Anda di halaman 1dari 23

PENYUSUN

NO NAMA NPM
1 Aditya Rahman 1614201120604 (ANGGOTA)
2 Hirlianti 1614201120605 (KETUA)
3 Miming Yensya 1614301120606 (ANGGOTA)
4 Intan Nur Karimah 1614201120607 ( ANGGOTA)
5 Lily Soleha R 1614201120609 (ANGGOTA)
6 Ramadhayanti 1614201120625 (ANGGOTA)
7 Rahmi 1614201120626 (ANGGOTA)
8 Rini Maulida 1614201120627 (ANGGOTA)
9 Erhasmi Rezkiawan 1614201120628 (ANGGOTA)
10 Rizka Adhaini 1614201120629 (ANGGOTA)
11 Fenny Noorhayati Wahyuni 1614201120645 (SEKRETARIS)
12 Widya Hapsari Putri 1614201120646 (ANGGOTA)
13 Ika Noerjannah 1614201120647 (ANGGOTA)

i
KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmanirrahim...

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas karunia-Nyalah laporan ini dapat diselesaikan guna memenuhi
tugas dalam laporan Toturial Modul Pembelajaran Blok SISTEM
PERKEMIHAN, skenario yang dibahas berjudul “Di Buang Sayang”.
Laporan ini adalah satu pendukung untuk memenuhi kebutuhan
Mahasiswa dan Mahasiswi yang aktif, terampil, dan berani menyampaikan
pendapat, dan mampu bekerja sama dengan rekan-rekannya. Kami menyadari
keterbatasan dalam menyusun laporan ini, untuk itu kritik dan saran dari berbagai
pihak, terutama kepada Dosen pembimbing yang kami harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat, memberi motivasi serta semangat
dalam hal pembelajaran dari berbagai pihak.

Banjarmasin, 24 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
PENYUSUN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Skenario ....................................................................................... 1
1.2. Analisa Kasus .............................................................................. 1
1.2.1. Daftar Istilah atau Kata Sulit ........................................... 1
1.2.2. Daftar Pertanyaan ............................................................ 1
1.2.3. Jawaban dari Daftar Pertanyaan ...................................... 2
1.2.4. Skema, Pohon Masalah, Alur Pikir Sistematis ................ 3
1.2.5. Learning Objective .......................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ......................................................................................... 4
2.2 Etiologi ......................................................................................... 4
2.3 manifestasi Klinis ......................................................................... 5
2.4 Patofisiologi ................................................................................. 5
2.5 Komplikasi ................................................................................... 6
2.6 Penatalaksaan Medis .................................................................... 8
2.7 Asuhan Keperawatan .................................................................... 9

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.................................................................................. 19
3.2 Saran ............................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Skenario
“Di Buang Sayang”
Seorang pria 37 tahun dirawat di bangsal Penyakit Dalam Pria karena sakit
saat buang air kecil sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa ia sering
sekali menahan kencing selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik, dan sedikit minum air putih di setiap hari. Ia juga menderita
rasa sakit dengan skala 3 terus menerus nyeri di bagian bawah perut Pemeriksaan
Fisik terasa nyeri ketika di palpasi pada bagian perut bawah, Pemeriksaan
Laboratorium: BP 110/90 mmHg, RR20x/menit, N 90x/menit, T 38,5 C, Disuria
Pemeriksaan Kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli, sehingga terjadi
infeksi pada saluran kemih.

1.2 Analisa Kasus


1.2.1 Daftar Istilah atau Kata Sulit
1. Disuria
2. Kultur Urin
3. Infeksi Saluran Kemih
4. Bakteri E.Coli
4.2.2 Daftar Pertanyaan
1. Kenapa bakteri E.Coli menyebabkan infeksi saluran kemih?
2. Kenapa kurang minum air putih menyebabkan infeksi saluran
kemih?
3. Apa yang menyebabkan timbulnya nyeri?
4. Penatalaksanaan sebagai perawat?
5. Bagaimana cara mencegah infeksi saluran kemih ?

1
1.2.3 Jawaban dari daftar pertanyaan
1. Karena E. coli hidup dalam usus, umumnya terbawa dalam kotoran
dan terdapat pula di daerah sekitar anus. Karena suatu sebab, E. coli
akhirnya menemukan jalan ke uretra. Dalam kondisi normal, sistem
kekebalan tubuh sebenarnya dapat mengatasi E. coli yang mencoba
masuk ke dalam uretra. Namun ketika sistem kekebalan tubuh
sedang lemah, bakteri ini akhirnya tumbuh dan berkembang biak
sehingga menyebabkan infeksi. Jika tidak ditangani, infeksi E. coli
ujungnya bisa mencapai ginjal.
2. Sedikitnya air dalam saluran kemih menyebabkan koloni kuman
mengendap dan berkembang biak sehingga menimbulkan infeksi.
3. Karena adanya infeksi saluran kemih yang disebakan oleh bakteri
sehingga timbulnya rasa nyeri.
4. Penatalaksanaan sebagai perawat :
- Lakukan relaksasi
- Kaji nyeri
- Berkolaborasi dengan pemberian analgetik
5. Cara mencegah :
- Jangan menunda buang air kecil
- Gunakan pakaian dalam dari bahan katun.
- Hindari pemakaian celana yang ketat.
- Jangan terlalu sering membersihkan tubuh atau mandi dengan
cara berendam agar area genital tidak terpapar bahan kimia
produk pembersih dalam waktu yang lama.
- Biasakan untuk menyeka area genital wanita dari arah depan ke
belakang, setelah buang air kecil.
- Beberapa makanan dan minuman bisa memperparah infeksi
kandung kemih, misalnya kopi, jus buah-buahan, atau makanan
pedas.

2
1.2.4 Skema,pohon masalah,alur pikir sistematis

ISK

Definisi Etiologi Manifestasi Patofisiologi Penatalaksan Diagnosa


Klinis aan Medis Keperawatan

Intervensi
Keperawatan

1.2.5 Learning objectives


Kelompok menentukan apa saja yang harus dipelajari sebagai sasaran
belajar untuk kegiatan mandiri :
1. Definisi ISK
2. Etiologi ISK
3. Manifestasi Klinis ISK
4. Patofisiologi ISK
5. Komplikasi ISK
6. Pemeriksaan Penunjang ISK
7. Penatalaksanaan Medis ISK
8. Diagnosa Keperawatan
9. Asuhan Kperawatan ISK

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung
kemih yang umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran
kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme
(Corwin, 2001 : 480)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI)
adalah suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan
pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, 1998 : 121).

2.2 ETIOLOGI
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
1. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella
2. Escherichia Coli
3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan
infeksi saluran kemih adalah :
1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.
Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra
dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan
dengan pria.
2. Abnormalitas Struktural dan Fungsional
Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan
media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada
saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.
Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis

4
3. Obstruksi
Contoh : Tumor, Hipertofi prostat
4. Gangguan inervasi kandung kemih
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple
sclerosis
5. Penyakit kronis
Contoh : Gout, DM, hipertensi
6. Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi

2.3 MANIFESTASI KLINIS


1. Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :
a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
b. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubic
c. Hematuria
d. Nyeri punggung dapat terjadi
2. Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri panggul dan pinggang
d. Nyeri ketika berkemih
e. Malaise
f. Pusing
g. Mual dan muntah

2.4 PATOFISIOLOGI
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran
kemih yang terinfeksi.

5
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk
melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang
masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang
disalurkan melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan
ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering
terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan
tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien
yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen
bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi
S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus
infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain.
Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung
kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending
juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme
yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces
yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai
kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius
untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan
penjamu dan cetusan inflamasi.

2.5 KOMPLIKASI
1. Gagal ginjal akut
2. Ensefalopati hipertensif
3. Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif

6
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya
ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang
pandang besar (LPB) sediment air kemih
b. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment
air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis
baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari
urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes
Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka
pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika
terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
c. Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
d. Tes-tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi
akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal
atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau
evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi
yang resisten.

7
2.7 PENATALAKSAAN MEDIS
Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain. Pasien
dilanjutkan banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing untuk
mengatasi disuria dapat diberikan fenazopiridin (pyriduin) 7-10 mg/kg BB
hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan. Tatalaksana khusus ditujukan
terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan dan pencegahan
infeksi berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap kelamin anatamis
saluran kemih.
1. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan
umum lemah segera berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin
dan uji resistensi kuman. Obat pilihan pertama adalah ampisilin,
katrimoksazol, sulfisoksazol asam nalidiksat, nitrofurantoin dan
sefaleksin. Sebagai pilihan kedua adalah aminoshikosida (gentamisin,
amikasin, dan lain-lain), sefatoksin, karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain,
Tx diberikan selama 7 hari.
2. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami
infeksi berulang dan sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu
dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan
fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama
2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan ada fase
akut. Bila relaps/infeksi terjadi lebih dari 2 kali, pengobatan dilanjutkan
dengan terapi profiloksis menggunakan obat antiseptis saluran kemih
yaitu nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau asam mandelamin.
Umumnya diberikan ¼ dosis normal, satu kali sehari pada malam hari
selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan kalainan anatomis, pemberian
obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan Tx profilaksis dilanjutkan
selama 6 bulan, bila perlu sampai 2 tahun.
3. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi,
perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung
dari stadium. Refluks stadium I sampai III bisanya akan menghilang
dengan pengobatan terhadap infeksi pada stadium IV dan V perlu

8
dilakukan koreksi bedah dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih
(ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis atau pielonefritis atsopik kronik,
nefrektami kadang-kadang perlu dilakukan

1.8 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Infeksi berhubungan dengan masuknya kuman ke kandung kemih.
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi urethra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lainnya
3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi inflamasi
4. Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif, kurang
pengetahuan tentang penyakitnya
5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

1.9 ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
A. Daftar Riwayat Hidup
Nama : Ny. A
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaaan : Pelayanan Publik
Status : Menikah
Diagnosa Medis : ISK

B. Daftar Riwayat Kesehatan


RKD:
Klien mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing selama 3
tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian pelayanan publik, dan
sedikit minum air putih di setiap hari.

9
RKS :
Klien mengatakan sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang lalu.
Klien mengatakan ia juga menderita rasa sakit dengan skala 3 terus
menerus nyeri di bagian bawah perut

RKK :
Tidak terkaji

C. Pengkajian Pola Gordon


1) Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan sakit saat buang
air kecil sejak 3 hari yang lalu, ia juga menderita rasa sakit
dengan skala 3 terus menerus nyeri di bagian bawah perut
2) Nutrisi dan Metabolic
Kemampuan klien dalam mengkonsumsi makanan mengalami
penurunan akibat nafsu makan yang kurang
3) Eliminasi
Eliminasi akhir klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh
karena tirah baring lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami
gangguan karena ada organisme yang masuk sehingga urine
tidak lancar.
4) Aktivitas dan latihan
Biasanya klien mengalami penurunan aktifitas berhubungan
dengan kelemahan tubuh yang dialami. Aktivitas klien akan
terganggu karena harus tirah baring total agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
5) Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan
karena nyeri yang dialami
6) Kognitif dan Perceptual
Klien menunjukkan status mental/tingkat kesadaran
composmentis (CM). reaksi pupil baik.

10
Klien tidak memakai alat bantu pendengaran ataupun
penglihatan.
7) Persepsi diri dan Konsep diri
Klien mampu dalam beradaptasi dan sangat menerima
kondisinya.
Klien mengatakan memikirkan penyakit yang dideritanya
namun cukup mampu mengatasi emosinya
Klien mengatakan cemas dengan tindakan operasi yang akan
dilakukan karena merupakan pertama kali bagi klien.
8) Peran dan hubungan
Klien berhubungan baik dengan orang tua dan saudara nya
terlihat dari setiap keluarga menjaga klien dengan
carabergantian.
Klien cukup kooperatif dengan perawat, klien saling mengenal
dan bercengkrama dengan sesama pasien satu ruangan.
9) Seksual dan reproduksi
Klien seorang laki-laki dan sudah menikah
10) Koping dan toleransi stress
Klien mampu dalam beradaptasi dan sangat menerima
kondisinya.
Klien mengatakan memikirkan penyakit yang dideritanya
namun cukup mampu mengatasi emosinya.
11) Nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, istri klien mengatakan klien adalah
seorang yang taat beribadah.

2. Intervensi Keperawatan
1. Infeksi berhubungan dengan masuknya kuman ke kandung kemih.

Ds :

11
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut

Do :

- skala nyeri Numeric Rating (3)


- kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, klien tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil : Tidak terjadinya infeksi setelah diberikan tindakan


keperawatan ditandai dengan: Tidak ada nyeri dan tanda-tanda infeksi.

Intervensi Rasional
Kaji TTV Mengetahui tanda-tanda infeksi
Catat karakteristik urine Untuk mengetahui adanya kuman
Tampung urine mid sternum penyebab
Anjurkan mandi menggunakan Menghindari penyebaran infeksi
sabun anti bakteri Membantu menghilangkan infeksi dan
Hindari mandi rendam menurunkan panas
Kolaborasi untuk pemberian
antibiotic 3-5 hari parenteral dan
obat penurun panas.

12
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan sruktur traktus urinarius lain
Ds :
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut

Do :

- skala nyeri Numeric Rating (3)


- kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, Nyeri hilang dengan
spasme terkontrol

Kriteria Hasil : Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan tidak


nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada daerah suprapubik

Intervensi Rasional
Pantau perubahan warna urin, Untuk mengidentifikasi indikasi
pantau pola berkemih, masukan dan kemajuan atau penyimpangan dari
keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil yang diharapkan
hasil urinalisis ulang .

Catat lokasi, lamanya intensitas : Membantu mengevaluasi tempat


skala (1-10) nyeri obstruksi dan penyebab nyeri

13
Berikan tindakan nyaman, seperti Meningkatkan relaksasi, menurunkan
pijatan. tegangan otot.
Berikan perawatan perineal Untuk mencegah kontaminasi uretra

Jika dipasang kateter, perawatan Kateter memberikan jalan bakteri


kateter 2 kali per hari. untuk memasuki kandung kemih dan
naik ke saluran perkemihan.

Alihkan perhatian pada hal yang Relaksasi, menghindari terlalu


menyenangkan merasakan nyeri

Kolaborasi pemberian analgetik Untuk mengontrol nyeri

3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi iflamasi


Ds :
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut

Do :

- skala nyeri Numeric Rating (3)


- kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli
- T 38,5C

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, Suhu tubuh kembali
normal

Kriteria Hasil : Suhu tubuh kembali normal ditandai dengan klien


melaporkan tidak demam, tidak terba panas, TTV dalam batas normal

14
Intervensi Rasional
Kaji adanya keluhan atau tanda- Peningkatan suhu tubuh akan
tanda perubahan peningkatan suhu meunjukkan berbagai grejala sprt mt
tubuh merah dan badan terasa hangat

Observasi TTV terutama suhu tubuh Untuk menentukan int.selanjutnya


sesuai indikasi

Kompres air hangat pada dahi dan Merangsang hipothalamus ke pusat


kedua aksilla pengaturan suhu

Kolaborasi pemberian obat-obatan Mengontrol demam


antipiretik

4. Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif, kurang


pengetahuan tentang penyakitnya

Ds :
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut

Do :

- skala nyeri Numeric Rating (3)

15
- kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, ansietas berkurang atau
hilang

Kriteria Hasil : Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada


tingkat yang dapat diatasi.
Intervensi Rasional
Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien Memandukan intervensi terapeutik
mengidentifikasi keterampilan dan partisipatif dalam perawatan diri,
koping yang telah dilakukan dengan keterampilan koping pada masa lalu
berhasil pada masa lalu. dapat mengurangi ansietas.

Dorong menyatakan perasaan. Membuat hubungan terapeutik.


Berikan umpan balik Membantu orang terdekat dalam
mengidentifikasi masalah yang
menyebabkan stress

Beri informasi yang akurat dan nyata Keterlibatan pasien dalam


tentang apa tindakan yang dilakukan perencanaan perawatan memberikan
rasa control dan membantu
menurunkan ansietas

Berikan lingkungan tenang dan Memindahkan pasien dari stress luar,


istirahat meningkatkan relaksasi, membantu
menurunkan ansietas

Dorong pasien/orang terdekat untuk Tindakan dukungan dapat membantu


menyatakan perhatian, perilaku pasien merasa stres berkurang,
perhatian memungkinkan energi untuk
ditujukan pada penyembuhan

16
Beri dorongan spiritual Agar klien kembali menyerahkan
sepenuhnya kepada Tuhan YME

Berikan informasi tentang proses Mengetahui apa yang diharapkan


penyakit dan antisipasi tindakan dapat menurunkan ansietas

Kolaborasi pemberian obat sedatif Dapat digunakan untuk menurunkan


ansietas dan memudahkan istirahat

5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan


pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

Ds :
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut

Do :

- skala nyeri Numeric Rating (3)


- kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli

Tujuan : dalam waktu 2x24 jam, pengetahuan meningkat

17
Kreteria Hasil : Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik,
rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.

Intervensi Rasional
Berikan waktu kepada pasien untuk Mengetahui sejauh mana ketidak
menanyakan apa yang tidak di ketahui tahuan pasien tentang penyakitnya.
tentang penyakitnya.

Kaji ulang proses penyakit dan harapan Memberikan pengetahuan dasar


yang akan dating dimana pasien dapat membuat pilihan
beradasarkan informasi.

Berikan informasi tentang: sumber Pengetahuan apa yang diharapkan


infeksi, tindakan untuk mencegah dapat mengurangi ansietas dan
penyebaran, jelaskan pemberian membantu mengembankan kepatuhan
antibiotik, pemeriksaan diagnostik: klien terhadap rencan terapetik.
tujuan, gambaran singkat, persiapan
ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan,
perawatan sesudah pemeriksaan.

Anjurkan pasien untuk menggunakan Pasien sering menghentikan obat


obat yang diberikan, minum sebanyak mereka, jika tanda-tanda penyakit
kurang lebih delapan gelas per hari. mereda. Cairan menolong membilas
ginjal.

Berikan kesempatan kepada pasien Untuk mendeteksi isyarat indikatif


untuk mengekspresikan perasaan dan kemungkinan ketidakpatuhan dan
masalah tentang rencana pengobatan. membantu mengembangkan
penerimaan rencana terapeutik

18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di
dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus/mikroorganisme lain.

3.2 SARAN
Penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital supaya
tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti
memperhatikan kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan
alat kelamin harus benar-benar bersih dan dikeringkan dengan handuk

19
DAFTAR PUSTAKA

Tao. (2014). Sinopsis Organ System GINJAL. Tanggerang: Karisma Publishing


Group

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Perkemihan. Banjarmasin: Unpublished

Yuli, Reny. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Kliem Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Trans Media

Huda, Amin & Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis jilid 2.
Jogja: Mediaction

20

Anda mungkin juga menyukai