Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KERJA ULANG DAN KOMPLESI

SCALE

Oleh :

Aprizelyani Tares (1601107)

Nik Alpa Rinando (1601157)

Rixy Revy Tanod (1601007

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERMINYAKAN KONSENTRASI


TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

BALIKPAPAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang


Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah
kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang
telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki.
Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat
yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis
ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin
sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih
terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan
penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga
mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas
makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang
dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.

Balikpapan, 10 Oktober 2019

Tim penulis

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1
1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………...1
1.2. RUMUSAN MASALAH………………………………………..2
1.3. TUJUAN…………………………………………………………2
1.4. FLOW CHART………………………………………………….2
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………3
2.1. PENGERTIAN SCALE…………………………………………3
2.2. MEKANISME PEMBENTUKAN SCALE……………………..4
2.2.1.SCALE CALCIUM SULFITE (CaCO3)4…………………4
2.2.2.SCALE CALCIUM SULFITE (CaSO4)…………………..5
2.2.3.SCALE BARIUM SULFITE (BASO3)……………………6
2.3. PENYEBAB DARI SCALE……………………………………..9
2.4. PENANGGULANGAN SCALE………………………………...9
2.4.1.PENCENGAHAN SCALE DENGAN SCALE
INHIBITOR.……………………………………………….9
BAB 3 PENUTUPAN…………………………………………………………..13
3.1.KESIMPULAN……………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam proses produksi terdapat beberapa problem – problem dapat


mengganggu aliran produksi, sehingga hasil yang kita dapatkan akan
berkurang/sedikit. Problem-problem produksi harus segera di atasi agar tidak
merugikan dan merusak peralatan – peralatan produksi. Problem – problem
diantaranya ada yang berasal dari formasi itu sendiri dan berasal dari mekanis
(peralatan – peralatan).

Dalam Proses produksi juga kita mengenal air formasi dimana air formasi ini
terdapat di dalam formasi yang ketika kita produksikan air formasi ini dapat ikut
terproduksikan bersamaan dengan minyak dan gas. Air formasi ini umumnya
mengandung kandungan garam dan asam. Terutama NaCl, sehingga air formasi
akan bersifat asam atau bahkan asam sekali. Air formasi biasanya disebut dengan
oil field water atau connate water atau intertial water.

Salah satu problem yang berasal dari air formasi adalah scale. Scale adalah
suatu problema yang umum dijumpai pada operasi lapangan migas. Scale adalah
problema produksi yang berhubungan dengan air formasi, karena perubahan
tekanan ,suhu dan pH sehingga membentuk endapan atau padatan baik direservoir
ataupun sepanjang pipa alir produksi minyak dan gas bumi baik di bawah atau di
permukaan. Demikian pula jika terjadi dua pencampuran dari dua jenis air yang
incompatible (berlainan sifat) sehingga batas kelarutan senyawa yang ada dalam
campuran air formasi tersebut terlampaui maka akan terbentuk endapan scale.

Dalam proses produksi perlu dilakukan penanggulangan terhadap adanya scale


ini karena scale ini akan mengahambat laju produksi sehingga proses produksi
tidak berjalan lancar dan maksimal. Perlu dilakukan workover atau kerja ulang
untuk menanggulangi problem scale ini agar scale dapat diatasi dengan segera dan
laju air produksi dapat berjalan secara maksimal kembali.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan scale ?
2. Bagaimana proses terbentuknya scale ?
3. Apa pengaruh scale terhadap laju produksi ?
4. Bagaimana cara mengatasi scale ?
1.3. Tujuan
1. Agar pembaca dapat memahami apa itu scale
2. Pembaca dapat mengetahui bagaimana proses terbentuknya scale
3. Pembaca mengetahui pengaruh-pengaruh scale terhadap laju produksi
4. Pembaca dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi jika terjadi scale
1.4. Flow Chart

Pengertian Scale

Proses terbentuknya
Scale

Pengaruh adanya Scale


terhadap laju produksi

Cara Menanggulangi
Scale

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1.Pengertian Scale

Problema yang umum sering ada dalam Industri Perminyakan pada saat
produksi minyak dan gas adalah masalah “scale”. Scale merupakan suatu endapan
mineral yang terdefosit dan biasanya terbentuk dari air garam. Endapan tersebut
terbentuk karena adanya perubahan tekanan, suhu dan pH sehingga keseimbangan
ion-ion melebihi kelarutannya dan membentuk endapan di reservoir, formasi
produktif, sepanjang pipa alir produksi minyak dan gas bumi baik di atas
permukaan maupun dibawah permukaan. Demikian pula jika terjadi dua
pencampuran dari dua jenis air formasi yang incompatible sehingga batas
kelarutan senyawa yang ada dalam campuran air formasi tersebut terlampaui
maka akan terbentuk endapan scale. Macam – macam scale yang terjadi
tergantung pada komposisi air formasi (kandungan ion dalam air formasi). Dari
hasil analisa air formasi dapat diperoleh besaran atau kadar tiap – tiap ion
penyusun air formasi, sehingga dengan beberapa metode perhitungan dapat
dihitung kecenderungan air membentuk scale yang dapat dilakukan dengan
beberapa metoda antara lain : Scaling Index (SI) oleh Stiff dan Davis. (Sumber:
Lestari, MG Sri Wahyuni.2007) Adanya scale atau padatan di dalam reservoir
dapat menurunkan permeabilitas batuan sehingga menurunkan produksi minyak.
Jika scale menempel pada pipa alir akan menyebabkan kerusakan pipa selain
menghambat laju produksi minyak dan gas bumi. Identifikasi kemungkinan
terbentuknya scale sangat perlu dilakukan. (Sumber: Lestari, MG Sri
Wahyuni.2007). Dengan mengetahui jenis scale dan cara pencegahan dan
penanggulangan scale dari beberapa lapangan migas dapat digunakan sebagai data
base untuk menangani masalah scale di lapangan minyak dan gas yang lain.
Keberhasilan penanggulangan scale adalah dengan cara membandingkan laju
produksi sebelum dilakukannya treatment dengan laju produksi setelah treatment.
Apabila laju produksi setelah treatment mengalami kenaikkan maka berarti
penanggulangan scale berhasil. (Sumber: Lestari, MG Sri Wahyuni.2007).

3
2. 2.Mekanisme Pembentukan Scale

Scale merupakan permasalahan yang tidak bisa dihindarkan dan harus di


tangani secara serius dan bisa berkelanjutan. Adanya endapan scale dikarenakan
air formasi yang mengandung ion-ion pembentuk scale, serta pengaruh tekanan,
suhu dan pH. Didalam air formasi terlarut sejumlah ion antara lain kation ( Na+ ,
Ca2+, Ba2+, Sr2+ dan Fe3+) dan anion ( Cl- , HCO3- , SO4- dan CO3 2- ).
Kation dan anion yang terlarut di dalam air bila bergabung akan membentuk suatu
senyawa atau komponen. Pada suatu kondisi tertentu, yaitu bila konsentrasi dari
komponen atau senyawa tersebut telah melampaui kelarutan komponen tersebut,
maka komponen tersebut tidak lagi larut tetapi terpisah dari pelarutnya dan
mengendap sebagai padatan. (Sumber: Lestari, MG Sri Wahyuni.2007). Biasanya
scale secara kimiawi diklasifikasikan sebagai tipe karbonat dan sulfate. Endapan
mineral yang biasa terjadi antara lain adalah CaSO4 17 (gypsum), BaSO4
(Barium Sulfat) dan CaCO3 (Calcium Carbonate). Pembentukan scale akan
bertambah dan menjadi lebih keras apabila contact time semakin lama. Turbulensi
juga akan meningkatkan kecenderungan terbentuknya scale. Faktor lain yang
mempengaruhi pembentukkan scale antara lain yaitu, tekanan, suhu, salinitas.
Jumlah CO2 yang terlarut sebanding dengan tekanan partial CO2. Bila tekanan
partial CO2 makin besar maka pH semakin kecil dan kelarutan CaCO3 bertambah
besar sehingga kecenderungan pembentukan scale semakin kecil. Pada suhu yang
semakin besar maka kelarutan CaCO3 akan berkurang. (Sumber: Lestari, MG Sri
Wahyuni.2007)

2.2.1. Scale Calcium Carbonat (CaCO3)

Scale calcium carbonate merupakan suatu endapan yang terbentuk


dari hasil reaksi antara ion Calcium (Ca) dengan Carbonate (CO3 = )
ataupun dengan Bicarbonate (HCO3 - ).

Ca++ + CO3 ˭ Ca CO3

Ca++ + 2(HCO3 ‾) CaCO3 + CO2 + H2 O

4
A. Pengaruh Ph
Jumlah CO2 yang ada dalam air mempengauhi kelarutan dari
kalsium karbonat. Namun, kenyataannya tidak menyebabkan
keasaman atau alkalinitas pada air. Dengan pH yang tinggi akan lebih
mungkin terjadinya pengendapan (Sumber: Patton,1995).
B. Pengaruh Tekanan
Peningkatan tekanan meningkatkan tekanan parsial CO2 dan
meningkatkan kelarutan CaCO3 dalam air. Maka peningkatan tekanan
juga meningkatkan kelarutan dari kalsium karbonat tersebut.
Penurunan tekanan merupakan penyebab utama terdeposisinya scale
calcium carbonate dalam sistem produksi.
C. Pengaruh Temperatur
Kelarutan kalsium karbonat akan semakin berkurang dengan
bertambahnya temperatur, sehingga semakin besar temperatur air
maka tingkat kecenderungan terbentuknya scale CaCO3 akan semakin
besar. Pengaruh tersebut dapat terjadi karena kenaikan temperatur air
akan menyebabkan adanya penguapan sehingga jumlah dalam air akan
berkurang.

Gambar 2.1. Pengaruh Kelarutan Kalsium Karbonat terhadap Temperatur

2.2.2. Scale Calcium Sulfate (CaSO4)

Scale calcium sulfate terbentuk dari hasil pengendapan padatan


berdasarkan pada persamaan reaksi sebagai berikut :

Ca++ + SO4˭ CaSO4

5
Faktor atau kondisi yang berpengaruh dalam pembentukkan kalsium
sulfat antara lain perubahan kondisi reservoir serta kandungan garam yang
terlarut dalam air.

A. Pengaruh Ph
pH memiliki sedikit pengaruh dan hampir tidak memiliki efek
terhadap kelarutan dari CaSO4.
B. Pengaruh Tekanan
Kadar kelarutan kalsium sulfat dalam air akan bertambah dengan
adanya kenaikan tekanan. Hal ini akan terjadi karena kenaikkan
tekanan akan menyebabkan ukuran molekul kalsium sulfat akan
semakin kecil.
C. Pengaruh Temperatur
Pengaruh tekanan dalam kelarutan dari kalsium sulfat akan
meningkat dengan adanya pengaruh temperatur dari reservoir.

Gambar 2.2. Pengaruh Tekanan dan Temperatur terhadap Kelarutan CaSO4

2.2.3. Scale Barium Sulfate (BaSO4)

Scale Barium Sulfate merupakan jenis scale yang memiliki kadar


kelarutan yang kecil, sehingga tidak mudah untuk larut. Barium sulfat
merupakan pengendapan padatan dari reaksi sebagai berikut :

Ba++ + SO4 ˭ BaSO4

6
A. Pengaruh pH
pH memiliki sedikit pengaruh dan hampir tidak memiliki efek
terhadap kelarutan dari BaSO4
B. Pengaruh Tekanan
Penurunan tekanan merupakan salah satu penyebab utama dalam
terdeposisinya scale barium sulfat di sistem produksi. Menurunnya
kelarutan karena penurunan tekanan di 21 choke dan valve dapat
menyebabkan turbulensi dalam air yang membantu untuk mengatasi
efek supersaturasi dan memulainya pengendapan. Peningkatan
tekanan meningkatkan kelarutan dari BaSO4.

Gambar 2.3. Pengaruh Tekanan dan Temperatur dalam kelarutan Barium Sulfat
dalam Air

C. Pengaruh Temperatur
Kelarutan barium sulfat meningkat dengan temperatur sampai
dengan 212ºF [100ºC]. Kelarutan dalam distilasi air meningkat dari
2,3 mg/L pada 77ºF [25ºC] sampai 3,9 mg/L pada 203ºF [95ºC].
Presentase peningkatannya lumayan besar, namun BaSO4 masih tidak
dapat dilarutkan walaupun dengan temperatur yang tinggi. Diatas
temperatur 212ºF [100ºC] kelarutannya meningkat di dalam air
dengan nilai TDS yang kurang dari 50.000 ppm. Kelarutan dalam

7
salinitas air yang tinggi 22 menunjukkan kelarutan yang normal
biasanya dan dengan meningkatnya temperatur. Karena kelarutan
meningkat pada temperatur diatas normal, biasanya BaSO4
menunjukkan tidak adanya problem scale di dalam sumur pada sumur
injeksi jika tidak terdapat pengendapan di kondisi permukaan.
Biasanya problem ini sering terdapat di sumur produksi atau sumur
penyedia air. Gambar 2.4 Kelarutan Barium Sulfat.

Gambar 2.4.Kelarutan Barium Sulfat dalam larutan NaCl

Gambar 2.6. Pengaruh Temperatur dan Salinitas Terhadap Kelarutan Barium Sulfat

8
2. 3.Penyebab Dari Adanya Scale

Dalam proses produksi scale adalah problem yang merugikan. Terdapat


beberapa kerugian yang disebabkan oleh scale antara lain:

a. Kerusakan formasi batuan disekitar lubang bor (kehilangan tekanan /


potensi formasi)
b. Penurunan produksi
c. Kerusakan alat – alat produksi
d. Meningkatnya biaya produksi

2. 4.Penanggulangan Scale
Istilah scale dipergunakan secara luas untuk deposit keras yang terbentuk
pada peralatan yang kontak atau berada dalam air. Dalam operasi produksi
minyak bumi sering ditemui mineral scale seperti CaSO4, FeCO3, CaCO3, dan
MgSO4. Senyawa-senyawa ini dapat larut dalam air. Scale CaCO3 paling sering
ditemui pada operasi produksi minyak bumi. Akibat dari pembentukan scale pada
operasi produksi minyak bumi adalah berkurangnya produktivitas sumur akibat
tersumbatnya penorasi, pompa, valve, dan fitting serta aliran.
Penyebab terbentuknya deposit scale adalah terdapatnya senyawa – senyawa
tersebut dalam air dengan jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan
kesetimbangan. Faktor utama yang berpengaruh besar pada kelarutan senyawa –
senyawa pembentuk scale ini adalah kondisi fisik (tekanan, temperatur,
konsentrasi ion – ion lain dan gas terlarut).
2.4.1. Pencegahan Scale dengan Scale Inhibitor

Scale inllibitor adalah bahan kimia yang menghentikan atau


mencegah terbentuknya scale bila ditambahkan pada konsentrasi yang
kecil pada air. Penggunaan bahwa kimia ini sangat menarik, karena dengan
dosis yang sangat rendah dapat mencukupi untuk mencegah scale dalam
periode waktu yang lama. Mekanisme kerja scale inhibitor ada dua, yaitu:

1. Scale inhibitor dapat teradsorpsi pada permukaan kristal scale pada


saat mulai terbentuk. Inhibitor merupakan kristal yang besar yang

9
dapat menutupi kristal yang kecil dan menghalangi pertumbuhan
selanjutnya.
2. Dalam banyak hal bahan kimia dapat dengan mudah mencegah
menempelnya suatu partikel-partikel pada permukaan padatan.
A. Tipe Scale Inhibitor

Kelompok scale inhibitor antara lain: inorganik poliphospat, Inhibitor


organik, Phosponat, ester phospat, dan polimer. Inorganik poliphospat
adalah padatan inorganik non-kristalin. Senyawa ini jarang digunakan
dalam operasi perminyakan. Kerugiannya adalah merupakan padatan dan
bahan kimia ini ymudah terdegradasi dengan cepat pada pH rendah atau
pada temperatur-tinggi. Inhibitor organik biasanya dikemas sebagai cairan
konsentrat dan tidak dapat dipisahkan sebagai bahan kimia stabil. Ester
phospat merupakan scale inhibitor yang sangat efektif tetapi pada
temperatur diatas 175°C dapat menyebabkan proses hidrolisa dalam waktu
singkat.

Phosponat merupakan scale inhibitor yang baik untuk penggunaan


pada temperature diatas 3500F. Sedangkan polimer seperti akrilat dapat
digunakan pada temperatur diatas 350°C.

B. Pemilihan Scale Inhibitor


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis inhibitor
untuk mendapatkan efektifitas kerja inhibitor yang baik adalah sebagai
berikut: Jenis scale, dengan diketahuinya komposisi scale, dapat dilakukan
pemilihan scale inhibitor yang tepat. Kekerasan scale, Temperatur, secara
umum, inhibitor berkurang keefektifannya apabila Temperature meningkat.
Setiap inhibitor mempunyai batas maksimum temperatur operas agar dapat
berfungsi dengan baik. pH, kebanyakan scale inhibitor konvensional tidak
efektif pada pH rendah. Kesesuaian bahan kimia, scale inhibitor yang
digunakan harus sesuai dengan bahan kimia lain yang juga digunakan
untuk kepentingan operasi seperti corrosion inhibitor. Beberapa scale
inhibitor ada yang bereaksi dengan kalsium, magnesium atau barium
membentuk scale pada konsentrasi yang tinggi. Padatan terlarut, semakin

10
banyak padatan terlarut maka semakin tinggi konsentrasi inhibitor yang
digunakan. Kesesuaian dengan kondisi air, kandungan ion ion kalsium,
barium, dan magnesium yang ada dalam air akan menyebabkan terjadinya
reaksi dengan beberapa jenis inhibitor sehingga menimbulkan masalah
baru yaitu terbentuknya endapan. Sehingga jenis inhibitor harus dipilih
sesesuai mungkin. lklim, setiap inhibitor mempunyai titik lebur tertentu
dan cara menginjeksikan ke dalam sistem, sehingga untuk menghindari
terjadinya pembekuan ataupun perubahan komposisi dari inhibitor.
C. Beberapa Jenis Scale Inhibitor
A. Hidrokarbon
Hidrokarbon diperlukan sebagai pelarut hidrokarbon digunakan
untuk menghilangkan minyak, parafin, atau asphaltic materials
yang menutupi scale yang terbentuk, karena apabila digunaka asam
sebagai penghilang scale makaasam ini tidak akan bereaksi dengan
scale yang tertutupi oleh minyak (oil coated scale), oleh sebab itu
minyak harus dihilangkan terlebih dahulu dari scale dengan
menggunakan hidrokarbon.
B. Asam klorida
Asam klorida adalah bahan yang banya digunakan untuk
membersihkan scale yang telah terbentuk. Bahan ini dapat
digunakan pada berbagai kondisi. Asam klorida digunakan dengan
konsentrasi 5%, 10%, atau 15% Hcl. Reaksi yang terjadi: CaCO3 +
2 HCI H2O + CO2 + CaCl2 Corrotion inhibitor harus ditambahkan
dalam Hcl untuk menghindari efek keasaman pada pipa yang dapat
menyebabkan korosi.
C. Inorganic Converters
Inorganic converters biasanya merupakan suatu karbonat atau
hidroksida yang akan bereaksi dengan kalsium sulfat dan
membentuk acid soluble calcium carbonate. Kemudian diikuti
dengan penambahan asam klorida untuk melarutkan karbonat atau
kalsium hidroksida yang terbentuk.
CaSO4 + (NH4)2CO3 (NH4)2S04 + CaCO3

11
CaCO3 + 2 Hcl H2O + CO2 + CaCl2
CO2 yang terbentuk dari reaksi dengan asam ini akan membantu
mengeluarkan secara mekanis scale yang mungkin tersisa.
Inorganic converters sebaiknya tidak digunakan pada scale yang
keras.
D. Organic Converters
Organic converters seperti natrium sitrat, potassium asetat
sering digunakan. Reaktan ini akan bereaksi dengan scale kalsium
sulfat, sehingga scale akan menjadi lebih lunak dan mudah
dibersihkan dengan melewatkan air.
E. Natrium Hidroksida
Larutan 10% natrium hidroksida dapat melarutkan hingga
12,5% berat dari scale kalsium karbonat

12
BAB III

PENUTUP

3. 1. Kesimpulan

Scale merupakan suatu endapan mineral yang terdefosit dan biasanya


terbentuk dari air garam. Endapan tersebut terbentuk karena adanya perubahan
tekanan, suhu dan pH sehingga keseimbangan ion-ion melebihi kelarutannya dan
membentuk endapan di reservoir,

Pencegahan Scale dapat dengan Scale Inhibitor, Scale inllibitor adalah bahan
kimia yang menghentikan atau mencegah terbentuknya scale bila ditambahkan
pada konsentrasi yang kecil pada air.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Lestari, S. Wahyuni.2007. Problema Scale di Lapangan Migas.Jakarta:


Universitas Trisakti.

2. Halimatuddahliana. 2003. Pencegahan Korosi dan Scale pada Proses Produksi


Minyak Bumi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

14

Anda mungkin juga menyukai