Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PAPER FINAL

SISTEM POLITIK INDONESIA

“PRIODE PEMERINTAHAN JOKO WIDODO 2014-2018”

Oleh:

Azkya Tandi Abeng

(30800118093)

FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang
dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Hingga saat ini Indonesia telah memiliki tujuh orang presiden, sejak Presiden Ir. Soekarno,
hingga Presiden yang baru terpilih dalam Pemilihan Presiden 2014, Ir. H. Joko Widodo.1
Setiap kepemimpinan Presiden Indonesia memiliki ciri khas dan pencapaian
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan Presiden Joko Widodo,
mantan Walikota Solodan juga mantan Gubernur DKI Jakarta ini dianggap memiliki
karakter dan leadership yang menonjol sebagai pribadi yang tulus, mampu
menyelesaikan masalah, good communicator, hebat dalam perencanaan, organisasi,
danpengambilan keputusan.
Selain itu, Presiden Joko Widodo telah melakukan berbagai terobosan nyata yang
bertujuan untuk menyejahterakan rakyat melalui kebijakan-kebijakan yang diambilnya
ketika memimpin Kota Solodan Provinsi DKI Jakarta. Dia dianggap sebagai seorang
pemimpin yang peduli, tegas, dan mengayomi.2
Joko Widodo atau lebih dikenal dengan nama Jokowi adalah sosok pemimpin
yang sederhana, baik itu dalam hal berpenampilan, bersikap maupun berbicara yang
tercermin dalam kesehariannya sejak jauh-jauh hari sebelum dirinya menjadi pejabat
publik. Bahkan masyarakat Kota Solo mengenal Jokowi sebagai Walikota yang tulus
mengabdi, bekerja demi kesejahteraan rakyat sehingga Jokowi banyak menuai
prestasi saat ia menjabat sebagai Walikota Solodan Gubernur DKI Jakarta.3
Visi – misi – program aksi Ir. H. Joko Widodo – Drs. H. M. Jusuf Kalla pemilu Presiden
dan Wakil Presiden Tahun 2014:
“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN
BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG”4

1
Dudih Sutrisman. ” Persepsi Politik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Kepemimpinan Presiden Joko
Widodo”. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu, perpustakaan.upi.edu. 2015.
2
Ibid.,
3
Ibid.,
4
Diakses dari https://www.kpu.go.id/koleksigambar/Visi_Misi_JOKOWI-JK.pdf, pada tanggal 28 Mei 2019 pukul 22.21.
Upaya untuk mewujudkan visi terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian berlandaskan Gotong-Royong itu akan ditempuh melalui misi sebagai
berikut:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan
Negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jatidiri sebagai
Negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukan prioritas dirumuskan sembilan agenda aksi dalam pemerintahan


kedepan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

1. Kami akan menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Kami akan membuat pemerintah selalu hadi dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Kami akan memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya.
7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Kami akan memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kapabilitas system politik pada priode pemerintahan Joko Widodo 2014-
2018?
2. Bagaimana integritas system politik pada priode pemerintahan Joko Widodo 2014-
2018?
3. Bagaimana kontuinitas nilai dari ideology, HAM, kebebasan berpendapat,
pembangunan, dll pada priode pemerintahan Joko Widodo 2014-2018?
4. Bagaimana gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada priode
pemerintahannya 2014-2018?
5. Bagaimana partisipasi massa, veteran militer pada priode pemerintahan Joko
Widodo 2014-2018?
6. Bagaimana stabilitas system politik pada priode pemerintahan Joko Widodo 2014-
2018?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kapabilitas system politik pada priode pemerintahan Joko
Widodo 2014-2018.
2. Untuk mengetahui integritas system politik pada priode pemerintahan Joko Widodo
2014-2018 baik secara vertical maupun horizontal.
3. Untuk mengetahui kontuinitas nilai dari ideology, HAM, kebebasan berpendapat,
pembangunan, dll pada priode pemerintahan Joko Widodo 2014-2018.
4. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada priode
pemerintahannya 2014-2018.
5. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi massa dan veteran militer pada priode
pemerintahan Joko Widodo 2014-2018.
6. Untuk mengetahui Bagaimana stabilitas system politik pada priode pemerintahan
Joko Widodo 2014-2018.

5
Ibid.,
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAPABILITAS
Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang dapat memanfaatkan kekayaan alamnya
sendiri dengan sebesar-besarnya untuk kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakatnya. Betapa banyak negara yang kurang atau memiliki kekayaan hanya dalam
bidang tertentu sahaja tetapi mampu menjadi negara kaya bahkan menjadi negara maju
(modern) disegani oleh dunia. Indonesia memiliki segala-galanya (everything) dalam SDA
dan SDM, tetapi Indonesia masih dalam dunia kelas tiga atau negara berkembang jika
dibandingkan usia Indonesia yang sudah enam puluh tahun lebih sejak zaman kemerdekaan
dahulu tetapi fasilitas-fasilitas publik yang di perlukan masyarakat kurang memadai.
Berbeda dengan negara-negara yang memiliki kecepatan pembangunan dirantau Asia
seperti China dan India, menjadikan mereka raksasa ekonomi Asia akibat dari pertumbuhan
ekonominya yang pesat. Kelengkapan kekayaan Indonesia berupa SDM dan SDA sungguh
luar biasa dapat menjadi misi untuk percepatan pembangunan ekonomi masyarakat dan
infrastruktur.6
Sumber Daya Alam (SDA) dan lingkungan merupakan hal vital bagi sebuah negara.
Tidak hanya keberadaan SDA dan lingkungan tersebut, tapi juga bagaimana pengelolaan
SDA digunakan untuk kemaslahatan negara dan orang didalamnya. Bicara mengenai
pengelolaan SDA dan lingkungan, pemanfaatan dan pengelolaan SDA Indonesia di era
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) mengalami banyak perubahan dan
kemajuan. Dulu, SDA hanya dianggap sebagai komoditas belaka. Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan pemanfaatan dan pengelolaan
SDA kini menjadi modal untuk pembangunan bangsa. Kebutuhan dalam negeri kini lebih
diutamakan ketimbang untuk diekspor. Sehingga, masyarakat mendapatkan manfaat atas
SDA yang dimiliki.7
Di Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
Indonesia menerapkan hilirisasi agar pengolahan itu bisa dilakukan di dalam negeri. UU
tersebut juga mensyaratkan bahwa pengelolaan mineral tidak boleh dilakukan hanya dengan

6
Hansen Rusliani, S.Th.I, M.Sh.Ec. “Muamalah Negara Terhadap Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia Menuju
Negara Maju: Studi Kritis Terhadap Kebijakan Pemerintah”. Jurnal Syari’ah. Vol. II, No. II, Oktober 2014. Hal 66-67.
7
Aditya Harlan. ” Kemajuan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Era Presiden Jokowi”. Diakses dari
https://www.indonesiana.id/read/131435/kemajuan-pengelolaan-sda-dan-lingkungan-era-presiden-jokowi, pada tanggal
28 Mei 2019 pukul 22.41.
mengekspor bahan mentah saja. Tapi harus diolah di dalam negeri sehingga dapat
memberikan nilai tambah ekonomi bagi negara dan pengelolaan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat setempat. Hilirisasi mineral akan membawa bangsa Indonesia
menjadi negara industri yang akan menjadikan SDA sebagai modal pembangunan dan juga
akan mengubah Indonesia dari negara konsumtif menjadi negara produktif.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Dito Ganinduto mengatakan pengelolaan SDA Energi dan
Tambang pada era pemerintahan Jokowi dan JK semakin mengokohkan Peran Nasional.
Pemerintah memberikan pengelolaan ladang gas raksasa Blok Mahakam, kepada BUMN PT
Pertamina (Persero) mulai 2018 menggantikan kontraktor asing, Total Indonesie dan Inpex
Corporation. Produksi gas dan minyak Pertamina meningkat pasca pengalihan Blok
Mahakam. Selain Mahakam, pemerintah juga memberikan sejumlah blok migas strategis
lainnya ke Pertamina.8
Selain itu, penggunaan gas bumi di dalam negeri kini makin meningkat dan sebaliknya
ekspor gas alam cair (LNG) makin menurun untuk selanjutnya diproritaskan ke dalam
negeri. Produksi LNG dari Kilang Bontang, Kaltim dan Tangguh, Papua yang sebelumnya
diekspor, kini diprioritaskan ke dalam negeri. Di sektor tambang, pemerintahan Jokowi
mampu memaksa raksasa tambang asal AS yakni PT Freeport untuk memberikan bagian
lebih besar ke Negara.
Di bidang lingkungan, capaian akses Perhutanan Sosial melesat pesat di bawah
kepemimpinan Jokowi. Adanya Program Perhutanan Sosial yang memungkinkan 35 tahun
bagi petani untuk mengelola lahannya dengan tenang. Menurut data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, selama kurun waktu tujuh tahun (2007-2014), hanya
0.46 juta ha lahan yang dikelola masyarakat. Angka ini meningkat 450 persen dalam waktu
4 tahun (2015-2018). Lebih dari 267.000 keluarga telah merasakan manfaat program ini.
Sementara itu, Ketua Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad mengatakan data ini jelas
menunjukkan keberhasilan dari konsep Program Perhutanan Sosial yang digagas oleh
pemerintahan Jokowi.9
Di lain pihak, Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Riza
Damanik memuji pemerintahan Jokowi yang concern memaksimalkan kekayaan alam laut
dan sangat peduli dengan nasib para nelayan. “Pondasi empat tahun terakhir cukup kuat

8
Ibid.,
9
Ibid.,
untuk Indonesia menjadi pemain utama perikanan dunia dan terus terpenuhinya konsumsi
domestik karena sumber pangan laut yang abadi,” sebut Riza.
Deretan fakta dan data kemajuan pengelolaan SDA dan Lingkungan ini, adalah bukti
pada era pemerintahan Jokowi telah terjadi peningkatan porsi pengelolaan energi di dalam
negeri, bertambahnya kemandirian pengelolaan oleh badan usaha nasional, dan
meningkatnya nilai tambah pengelolaan industri energi dan pertambangan di dalam negeri.
Secara keseluruhan kemajuan pengelolaan SDA & lingkungan era Presiden Jokowi
mengalami peningkatan yang signifikan.10
Adapun kualitas sumber daya manusia Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari naiknya
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2015 dan 2016. Bahkan dalam RAPBN 2018,
pemerintah menargetkan bahwa IPM akan mencapai 71,5.
IPM Indonesia pada 2016 meningkat menjadi 70,18 dari skala 0-100. Capaian ini naik
dibanding tahun sebelumnya serta membuat pembangunan manusia Indonesia kini berada
dalam kategori tinggi. Pembangunan manusia menurut BPS terdiri dari 4 kriteria, yakni
IPM=>80 kategori sangat tinggi, IPM 70-79 kategori tinggi. Serta IPM 60-79 kategori
sedang, dan IPM.
Meningkatnya seluruh dimensi pembentukan IPM membuat pembangunan manusia
Indonesia masuk kategori. Indicator kesehatan membaik di mana angka harapan hidup saat
lahir pada 2016 naik menjadi 70,9 tahun dari posisi 2014, yakni 70,59 tahun. Indicator
pendidikan, rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah juga naik masing-masing
menjadi 7,59 tahun dan 12,72 tahun dari sebelumnya 7,73 tahun dan 12,39 tahun. Demikian
pula indicator hidup layak masyarakat juga membaik. Ini terlihat dari meningkatnya
pengeluaran per kapita menjadi RP 10,42 juta rupiah dari sebelumnya RP 9,9 juta rupiah per
tahun pada 2014.11

10
Ibid.,
11
“3 Tahun Jokowi-JK, Indeks Pembangunan Manusia Masuk Kategori Tinggi”. Diakses dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/17/3-tahun-jokowi-jk-indeks-pembangunan-manusia-masuk-
kategori-tinggi, pada tanggal 28 Mei 2019 pukul 23.20.
Dalam laporan capaian 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK, agenda reformasi hukum
difokuskan pada upaya pemulihan kepercayaan public terhadap keadilan dan kepastian
hukum. Hal itu dilakukan melalui beberapa langkah kebijakan antara lain: (1) penataan
regulasi berkualitas; (2) pembenahan kelembagaan penegakan hukum professional; (3)
pembangunan budaya hukum kuat. Langkah-langkah kebijakan tersebut selanjutnya
diwujudkan dalam beberapa program kerja nyata meliputi: pelayanan public, penyelesaian
kasus, penataan regulasi, pembenahan manajemen perkara, penguatan SDM, penguatan
kelembagaan, dan pembangunan budya hukum (https://kps.go.id).
Sedangkan dalam laporan 3 tahun pemerintahan Jokowi-JK, agenda reformasi hukum
difokuskan pada perwujudan birokrasi pemerintah yang bersih dan melayani serta
penegakan keadilan dan perlindungan hukum untuk masyarakat. Untuk mewujudkan
birokrasi bersih dan melayani, Jokowi-JK membentuk sebuah institusi/Tim Saber Pungli
pada kamis, 20 Oktober 2016 (saberpungli.id). selama tahun 2016 hingga saat ini Saber
Pungli telah melakukan 1002 kali operasi tangkap tangan (OTT) dengan jumlah tersangka
mencapai 1800 orang.
Salah satu yang menjadi bagian terpenting dalam reformasi hukum di era Jokowi-JK
adalah pemberantasan korupsi. Pada tahun 2015, Presiden Jokowi telah menandatangani
dokumen instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (Aksi PPK) tahun 2015. Kemudian di tahun ketiga pemerintahan
Jokowi-JK yakni tahun 2016, Presiden Jokowi mengeluarkan Inpres No.10 tahun 2016
tentang Aksi PPK tahun 2016 dan 2017. Dengan kebijakan tersebut pemerintah Jokowi-JK
berhasil meningkatkan peringkat global corruption perception index, dari yang sebelumnya
ditahun 2014 peringkat 107, menjadi peringkat 88 ditingkat global dan peringkat 15
ditingkat regional ditahun 2016 (http://kep.go.id).12
Selain penegakan dan jaminan kepastian hukum, sasaran deregulasi adalah
penyederhanaan proses birokrasi yang berdampak positif pada daya saing dan pertumbuhan
ekonomi. Untuk merespon perlambatan ekonomi, pemerintah melakukan rasionalisasi
kebijakan ekonomi dalam bentuk deregulasi yang terdiri atas: (1) deregulasi kebijakan
ekonomi dan (2) deregulasi peraturan daerah. 13 paket kebijakan ekonomi dan 204 regulasi,
dari 204 rancangan regulasi hasil 13 Paket Kebijakan Ekonomi, sebanyak 202 sudah
ditetapkan menjadi regulasi. 3.032 peraturan daerah dipangkas, perizinan usaha makin
sederhana dan cepat, serta proses perizinan lebih cepat hingga 600%.13
B. INTEGRITAS VERTIKAL DAN HORIZONTAL
Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada humas yang berada di kementrian
maupun lembaga non-kementrian memiliki kecepatan dalam merespon dan kecepatan
memberikan informasi. Terutama capaian dan terobosan kebijakan pemerintah.
“Jangan membalikkan dan jangan lagi saya mendengar bahwa masyarakat menemui
humas saja sulit. Padahal kita yang harus mencari mereka (masyarakat) untuk memberikan
informasi,” ucap Presiden pada pertemuan dengan humas kementrian dan lembaga non-
kementrian, serta BUMN di Istana Negara, Kamis 4 Februari 2016.
Lebih jauh Presiden mengatakan jangan sampai pemerintah maupun BUMN yang telah
bekerja dengan pontang-panting tapi tidak diinformasikan ke publik."Bagaimana
masyarakat akan tahu? Informasikan apa yang telah dikerjakan. Gunakan cara-cara baru
dalam menyampaikan informasi, tinggalkan pola-pola lama". Apalagi di era dimana arus
informasi sangat cepat dan dinamis, Pemerintah perlu memanfaatkan kanal-kanal media
sosial populer.Rakyat ingin melihat Pemerintah hadir mengatasi persoalan.
Presiden mencontohkan beberapa hal yang seharusnya dapat diinformasikan kepada
masyarakat dengan lebih baik.Kredit Usaha Rakyat (KUR) misalnya, dimana terjadi
penurunan sukubunga 22-23 persen menjadi 11-12 persen, bahkan tahun ini akan diturunkan
lagi menjadi 9 persen. "Bagaimana masyarakat akan tahu jika tidak diinformasikan, karena

12
Zihan Syahayani. “Reformasi Hukum di Era Jokowi-JK”. Diakses dari https://www.theindonesianinstitute.com/reformasi-
hukum-di-era-jokowi-jk/, pada tanggal 29 Mei 2019 pukul 09.48.
13
”2 Tahun Kerja Nyata Jokowi-JK”. Diakses dari www.kerjanyata.id, pada 1 Juni 2019 pukul 13.30.
KUR diperlukan masyarakat.Beritahukan juga cara mendapatkan KUR kepada masyarakat,"
ucap Presiden.14
Hal lainnya adalah tentang penenggelaman kapal yang menangkap ikan secara ilegal.
Presiden meminta jangan hanya berita kapalnya saja yang diangkat. "Tapi jelaskan bahwa
kita bertindak tegas dalam menghadapi kapal penangkap ikan ilegal," ujarPresiden. Di
bidang perminyakan misalnya, bagaimana pemerintah dapat membubarkan Petral yang telah
ada selama puluhan tahun. "Harus ada penjelasan karena merupakan sesuatu yang sangat
besar sekali. Kenapa Petral bubar dan akhirnya rakyat dapat apa?" kata Presiden.
Presiden menekankan pentingnya melibatkan masyarakat. Presiden memberi contoh
cara baru dalam berkomunikasi, misalnya dengan mulai melibatkan masyarakat dalam
program pemerintah maupun BUMN, misalnya apa nama jalan tol, bandara atau pelabuhan.
"Apa nama kereta cepat? Mungkin halilintar. Beri kesempatan kepada masyarakat untuk
terlibat," kata Presiden.
Presiden memberikan contoh saat terjadi peristiwa ledakan bom pada beberapa minggu
yang lalu.Respon saat itu, kata Presiden, sangat bagus sekali. "Rakyat tidak takut, semua
tidak takut.Semua bergerak," ucap Presiden. Upaya bersama seperti itu sangat diperlukan.
Presiden menjelaskan bahwa tujuan utama dari teroris adalah menimbulkan ketakutan.
"Begitu ada pernyataan rakyat tidak takut, negara tidak takut. Responnya hampir
bersamaan. Dan diapresiasi baik dari dalam dan luar negeri.Terutama kecepatan TNI dan
POLRI serta masyarakat," ujar Presiden.15
Untuk itu, Presiden juga meminta agar humas-humas yang ada di K/L dan BUMN untuk
bergerak lebih cepat dan lebih memiliki kepekaan dalam memberikan informasi kepada
masyarakat. "Kesampingkan ego sektoral. Kedepankan kebersamaan dan sinergi. Jangan
hanya fokus pada masalah-masalah yang ada di kementeriannya saja," ucap Presiden.
Dalam agenda setting, Humas Pemerintah harus membuat framing agenda yang jelas.
Kita harus framing berita di berbagai media dalam konteks image positif Pemerintah. Kita
perkuat integrasi dan sinergi K/L dan BUMN untuk membangun agenda setting ini.
Terlebih lagi saat ini, Presiden mengingatkan bahwa kita kini memasuki era persaingan dan
kompetisi. Kompetisi yang dihadapi adalah kompetisi antarnegara "Apa goal terakhir yang

14
“Presiden Jokowi: Humas Pemerintah Harus Bergerak Cepat dan Satu Narasi”. Diakses dari
http://www.dephub.go.id/post/read/presiden-jokowi---humas-pemerintah-harus-bergerak-cepat-dan-satu-narasi, tanggal
1 Juni 2019 PUKUL 14.02.
15
Ibid.,
ingin dicapai? Ingin ada trust (kepercayaan) dari rakyat, dari dunia," ucap Presiden.(Tim
Komunikasi Presiden dan Bakohumas).
5 (lima) Direktif Presiden Joko Widodo tentang Kehumasan
1. Humas harus aktif berkomunikasi kepada rakyat. Jangan menunggu informasi ramai
beredar di masyarakat;
2. Humas harus mempunyai agenda setting dan narasi tunggal dalam berkomunikasi ke
rakyat. Pemerintah harus mempunyai framing atas isu;
3. Jelaskan isu secara terbuka kepada masyarakat;
4. Jangan ego sektoral, jangan tarung informasi antarinstansi pemerintah;
5. Dorong keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan.16
C. KONTUINITAS NILAI
Penetapan 1 Juni sebagai hari libur nasional untuk memperingati lahirnya Pancasila baru
diberlakukan di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Ketetapan itu dibuat melalui
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Salah satu pertimbangan dalam penetapan itu adalah bahwa Pancasila sebagai dasar
ideology Negara, harus diketahui asal-usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu
dan antargenerasi. Masyarakat saat ini dianggap belum banyak tahu soal hari kelahiran
Pancasila. Hal itu juga tidak terlepas dari pengkaburan sejarah yang dilakukan rezim orde
baru pada 1970 dengan melarang peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.17
Adapun, Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dianggap
gagal memperjuangkan kebebasan berekspresi. Direktur Eksekutif Amnesty Internasional
Indonesia Usman Hamid menilai, pada era Jokowi-JK, kasus-kasus berkaitan dengan
kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkeyakinan justru meningkat.
“Untuk kebebasan berekspresi, rapornya merah. Yang terjadi justru pemerosotan,
pemunduran, bahkan membalikkan keadaan sebelumnya yang lebih baik dalam kebebasan
berekspresi,” ujar Usman, dalam diskusi di Jakarta, Kamis (19/10/17).
Usman mengatakan, UU mengatur kebebasan berekspresi warga Negara beserta
batasannya. Nyatanya, masih banyak laporan kepada penegak hokum yang berkaitan dengan
hak asasi seseorang. Misalnya, kata Usman, pasal-pasal terkait dugaan makar, penodaan

16
Ibid.,
17
Abi Sarwanto. “Menghidupkan Pancasila di Era Jokowi”. Diakses dari
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20170601171306-20-218749/menghidupkan-pancasila-di-era-jokowi, pada tanggal
29 Mei 2019 pukul 11.22.
agama, dan pencemaran nama baik. Bahkan, jumlah kasus penodaan agama meningkat pada
era Jokowi.18
D. KEPEMIMPINAN
Citra negatif yang paling sulit diantisipasi Jokowi dan sangat tidak dikehendaki oleh
Jokowi adalah tersebarnya issu bahwa dirinya dikait kaitkan dengan ideologi komunisme
yang diusung PKI pada tahun 1960-an. Jokowi distigma bersinggungan dengan gerakan
PKI, misalnya oleh Bambang Tri Mulyono yang menulis buku “Jokowi Undercover”.
Penulisnya sendiri telah divonis penjara 3 tahun oleh Pengadilan Negeri Blora Jawa Tengah
(https://news.detik.com/berita/d3514323/michael-bimo-terbukti-bukujokowi-undercover-
isinya-fitnah). Jokowi sendiri beraksi keras dengan membantah issu tersebut dan bahkan
dengan menggunakan diksi yang mengancam (coercive), yakni dengan kata kata: ”Kalau
PKI Nonggol, Gebuksaja!”
(http://nasional.kompas.com/read/2017/05/17/16433321/jokowi.kalau.pki.nongol.gebuk.saja
).
Pada babakan selanjutnya, Jokowi mereproduksi issu tersebut dengan issu tandingan
yang sepadan, yakni mewacanakan ancaman disintegrasi bangsa tidak selalu dari partai
komunis Indonesia (PKI), tetapi ia mencoba mengalihkan kepada kekuatan lain yakni yang
disebutnya sebagai kekuatan ekstrim radikal dari kalangan Islam. Untuk meyakinkan hal
tersebut bahkan Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Penganti Undang Undang
(Perpu) tentang Ormas (Perpu no 2 tahun 2017). Dengan perpu tersebutlah pemerintah
membubarkan organisasi tersebut. Perpu disetujui oleh Sidang Paripurna Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) pada 24 Oktober 2017, sehingga Perpu tersebut sah menjadi Undang Undang.
Korban pertama yang dituduh melakukan gerakan radikal adalah kelompok HTI (Hizbut
Tahrir Indonesia).19
Pada saat tulisan ini diselesaikan (Februari 2018), terkhabarkan Presiden Jokowi
sedang melakukan lawatan ke beberapa Negara antara lain Pakistan dan Banglades pada 27
Januari 2018. Foto yang diunggah detik.com menunjukkan Jokowi berpenampilan resmi,
pakai jas full dress, nampak tersenyum mengembang dan berjalan tegap. Sumber:
detik.com, 27 Januari 2018 pukul 13.48.

18
Ambaranie Nadia Kemala Movanita. “Amnesty Indonesia: Untuk kebebasan Berekspresi, Rapor Jokowi-JK “Merah””.
Diakses dari https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2017/10/19/15080631/amnesty-
indonesia-untuk-kebebasan-berekspresi-rapor-jokowi-jk-merah, pada tanggal 29 Mei 2019 pukul 14.14
19
Redi Panuju. “Komunikasi Politik Jokowi: Antara Pencitraan Dan Jejaring Politik”. Jurnal Komunikatif. Vol. 6 No. 2.
Desember 2017. Hal 98-101.
Publikasi lawatan Jokowi ke luar negeri ini menciptakan kesan dirinya sebagai
pemimpin yang memiliki pengaruh di dunia internasional. Opini public yang terbentuk
mendukung reputasi Jokowi sebagai seorang kepala Negara maupun pemerintahan.
Visi pemerintahan Jokowi menonjolkan pembangunan infrastruktur, terutama
pembangunan jalan tol, Bandara, dan pelabuhan. Beberapa kegiatan yang terskpose media
terkait peresmian hasil pembangunan antara lain: (1) Resmikan Tol BakauheniTerbanggi
Besar di Provinsi Lampung tanggal 21 Januari 2018, (2) Resmikan Tol SurabayaMojokerto
di Provinsi Jawa Timur tanggal 19 Desember 2017, (3) resmikan Tol Soroja di Provinsi
Jawa Barat tanggal 4 Desember 2017, (4) Resmikan tol Akses Tanjung Priok Jakarta Utara
pada 15 April 2017, (5) Resmikan tol Medan-Binjau tanggal 13 Oktober 2017, (6)
Resmikan tol Bekasi Cawang Kampung Melayu pada tanggal 3 Nopember 2017, (7)
Resmikan Tol Palembang-Indralaya di Sumatera Selatan pada 13 Oktober 2017, (8)
Resmikan tol Semarang-Salatiga di provinsi Jawa Tengah pada 26 September 2017,
(9)resmikan Jembatan Merah Putih di Morotai Ambon 4 April 2016, (10) Jokowi resmikan
5 pelabuhan untuk tol laut Pelabuhan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara,
Rabu (6/5/2016), (11) Resmikan angkutan Kereta Api di Bandara Soekarno-Hatta 2 Januari
2018. Foto di bawah ini memperkuat citra keinginan yang ingin dibentuk, yakni
membangun infrastruktur di Indonesia. https://makassar.terkini.id/presiden-jokowi-
resmikanjalan-tol-akses-tanjung-priok.20
Dari komunikasi politik yang dilakukan Jokowi menunjukkan beberapa citra yang saling
tumpang tindih, antara lain; (1) citra sebagai pemimpin yang senang bekerja ditunjukkan
dengan penampilan pakaiannya yang selalu melipat lengan baju,(2) citra bahwa Jokowi
tokoh yang mendunia ditunjukkan dengan beberapa perannya dalam penyelesaian masalah
internasional seperti penyelesaian masalah konflik Israel-Palestina, Jokowi sempat
berpidato pada sidang KTT OKI dimana Jokowi menyatakan mendukung Negara Palestina
pada 13 Desember 2017, (3) citra sebagai pemimpin yang demokratis, misalnya ditunjukkan
oleh sistematikanya membubarkan HTI dengan tahapan menerbitkan Perpu dan kemudian
disetujui DPR, (4) citra sebagai warga Negara yang mencintai tanah airnya dengan
mengunggah pernyataannya “Aku Pancasila, Aku NKRI, dan Aku Indonesia”, (5) citra
sebagai pemimpin keluarga yang baik dan taat pada tradisi seperti yang ditunjukkan dengan
ritual pernikahan putrinya baik di Solo maupun di tempat menantunya di Medan.

20
Ibid.,
Baik sebagai Presiden maupun sebagai kepala rumah tangga, citra yang diinginkan
Jokowi adalah tampil sederhana, bersahaja, jauh dari kemewahan. Hal tersebut dapat dilihat
dari beberapa fakta yang dimunculkan media. Dalam kunjungan kerjanya Jokowi memilih
melonggarkan protokoler untuk bisa menemui langsung rakyat, bersalaman, berdialog
langsung, dan tidak menolak ketika diajak foto bersama. Gaya komunikasi Jokowi ini
dikenal dengan istilah “blusukan” yang pengertiannya sejajar dengan turba (turun ke
bawah). Bahkan dalam kesempatan pidato pada acara resmi, Jokowi menyempatkan diri
berdialog dengan warga sambil membagi bagikan hadiah, seperti sepada. Media
Kompas.com menjuluki gaya Jokowi tersebut sebagai “gaya ngerjain warga yang ingin
diberi seeda” (Ihsanuddin, 06 Oktober 2017).
Sedangkan sebagai warga Negara biasa, Jokowi menunjukkan hubungan yang baik
dengan istri, anak anaknya, maupun cucunya. Lewat akun youtube kita dapat mencari video
Jokowi dengan mengetik kata kunci “Jokowi sedang bermain dengan cucu”, maka akan
muncul puluhan videonya yang nampak alamiah, satu diantaranya telah ditonton lebih dari
3.394.941 nitizen.21
E. PARTISISPASI MASSA DAN VETERAN MILITER
Dalam rangka mencapai kekuasaan, Jokowi tidak hanya bersandar pada dukungan dari
partai politik pendukungnya tetapi juga dari masyarakat-masyarakat yang menyatakan diri
sebagai relawan Jokowi. Masyarakat ini bukanlah kader maupun simpatisan dari PDI-P.
Mereka secara spontan membentuk komunitas untuk mencalonkan Jokowi sebagai Presiden.
Mereka pada umumnya adalah masyarakat yang berasal dari kalangan menengah ke bawah
terdiri dari masyarakat petani, masyarakat nelayan, pedagang kaki lima, dan lain-lain.
Di Aceh, tim relawan Jenggala Center mendeklarasikan diri mendukung Jokowi sebagai
calon Presiden 2014. Deklarasi tersebut dilakukan di depan sekretariat Jenggala yang berada
di Jalan Loeng. Deklarasi ini merupakan deklarasi perdana di Aceh untuk mendukung
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK (aceh.tribunnews.com).
Di Medan, berbagai relawan menyatakan diri mendukung Jokowi
(medan.tribunnews.com). Relawanrelawan ini datang dari berbagai elemen masyarakat,
mulai dari petani sampai buruh. Paling tidak terdapat 40 relawan Jokowi yang tersebar di
Sumatera Utara. Ke-40 relawan tersebut adalah Relawan Bara JP Provinsi Sumut; Relawan
Bara JP Membara; Relawan Cakra Provinsi Sumut; Relawan Forum Jokowi Presiden

21
Ibid.,
Sumut; Relawan Laskar Rakyat Jokowi Sumut; Relawan Sahabat Jokowi Sumut; Relawan
Seknas Jokowi Sumut; Relawan Seknas UKM Sumut; Relawan Forum India Sumut;
Relawan Kawan Jokowi Sumut; Relawan Best (Black Eagle Squad Team) Sumut; Relawan
Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia Sumut; Relawan Gotong Royong Sumut;
Forum Relawan Jokowi Sumut; Relawan Simpul Masyarakat Jokowi (Si Mas); Relawan
Simpatisan Jokowi; Relawan Posko Perjuangan Rakyat; Relawan Buruh Bersatu
Mendukung Jokowi (BBM); Relawan Serbu Jokowi-JK; Relawan Cinta Jokowi; Posko
Relawan Tali Kasih Jokowi-Jusuf Kalla; Relawan Pos Pera Sumut; Relawan Kampung
Jokowi-Jusuf Kalla; Relawan Forum Rakyat Peduli Kesehatan; Komunitas Sarjana
Sumatera Utara; Relawan Pro Jokowi (Pematangsiantar); Relawan Pendukung Jokowi-Jusuf
Kalla (Penjola); Relawan Pendukung Jokowi-Jusuf Kalla; Gerakan Mahasiswa Relawan
Jokowi (Gemar); Relawan Aliansi Masyarakat Sipil Untuk Indonesia Hebat (Almisbat);
Relawan Komunitas Ahab Untuk Jokowi; Relawan Peduli Kasih Pendukung Jokowi-JK;
Relawan Mutiara Jokowi; Famili's Relawan Jokowi; Relawan Elemen Nusantara (Elnusa)
Jokowi-JK; Aliansi Masyarakat Adat Nasional Sumut; Komite Aksi Korban Pelanggaran
HAM Tahun 1965; LLP HAM Nusantara Medan; Relawan Rakyat Jokowi dan Keluarga
Perkumpulan Warung Kopi. Selain di Sumatera Utara, di Dumai, Riau pun terdapat relawan
pendukung Joko Widodo. Mereka berasal dari non partai politik. Hampir seribu orang
warga pendukung siap dan berkomitmen memenangkan Jokowi (haluanriaupress.com).22
Di Jakarta, Komunitas Pedagang Kaki Lima (PKL) Jakarta juga membuat deklarasi
untuk menyatakan dukungan terhadap pencalonan Jokowi sebagai presiden dalam pilpres
2014. Deklarasi itu diadakan di Posko Relawan Merah Putih, di jalan Cik Di Tiro 10,
Menteng, Jakarta. Hampir 100 orang PKL hadir dalam deklarasi itu. Mereka merupakan
anggota PKL Paguyuban Kota Tua, PKL Rusunawa Tambora, PKL Jembatan 5, serta PKL
Pasar Senen (news.detik.com).
Di Bogor, ratusan warga yang menamakan diri Masyarakat Bogor Raya (MBR)
menyatakan dukungannya untuk Jokowi. Mereka menyatakan kebulatan tekad siap
mendukung Jokowi menjadi Presiden RI melalui aksi sejuta tanda tangan di halaman
Gedung PPMKP, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Ketua MBR, Nursiwan berpendapat
bahwa aksi sejuta tanda tangan ini merupakan bentuk spontanitas reaksi atas penunjukan
Jokowi sebagai Capres PDI-P. Mereka menyatakan diri siap mengawal Jokowi sebagai

22
Imelda Masni Juniaty Sianipar. “Strategi Pemimpin Populis Baru Indonesia Mencapai Kekuasaan”. Sociae Polities. Vol. 16
No. 01, Januari-Juni 2015. Hal 23-26.
presiden pilihan baru rakyat meskipun mereka bukan kader maupun simpatisan dari PDI-P
(indonesia-baru.liputan6.com).
Komunitas nelayan di Indonesia juga siap mendukung Jokowi-JK. Mereka membentuk
Gerakan Nelayan Sahabat Jokowi-JK. Gernas Jokowi-JK meliputi nelayan Gebang
Kabupaten Cirebon, DPD HNSI Jawa Barat, DPC HNSI Karawang, Bekasi, Subang,
Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Pangandaran dan Garut. Dukungan dari
nelayan lain berasal dari Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Front Nelayan Bersatu (FNB),
Serikat Nelayan Indonesia (SNI), Serikat Tani Nelayan (SETAN), Paguyuban Nelayan Kota
Tegal (PNKT), Paguyuban Nelayan Mina Santosa, Pengurus Koperasi Perikanan/KUD
Mina, Asosiasi Nelayan Saya Sumitra (ANESTRA), Forum Komunikasi Kelompok Usaha
Bersama (KUB) dan Himpunan Nahkoda dan ABK Kapal Perikanan Indonesia
(HIMNAKAPI) (www.republika.co.id).23
Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia (IPPHTI), Asosiasi Petani dan
Nelayan Nusantara (ASTANU) dan Asosiasi Petani Pengusaha Indonesia (APPI) juga
menyatakan diri mendukung calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo Jusuf Kalla.
Ketiga organisasi tersebut membuat Gerakan Jokowi untuk Petani dan Nelayan Nusantara
(GJPNN) (bisnis.liputan6.com).
Di Yogyakarta dan sekitarnya, masyarakat mendeklarasikan gerakan gotong royong
mendukung Jokowi atau disingkat Gong Jokowi di titik nol kilometer depan kantor pos
besar Yogyakarta. Puluhan masyarakat yang tergabung di Gong Jokowi ini berasal dari
beberapa elemen masyarakat dari Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo, Gunungkidul,
Kota Yogyakarta, Kabupaten, Magelang, Temanggung Purwokerto, dan Klaten. Deklarasi
dilakukan sebagai bentuk semangat gotong royong mereka mendukung Jokowi sebagai
Capres. Mereka mengklaim bahwa gerakan mereka ini adalah gerakan murni masyarakat
pendukung Jokowi dan bukan partai politik (republika.co.id ).
Di Bali, relawan Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat)
mendeklarasikan dukungannya terhadap pencalonan Joko Widodo (m.tribunnews.com). Di
Kota Ambon, Maluku, komunitas pemuda dan mahasiswa Pela Gandong, mengelar aksi
deklarasi mendukung Jokowi, sebagai calon presiden tahun 2014. Dukungan datang dari
berbagai elemen masyarakat yang terdiri dari kelompok buruh, Pedagang kaki lima, serta
kelompok kaum miskin kota yang tergabung dalam aliansi rakyat merdeka. Mereka

23
Ibid.,
mendukung pencalonan Jokowi dan karena diianggap mampu mensejahterahkan
masyarakat di masa mendatang (indonesia-baru.liputan6.com).24
Di Papua, relawan yang mengatas namakan relawan Honai Jokowi-JK, mendeklarasikan
dukungannya untuk memenangkan pasangan calon Presiden Jokowi Widodo di Kabupaten
Mimika. Deklarasi relawan pemenangan JokowiJK, diadakan di posko Honai Jokowi-JK.
Menurut Anastasia Tekege, koordinator tim relawan Honai Jokowi-JK, relawan yang
dibentuk dalam wadah tim Honai Jokowi-JK, merupakan relawan-relawan yang terdorong
secara sukarela untuk membantu Jokowi-JK dalam memenangkan Pilpres 2014. Relawan
yang ada di Papua kebanyakan dari kaum muda yang merupakan jurnalis, pekerja LSM,
pegawai negeri sipil, dan juga masyarakat adat setempat. Mereka mendukung Jokowi
karena Jokowi merupakan orang kecil dan program-program yang dicanangkan pasangan
Jokowi-JK merupakan program yang disukai dan dianggap mampu dalam menjalankan roda
pembangunan Bangsa Indonesia kedepannya (www.salampapua.com).25
Tahun 2014 Jokowi maju sebagai Capres dari kalangan sipil. Namun, ia tak juga lepas
dari bayang-bayang militer yang berdiri di belakangnya. Sri (2018) menyebut bahwa pada
2014 kubu Jokowi membentuk Tim Bravo 5, tim yang berisikan bekas petinggi militer
untuk pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla. Tim Bravo 5 terdiri dari para purna wirawan TNI
yang mayoritas adalah lulusan Akademi Militer angkatan 1970-an, seangkatan dengan
Luhut Binsar Panjaitan yang kini menjabat Menko Bidang Kemaritiman. Selepas pemilu
2014 Tim Bravo 5 sempat dibekukan. Namun menjelang pemilu 2019 tim ini diaktifkan
kembali dengan tujuan memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.26
F. STABILITAS SISTEM POLITIK
Deretan fakta dan data kemajuan pengelolaan SDA dan Lingkungan ini, adalah bukti
pada era pemerintahan Jokowi telah terjadi peningkatan porsi pengelolaan energi di dalam
negeri, bertambahnya kemandirian pengelolaan oleh badan usaha nasional, dan
meningkatnya nilai tambah pengelolaan industri energi dan pertambangan di dalam negeri.
Secara keseluruhan kemajuan pengelolaan SDA & lingkungan era Presiden Jokowi
mengalami peningkatan yang signifikan

24
Ibid.,
25
Ibid.,
26
Adi Ahdiat. “Bayang-bayang Militer dalam Pemilu, dari Era Soekarno sampai Jokowi”. Diakses dari
https://m.kbr.id/nasional/03-
2019/bayang_bayang_militer_dalam_pemilu__dari_era_soekarno_sampai_jokowi/98925.html, pada tanggal 31 Mei 2019
pukul 21.00.
Meningkatnya seluruh dimensi pembentukan IPM membuat pembangunan manusia
Indonesia masuk kategori. Indicator kesehatan membaik di mana angka harapan hidup saat
lahir pada 2016 naik menjadi 70,9 tahun dari posisi 2014, yakni 70,59 tahun. Indicator
pendidikan, rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah juga naik masing-masing
menjadi 7,59 tahun dan 12,72 tahun dari sebelumnya 7,73 tahun dan 12,39 tahun. Demikian
pula indicator hidup layak masyarakat juga membaik. Ini terlihat dari meningkatnya
pengeluaran per kapita menjadi RP 10,42 juta rupiah dari sebelumnya RP 9,9 juta rupiah per
tahun pada 2014.
Penetapan 1 Juni sebagai hari libur nasional untuk memperingati lahirnya Pancasila baru
diberlakukan di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Ketetapan itu dibuat melalui
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Salah satu pertimbangan dalam penetapan itu adalah bahwa Pancasila sebagai dasar
ideology Negara, harus diketahui asal-usulnya oleh bangsa Indonesia dari waktu ke waktu
dan antargenerasi. Masyarakat saat ini dianggap belum banyak tahu soal hari kelahiran
Pancasila. Hal itu juga tidak terlepas dari pengkaburan sejarah yang dilakukan rezim orde
baru pada 1970 dengan melarang peringatan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila.
Dari komunikasi politik yang dilakukan Jokowi menunjukkan beberapa citra yang saling
tumpang tindih, antara lain; (1) citra sebagai pemimpin yang senang bekerja ditunjukkan
dengan penampilan pakaiannya yang selalu melipat lengan baju,(2) citra bahwa Jokowi
tokoh yang mendunia ditunjukkan dengan beberapa perannya dalam penyelesaian masalah
internasional seperti penyelesaian masalah konflik Israel-Palestina, Jokowi sempat
berpidato pada sidang KTT OKI dimana Jokowi menyatakan mendukung Negara Palestina
pada 13 Desember 2017, (3) citra sebagai pemimpin yang demokratis, misalnya ditunjukkan
oleh sistematikanya membubarkan HTI dengan tahapan menerbitkan Perpu dan kemudian
disetujui DPR, (4) citra sebagai warga Negara yang mencintai tanah airnya dengan
mengunggah pernyataannya “Aku Pancasila, Aku NKRI, dan Aku Indonesia”, (5) citra
sebagai pemimpin keluarga yang baik dan taat pada tradisi seperti yang ditunjukkan dengan
ritual pernikahan putrinya baik di Solo maupun di tempat menantunya di Medan.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya Harlan. ” Kemajuan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Era Presiden Jokowi”. Diakses dari
https://www.indonesiana.id/read/131435/kemajuan-pengelolaan-sda-dan-lingkungan-era-presiden-jokowi, pada tanggal
28 Mei 2019 pukul 22.41.
Dudih Sutrisman. ” Persepsi Politik Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Kepemimpinan
Presiden Joko Widodo”. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu, perpustakaan.upi.edu. 2015.
Hansen Rusliani, S.Th.I, M.Sh.Ec. “Muamalah Negara Terhadap Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia
Menuju Negara Maju: Studi Kritis Terhadap Kebijakan Pemerintah”. Jurnal Syari’ah. Vol. II, No. II, Oktober 2014. Hal 66-67.
Diakses dari https://www.kpu.go.id/koleksigambar/Visi_Misi_JOKOWI-JK.pdf, pada tanggal 28 Mei 2019 pukul
22.21.
“3 Tahun Jokowi-JK, Indeks Pembangunan Manusia Masuk Kategori Tinggi”. Diakses dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/10/17/3-tahun-jokowi-jk-indeks-pembangunan-manusia-masuk-
kategori-tinggi, pada tanggal 28 Mei 2019 pukul 23.20.
Zihan Syahayani. “Reformasi Hukum di Era Jokowi-JK”. Diakses dari
https://www.theindonesianinstitute.com/reformasi-hukum-di-era-jokowi-jk/, pada tanggal 29 Mei 2019 pukul 09.48.
”2 Tahun Kerja Nyata Jokowi-JK”. Diakses dari www.kerjanyata.id, pada 1 Juni 2019 pukul 13.30.
“Presiden Jokowi: Humas Pemerintah Harus Bergerak Cepat dan Satu Narasi”. Diakses dari
http://www.dephub.go.id/post/read/presiden-jokowi---humas-pemerintah-harus-bergerak-cepat-dan-satu-narasi, tanggal
1 Juni 2019 Pukul 14.02.
Abi Sarwanto. “Menghidupkan Pancasila di Era Jokowi”. Diakses dari
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20170601171306-20-218749/menghidupkan-pancasila-di-era-jokowi, pada tanggal
29 Mei 2019 pukul 11.22.
Ambaranie Nadia Kemala Movanita. “Amnesty Indonesia: Untuk kebebasan Berekspresi, Rapor Jokowi-JK
“Merah””. Diakses dari
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/nasional/read/2017/10/19/15080631/amnesty-indonesia-untuk-
kebebasan-berekspresi-rapor-jokowi-jk-merah, pada tanggal 29 Mei 2019 pukul 14.14
Redi Panuju. “Komunikasi Politik Jokowi: Antara Pencitraan Dan Jejaring Politik”. Jurnal Komunikatif. Vol. 6 No. 2.
Desember 2017. Hal 98-101.
Imelda Masni Juniaty Sianipar. “Strategi Pemimpin Populis Baru Indonesia Mencapai Kekuasaan”. Sociae Polities.
Vol. 16 No. 01, Januari-Juni 2015. Hal 23-26.
Adi Ahdiat. “Bayang-bayang Militer dalam Pemilu, dari Era Soekarno sampai Jokowi”. Diakses dari
https://m.kbr.id/nasional/03-
2019/bayang_bayang_militer_dalam_pemilu__dari_era_soekarno_sampai_jokowi/98925.html, pada tanggal 31 Mei 2019
pukul 21.00.

Anda mungkin juga menyukai