Anda di halaman 1dari 21

IV

PERILAKU BATUAN
(Rock Behavior)
Pengertian “perilaku” batuan
Batuan pada saat menerima beban atau gaya dari luar
mempunyai respons/reaksi yang berbeda-beda, dengan
kata lain mempunyai “perilaku” berbeda-beda.
Perilaku batuan dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik dan
mekaniknya.
Karena sifat-sifat fisik dan mekanik dapat diketahui di
laboratorium, maka salah satu cara mengetahui perilaku
batuan ialah dengan melakukan pengujian, yaitu uji kuat
tekan uniaksial. Dari hasil pengujian diketahui E, σc, ν
dan dapat dibuat
(1) kurva Tegangan-Regangan,
(2) kurva creep dari pengujian dng tegangan tetap, dan
(3) kurva relaxation regangan konstan.
Dengan mengamati kurva-kurva tsb, dapat diperkirakan
perilaku dari batuan
Beberapa istilah yang berhubungan dengan
Perilaku Batuan

Deformasi :
berubahnya bentuk atau volume benda padat karena
gaya dari luar

Dilatansi :
bertambahnya volume benda padat karena gaya dari
luar.

Perilaku batuan (rock behavior) :


ialah sifat batuan untuk berdeformasi pada saat dan
setelah dikenai gaya dari luar
Deformasi dan Perilaku Batuan

Deformasi batuan yang terkena beban tergantung pada


Perilaku material
Intensitas (besar dan lamanya) pembebanan

Perilaku batuan dapat diamati melalui :


Kurva Tegangan-Regangan (σ−ε)
Kurva Regangan-Waktu (ε-t) pada σ konstan
Creep
Kurva relaksasi (σ-t) pada ε konstan
PERILAKU BATUAN

STATIK (Time Independent) DIMANIK (Time Dependent)


1. Viskous (Newtonian)
1. Elastik (linier, Non linier)
2. Visko-elastik (Maxwell)
2. Plastik 3. Firmo viscous (Kelvin)
3. Elastoplastik 4. Komplek (Burger)
Teori Elastisitas
Dalam teori matematika tentang elastisitas, dianggap benda
ideal homogen, elastik, isotropik
Teori Elastisitas berpijak pada Hukum Hooke tentang proporsi
linear antara tegangan σ dan regangan ε, yaitu :
σ=E.ε
Elastisitas berkaitan dengan distribusi tegangan pada benda
elastik
Asumsi benda elastik didukung dengan adanya pengukuran-
pengukuran regangan atau perpindahan (displacement) dalam
rentang elastis pada logam, batuan, dan material lain.
Tapi batuan bukan material elastik yang ideal. Demikian juga
pemakaian konsep isotropi dalam mekanika batuan sebagai
asumsi penyederhanaan yang dipakai dalam mekanika
kontinum. Kebanyakan kristal dan mineral bukanlah isotrop.
Teori Elastisitas
Model mekanik :
“spring”
P

Keberatan utama dari penggunaan teori elastisitas dalam mekanika


batuan ialah :
Karena adanya diskontinuitas dan berbagai kerusakan batuan
lainnya dalam batuan in situ, yang mempengaruhi sifat-sifat mekanik
batuan
Karena adanya internal stress (residual stress) yang terdapat dalam
massa batuan, yaitu tegangan yang sudah ada secara historis di
dalam massa batuan akibat kejadian di masa lalu seperti beban
massa batuan di atasnya, pensesaran, aktivitas vulkanik.
Karena adanya deformasi bergantung-waktu (aspek rheologis)
Teori Plastisitas
Model mekanik : σ “frictional contact”

Tujuan teori plastisitas ialah mempelajari secara matematik tegangan


dan perpindahan dalam material yang terdeformasi secara plastik.
Perbedaan dasar Teori Plastisitas thd Teori Elastisitas ialah pada teori
plastisitas hubungan tegangan dan regangan bersifat non-linear.
Berkebalikan dengan teori elastisitas, dalam teori plastisitas, benda
berada di bawah tegangan yang cukup besar sehingga terjadi
deformasi permanen setelah beban dari luar dihilangkan
Dalam rentang plastisitas, hubungan antara tegangan dan regangan
lebih kompleks daripada elastik. Regangan tidak hanya fungsi
tegangan dan temperatur yang bekerja, tetapi juga sejarah tegangan
sebelumnya, misalnya akibat aktivitas tektonik.
Kajian tentang kekuatan batuan didasarkan pada teori plastisitas,
karena runtuhan selalu didahului oleh deformasi plastik.
σ Kurva hub. Tegangan-regangan
pada Teori Elastisitas

Deformasi elastis

ε
σ
Deformasi Kurva hub. Tegangan-regangan
plastis/permanen pada Teori Plastisitas

ε
DEFORMASI DAN KEKUATAN BATUAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi deformasi dan kekuatan batuan


disebut faktor deformabilitas, yaitu :
1. Cacat yang ada pada batuan
2. Matriks batuan (struktur petrografis)
3. Jurus dan kemiringan
4. Tingkat pelapukan atau alterasi batuan
5. Sifat elastik, plastis, dan rheologi batuan
6. Anisotropi batuan
7. Arah dan besar beban yang bekerja pada batuan
8. Tingkat kompresi/dekompresi batuan
9. Retak-rambut akibat peledakan/penggalian/ pemboran batuan
10. Faktor kegempaan
11. Bentuk tegangan (internas stress) dalam batuan
1. Perilaku ELASTIK
Batuan disebut berperilaku elastik jika tidak terjadi deformasi permanen
pada saat tegangan dibuat nol.

σ σ ε
σιι
σιι σ1
ει
σι
σι σ1=0

t
Kurva Reg-Wkt
ε ε
ει ειι ει ειι
ELASTIK NON-LINEAR ELASTIK LINEAR
Tidak ada material elastik sempurna
Model mekanik untuk materail elastik : spring (pegas)

σ σ “spring”
E

ε=σ/E Ε=σ/ε

Arti “spring” : material akan kembali ke bentuk semula apabila


tegangan di buat nol
2. Perilaku PLASTIK
Batuan berperilaku plastik ialah batuan yang apabila dikenai beban akan
mengalami regangan atau deformasi yang besar sebelum batuan tsb pecah
(failure)

Plastik sempurna (perfectly plastic) : material tidak mengalami deformasi jika


tegangan < σ0 (tegangan awal), tetapi akan mengalami deformasi permanen
tanpa batas jika tegangan = σ0, dan tidak mampu menyangga tegangan > σ0.

σ
>σ0 σ0

σ0 Model Mekanik :
“frictional contact”

<σ0

ε
3. Perilaku ELASTOPLASTIK
Perilaku elastoplastik ialah kombinasi perilaku elastik dan plastik,
dimana pada level tegangan tertentu terjadi elastik linier, kemudian
pada tegangan σE terjadi regangan plastik dan pecah (failure)

Model mekanik : “frictional contact – spring”


σ
σ0

σE

Kurva Teg-Reg utk batuan


elastoplastik sempurna

ε
εr εE
4. Perilaku Batuan SEBENARNYA
Tahapan perilaku batuan sebenarnya apabila terkena gaya :
Pada tahap awal dikenai gaya, kurva landai non linier
karena gaya yang diterima digunakan untuk menutup
crack/fissure
Kemudian kurva menjadi linier sampai batas elastik σE
Terbentuk retakan baru dengan ekstensi stabil
sehingga kurva tetap linier
Jika batas elastik terlampaui, ekstensi retakan menjadi
tidak stabil ditandai dengan kurva yang tidak linier lagi,
dan akhirnya runtuh (failure)
Titik runtuh (σc) menyatakan kekuatan batuan.
Kurva perilaku deformasi batuan (Bieniawski) εa
σC : Max stress (strength failure) ; σE : elastic limit;
σr : residual stress εl
σ Reg. volumetrik
Prapagasi fracture tak stabil σc

Propagasi fracture stabil σE

Awal terjadinya fracture

(εa+2εl)

σr
Penutupan crack

εl, Regangan lateral 0 Regangan Aksial, εa


Perilaku REOLOGI
Reologi : Kajian mengenai perilaku deformasi tergantung-waktu
suatu material
Material padat seperti batuan memiliki sifat reologi umum yang
berkaitan dengan unsur-unsur elastisitas, plastisitas dan viskositas.
Untuk merepresentasikan perilaku material yang sebenarnya
dengan suatu model reologi, unsur-unsur tersebut dirangkai dengan
menggunakan model-model mekanis yang sudah disepakati yaitu
pegas (spring) untuk perilaku elastis, blok geser untuk perilaku
plastis, dan dashpot untuk perilaku viskous.
Model reologi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
Model Sederhana (Hooke, Newton, St. Venant, Maxwell, Kelvin)
Model Komplek (Generalized Kelvin, Burger)
Pada kenyataannya hampir tidak ada material yang perilakunya
direpresentasikan hanya dengan suatu model sederhana, umumnya
digunakan model reologi kompleks supaya lebih mewakili perilaku
material yang sesungguhnya.
Manfaat mempelajari Perilaku batuan

Permodelan numerik suatu kondisi di bawah tanah dibangun


berdasarkan :
Geometri dan posisi terowongan
Karakteristik massa batuan berdasarkan sifat fisik dan mekanis
batuan
Hukum Perilaku massa batuan di sekitar struktur terowongan
yang dimodelkan
Perkiraan kondisi tegangan in-situ dan kondisi batas yang
rasional
Dapat ditentukan kriteria keruntuhan yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai