Anda di halaman 1dari 3

Bismillahirrahmanirrahim,

Yang Terhormat, Ketua Yayasan Universitas Islam Bandung


Rektor Universitas Islam Bandung,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung,
Wakil Dekan I dan Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung,
Guru Besar dan Anggota Senat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung,
Ketua Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, para dosen, staff, dan
karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung,
dan yang kami muliakan, Ayahanda dan Ibunda tercinta, para orang tua dokter baru Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Bandung,
serta rekan-rekan dokter baru Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung yang saya
cintai dan saya banggakan.

Assalamu’alaikum wr wb.
Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.
Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah SWT Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, karena
atas kasih sayang-Nya lah, masih menakdirkan kita bisa bertemu pada hari yang berbahagia
ini, Pengambilan Sumpah Dokter Gelombang IV Periode 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Bandung.

Rekan-rekan sejawat yang saya banggakan,


Mengenang kembali masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung,
kembali mengingatkan kita akan arti cinta. Pendidikan ini dimulai dengan cinta, dijalani
dengan cinta, dan kemudian diselesaikan dengan cinta. Tentu cinta yang termulia adalah dari
dan kepada Allah SWT yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Terimakasih Ya Rabbi atas
limpahan cinta ini. Memang bukan yang kami inginkan yang Kau berikan. Tapi kini kami
semakin yakin, Kau berikan pada kami apa yang kami butuhkan, penguat jiwa agar kami
menjadi hamba yang pandai bersyukur karena semua ternyata sungguh indah pada waktunya.

Hari ini adalah hari dimana kita patut bersyukur atas segala karunia yang Allah berikan. Hari
dimana seluruh upaya yang dilakukan selama menjalani pendidikan dokter, telah bermuara
pada prosesi pengambilan sumpah dokter. Hari ini menjadi begitu istimewa, karena setelah
hari ini melekat gelar dokter yang disandingkan dengan nama kita. Dengannya, melekat pula
tanggung jawab besar, yang akan dipikul oleh kita semua sebagai insan kesehatan. Ini jelas
tidak akan mudah, tetapi ini dapat kita perjuangkan bersama.

Rekan-rekan sejawat yang saya cintai,


Mengenang hari ini, mengingatkan kita kembali akan kenangan masa pendidikan di Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Bandung. Pendidikan yang dipenuhi dengan suka dan duka
dalam menjalani prosesnya. Tidak jarang, pada tahap awal pendidikan, kita terjaga hingga
larut malam mengerjakan serangkaian tugas tutorial, laboratorium, presentasi makalah, dan
sebagainya. Tidak berhenti disitu, ujian SOCA, OSCE, MDE, laboratorium, dan berbagai
jenis ujian lainnya senantiasa mewarnai kehidupan di kampus ini. Di akhir pendidikan tahap
ini, penulisan skripsi menjadi penutup pendidikan sarjana kedokteran.

Memasuki program pendidikan profesi dokter, perjuangan tidak terhenti. Sering kita tetap
harus terjaga di malam hari untuk berjaga IGD, mengerjakan presentasi kasus, jaga ruangan,
dan berbagai aktivitas lainnya yang saat itu terasa tidak akan mampu dilalui. Tidak jarang
kita harus tetap bertahan pada kondisi berhari-hari tidak mendapatkan istirahat yang cukup,
bahkan harus tetap bersabar terpisah dari anggota keluarga pada momemn-momen hari raya.
UKDI menutup seluruh rangkaian pendidikan profesi dokter tersebut. Kedepan, tantangan
sebagai seorang dokter muslim akan lebih berat, jauh akan lebih berat dibanding masa-masa
pendidikan. Namun kita harus tetap yakin, Allah tidak akan membebani umat-Nya melebihi
kemampuannya. Semoga kebersamaan yang selama ini terjalin akan semakin erat di
kemudian hari.

Jelas tidak pernah ada perubahan tanpa perjuangan, begitupun tidak pernah ada perjuangan
tanpa pengorbanan. Selepas kita mengikrarkan diri hari ini dan diambil sumpah, seorang yang
sejak dahulu berangan menjadi dokter, kini telah menjadi seorang dokter sesungguhnya.
Namun ini bukanlah akhir dari perjuangan, bukan pula akhir dari pengorbanan. Inilah
momentum perubahan, momentum awal bagi perjuangan besar sebagai insan kesehatan,
sebuah momentum awal pengabdian bagi masyarakat. Masyarakat, bangsa, dan negara telah
menantikan karya-karya terbaik kita, menantikan kerja-kerja kita, menanti pengabdian terbaik
kita.
َ ‫فَإِذَا فَ َر ْغتَ فَا ْن‬
ْ‫صب‬
“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan
yang lain)“. Surat Al-Insyirah ayat 7 tersebut mengingatkan kita kembali bahwa ada
pekerjaan-pekerjaan lain yang menanti. Setelah ini, Program Internship Dokter Indonesia
harus kita jalani. Mari kita jaga tradisi luhur profesi ini, mari kita jaga nama baik alamamater
kita. Dalam menjalani setiap aktivitas, jangan lupa berikan senyuman terbaik kita, berikan
pelayanan dengan kompetensi tertinggi kita dan tidak lupa selipkan doa bagi kesembuhan
pasien-pasien kita.

Hadirin yang berbahagia,


Atas seluruh pencapaian yang telah diraih dan tahapan yang telah dilalui. Pada kesempatan
yang berbahagia ini, izinkan saya mewakili rekan-rekan dokter baru untuk mengucapkan
terima kasih kepada Rektor Universitas Islam Bandung, yang telah mengizinkan kami untuk
menjalani pendidikan di kampus tercinta ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada
Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung, beserta guru-guru kami. Terima
kasih karena beliau-beliau lah kami belajar tentang keteladanan, karena beliau-beliaulah kami
memahami ilmu kedokteran. Semoga ilmu yang beliau-beliau berikan, Allah SWT catatkan
sebagai amalan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadi pahala yang terus mengalir.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada staf dan karyawan Fakultas Kedokteran Unisba atas
seluruh bantuannya selama ini, kepada kakak-kakak ikatan alumni Fakultas Kedokteran
Unisba atas bimbingannya selama ini, dan tidak lupa adik-adik mahasiswa tercinta. Maaf jika
kami belum mampu menjadi teladan yang baik. Kami menyayangi kalian.

Kemudian ada cinta yang teramat besar dari kedua orang tua, Ayahanda dan Ibunda tercinta,
yang begitu luar biasa. Darinya kami banyak belajar tentang keteguhan dan kekuatan.
Senyum dan perasaan optimistis beliau dalam mengadapi kehidupan ini, merupakan
dorongan luar biasa sekaligus menjadi bahan refleksi kami dalam menjalani hidup. Rasanya
malu diri ini jika masih harus berkeluh kesah. Kalau kemudian yang kami lakukan ini
membawa manfaat dan kebaikan, semoga itu dicatat oleh Yang Maha Lembut sebagai
untaian doa bagi kedua orangtua tercinta.

Tidak lupa pada kesempatan ini kami mengucapkan permohonan maaf yang tulus kepada
seluruh pihak, atas segala khilaf yang pernah kami lakukan. Kami memohon doa agar
senantiasa mampu memperbaiki diri, mengamalkan ilmu dengan kompetensi terbaik, dan
mampu mendewasa untuk mengemban amanah sebagai dokter muslim di masyarakat.

Rekan-rekan sejawat terkasih,


Selepas kegiatan ini berakhir, kita akan menjalani hidup sebagai seorang dokter. Yang setiap
detiknya adalah detik-detik pengabdian. Yang setiap ucapan, sikap, dan tindakannya terikat
dengan sumpah luhur profesi ini, dan merupakan cerminan keindahan hati. Mari kita lakukan
yang terbaik, menjalani nafas panjang pengabdian profesi ini, hingga habis masa pengabdian
kita, hingga tutup usia kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi setiap langkah kita
dan memberikan kita kekuatan untuk menjalani semuanya.

Terima kasih atas perhatiannya, m

Anda mungkin juga menyukai