yang tebal dengan jendela-jendela
kecil dan kadang kubah yang berat. Metode konstruksi yang paling umum adalah dengan
membangunnya dari silinder batu yang disebut dengan drum. Bentuk capital-nya banyak
diinspirasi dari gaya Corinthian.

7.Kubah dan Atap

Mayoritas bangunan memakai atap dari kayu dengan penopang sederhana berbentuk tie beam
atau king post. Dalam kasus atap kasau terikat, kadang dilapisi dengan langit-langit kayu. Di
bangunan gereja, biasanya lorongnya memiliki kubah dan atapnya dari kayu. Tipikal kubah
Romanesque bisanya berdenah oktagonal dan menggunakan corner squinch untuk
menerjemahkan bentuk persegi menjadi dasar segi delapan yang cocok.

https://ars2016matana.wixsite.com/website/single-post/2017/09/29/Arsitektur-Romanesque-Gothic-
dan-Baroque

Anda mungkin juga menyukai