Anda di halaman 1dari 4

am

u b
: Put.50398/PP/M.XIIIA/99/2014
Putusan Pengadilan Pajak Nomor
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Jenis
: Gugatan
Pajak

a
R
Masa/Tahun
: 2009 Pajak

si
Pokok
: bahwa
Sengketa
yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Keputusan Tergugat Nomor

ne
ng
KEP-2216/WPJ.07/2012 tanggal 20 Nopember 2012 tentang Pengurangan atau Pembatalan Surat
Tagihan Pajak yang Tidak Benar atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2009;

do
Menurut
: bahwa berdasarkan gu
Tergugat Laporan Pemeriksaan Pajak Nomor LAP-416/WPJ.03/KP.0205/2011 tanggal 22 Juni
2011, dapat diketahui bahwa Penggugat dikenai sanksi administrasi denda Pasal 14 ayat (4) UU KUP
sebesar Rp1.655.679.253,00 yang dituangkan dalam Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa Nomor 00110/107/09/052/11 tanggal 28 Juni 2011 Masa Pajak Januari s.d. Desember

In
A
2009;
Menurut
: bahwa sesuai
Penggugat
Pasal 13 (4) juncto Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-312/PJ./2001 tanggal 23 April
2001 tentang perubahan atas KEP Dirjen Pajak Nomor KEP-522/PJ/2000 tentang dokumen-dokumen
ah

lik
tertentu yang diperlakukan sebagai faktur pajak standar menyatakan bahwa Pemberitahuan Ekspor
Barang (PEB) yang telah dibuat oleh pejabat yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan
dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PEB tersebut
diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar;
am

ub
Menurut
: bahwa terkait
Majelisdengan koreksi sanksi administrasi denda menurut Tergugat, perhitungan koreksi DPP PPN
dan sanksi administrasi denda 2% dari DPP sesuai Pasal 14 ayat (4) UU KUP adalah sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4) UU KUP : Rp82.783.962.651,00


ep
k

Sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4) UU KUP (2% DPP) : Rp 1.655.679.253,00


ah

bahwa berdasarkan Keputusan Tergugat Nomor KEP-2216/WPJ.07/2012 tanggal 20 Nopember 2012,


R
perhitungan koreksi DPP PPN diterima sebagian oleh Tim Peneliti Keberatan dan sanksi administrasi

si
denda 2% dari DPP sesuai Pasal 14 ayat (4) UU KUP menurut Tim Peneliti Keberatan menjadi sebagai
berikut:

ne
ng

Dasar Pengenaan Sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4) UU KUP : Rp46.958.356.700,00


Sanksi administrasi Pasal 14 ayat (4) UU KUP (2% DPP) : Rp 939.167.134,00

do
gu

bahwa menurut Tergugat, koreksi atas sanksi administrasi berupa denda Pasal 14 ayat (4) UU KUP
tersebut didasarkan pada ekualisasi antara PPh badan dan PPN dimana terdapat DPP PPN atas
penyerahan ekspor kepada afiliasi Penggugat yang belum dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak
sebesar Rp82.783.962.651,00 yang tidak dibuatkan faktur pajak (PEB)nya, sehingga menimbulkan
In
A

konsekuensi adanya STP Pasal 14 ayat (4) UU KUP Tahun 2008;

bahwa menurut Tergugat, Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah merupakan dokumen tertentu
ah

yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar sesuai dengan KEP-312/PJ./2001 tanggal 23 April
lik

2001 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-522/PJ/2000 tentang
dokumen-dokumen tertentu yang diperlakukan sebagai Faktur Pajak Standar;
m

ub

bahwa berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, Tentang Perubahan Ketiga Atas
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Penjualan Atas Barang Mewah bahwa PKP wajib membuat Faktur Pajak, ... dst;

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
bahwa menurut Pasal 1 angka 17 UU Nomor 42 Tahun 2009 : Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah

a
Harga Jual, ... yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang;

si
bahwa dalam Pasal 2 ayat (1) UU 17 Nomor 42 Tahun 2009 dinyatakan : dalam hal Harga Jual atau
Penggantian dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka Harga Jual atau Penggantian dihitung atas
dasar harga pasar wajar pada saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak itu

ne
ng
dilakukan;

bahwa menurut Tergugat, berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka harga jual yang terkait dengan
pihak yang memiliki hubungan istimewa, dihitung sesuai dengan harga yang wajar sehingga harga jual

do
gu
tersebut tercermin dalam DPP-nya yang nantinya akan tercantum dalam Faktur Pajak, sehingga apabila
dalam Faktur Pajak (PEB) tersebut tercantum harga jual yang tidak wajar, maka atas selisih nilainya
yaitu sebesar nilai yang tidak dilaporkan dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 14 ayat (1) huruf d karena
tidak dibuatkan Faktur Pajak;

In
A
bahwa menurut Penggugat, dasar penerbitan STP adalah hasil analisa adanya Transfer Pricing, bukan
kesalahan dalam mengisi Faktur Pajak sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN
ah

lik
yang terhadapnya dikenakan sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP;

bahwa dalam setiap PEB akan dilampiri dengan invoice, dimana tercantum harga jual antara pembeli
dan penjual yang atas invoice tersebut dibuat Faktur Pajak sesuai dengan harga jual yang diatur dalam
am

ub
Pasal 1 ayat (18) UU PPN;

bahwa menurut Penggugat tidak terdapat kesalahan dalam pengisian Faktur Pajak sebagaimana
dikmaksud dalam Pasal 13 ayat (5) UU PPN sehingga tidak tepat bila dikenakan sanksi Pasal 14 ayat (4)
ep
k

UU KUP;
ah

bahwa berdasarkan penjelasan Tergugat dan Penggugat dalam persidangan, Majelis menyimpulkan
R
bahwa koreksi Tergugat adalah berasal dari penyesuaian harga jual, karena harga jual yang tercantum

si
dalam PEB menurut Tergugat tidak wajar, sehingga disesuaikan menjadi lebih tinggi untuk transaksi
yang sama, kemudian Tergugat menerbitkan STP berdasarkan Pasal 14 ayat (4) UU KUP;

ne
ng

bahwa Pasal 14 ayat (4) UU KUP mengatur : Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, huruf e, atau huruf f masing-masing, selain wajib
menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari

do
Dasar Pengenaan Pajak;
gu

bahwa menurut Majelis, sanksi administrasi dalam Pasal 14 ayat (4) UU KUP tersebut di atas adalah
terkait dengan Pasal 14 ayat (1) huruf d, huruf e, atau huruf f UU KUP;
In
A

bahwa menurut Tergugat, dasar dikeluarkannya STP tersebut adalah Pasal 14 ayat (1) huruf d UU KUP,
karena Penggugat tidak membuat Faktur Pajak akibat adanya penyesuaian harga jual yang tercantum
dalam PEB;
ah

lik

bahwa menurut Pasal 14 ayat (1) huruf d UU KUP : Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
Tagihan Pajak apabila:
m

ub

a. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
bahwa menurut putusan.mahkamahagung.go.id
Majelis ketentuan dalam Pasal 14 ayat (1) huruf d UU KUP tersebut adalah mengatur
hk
mengenai PKP yang tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu;

a
bahwa terkait dengan” tidak membuat faktur pajak” dan “membuat faktur pajak yang tidak tepat waktu”

si
tersebut , pada saat melakukan pemeriksaan pajak tahun 2009 tidak terdapat koreksi Tergugat
(pemeriksa) yang menyatakan bahwa Penggugat tidak menerbitkan PEB atau menerbitkan PEB tapi
tidak tepat waktu atas penyerahan ekspornya;

ne
ng
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis berpendapat bahwa Penggugat telah menerbitkan
PEB untuk penyerahan ekspor secara tepat waktu;

do
gu
bahwa dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-151/BC/2003 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di bidang Ekspor, kewenangan untuk menetapkan tata cara
pembuatan, perbaikan ataupun pembatalan PEB hanya diberikan kepada Dirjen Bea & Cukai, sebagai
instansi Pemerintah yang berhubungan langsung dengan transaksi ekspor barang, dengan demikian

In
A
apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan PEB, maka hanya Dirjen Bea & Cukai (bukan Dirjen Pajak)
yang berwenang menetapkan suatu sanksi;
ah

lik
bahwa menurut Majelis, tanpa adanya peraturan perpajakan yang mengatur tata cara pembuatan,
perbaikan atau pembatalan PEB, maka Tergugat juga tidak dapat memberlakukan Peraturan Dirjen
Pajak Nomor PER-159/PJ./2006 tentang Saat Pembuatan Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata cara
Penyampaian dan Tata cara Pembetulan Faktur Pajak Standar sebagai acuan untuk pembuatan,
am

ub
perbaikan atau pembatalan PEB. Hal tersebut tidak dapat dilakukan karena prosedur pembuatan PEB,
perbaikan atau pembatalan PEB sangat berbeda dengan prosedur untuk Faktur Pajak Standar;

bahwa terkait dengan adanya ketidakwajaran nilai yang tercantum dalam PEB sebagaimana yang
ep
k

dinyatakan oleh Tergugat, Majelis berpendapat bahwa koreksi Tergugat atas DPP penyerahan ekspor
bersumber dari koreksi harga yang didasarkan pada hasil analisis, Tergugat tidak melakukan koreksi
ah

atas adanya jumlah barang (kwantitas) yang belum dilaporkan oleh Penggugat, karena faktanya semua
R
jumlah yang dilaporkan sebagai ekspor (penyerahan) telah dibuatkan PEB-nya oleh Penggugat;

si
bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya

ne
permohonan gugatan Penggugat, sehingga Sanksi Administrasi berupa Denda Pasal 14 ayat (4) UU
ng

KUP yang dikenakan kepada Penggugat menjadi Rp0,00 (Nihil);

Menimbang
: bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berkesimpulan untuk mengabulkan seluruhnya

do
gu

permohonan gugatan Penggugat;


Mengingat
: Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan
lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;
In
A
ah

lik

Memutuskan
: Menyatakan mengabulkan seluruhnya permohonan gugatan Penggugat terhadap Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor KEP-2216/WPJ.07/2012 tanggal 20 Nopember 2012 tentang Pengurangan atau
m

ub

Pembatalan Surat Tagihan Pajak Yang Tidak Benar Atas Surat Tagihan Pajak Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa Nomor 00110/107/09/052/11 tanggal 28 Juni 2011, atas nama : PT XXX, sehingga
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
jumlah yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut :
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
Pajak harus dibayar/ditagih Rp0,00
hk
kembali ...................................

a
Telah Rp0,00
dibayar ......................................................................

si
Kurang Rp0,00
dibayar ...................................................................

ne
ng
Sanksi administrasi: Denda Pasal 14 ayat (4) UU Rp0,00
KUP .....
Jumlah yang masih harus Rp0,00
dibayar ......................................

do
gu
Demikian diputus di Jakarta pada hari Selasa tanggal 21 Mei 2013 berdasarkan musyawarah Majelis XIII
Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

In
A
Drs. Mariman Sukardi ........................................................ sebagai Hakim Ketua,
Drs. Aman Santosa, MBA................................................... sebagai Hakim Anggota,
M. Zaenal Arifin, SH, M.Kn. ............................................. sebagai Hakim Anggota,
ah

lik
Dra. Ida Farida, M.M. ........................................................ sebagai Panitera Pengganti,

Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Selasa tanggal 11
Februari 2014 dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut :
am

ub
Drs. Mariman Sukardi......................................................... sebagai Hakim Ketua,
Drs. Sukma Alam, Ak. M.Sc. ............................................. sebagai Hakim Anggota,
Djoko Sutrisno, SH., M.M. ................................................ sebagai Hakim Anggota,
ep
k

Dra. Ida Farida, M.M. ........................................................ sebagai Panitera Pengganti,


ah

dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, serta dihadiri oleh Tergugat dan tidak
R
dihadiri oleh Penggugat.

si
ne
ng

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Anda mungkin juga menyukai