Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA DENGAN IUD (INTRA UTERI DEVICE)

A. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan
(Sulistyawati, 2013). Menurut UU No 52 tahun 2009, keluarga berencana
(KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (UUD RI, 2009).

2. Tujuan
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).

3. Ruang Lingkup Program KB


Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
 Keluarga berencana
 Kesehatan reproduksi remaja
 Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
 Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
 Keserasian kebijakan kependudukan
 Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
 Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

1
B. Kontrasepsi
1. Pengertian
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen (Wiknjosastro,
2007). Yang bersifat permanen pada wanita disebut dengan tubektomi
sedangkan pada pria disebut vasektomi (Prawirohardjo, 2009).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini
dapat bersifat sementara maupun permanen, dan upaya ini dapat dilakukan
dengan menggunakan cara, alat, atau obat-obatan (Proverawati dkk, 2010)

2. Syarat Kontrasepsi
Menurut Mochtar (2011) Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi
yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Tidak ada efek samping yang merugikan
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak mengganggu hubungan suami istri
e. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama
pemakaiannya
f. Cara penggunaannya sederhana
g. Harga murah supaya bisa dijangkau masyarakat luas
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri

3. Macam-macam Kontrasepsi
Menurut Hartanto (2004), macam-macam kontrasepsi antara lain :
1) Kontrasepsi Metode Sederhana
a. Tanpa Alat
 KB alamiah terdiri dari pantang berkala, metode kalender, metode
usuhu basal, metode lendir cerviks.
 Coitus Interuptus
b. Dengan Alat
 Mekanisme (barier) terdiri dari kondom pria

2
2) Kontrasepsi Metode Modern
a. Kontrasepsi hormonal
 Per-oral : Pil oral kombinasi
 Suntikan atau injeksi KB : Depropovera setiap 3 bulan, Nongest
setiap 10 minggu, dan Cyclofem setiap bulan.
 Sub Kutis ( Implant ) atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
yang meliputi implant dan norplant.
b. IUD (Intra Uteri Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) : Copper T, Medusa, Seven Copper T.
c. Metode Kontrasepsi Mantap
 Pada wanita : Metode Operatif Wanita (MOW) atau Tubektomi
 Pada Pria : Metode Operatif Pria (MOP) atau
Vasektomi.

C. IUD (Intra Uteri Device)


1) Pengertian
IUD (Intra Uteri Device) adalah bahan inest inthetik (dengan atau
tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas dengan berbagai bentuk
yang dipasang ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontrasepsi
(saifuddin, 2006)
IUD (Intra Uteri Device) adalah alat yang terbuat dari benang sutra
tebal yang dimasukkan ke dalam rahim untuk menghindari kehamilan
(Manuaba, 2008)

2) Jenis-Jenis IUD
a) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada
bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan
kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilitas (anti
pembuahan) yang cukup baik.

3
b) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang
mempunyai luas permukaan 200mm2, fungsinya sama seperti
halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
c) Multi Load
AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari
ujung atas ke bawah 3,6cm. Batangnya diberi gulungan kawat
tembaga dengan luas permukaan 250mm2 atau 375mm2 untuk
menambah efektifitaas. Ada 3 (tiga) ukuran multi load, yaitu
standart, small (kecil), dan mini.
d) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti
spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol,
dipasang benang pada ekornya. Keuntungan lain dari spiral jenis
ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau
penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

3) Cara Kerja IUD


Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD menurut Proverawati (2010),
adalah sebagai berikut :
a. Menghambat kemampuan sperma masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
Walapun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi.
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

4
4) Indikasi IUD
a. Ingin menjarangkan kehamilan (Spacing). Akseptor sudah
mempunyai anak dan ingin menjarangkan kehamilan.
b. Sudah cukup jumlah anaknya dan takut atau menolak cara
kontrasepsi mantap.
c. Tidak cocok menggunakan kontrasepsi hormonal (mengidap
penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati). Kontrasepsi hormonal
dapat mempengaruhi penykit yang diderita.
d. Dianjurkan pada wanita berumur 35tahundimana kontraksepsi
hormonal kurang menguntungkan karena akan terjadi
ketidakseimbangan jjormon disamping akan terjadi masa
menopouse

5) Kontraindikasi IUD
a. Sedang hamil
b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
c. Sedang mengidap penyakit radang panggul atau pasca
keguguran septik.
d. Penyakit trofoblas yang ganas
e. Kelainan rahim, misalnya rahim kecil endometrosis, polip
endometrium.
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita
PRP (Penyakit Radang Panggul) atau abostus aseptik.
g. Kelainan bawaan uterus atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri.
h. Diketahui menderita TBC pelvic

6) Persyaratan Pemasangan IUD


a. Mendapatkan persetujuan dari akseptor (informed concent)
termasuk persetujuan dari suami karna suami dapat memberikan
dukungan bavi akseptor.

5
b. Ibu dalam masa sedang haid, post partum, post abortus. Pada masa
ini OUE akseptor masih membuka sehingga pemasangan IUD
dapat dengan mudah.
c. Pemeriksaan sondage uterus tidak boleh kurang dari 5cm. Akseptor
yang diameter uterusnya kurang dari 5cm tidak dapat dipasang
IUD dikarenakan bisa terjadi ekspulsi.

7) Keuntungan dan kerugian IUD


a. Keuntunga IUD
1. IUD sangat efektif tinggi
2. AKDR dapat efektif setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CUT-380A
dan tidak perlu diganti
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5. Tidak ada efek samping hormonal
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
7. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
8. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

b. Kerugian IUD
1. Perubahan siklus haid ( umumnya pada bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
3. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering berganti pasangan
4. Klien tidak dapat melepas IUD sendiri
5. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasanagn dan biasanya menghilabg dalam 1-2hari
6. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan
IMS memakai IUD

6
7. Perempuan harus memeriksa posisi benang dari waktu ke
waktu
8. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering
terjadi apabila AKDR dipasang sesudah melahirkan).

8) Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan lanjutan untuk akseptor KB IUD menurut Manuaba
(2008), yaitu :
 1 minggu : setelah insersi untuk mengetahui keluhan setelah
pemasangan.
 2 minggu
a. Untuk mengetahui posisi IUD apakah keluar atau tidak
b. Untuk mengetahui efek samping atau komplikasi
 3 bulan
a. Untuk mengetahui benang IUD ada atau tidak
b. Untuk mengetahui efek samping atau komplikasi
 6 bulan
a. Untuk mengetahui benang IUD ada atau tidak
b. Untuk mengetahui efek samping atau komplikasi
 12 bulan
a. Untuk mengetahui adakah efek samping atau komplikasi
b. Untuk dilakukan pemeriksaan Pap Smear

7
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, I.B.G. 2007. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

Efriyani, Rama. 2011. Rama Efriyani KTI KB. Diakses pada tanggal 13
September 2018 pukul 17.56 WIB di http://simtakp.uui.ac.id

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Martini,Eni. 2009. Kontrasepsi. Jakarta : Gagas Media

Anda mungkin juga menyukai