Anda di halaman 1dari 38

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani curere yang dibedakan

menjadi kurikulum yang mengandung arti perjalanan satu kali, perjalanan

tanpa berhenti, jalan kehidupan, peredaran waktu. Kata lain dari curere

adalah cursus (bahasa Indonesia) yang berarti hal lari cepat, perlombaan

cepat, arah/tujuan rangkaian pelajaran dan peredaran waktu. 1 Sementara

dalam bahasa Arab, istilah kurikulum diartikan dengan manhaj, yang

berarti jalan terang, yakni jalan terang yang dilalui oleh manusia pada

bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan

terang yang dilalui oleh pendidik/guru dengan peserta didik untuk

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai- nilai.2

Seiring perkembangan teori-teori pendidikan yang ada, pengertian

kurikulum mengalami perkembangan, yakni dari hanya sebatas sejumlah

mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, menjadi lebih luas lagi. Seperti

yang dikemukakan oleh Saylor dan Alexander yang dikutip Nasution,

bahwa definisi kurikulum adalah keseluruhan dari usaha sekolah dalam

dalam mempengaruhi belajar anak baik dalam kelas, tempat bermain

ataupun diluar sekolah.3

1
Hendyat Soetopo dan Wasy Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi.
(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 49
2
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam . (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2005), hal.1
3
S. Nasution, Azas-Azas Kurikulum. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 10

14
15

Berdasarkan dari beberapa uraian tentang pengertian kurikulum di

atas, dapat di pahami bahwa kurikulum merupakan aktifitas dan kegiatan

yang mencakup berbagai rencana yang diprogramkan bagi peserta didik

yang berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, strategi kegiatan belajar

mengajar dibawah bimbingan sekolah di dalam maupun diluar sekolah.

2. Konsep Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum (curriculum development, curriculum

plainning, curriculum design) sebagai tahap lanjutan dari pembinaan,

yakni kegiatan yang mengacu menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam

kegiatan tersebut meliputi penyusunan-penyusunan, pelaksanaan,

penilaian, dan penyempurnaan. Dengan melalui tahap-tahap tersebut akan

dihasilkan kurikulum. 4 Pada kurikulum 2013 ini lebih bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik agar lebih baik dalam

melakukukan observasi, bertanya, bernalar dan berkomunikasi dengan

baik, saat berkomunikasi guru atau dengan peserta didik lainnya.

Konsep kurikulum 2013 menekankan pada aspek kognitif, afektif,

psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio saling


5
melengkapi. Dalam kurikulum ini diharapkan nantinya terjadi

keseimbangan antara sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dari setiap

peserta didik dengan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat di

terima dengan baik.

4
Anin Nurhayati, Inovasi Kurikulum, Telaah Terhadap Perkembangan Kurikulum
Pesantren. (Yogyakarta: Teras, 2010), hal. 10
5
Ibid., hal. 133
16

3. Karakteristik Kurikulum 2013

Setiap kurikulum mempunyai perbedaan yang membedakan dengan

kurikulum yang lainnya. Kurikulum 2013 ini dirancang dengan

karakteristik sebagai berikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap

spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan

kemampuan intelektual dan psikomotorik.

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan

pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan

apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan

masyarakat sebagai sumber belajar.

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta

menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan

berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang

dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing

elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan

proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi

yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya


17

(enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi

horizontal dan vertikal).6

Dari beberapa karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa

kurikulum 2013 ini lebih menekankan terhadap kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang seimbang. Sehingga diharap dapat

menciptakan output pendidikan yang lebih aktif, inovatif, dan produktif.

4. Implementasi Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan

pada tahun ajaran 2013/ 2014. Kurikulum ini adalah pengembangan dari

kurikulum sebelumnya, baik kurikulum berbasis ko mpetensi (KBK)

maupun kurikulum tingkan satuan pendidikan (KTSP). Dalam konteks ini,

“kurikulum 2013 berusaha untuk lebih menanamkan nilai-

12 Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep

dan Penerapannya. Nilai yang tercemin pada sikap dapat dibandingkan

keterampilan yang diperoleh peserta didik melalui pengetahuan di bangku

sekolah”.7

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, Dia

mengatakan bahwa kurikulum 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi

dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan

pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah:

a) Menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu

pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah

7
https://sites.google.com/site/webipssmpdkijakarta/in-the-news/karakteristikdan
ujuankurikulum2013. Akses 4 juli 2017
7
Fadillah, Implementasi Kurikulum 2013…, hal.16
18

mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan

teknologi dan informasi.

b) Siswa lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada

lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun

memiliki kemampuan berfikir kritis.

c) Memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif,

dan efektif.

d) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integratif memberi kesempatan

siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata

pelajaran.

e) Pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Terdapat empat aspek yang menjadi fokus dalam rencana

implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.

a) Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang

menyangkut metodelogi pembelajaran, yang nilainya pada

pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,

46.

b) Kompetensi akademis dimana guru harus menguasai metode

penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.

c) Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak

asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.

d) Kompetensi managerial atau kepemimpinan karena guru sebagai

seorang yang yang akan digugu dan ditiru siswa.


19

Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini.

Kesiapan guru ini akan tampak pada kegiatan guru dalam mendorong

untuk lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan

mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima

materi pembelajaran.8

5. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis,

dan konseptual sebagai berikut.9

a. Landasan Filosofis

Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 1 butir 1 menyatakan bahwa

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara”. Undang-undang ini dirumuskan

dengan berdasarkan pada dasar falsafah negara yaitu Pancasila.

Oleh karena itu, pancasila sebagai falsafah bangsa dan negara

Indonesia menjadi sumber utama dan penentu arah yang akan

dicapai dalam kurikulum. Nilai- nilai yang terkandung dalam

pancasila harus tumbuh dalam diri peserta didik. Kurikulum 2013

8
Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013..., hal. 22-23
9
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), hal. 64
20

dikembangkan dengan membawa amanah harus mampu

menumbuhkan nilai-nilai pancasila dalam jiwa peserta didik.

b. Landasan Yuridis dan Empiris

Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar

proses pendidikan dasar dan menengah menetapkan bahwa

perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), penilaian proses

pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian outentik

(authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses dan

hasil belajar secara utuh. Pelaksanaan pembelajaran juga

melaksanakan program remidial dan program pengayaan.

Implementasi kurikulum akan sesuai dengan harapan apabila guru

mampu menyusun RPP serta melaksanakan dan memahami konsep

penilaian autentik serta melaksanakannya. 10

c. Aspek Konseptual

Aspek ini mencakup relefansi, model kurikulum berbasis

kopetensi, kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses

pembelajaran mencakup aktivitas belajar, output belajar dan

outcome belajar serta cakupan mengenai penilaian. Jika melihat

dari ketiga aspek ini maka kita dapat melihat dan juga menilai

bahwasannya apakah pergantian kurikulum ini telah memang

dirasakan perlu dengan kondisi rill dilingkungan kita masing-

masing disetiap satuan pendidikan.11

10
Ibid., hal. 35
11
Ibid., hal. 37
21

6. Fungsi dan Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

a. Fungsi Pengembangan Kurikulum 2013

Fungsi kurikulum ialah sebagi pedoman bagi guru dalam

melaksanakan tugasnya. Selain itu kurikulum berfungsu sebagai:

1) Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang

tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum.

2) Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman

dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang

dari yang telah digariskan dalam kurikulum.

3) Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan

dan mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah

pengembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku.12

b. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

Mengacu pada penjelasan UU No 20 Tahun 2003, bagian umum

dikatakan, bahwa:

Strategi pembangunan pendidikan nasional dalam undang-


undang ini meliputi: ..., 2. Pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi, ...,

Dan pada penjelasan pasal 35, disebutkan bahwa:

Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan


lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Maka diadakan perubahan kurikulum dengan tujuan untuk

Melanjutkan pembangunan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang

12
Loeloek Endah Porwati dan Sofan A mir, Panduan Memahami Kurikulum 2013..., hal.
35
22

telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada

berbagai aspek lain, terutama dalam implementasi di lapangan. Pada

proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari

tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada

pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan

melalui penilaian proses, portofolio, dan penilaian output secara utuh

dan menyeluruh, sehingga memerlukan penambahan jam pelajaran. 13

7. Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 secara resmi diluncurkan dapa tanggal 15 juli

2013, dan kurikulum 2013 ini sudah dilaksanakan pada tahun

pelajaran 2013/2014 pada sekolah tertentu saja. Perubahan kurikulum,

tentu juga menghadirkan beberapa perbedaan dengan yang lama,

berikut adalah perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP.

Tabel 2.1 Perbedaan kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013

NO KURIKULUM 2013 KTSP


1 SKL (Standar Kompetensi Standar Isi ditentukan terlebih
Kelulusan) ditentukan terlebih dahulu melalui Permendiknas No
dahulu, melalui Permendikbud No 22 Tahun 2006, setelah itu
54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan SKL (Standar
ditentukan Standar Isi, yang Kompetensi Kelulusan) melalui
berbentuk Kerangka Dasar Permendiknas No 23 Tahun 2006
Kurikulum, yang dituangkan dalam
Permendikbud No 67, 68, 69 dan
70 Tahun 2013
2 Aspek kompetensi kelulusan ada Lebih menekankan pada aspek
keseimbangan soft skill dan hard pengetahuan
skill yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
3 Jumlah jam pelajaran per-minggu Jumlah jam pelajaran lebih sedikit

13
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi..., hal. 65-66
23

lebih banyak dan jumlah mata dan jumlah mata pelajaran lebih
pelajaran lebih sedikit dibanding banyak dibanding dengan
KTSP kurikulum 2013
4 Proses pembelajaran setiap tema Standar proses dalam pembelajaran
dilakukan dengan pendekatan terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi,
ilmiyah (saintific approach) yaitu dan Konfirmasi
standar proses dalam pembelajaran
terdiri dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
5 TIK (Teknologi Informasi dan TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) bukan sebagai mata Komunikasi) sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media pelajaran
pembelajaran
6 Standar penilaian menggunakan Penilaiannya lebih dominan pada
penilaian otentik, yaitu aspek pengetahuan
menggunakan menggunakan semua
kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan berdasar proses
dan hasil
7 Pramuka menjadi ekstra kulikuler Pramuka bukan menjadi ekstra
wajib kulikuler wajib
8 BK lebih menekankan, BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa masalah siswa

Perbedaan kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 dalam

pelajaran PAI Secara umum tema pengembangannya adalah

menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan

afektif (sikap spiritual dan sosial). Pencapaian perwujudan tema ini

ditempuh melaluipenguatan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang

dijabarkan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai bagian dari Kurikulum

2013 memiliki peran yang sangat penting berkenaan dengan

pendidikan karakter sebagai tujuannya. Sebagai integrator maka PAI

menghimpun kompetensi pengetahuan, sistem nilai dan kompetensi

ketrampilan yang diaktualisasikan dalam sikap dan watak Islami.


24

Sekalipun diterbitkan oleh Puskurbuk Kemdiknas, isi Kurikulum

PAI 2013 dibuat oleh Kemenag RI berdasarkan Keputusan Menteri

Agama no. 211 tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar

Nasional Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Menilik bentuknya,

perbedaan Kurikulum PAI pada KTSP dan Kur2013 misalnya terdapat

pada pemakaian istilah Kompetensi Inti (KI) untuk menggantikan SK,

tidak dipilah per aspek (Al Quran, Akidah, Akhlak, Fiqh, SKI) artinya

PAI diajarkan sebagai satu kesatuan dan tidak dipilah persemester

tetapi pertahun. Pelaksanaan evaluasi semester diserahkan kepada

sekolah untuk mengaturnya.

Setiap kelas terdiri dari empat KI kemudian dijabarkan dalam

KD. KI 1 merupakan sikap spiritual, KI 2 sikap sosial, KI 3 kognitif

dan KI 4 adalah skil/ketrampilan. KI 1 merupakan pengamalan core

mapel dalam kehidupan sehari- hari. KI 2 diamalkan dalam

hubungannya dengan sesama manusia, KI 3 dan KI 4 sudah jelas. Di

tingkat SD Kurikulum 2013 dilaksanakan secara tematik integratif

yang melibatkan beberapa mapel. Namun demikian tidak semua

materi PAI dapat dilibatkan dalam tematik integratif, maka yang

dilakukan adalah tematik intern, yakni KBM yang mengintegrasikan

antar KD PAI. Pada Kurikulum 2013 ini tugas guru untuk membuat

administrasi mengajar cukup ringan karena silabus dan indikator

sudah disiapkan dari Pusat, jadi guru hanya mengembangkannya

dalam RPP.
25

B. Kajian Tentang Kurikulum 2013 Revisi

1. Desain Pembelajaran Menurut Kurikulum 2013 Revisi

Kurikulum Nasional merupakan sebuah wacana yang sempat

bergulir pada saat Kurikulum 2013 mengalami proses revisi dan

perubahan. Hal ini dikarenakan untuk pertama kalinya penerapan

Kurikulum 2013 ini banyak hal dan Faktor yang bisa dikatakan

menjadi permasalahan sehingga Kurikulum ini tidak serentak

dilaksanakan di seluruh Indonesia. Hanya Beberapa sekolah yang

ditunjuk langsung dan menjadi percobaan penerapan kurikulum ini.

Proses revisi Kurikulum 2013 (K-13) sebenarnya telah

dilakukan sejak bulan Januari 2015 hingga akhir bulan Oktober 2015.

Revisi kurikulum 2013 (K-13) dan konsekuensi perubahannya

dilakukan berdasarkan berbagai masukan dari publik, para ahli dan

para pegiat serta pemerhati pendidikan sehingga ada perbaikan pada

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) baik format

maupun isinya.

Perbaikan Kurikulum 2013 ini dengan diawali adanya Diklat

Kurikulum yang dilaksanakan menjelang berakhirnya semester genap

tahun pelajaran 2015/2016 kemarin; di mana dalam pelaksanaannya

peserta pelatihan ini dipilih dari guru-guru Kemendikbud yang dalam

pelaksanaan UKG (Uji Kompetensi Guru) memperoleh hasil yang

memuaskan. Sedangkan untuk guru-guru madrasah yang berada di

bawah naungan Kemenag, sampai saat ini belum ada kebijakan yang

diterbitkan terkait dengan Kurikulum 2013 revisi ini. Jadi dapat


26

dikatakan bahwa bagi madrasah yang telah ditunjuk dan atau memilih

untuk memakai Kurikulum 2013, masih mengacu dan berpedoman

pada kebijakan lama.

Beberapa point penting Perubahan Kurikulum 2013 revisi tahun

2017 diantaranya adalah :

1. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum

nasional, melainkan tetap memakai nama Kurikulum 2013

Edisi revisi yang berlaku secara Nasional.

2. Penilaian sikap Kompetensi Inti (KI 1 & KI 2) sudah

ditiadakan di setiap mata pelajaran kecuali mapel agama

dan PPKn; namun demikian Kompetensi

Inti tetap dicantumkan dalam penulisan RPP.

3. Jika ada 2 nilai praktek dalam 1 KD (Kompetensi Dasar),

maka yang diambil adalah nilai yang tertinggi.

Penghitungan nilai ketrampilan dalam 1 KD dijumlahkan

(praktek, produk, portofolio) dan diambil nilai rata-rata.

untuk pengetahuan, bobot penilaian harian dan penilaian

akhir semester itu sama.

4. Pendekatan scientific 5M bukanlah satu-satunya metode

saat mengajar dan apabila digunakan maka susunannya

tidak harus berurutan.

5. Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya 3 kolom

yaitu KD, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran


27

6. Perubahan terminologi Ulangan Harian menjadi Penilaian

Harian, UAS menjadi Penilaian Akhir Semester untuk

semester ganjil dan Penilaian Akhir Tahun untuk seme ster

genap. Sedangkan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS)

sudah tidak ada lagi dan langsung ke Penilaian Akhir

Semester atau Penilaian Akhir Tahun.

7. Dalam RPP, tidak perlu disebutkan nama metode

pembelajaran yang digunakan dan materi dibuat dalam

bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian (jika ada).

8. Skala penilaian menjadi 1-100. Penilaian sikap diberikan

dalam bentuk predikat dan deskripsi.

9. Remedial diberikan untuk yang memperoleh hasil / nilai

kurang, namun sebelumnya siswa harus diberikan

pembelajaran ulang. Nilai Remedial adalah nilai yang

dicantumkan dalam hasil.14

10. Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5

karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong,

dan integritas.

11. Mengintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau

diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking,

Communicative, dan Collaborative).

12. Mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill).

14
http://www.alfalahtalun.co m/2016/07/tentang-kurikulu m-nasional diakses pada 1
Desember 2017
28

Revisi K13 Tahun 2017 tidak terlalu signifikan, namun

perubahan di fokuskan untuk meningkatkan hubungan atau

keterkaitan antara kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD).

Sedangkan dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) K13 revisi 2017, yang dibuat harus muncul empat macam hal

yaitu; PPK, Literasi, 4C, dan HOTS sehingga perlu kreatifitas guru

dalam meramunya.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diterapkan didalam

pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu:

religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Gerakan

PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam, memperluas, dan

sekaligus menyelaraskan berbagai program dan kegiatan pendidikan

karakter yang sudah dilaksanakan sampai sekarang. Pemaduan

kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar sekolah

(masyarakat/komunitas); Pemaduan kegiatan intrakurikuler,

kokurikuler, dan ekstrakurikuler; Pelibatan secara serempak warga

sekolah, keluarga, dan masyarakat. Perdalaman dan perluasan dapat

berupa Penambahan dan pengintensifan kegiatan-kegiatan yang

berorientasi pada pengembangan karakter siswa, Penambahan dan

penajaman kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar

siswa di sekolah atau luar sekolah, Penyelerasan dapat berupa

penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen Berbasis Sekolah, dan

fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan Gerakan PPK.


29

Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah

adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu

secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat,

menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh

untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang

warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Literasi

lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup

keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan

dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Literasi dapat

dijabarkan menjadi sebagai berikut:15

a. Literasi Dini (Early Literacy),

b. Literasi Dasar (Basic Literacy),

c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy),

d. Literasi Media (Media Literacy),

e. Literasi Teknologi (Technology Literacy),

f. Literasi Visual (Visual Literacy).

Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C

(Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem

Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang sesungguhnya

ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi

pembentukan 4C. Beberapa pakar menjelaskan pentingnya

penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad

15
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar-Kementrian Pendid ikan dan Kebudayaan Pedoman
Penyusunan RPP Kurikulum 2013 Revisi Tahun 2017 , (Jakarta).
30

21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis.

Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis

softskill yang pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat

ketimbang sekadar pengusaan hardskill. Higher Order of Thinking

Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,

metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan

berpikir tingkat tinggi.16

Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai

metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk

memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu

ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir

dalam menspesifikasi aspek-aspek dari sebuah konteks tertentu;

evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan

berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi merupakan kemampuan

berpikir dalam membangun gagasan atau ide-ide.

Mengenai Tujuan dan fungsi Kurikulum secara spesifik

mengacu pada Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Dalam undang- undang sisdiknas ini sisebutkan

bahwa fungsi kurikulum ialah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara tujuanya, yaitu untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

16
Ibid
31

Mengenai tujuan Kurikulum 2013, secara khusus dapat penulis

uraikan sebagai berikut.

1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbankan

hard skill dan soft skill melalui kemampuan sikap,

ketrampilan, dan pengetahuan dalam rangka menghadapi

tantangan global yang terus berkembang.

2. Membentuk dan meningkatkan sumberdaya manusia yang

produktif, kreatif, dan inovatif ssebagai modal

pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

3. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi

dan menyiapkan adminstrasi mengajar, sebab pemerintah

telah menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku

teks yang digunakan dalam pembelajaran

4. Meningkatkan peran peserta pemerintah pusat dan daerah

serta warga masyarakat secara seimbang dalam menentukan

dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum

di tingkat satuan pendidikan.

5. Meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan

penndidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Sebab sekolah diberikan keleluasaan untuk

mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi

satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi

daerah.17

17
Mulyasa, Pengembangan, hal. 24
32

2. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi

Implementasi kurikulum adalah upaya pelaksanaan atau

penerapan kurikulum yang telah ada. Dalama implementasi

kurikulum, dituntut upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam

pelaksanaanya, permasalahan besar akan terjadi apabila yang

dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah

dirancang.18

Implementasi kurikulum 2013 Revisi dapat didefinisikan

sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum

(kurikulum potensial) suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta

didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil

interaksi dengan lingkungan.

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa implementassi

kurikulum adalah operasionalisi konsep kurikulum yang masih

bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan

pembelajaran. Implementassi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh

tiga faktor berikut,

a. Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup ide

baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di

lapangan.

b. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam

implementasi.

18
Imas Kurniasih ...hal. 5.
33

c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru terhadap

kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan

kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.19

Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi

kurikulum 2013 Revisi dapat didefinisikan sebagai suatu proses

penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum

potensial) suatu aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik

menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi

dengan lingkungan. Secara garis besar, implementasi kurikulum

mencakup tiga kekuatan pokok, yaitu pengembangan progra m,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi.

a. Pengembangan
Pengembangan kurikulum mencakup pengembangan

program tahunan, program semester, program modul

(pokok bahasan), program mingguan dan harian, program

pengayaan dan remedial, serta program bimbingan

konseling.

b. Pelaksanaan pembelajaran
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga

hal, yaitu pre tes, pembentukan kompetensi dan post tes.

c. Evaluasi hasil belajar

19
E.Mulyasa, Implementasi Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta:PT. Bu mi
Aksara, 2008), hl. 178
34

Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan dengan penilaian

kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan, dan

sertifikasi, serta penilaian program.20

3. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 Revisi

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh

Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah. Evaluasi adalah penaksiran/penilaian terhadap

pertumbuhan dan kemajuan murid- murid kearah tujuan-tujuan atau


21
nilai- nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum). Penilaian

pembelajaran memiliki tujuan untuk: a) Mengetahui tingkat

penguasaan kompetensi; b) Menetapkan ketuntasan penguasaan

kompetensi; c) Menetapkan program perbaikan atau pengayaan

berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi. d) Memperbaiki proses


22
pembelajaran.

Adapun Prinsip-prinsip Evaluasi/Penilaian Kurikulum 2013

revisi adalah sebagai berikut:23

1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

20
Ibid..,180
21
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung:
Remaja Rosdakarya.1994), hal.3
22
Amirono & Daryanto, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013, (Gava
Media), hal 45.
23
Direktur Pemb inaan Sekolah Dasar-Kementrian Pendid ikan dan Kebudayaan,
Panduaan Penilaian untuk Sekolah Dasar (SD) , (Jakarta), hal. 8
35

2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan

kriteria yang jelas dan tidak dipengaruhi subjektivitas

penilai.

3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan

peserta didikkarena berkebutuhan khusus serta perbedaan

latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status

sosial ekonomi, dan gender.

4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah

satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan

pembelajaran.

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan

dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak

yang berkepentingan.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh

pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan

menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk

memantau perkembangan kemampuan peserta

didik.

7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan

bertahap dengan mengikuti langkah- langkah baku.

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran

pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan,

baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.


36

Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek

sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan, sedangkan lingkup

penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan mencakup aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan. 24 Dalam teknik penilaiannya,

kurikulum 2013 revisi lebih menunjukkan pada penilaian pembinaan

sikap. Teknik-teknik dalam penilaian kurikulum ini sebagai berikut :

1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap

perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran yang

meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap memiliki

karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan

keterampilan sehingga teknik penilaian yang digunakan juga

berbeda. Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan

diamati adalah menerima, menjalankan, dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya. Sikap Sosial Kompetensi

sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku

antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,

guru, dan tetangga, dan negara.Penilaian sikap terdiri atas

penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian utama

diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di

dalam jurnal harian. Penilaian penunjang diperoleh dari

penilaian diri dan penilaian antarteman, hasilnya dapat

24
Ibid, hal. 9
37

dijadikan sebagai alat konfimasi dari hasil penilaian sikap

oleh pendidik. Teknik penilaian yang digunakan adalah

observasi melalui wawancara, catatan anekdot (anecdotal

record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record)

sebagai unsur penilaian utama.

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan

cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup

dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam

berbagai tingkatan proses berpikir. Prosedur penilaian

pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan,

pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian,

pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil

penilaian.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan

teknik penilain kinerja, penilaian proyek, dan portofolio.

Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentang

skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.

Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan merupakan

proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran

peserta didik yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam


25
bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah. Lingkup

25
Direktur Pembinaan Sekolah Dasar, hal. 21
38

penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan

aspek keterampilan. Penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dilakukan oleh pendidik. Penilaian aspek sikap oleh

pendidik dilakukan untuk memperoleh informasi

deskriptif mengenai perilaku peserta didik, dan pengadministrasian

pelaporan kepada pihak terkait dilakukan oleh satuan pendidikan.

Penilaian aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dilakukan oleh

satuan pendidikan.

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam

bentuk penilaian akhir semester, penilaian akhir tahun, dan ujian

sekolah.26

1. Penilaian Akhir Semester

Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah kegiatan yang

dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik di akhir semester gasal. Cakupan penilaian meliputi

seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada

semester tersebut. Hasil penilaian akhir semester selanjutnya

diolah dan dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar

peserta didik. Hasil penilaian ini dapat dimanfaatkan antara

lain untuk pengisian rapor.

2. Penilaian Akhir Tahun

26
Ibid, hal. 26
39

Penilaian Akhir Tahun (PAT) adalah kegiatan yang

dilakukan di akhir semester genap untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester

genap. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan KD pada semester genap. Hasil penilaian

akhir tahun selanjutnya diolah dan dianalisis untuk

mengetahui ketuntasan belajar peserta didik. Hasil penilaian

ini dapat dimanfaatkan antara lainuntuk pengisian rapor.

3. Ujian Sekolah

Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai

pengakuan terhadap prestasi belajar dan penyelesaian dari

satuan pendidikan.

Sejalan dengan hal itu, dalam kurikulum 2013 ini harus

ditekankan pada keterkaitan, keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

pengalaman belajar. Dalam penyusunan langkah- langkah

pembelajaran harus memuat unsur sebagai berikut : 27


28
1) Dintegrasi:

a. 4C (kemampuan berkomunikasi, kemampuan

erinteraksi, kemampuan berpikir/lebih luas dari HOTS:

27
Ibid, hal 21
28
Pedoman Penyusunan RPP Kurikulum 2013 Revisi PDF.
40

- Critical Thinking (Berpikir Kritik): proses

konseptualisasi, menerapkan, menganalisis, dan

mengevaluasi melalui proses berpikir deduktif dan

induktif.

- Creativity (Kreativitas): kemampuan

mengembangkan solusi, ide, konsep, teori, prosedur,

produk. Inovasi adalah bentuk kreativitas.

- Collaboration (Kerjasama): kemampuan kerjasama

dalam kelompok baik tatap muka atau melalui

komunikasi dunia maya untuk memecahkan masalah,

menyelesaikan konflik, membuat keputusan, dan

negosiasi untuk mencapai tujuan tertentu.

- Communication (Berkomunikasi): kemampuan

mengemukakan pikiranatau pandangan dan hasil lain

dalam bentuk lisan, tulisan, menggunakan IT, dan

kemampuan mendengar, kemampuan memahami

pesan.

b. HOTS (kemampuan berpikir), kemampuan berpikir

kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif

yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

c. Literasi antara lain pengembangan budaya membaca dan

menulis yang dirancang untuk mengembangkan

kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan

berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan dan lain-lain.


41

d. Karakter

2) Pembelajaran dirancang: interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik

3) Dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

C. Kajian Tentang Mata Pelajaran PAI

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Didalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegasan bahwa isi

kuriulum setiap jenis, alur, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara

lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasanya dinyatakan bahwa

pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Mahaesan sesuai dengan agama yang di

anut oleh peserta didikyang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan

untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat

agama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 29

Dalam konssep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus

di aktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehingga menghasilkan prestasi

rohani yang disebut takwa. Amal saleh menyangkut keserasian dan

keselarasan hubungan menusia dengan Allah dan hubungan manusia

dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi. Di dalam GBPP PAI

29
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,(Bandung: PT REMAJA ROSDAKA RYA,
2012), hal. 76.
42

di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha

sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati,

dan mengamalkan agama Islam melalui bimbingan, pengjaran, dan latihan

dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.

Pendidikan Agama Islam dapat didefinisikan sebagai usaha sadar

dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak

mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dai sumber utamanya kitab

suci Al-Qur’an dan Al- Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antarumat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.30

Secara umum pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran

yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama

Islam. Ajaran-ajaran tersebut terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits serta

melalui proses ijtihad para ulama’ mengembangkan pendid ikan Agama

Islam pada tingkat yang rinci. Jadi, pendidikan Agama Islam adalah usaha

yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan

ajaran Agama Islam.

30
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam , (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hal. 11
43

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang

definisi pendidikan Agama Islam, maka penulis mengambil beberapa

definisi, antara lain:

a. Di dalam GBPP SD dan MI mata pelajaran pendidikan Agama

Islam kurikulum 1994, dinyatakan bahwa yang dimaksud

dengan pendidikan Agama Islam adalah: Usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran atau latihan dengan memperhatikan

tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat

untuk mewujudkan persatuan nasional.31

b. Tayar Yusuf, mengartikan pendidikan Agama Islam sebagai

usahasadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman,

pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi

muda kelak menjadi manusia bertaqwa kepada Allah SWT.

Sedangkan menurut A.Tafsir Pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan yang diberikan seseorang agar ia berkembang secara

maksimal sesuai dengan ajaran Islam32

Dari bebrapa pengertian di atas, bahwa pendidikan agam Islam

yang harus dilakukan umat Islam adalah pendidikan yang mengarahkan

manusia kearah akhlak yang mulia dengan memberikan kesempatan

31
Muhaimin, d kk, Strategi Belajar Mengajar, Penerannya dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama (Surabaya: Citra Media, 1996), hal.1
32
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal.130
44

keterbukaan terhadap pengaruh dari luar dan perkembangan dari dalam

diri manusia yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT.

Menurut Zuhairini, bahan atau materi pembelajaran pendidikan

Agama Islam. Sebagaimana diketahui ajaran pokok Islam meliputi:

a. Masalah keimanan (Aqidah) adalah bersifat I’tikad batin,

mengajarkan keEsaan Allah.

b. Masalah keislaman (Syari’ah) adalah hubungan dengan alam

lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum

Tuhan, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan

dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan bangsa.

c. Masalah ihsan (Akhlak) adalah suatu amalan yang bersifat

pelengkap penyempurnaan bagi kedua diatas dan mengajarkan

tata cara pergaulan hidup manusia

Tiga inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun

iman, rukun Islam dan akhlak. Dari ketiga hal tersebut lahirlah beberapa

keilmuan agama yaitu: ilmu tauhid, ilmu fiqh dan ilmu akhlaq. Tiga

kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembatasan rukun

Islam dan materi pendidikan agama Islam yaitu: al- Qur’an dan Hadits,

serta ditambah dengan sejarah Islam (tarikh) sehingga secara berurutan:

(1) ilmu tauhid atau ketuhanan, (2) ilmu fiqih, (3) al- Qur’an, (4) hadits,

(5) akhlaq, (6) tarikh.33

33
Zuhairin i, d kk, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: saha Nasional, 1981),
h.60-61
45

Ruang lingkup pembahasan Pembelajaran PAI tergantung kepada

jenis lembaga pendidikan yang bersangkutan, tingkatan kelas, tujuan

kemampuan anak-anak sebagai konsumennya. Sementara itu secara

empirik dalam pelaksanaan pendidikan Agama masih dirasakan terjadinya

kesenjangan antara peran dan harapan yang ingin di capai dengan

terbatasnya alokasi waktu yang disediakan. Untuk sekolah-sekolah agama

tentunya pembahasannya lebih luas, mendalam dan terperinci dari pada

sekolahan umum.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Membincangkan tujuan pendidikan dalam Islam, sesungguhnya

tidak bisa terlepas dari diskusi tentang tujuan hidup manusia. Sebab,

tujuan pendidikan yang paling ideal seharusnya bermuara pada

pembentukan manusia yang ideal. Sementara sosok manusia yang ideal

tentulah manusia yang tujuan hidupnya telah selaras dengan tujuan

penciptaannya.

Tujuan pendidikan Islam dimaksudkan adalah tujuan pertama-tama

yang hendak dicapai dalam proses pendidikan itu. Tujuan itu merupaka

tujuan antara dalam mencapai tujuan akhir yang lebih jauh. Tujuan antara

itu menyangkut perubahan yang diinginkan dalam proses pendidikan

Islam, baik berkenaan dengan pribadi anak didik, masyarakat maupun

lingkungan tempat hidupnya. Tujuan antara itu perlu jelas, sehingga

pendidikan Islam dapat diukur keberhasilannya tahap demi tahap.

Secara umum pendidikan agama islam bertujuan untuk

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman


46

peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim

yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara (GBPP PAI,

1994).34

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim

yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan

yang lebih tinggi.35

Meskipun demikian, pada hakikatnya tujuan pendidikan Islam tidak

lepas dari tujuan hidup seorang muslim. Pendidikan Islam itu sendiri

hanyalah suatu sarana untuk mencapai tujuan hidup Muslim agar pada

nantinya seorang muslim dapat menjadi seorang muslim yang kaffah, dan

tujuan terbut di atas bukanlah tujuan akhir. Tujuan hidup Muslim

sebagaimana difirmankan Allah Swt.:

ِ ‫اْلِ َّن واإلنْس إِال لِي عب ُد‬


‫ون‬ ُْ َ َ َ ْ ‫ت‬ ُ ‫َوَما َخلَْق‬
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya

mereka menyembah-Ku (QS. Al-Dzariyat: 56)

Tujuan hidup Muslim sebagaimana dijelaskan ayat-ayat al-Qur’an

di atas, juga menjadi tujuan akhir pendidikan Islam. Yakni untuk

34
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012), hal. 78
35
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam , (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hal. 16
47

menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang bertaqwa dan mengabdi

kepada-Nya. Sebagi hamba Allah yang bertaqwa, maka segala sesuatu

yang diperoleh dalam proses pendidikan Islam itu tidak lain termasuk

dalam bagian perwujudan pengabdian kepada Allah Swt.

Pada jenjang Pendidikan Dasar, kemampuan-kemampuan dasar

yang diharapkan dari lulusanya yaitu :

a. Siswa mampu membaca Al-Quran, memahami, dan menghayati

ayat-ayat pilihan dengan indikator- indikatornya.

b. Siswa berbudi pekerti luhur/berakhlak mulia dengan

indikatorindikatornya c. Siswa memiliki pemahaman yang luas

dan mendalam terhadap fiqih Islam dengan indikator-

indikatornya.

c. Siswa terbiasa melaksanakan ibadah dalam kehidupan sehari-

hari dengan indikator- indikatornya.

d. Siswa memahami dan mampu mengambil manfaat tarikh Islam

beserta indikator- indikatornya.

Agar kemampuan-kemampuan kelulusan yang dharapkan itu bisa

tercapai, maka tugas guru pendidikan agama islam adalah berusaha secara

sadar untuk membimbing, mengajar dan melatih siswa.

3. Perencanaan Pembelajaran PAI

Pada hakikatnya, perencanaan (planning) adalah aktivitas

pengambilan keputusan mengenai sasaran (objectives) apa yang akan


48

dicapai. Tindakan apa yang akan diambil dalam rangka pencapaian tujuan

atau sasaran dan siapa yang akan melaksanakan tugas-tugasnya.36

Roger A. Kauffman menjelaskan bahwa, perencanaan adalah

proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan

jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan

seefektif mungkin. Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa pada

dasarnya perencanaan merupakan suatu kegiatan yang sistematis mengenai

apa yang akan dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah- langkah,

metode- metode, pelaksanaan (tenaga) yang dibutuhkan untuk

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan.37

Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai

proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,

penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu

alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan proses pembelajaran meliputi

silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat

identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi

waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil

belajar, dan sumber belajar. Seorang guru yang baik haruslah mampu

mempersiapkan pembelajaran dan merencanakan suatu kegiatan

pembelajaran dengan baik, agar hasil pembelajaran yang telah

36
Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki
Press, Anggota IKAPI), 2010, h. 99.
37
Ibid, hal. 7
49

dilaksanakan dapat terus menunjukkan grafik peningkatan menjadi lebih

baik lagi.38

D. Tinjauan Tentang Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan judul skripsi ini adalah:

1. Ari Agung Saputro “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata

Pelajaran PAI Di SMK 1 Islam Durenan Trenggalek” skripsi ini

membahas tentang penerapa Kurikulum 2013 pada pelajaran PAI.

Dalam pembahasannya, peneliti memaparkan langkah- langkah

pembelajaran PAI, Evaluasi, dan Implementasi kurikulum dalam

pembelajaran PAI.

2. Farid Hasyim (UIN Malang) “Kurikulum K13 Pendidikan Agama

Islam: Implementasi dan Pengembangannya”. skripsi ini membahas

tentang bagaimana implementasi dan pengembangan serta peranan

atau hubungan antara pembelajaran PAI.

3. Endah Novita Kristini, “Penerapan Kurikulum K-13 Dalam

Pembelajaran PAI Di Kelas V Mim Taskombang Manisrenggo

Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.” Skripsi ini membahas tentang

penerapa Kurikulum 2013 pada pelajaran PAI kelas V. Dalam

pembahasannya, peneliti memaparkan langkah- langkah

pembelajaran PAI dan Implementasi kurikulum dalam pembelajaran

PAI.

38
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru),(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 17
50

Tabel 2.2 Kajian Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan Judul Perbedaan


Persamaan
Penelitian
Ari Agung Saputro 1. Penelitian tentang 1. Subyek penelitian
Pembelajaran PAI Mata pelajaran PAI
Implementasi Kurikulum dan Implementasi tingkat SMK.
2013 Pada Mata Pelajaran Kurikulum. 2. Penelitian
Pai Di SMK 1 Islam Durenan 2. Jenis penelitian kurikulum 2013
Trenggalek (2015). Kualitatif. tahun 2015.
3. Pengumpulan data sedangkan peneliti
melalui sekarang meneliti
wawancara, kurikulum 2013
observasi, dan Revisi tahun 2017.
dokumentasi. 3. Lokasi penelitian
di SMK 1 Islam
Durenan
Trenggalek.
4. Fokus penelitian
pada Hambatan
implementasi
Kurikulum.
5. Penelitian pada
tahun 2015
Endah Novita Kristini, 1. Penelitian 1. Lokasi penelitian
Pembelajaran PAI Mim Taskombang
Penerapan Kurikulum K-13 dan K-13 Manisrenggo
Dalam Pembelajaran PAI Di 2. Fokus penelitian Klaten.
Kelas V Mim Taskombang mengetahui 2. Penelitian
Manisrenggo Klaten Tahun penerapan, langkah kurikulum 2013
Ajaran 2013/2014. penerapan dan tahun 2014.
evaluasi kurikulum sedangkan peneliti
2013. sekarang meneliti
3. Jenis penelitian kurikulum 2013
Kualitatif. Revisi tahun 2017.
4. Pengumpulan data 3. Penelitian pada
melalui tahun 2013
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi.
Futiqa Zen 1. Jenis penelitian 1. Lokasi penelitian
Kualitatif. di SMKN
Implementasi Kurikulum 2. Pengumpulan data Tulungagung
2013 dan hambatan yang di melalui (2014).
alami oleh guru Matematika wawancara, 2. Objek penelitan
di SMKN Tulungagung observasi, dan hambatan guru
(2014). dokumentasi. mata pelajaran
5. Fokus penelitian Matematika.
mengetahui 3. Penelitian
penerapan kurikulum 2013
kurikulum 2013. tahun 2014.
sedangkan peneliti
51

sekarang meneliti
kurikulum 2013
Revisi tahun 2017.
4. Penelitian pada
tahun 2014.

Farid Hasyim (UIN Malang) 1. Penelitian 1. Penelitian


Pembelajaran PAI Kepustakaan.
Kurikulum K13 pendidikan dan Implementasi 2. Penelitian pada
agama Islam: Implementasi Kurikulum. tahun 2013.
dan Pengembangannya 3. Tujuan yang
dicapai berbeda
yaitu
pengembangan
kurikulum 2103.

Berdasarkan dari kajian pustaka di atas, dapat penulis simpulkan

perbedaan skripsi yang penulis susun dengan sekripsi sebelumnya terletak

pada tentang wacana fenomena, fokus penelitian, serta subjek penelitian yang

saat ini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Sehingga penelitian ini

memenuhi unsur kebaruan dan layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai