NO NAMA NPM
1 Aditya Rahman 1614201120604 (ANGGOTA)
2 Hirlianti 1614201120605 (KETUA)
3 Miming Yensya 1614301120606 (ANGGOTA)
4 Intan Nur Karimah 1614201120607 ( ANGGOTA)
5 Lily Soleha R 1614201120609 (ANGGOTA)
6 Ramadhayanti 1614201120625 (ANGGOTA)
7 Rahmi 1614201120626 (ANGGOTA)
8 Rini Maulida 1614201120627 (ANGGOTA)
9 Erhasmi Rezkiawan 1614201120628 (ANGGOTA)
10 Rizka Adhaini 1614201120629 (ANGGOTA)
11 Fenny Noorhayati Wahyuni 1614201120645 (SEKRETARIS)
12 Widya Hapsari Putri 1614201120646 (ANGGOTA)
13 Ika Noerjannah 1614201120647 (ANGGOTA)
i
KATA PENGANTAR
Bismillahhirahmanirrahim...
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa karena atas karunia-Nyalah laporan ini dapat diselesaikan guna memenuhi
tugas dalam laporan Toturial Modul Pembelajaran Blok SISTEM
PERKEMIHAN, skenario yang dibahas berjudul “Di Buang Sayang”.
Laporan ini adalah satu pendukung untuk memenuhi kebutuhan
Mahasiswa dan Mahasiswi yang aktif, terampil, dan berani menyampaikan
pendapat, dan mampu bekerja sama dengan rekan-rekannya. Kami menyadari
keterbatasan dalam menyusun laporan ini, untuk itu kritik dan saran dari berbagai
pihak, terutama kepada Dosen pembimbing yang kami harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat, memberi motivasi serta semangat
dalam hal pembelajaran dari berbagai pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
PENYUSUN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Skenario ....................................................................................... 1
1.2. Analisa Kasus .............................................................................. 1
1.2.1. Daftar Istilah atau Kata Sulit ........................................... 1
1.2.2. Daftar Pertanyaan ............................................................ 1
1.2.3. Jawaban dari Daftar Pertanyaan ...................................... 2
1.2.4. Skema, Pohon Masalah, Alur Pikir Sistematis ................ 3
1.2.5. Learning Objective .......................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ......................................................................................... 4
2.2 Etiologi ......................................................................................... 4
2.3 manifestasi Klinis ......................................................................... 5
2.4 Patofisiologi ................................................................................. 5
2.5 Komplikasi ................................................................................... 6
2.6 Penatalaksaan Medis .................................................................... 8
2.7 Asuhan Keperawatan .................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
“Di Buang Sayang”
Seorang pria 37 tahun dirawat di bangsal Penyakit Dalam Pria karena sakit
saat buang air kecil sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan bahwa ia sering
sekali menahan kencing selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik, dan sedikit minum air putih di setiap hari. Ia juga menderita
rasa sakit dengan skala 3 terus menerus nyeri di bagian bawah perut Pemeriksaan
Fisik terasa nyeri ketika di palpasi pada bagian perut bawah, Pemeriksaan
Laboratorium: BP 110/90 mmHg, RR20x/menit, N 90x/menit, T 38,5 C, Disuria
Pemeriksaan Kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli, sehingga terjadi
infeksi pada saluran kemih.
1
1.2.3 Jawaban dari daftar pertanyaan
1. Karena E. coli hidup dalam usus, umumnya terbawa dalam kotoran
dan terdapat pula di daerah sekitar anus. Karena suatu sebab, E. coli
akhirnya menemukan jalan ke uretra. Dalam kondisi normal, sistem
kekebalan tubuh sebenarnya dapat mengatasi E. coli yang mencoba
masuk ke dalam uretra. Namun ketika sistem kekebalan tubuh
sedang lemah, bakteri ini akhirnya tumbuh dan berkembang biak
sehingga menyebabkan infeksi. Jika tidak ditangani, infeksi E. coli
ujungnya bisa mencapai ginjal.
2. Sedikitnya air dalam saluran kemih menyebabkan koloni kuman
mengendap dan berkembang biak sehingga menimbulkan infeksi.
3. Karena adanya infeksi saluran kemih yang disebakan oleh bakteri
sehingga timbulnya rasa nyeri.
4. Penatalaksanaan sebagai perawat :
- Lakukan relaksasi
- Kaji nyeri
- Berkolaborasi dengan pemberian analgetik
5. Cara mencegah :
- Jangan menunda buang air kecil
- Gunakan pakaian dalam dari bahan katun.
- Hindari pemakaian celana yang ketat.
- Jangan terlalu sering membersihkan tubuh atau mandi dengan
cara berendam agar area genital tidak terpapar bahan kimia
produk pembersih dalam waktu yang lama.
- Biasakan untuk menyeka area genital wanita dari arah depan ke
belakang, setelah buang air kecil.
- Beberapa makanan dan minuman bisa memperparah infeksi
kandung kemih, misalnya kopi, jus buah-buahan, atau makanan
pedas.
2
1.2.4 Skema,pohon masalah,alur pikir sistematis
ISK
Intervensi
Keperawatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah ditemukannya bakteri pada urine di kandung
kemih yang umumnya steril. (Arif mansjoer, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran
kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme
(Corwin, 2001 : 480)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI)
adalah suatu keadaan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, 2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan
pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, 1998 : 121).
2.2 ETIOLOGI
Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain:
1. Pseudomonas, Proteus, Klebsiella
2. Escherichia Coli
3. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan-lain-lain.
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan
infeksi saluran kemih adalah :
1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.
Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra
dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan
dengan pria.
2. Abnormalitas Struktural dan Fungsional
Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan
media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada
saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.
Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis
4
3. Obstruksi
Contoh : Tumor, Hipertofi prostat
4. Gangguan inervasi kandung kemih
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple
sclerosis
5. Penyakit kronis
Contoh : Gout, DM, hipertensi
6. Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi
2.4 PATOFISIOLOGI
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran
kemih yang terinfeksi.
5
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk
melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang
masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang
disalurkan melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan
ascending. Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering
terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan
tubuh yang rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien
yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen
bisa juga timbul akibat adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi
S.Aureus pada ginjal bisa terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus
infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di tempat lain.
Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung
kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending
juga bisa terjadi oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme
yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces
yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai
kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius
untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan
penjamu dan cetusan inflamasi.
2.5 KOMPLIKASI
1. Gagal ginjal akut
2. Ensefalopati hipertensif
3. Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif
6
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting adanya
ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang
pandang besar (LPB) sediment air kemih
b. Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment
air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis
baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni: hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari
urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap
sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes
Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif: maka
pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika
terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
c. Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (misal,
klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae, herpes simplek).
d. Tes-tes tambahan :
Urogram intravena (IVU), Pielografi (IVP), msistografi, dan
ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi
akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal
atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV atau
evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik
dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi
yang resisten.
7
2.7 PENATALAKSAAN MEDIS
Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain. Pasien
dilanjutkan banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing untuk
mengatasi disuria dapat diberikan fenazopiridin (pyriduin) 7-10 mg/kg BB
hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan. Tatalaksana khusus ditujukan
terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan dan pencegahan
infeksi berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap kelamin anatamis
saluran kemih.
1. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan
umum lemah segera berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin
dan uji resistensi kuman. Obat pilihan pertama adalah ampisilin,
katrimoksazol, sulfisoksazol asam nalidiksat, nitrofurantoin dan
sefaleksin. Sebagai pilihan kedua adalah aminoshikosida (gentamisin,
amikasin, dan lain-lain), sefatoksin, karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain,
Tx diberikan selama 7 hari.
2. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami
infeksi berulang dan sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu
dilakukan biakan ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan
fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama
2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan ada fase
akut. Bila relaps/infeksi terjadi lebih dari 2 kali, pengobatan dilanjutkan
dengan terapi profiloksis menggunakan obat antiseptis saluran kemih
yaitu nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau asam mandelamin.
Umumnya diberikan ¼ dosis normal, satu kali sehari pada malam hari
selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan kalainan anatomis, pemberian
obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan Tx profilaksis dilanjutkan
selama 6 bulan, bila perlu sampai 2 tahun.
3. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi,
perlu dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung
dari stadium. Refluks stadium I sampai III bisanya akan menghilang
dengan pengobatan terhadap infeksi pada stadium IV dan V perlu
8
dilakukan koreksi bedah dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih
(ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis atau pielonefritis atsopik kronik,
nefrektami kadang-kadang perlu dilakukan
9
RKS :
Klien mengatakan sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang lalu.
Klien mengatakan ia juga menderita rasa sakit dengan skala 3 terus
menerus nyeri di bagian bawah perut
RKK :
Tidak terkaji
10
Klien tidak memakai alat bantu pendengaran ataupun
penglihatan.
7) Persepsi diri dan Konsep diri
Klien mampu dalam beradaptasi dan sangat menerima
kondisinya.
Klien mengatakan memikirkan penyakit yang dideritanya
namun cukup mampu mengatasi emosinya
Klien mengatakan cemas dengan tindakan operasi yang akan
dilakukan karena merupakan pertama kali bagi klien.
8) Peran dan hubungan
Klien berhubungan baik dengan orang tua dan saudara nya
terlihat dari setiap keluarga menjaga klien dengan
carabergantian.
Klien cukup kooperatif dengan perawat, klien saling mengenal
dan bercengkrama dengan sesama pasien satu ruangan.
9) Seksual dan reproduksi
Klien seorang laki-laki dan sudah menikah
10) Koping dan toleransi stress
Klien mampu dalam beradaptasi dan sangat menerima
kondisinya.
Klien mengatakan memikirkan penyakit yang dideritanya
namun cukup mampu mengatasi emosinya.
11) Nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam, istri klien mengatakan klien adalah
seorang yang taat beribadah.
2. Intervensi Keperawatan
1. Infeksi berhubungan dengan masuknya kuman ke kandung kemih.
Ds :
11
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut
Do :
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, klien tidak terjadi infeksi.
Intervensi Rasional
Kaji TTV Mengetahui tanda-tanda infeksi
Catat karakteristik urine Untuk mengetahui adanya kuman
Tampung urine mid sternum penyebab
Anjurkan mandi menggunakan Menghindari penyebaran infeksi
sabun anti bakteri Membantu menghilangkan infeksi dan
Hindari mandi rendam menurunkan panas
Kolaborasi untuk pemberian
antibiotic 3-5 hari parenteral dan
obat penurun panas.
12
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan sruktur traktus urinarius lain
Ds :
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut
Do :
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, Nyeri hilang dengan
spasme terkontrol
Intervensi Rasional
Pantau perubahan warna urin, Untuk mengidentifikasi indikasi
pantau pola berkemih, masukan dan kemajuan atau penyimpangan dari
keluaran setiap 8 jam dan pantau hasil yang diharapkan
hasil urinalisis ulang .
13
Berikan tindakan nyaman, seperti Meningkatkan relaksasi, menurunkan
pijatan. tegangan otot.
Berikan perawatan perineal Untuk mencegah kontaminasi uretra
Do :
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, Suhu tubuh kembali
normal
14
Intervensi Rasional
Kaji adanya keluhan atau tanda- Peningkatan suhu tubuh akan
tanda perubahan peningkatan suhu meunjukkan berbagai grejala sprt mt
tubuh merah dan badan terasa hangat
Ds :
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut
Do :
15
- kultur urin menunjukkan adanya bakteri E.Coli
Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam setelah intervensi, ansietas berkurang atau
hilang
16
Beri dorongan spiritual Agar klien kembali menyerahkan
sepenuhnya kepada Tuhan YME
Ds :
- px mengeluh sakit saat buang air kecil sejak 3 hari yang
lalu
- Px mengatakan bahwa ia sering sekali menahan kencing
selama 3 tahun terakhir karena ditempatkan pada bagian
pelayanan publik
- px mengatakan sedikit minum air putih di setiap hari
- px mengeluh terus menerus nyeri di bagian bawah perut
Do :
17
Kreteria Hasil : Menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostik,
rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi Rasional
Berikan waktu kepada pasien untuk Mengetahui sejauh mana ketidak
menanyakan apa yang tidak di ketahui tahuan pasien tentang penyakitnya.
tentang penyakitnya.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di
dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri,
virus/mikroorganisme lain.
3.2 SARAN
Penderita penyakit ISK agar lebih menjaga kebersihan alat genital supaya
tidak terjadi atau menderita penyakit yang sama, dan juga seperti
memperhatikan kelembaban daerah kelamin ketika cebok atau membersihkan
alat kelamin harus benar-benar bersih dan dikeringkan dengan handuk
19
DAFTAR PUSTAKA
Yuli, Reny. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Kliem Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Trans Media
Huda, Amin & Hardhi Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis jilid 2.
Jogja: Mediaction
20