Anda di halaman 1dari 9

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PULAU BATAM

1. PENDAHULUAN
Puau Batam adalah salah satu pulau dalam gugusan Kepulauan Riau,
merupakan sebuah pulau di antara 329 pulau yang terletak antara Selat Malaka
dan Singapura. Menurut beberapa catatan para pesiar dari China, pulau ini
sudah dihuni sejak 231 M ketika Singapura masih disebut Pulau Ujung. Sebutan
pertama P. Batam dikenal dalan Traktat London yang mengatur pembagian
wilayah kekuasaan antara Belanda dan Inggris.

Gambar-1. Kondisi Perkembangan Pulau Batam (OPDIP Batam)

Sebelum mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat, P. Batam


merupakan sebuah pulau kosong berupa hutan belantara yang nyaris tanpa
denyut kehidupan, hanya dihuni oleh beberapa kelompok penduduk yang lebih
dahulu mendiami pulau ini yang berprofesi sebagai penangkap ikan dan
bercocok tanam.
Namun sejak P. Batam dikembangkan sebagai basis logistik dan operasional
untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina pada tahun 1970-an,
berdasarkan Kepres No. 41 tahun 1973, pembangunan Batam dipercayakan
kepada lembaga pemerintah yang bernama Otorita Pengembangan Daerah
Industri Pulau Batam (OPDIP Batam). Sejak berdirinya OPDIP Batam, mulai
dibangun berbagai insfrastruktur modern yang berstandar internasional serta
berbagai fasilitas lainnya, sehingga diharapkan mampu bersaing dengan
kawasan serupa di Asia Pasifik.
Gambar-2. Perkembangan Pembangunan di P. Batam (OPDIP Bata)

Dengan adanya penataan lingkungan fisik dan social oleh pihak OPDIP Batam,
pentingnya P. Batam yang terletak dijalur lintasan pelayaran dan penerbangan
Nasional dan Internasional, diniai sangat strategis karena terletak di jalur
pelayaran internasional. Saat ni dapat dirasakan Kota Batam merupakan salah
satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada
tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, dan menurut
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batam hingga Desember 2009
Kota Batam telah berpenduduk 988.555 jiwa dan merupakan kota terbesar dan
terpadat ketiga populasinya di Sumatra setelah Medan dan Palembang.
(https://bpbatam.go.id/ini/batamGuide/batam_history.jsp)

Gambar-3. Infra Struktur Jalan di Pulau Batam


2. LATAR BELAKANG
Ada dua hal yang perlu diperhatikan, dalam mendukung pembangunan pulau
Batam, sebagai pusat pertubuhan industry, sumber air. Batam memiliki tanah
yang bersifat poros, vegetasi hutan sudah berkurang, sehingga curah hujan
yang tinggi pun, air hujan akan langsung mengair ke laut. Untuk itu perlu
memanfaatkan potensi potensi cekungan, sebagai tempat penyimpanan air.
Pengelolaan lingkungan secara holistic diperlukan secara ketat. Diperlukan
pengelolaan lingkungan hidup mencakup kualitas air dan sumber air, kualitas
udara dan mempertahankan tutupan lahan.
Keterlibatan Direktorat PengembanganTeknologi Pemukiman dan Lingkungan
Hidup disingkat PTPLH (d/d PTL) di OPDIP Batam, yaitu membuat AMDAL
OPDIP Batam, yg wkt itu dikoordinir oleh Ir Agus Hartanto (Dit Air Bersih) 1990.
Hal tersebut berawal dari pemikiran upaya lebih jauh ke depan khususnya dlm
Pengelolaan Lingkungan Hidup OPDIP Batam, dengan beberapa gambaran
referensi, seperti Master Plan Pengelolaan LH Singapura (1960-1985),
pemerintah Singapura mampu mengelola Air Limbah, Air Bersih, Sampah Kota,
dan perilaku masyarakat dilengkapi landasan hukumnya.
Untuk itu, dalam rapat di Direktorat Perencanaan OPDIP Batam 1991, diusulkan
adanya Tim Pengelola LH OPDIP Batam. Akhirnya dengan beberapa
pertimbangan disetujui membentuk TPLH OPDIP Batam, yg diketuai oleh
Direktur dari Direktorat Perencanaan OPDIP Batam (Bapak Ir Mustofa Widjaya).
Dari PTPLH BPPT diusulkan Sdr. Rosyied Hariyadi sebagai Tenaga Ahli.
Secara umum Tim dari BPPT adalah sebagai Tim pendamping Direktorat
Perencanaan OPDIP Batam.
Langkah langkah TPLH OB antara lain :
1. Membuat kajian lingkungan Hidup Pulau Batam oleh Direktorat PTPLH
(d.h. PTL)
2. Kajian Sampah dibuat oleh Tim Orsa (Bu Enci cs)
3. IPB mendapat tugas Menyusun Master Plan Perairan Laut Pulau
Batam,Rempang dan Galang, (Ketua Tim Dr Ir. Rohmin Dahuri /Pusdi
PSL IPB .
4. Membuat Laboratorium Lingkungan (sekaligus melengkapi LAB Air
Bersih).

3. SUSUNAN TIM

Dalam rangka memenuhi penyusunan tim TPLH OPDIP Batam, maka dari
BPPT dalam hal ini Direktorat PTPLH, menyusun Tim sebagai berikut :
1. Rosyied Hariyadi (Koordinator Tim, Hidrologi)
2. Pudji Pranoto (Teknik Lingkungan)
3. Tusy Augustine A (Arsitektur, Penataan Ruang)
4. Sabaruddin Wagiman (Ahli Tanah)
5. Wage Komarawidjaja (Biologi)
6. Yudhi Soetrisno Garno (Kualitas Perairan)
7. Firman Laili Sahwan (Ahli Udara)
8. Teguh Prayudi (Ahli Udara)
9. Acep Waluyo
10. Ira Indranila (Teknik Lingkungan)
11. Haryanto DP (Teknik Lingkungan)
12. Ade Haryono (Teknik Lingkungan)
13. Wahyu Purwanta (Teknik Lingkungan)

Dalam melengkapi fasilitas survai lapang dan analisis laboratorium, diakukan


kerjasama dengan pihak Lab. Services Biotrop, bekerjasama dengan lab tanah
dan air (Bpk. Edy Kurniarayadi, B.Sc)

4. PROGAM KEGIATAN

Dalam rangka melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan di OPDIP


Batam, dilakukan beberapa hal secara bertahap, sebagai berikut :

1. Melakukan survai kualitas air dan udara, sebagai referensi


perencanaan pembangunan Pulau Batam, dan menyusun baku mutu
lingkungan puau Batam dan sekitarnya.
2. Mendata potensi sumber air di Pulau Batam dan sekitarrnya.
3. Melakukan kajian pengolahan limbah system biofilter, terutama untuk
limpasan-limpasan yang akan masuk ke areal penampungan air pada
beberapa Waduk di Pulau Batam.
4. Menjadi partner pihak OPDIP Batam terkait program lingkungan di
Pulau Batam
5. Masalah Sampah ditangani oleh unit lain BPPT

5. PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Sumber Air
Di pulau Batam, mata air sangat terbatas baik jumlah sumber mata air, kualitas
air dan volume yang tersedia. Oleh karena itu, di pulau Batam dari beberapa
cekungan dibuat beberpa waduk yang dimanfaatkan sebagai sumber air.
Seperti terbangunnya Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk Nongsa,
Waduk Muka Kuning, perencanaan pembangunan Waduk Duriangkang dan
kajian Waduk Tembesi.
Dengan terbatasnya sumberdaya air, maka kepedualian terhadap kualitas air
sangat penting, sehingga pada kegiatan lapangan dilakuakan juga pemeriksaan
kualitas air sungai, waduk dan air laut sepanjang pantai pulau Batam. Evaluasi
kualitas sumber air baku menjadi penting untuk kegiatan industri dan
permukiman di pulau Batam. Kegiatan ini terlaksana dengan suport dari pihak
Pengelola OPDIP Batam sebagai pihak Pemrakarsa dan kerjasama
Laboratorium dengan pihak BIOTROP Bogor.

Gambar-4. Kondisi Waduk Sei Ladi, Pulau Batam

Gambar-5. Monitoring Kualitas Air Waduk Duriangkang


b. Survei Potensi Sumber Air

Untuk memenuhi perkiraan kebutuhan pasokan air dengan perkmbangan


industri dan peningkatan penduduk pendatang di pulau Batam, pihak OPDIP
Batam melakukan kajian potensi air rencana waduk SeiTembesi. Pihak PTL-
BPPT mendapat peluang melakukan studi Waduk tersebut sebagai second
oppinion rencana pemvbangunan Waduk Tembesi atas permintaan pihak
OPDIP Batam. Hasil kajian yang dilakukan telah dilaporkan ke bagian
perencanaan OPDIP Batam, terkait dengan luas Waduk, kedalaman Waduk
dan volume optumal Waduk Tembesi tersbut.

Gambar-6. Survei Potensi Sumber Air, Sei Tembesi

c. Pengolahan air limbah

Dalam rangka melakukan pemeliharaan sumnberdaya waduk, maka PTL –


BPPT melakukan kajian pengolahan air limbah yang akan masuk kedalam
aliran sungai yang masuk ke Waduk yang dibangun. Salah satu kajian,
dilakukan di kawasan Muka Kuning, sekitar kawasan Industri Batamindo, yang
aliran buangannya akan masuk ke DAS Duriangkang. Dibawah ini tersaji unit
kolam yang baru selesai dibangun yang akan difungsikan sebagai pengolah
limbah cair sistem BIOFILTER, sebelum aliran limbah cair tersebut masuk ke
DAS Duriangkang dari arah Kawasan Industri Batamindo.

Gambar-7. Lokasi Kajian Pengolahan limbah cair Sistem Biofilter, Industri


Batamondo, Muka Kuning
Pengolahan dengan Biofilter menggunakan makrofit lokal yang tumbuh di
sekitar Waduk yang dibangun di pulau Batam, Makrofit tersebut adalah rumput
tanaman air yang semula tumbuh liar, kita gunakan sebagai penyerap limbah
yang masih terbawa oleh keluaran hasil pengolahan dari Industri Batamindo.

Gambar-8. Jenis Makrofit untuk Pengolahan Air Limbah Sistem Biofilter

Hasil kajian biofiltrasi rumput makrofit di kolam pengolahan limbah cair sekitar
Industri Batamindo, telah dilaporkan kepada pihak OPDIP Batam dan
dipublikasikan dalam jurnal terbitan PTL – BPPT.

d. Penyusunan Draft Bakumutu Lingkungan Air dan Udara Pulau Batam

Sebagai kawasan pulau yang memiliki aktifitas indsutri yang tinggi dengan
junlah penduduk yang meningkat pesat, selain dilakukan upaya pencegahan,
pemantauan kualitas lingkungan, tentu diperlukan suatu acuan bakumutu yang
lebih memadai, sesuai karakteristij wilayah yang dikembangkan, oleh karna itu
dilakukan upaya penyusunan baukutu lingkungan sesuai karakteristik pulau
Batam.
Survai dalam rangka penyusunan draft bakumutu lingkungan kualitas air dan
bakumutu kualitas udara. Pimpinan kegiatan ini pk Pudji Pranoto, Koord sub
Kualitas Air pk Wage Komarawidjaja dan Koord. Sub Kualitas Udara pk Firman
Laili Sahwan. Untuk mendukung penyusunan bakumutu tersebut, langkah
langkah awal dilakukan seperti kajian literatur dari beberapa wilayah dalam
negeri maupun kasus-kasus di Mancanegara sebagai acuan dalam penyusunan
metoda melengkapi data dan metoda analisa sehingga mendapat kesimpulan
nilai bakumutu yang tepat untuk digunakan di kawasan terbatas pulau Batam
dan sekitarnya.
Hasil laporan terkait kualitas lingkungan perairan dan udara telah diserahkan ke
pihak OPDIP Batam melalui Direktur Perencanaan OPDIP Batam. Demikian
halnya, draft usulan bakumutu lingkungan perairan (air tawaar dan air laut) dan
udara telah disampaikan kepada pihak OPDIP Batam, sebagai bahan
pertimbangan dalam menetapkan bakumutu diwilayah kerja OPDIP Batam.

e. Persampahan

Kajian sistem pengelolaan dampah pulau Batam telah dilakukan oleh pusat lain
di BPPT yang termasuk kedeputian ORSA. Beberapa gambaran kondisi
eksisiting pengelolaan sampah awal OPDIP Batam disajikan dalam foto
dibawah ini.

Gambar-9 Peralatan dan Infra Struktur Persampahan di Puau Batam

Gambar-10. Infra Struktur Persampahan di Puau Batam, lokasi pemilahan sampah.


Perangkum: WAGE KOMARAWIDJAJA
Kontributor :
pk Rosyied Hariyadi, bu Tusy Augustine,
pk Yudhi S Garno, pk Wage
Komarawidjaja, pk Pudji Pranoto, pk
Sabaruddin Wagiman, pk Firman Laili
Sahwan, pk Kusno Wibowo, pk Acep
Waluyo

Sumber Informasi
1. Rosyied Haruyadi
2. (https://bpbatam.go.id/ini/batamGuide/batam_history.jsp)
3. Rangkuman Wawancara dengan beberapa pelaku lapangan

Anda mungkin juga menyukai