PULAU BATAM
1. PENDAHULUAN
Puau Batam adalah salah satu pulau dalam gugusan Kepulauan Riau,
merupakan sebuah pulau di antara 329 pulau yang terletak antara Selat Malaka
dan Singapura. Menurut beberapa catatan para pesiar dari China, pulau ini
sudah dihuni sejak 231 M ketika Singapura masih disebut Pulau Ujung. Sebutan
pertama P. Batam dikenal dalan Traktat London yang mengatur pembagian
wilayah kekuasaan antara Belanda dan Inggris.
Dengan adanya penataan lingkungan fisik dan social oleh pihak OPDIP Batam,
pentingnya P. Batam yang terletak dijalur lintasan pelayaran dan penerbangan
Nasional dan Internasional, diniai sangat strategis karena terletak di jalur
pelayaran internasional. Saat ni dapat dirasakan Kota Batam merupakan salah
satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada
tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk, dan menurut
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Batam hingga Desember 2009
Kota Batam telah berpenduduk 988.555 jiwa dan merupakan kota terbesar dan
terpadat ketiga populasinya di Sumatra setelah Medan dan Palembang.
(https://bpbatam.go.id/ini/batamGuide/batam_history.jsp)
3. SUSUNAN TIM
Dalam rangka memenuhi penyusunan tim TPLH OPDIP Batam, maka dari
BPPT dalam hal ini Direktorat PTPLH, menyusun Tim sebagai berikut :
1. Rosyied Hariyadi (Koordinator Tim, Hidrologi)
2. Pudji Pranoto (Teknik Lingkungan)
3. Tusy Augustine A (Arsitektur, Penataan Ruang)
4. Sabaruddin Wagiman (Ahli Tanah)
5. Wage Komarawidjaja (Biologi)
6. Yudhi Soetrisno Garno (Kualitas Perairan)
7. Firman Laili Sahwan (Ahli Udara)
8. Teguh Prayudi (Ahli Udara)
9. Acep Waluyo
10. Ira Indranila (Teknik Lingkungan)
11. Haryanto DP (Teknik Lingkungan)
12. Ade Haryono (Teknik Lingkungan)
13. Wahyu Purwanta (Teknik Lingkungan)
4. PROGAM KEGIATAN
5. PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Sumber Air
Di pulau Batam, mata air sangat terbatas baik jumlah sumber mata air, kualitas
air dan volume yang tersedia. Oleh karena itu, di pulau Batam dari beberapa
cekungan dibuat beberpa waduk yang dimanfaatkan sebagai sumber air.
Seperti terbangunnya Waduk Sei Harapan, Waduk Sei Ladi, Waduk Nongsa,
Waduk Muka Kuning, perencanaan pembangunan Waduk Duriangkang dan
kajian Waduk Tembesi.
Dengan terbatasnya sumberdaya air, maka kepedualian terhadap kualitas air
sangat penting, sehingga pada kegiatan lapangan dilakuakan juga pemeriksaan
kualitas air sungai, waduk dan air laut sepanjang pantai pulau Batam. Evaluasi
kualitas sumber air baku menjadi penting untuk kegiatan industri dan
permukiman di pulau Batam. Kegiatan ini terlaksana dengan suport dari pihak
Pengelola OPDIP Batam sebagai pihak Pemrakarsa dan kerjasama
Laboratorium dengan pihak BIOTROP Bogor.
Hasil kajian biofiltrasi rumput makrofit di kolam pengolahan limbah cair sekitar
Industri Batamindo, telah dilaporkan kepada pihak OPDIP Batam dan
dipublikasikan dalam jurnal terbitan PTL – BPPT.
Sebagai kawasan pulau yang memiliki aktifitas indsutri yang tinggi dengan
junlah penduduk yang meningkat pesat, selain dilakukan upaya pencegahan,
pemantauan kualitas lingkungan, tentu diperlukan suatu acuan bakumutu yang
lebih memadai, sesuai karakteristij wilayah yang dikembangkan, oleh karna itu
dilakukan upaya penyusunan baukutu lingkungan sesuai karakteristik pulau
Batam.
Survai dalam rangka penyusunan draft bakumutu lingkungan kualitas air dan
bakumutu kualitas udara. Pimpinan kegiatan ini pk Pudji Pranoto, Koord sub
Kualitas Air pk Wage Komarawidjaja dan Koord. Sub Kualitas Udara pk Firman
Laili Sahwan. Untuk mendukung penyusunan bakumutu tersebut, langkah
langkah awal dilakukan seperti kajian literatur dari beberapa wilayah dalam
negeri maupun kasus-kasus di Mancanegara sebagai acuan dalam penyusunan
metoda melengkapi data dan metoda analisa sehingga mendapat kesimpulan
nilai bakumutu yang tepat untuk digunakan di kawasan terbatas pulau Batam
dan sekitarnya.
Hasil laporan terkait kualitas lingkungan perairan dan udara telah diserahkan ke
pihak OPDIP Batam melalui Direktur Perencanaan OPDIP Batam. Demikian
halnya, draft usulan bakumutu lingkungan perairan (air tawaar dan air laut) dan
udara telah disampaikan kepada pihak OPDIP Batam, sebagai bahan
pertimbangan dalam menetapkan bakumutu diwilayah kerja OPDIP Batam.
e. Persampahan
Kajian sistem pengelolaan dampah pulau Batam telah dilakukan oleh pusat lain
di BPPT yang termasuk kedeputian ORSA. Beberapa gambaran kondisi
eksisiting pengelolaan sampah awal OPDIP Batam disajikan dalam foto
dibawah ini.
Sumber Informasi
1. Rosyied Haruyadi
2. (https://bpbatam.go.id/ini/batamGuide/batam_history.jsp)
3. Rangkuman Wawancara dengan beberapa pelaku lapangan