Anda di halaman 1dari 10

JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al.

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK Spirulina YANG DIKULTUR PADA MEDIA


WALNE DAN MEDIA ORGANIK

Putriana Sari Sirait1*, Iriani Setyaningsih1, dan Kustiariyah Tarman1,2


1
Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat
2
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Institut Pertanian Bogor (PKSPL-LPPM IPB)
*Korespondensi : putrianasarisirait@gmail.com
Diterima: 28 Februari 2019 /Disetujui: 29 Maret 2019

Cara sitasi: Sirait PS, Setyaningsih I, Tarman K. 2019. Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina yang dikultur
pada media Walne dan media organik. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 22(1): 50-59.

Abstrak
Spirulina merupakan mikroalga kelompok Cyanobacteria yang mengandung komponen aktif yang
berpotensi sebagai antikanker. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan aktivitas antikanker dan selektivitas
ekstrak kasar Spirulina yang dikultur menggunakan media Walne dan organik, serta deteksi apoptosisnya.
Tahapan penelitian ini meliputi kultivasi dan pemanenan Spirulina, ekstraksi komponen aktif, uji antikanker
dan deteksi apoptosis. Aktivitas antikanker diuji menggunakan MTT assay. Ekstrak kasar Spirulina hasil
kultur Walne dan organik memiliki komponen aktif alkaloid, flavonoid, steroid, dan saponin, serta tidak
bersifat toksik terhadap sel normal payudara (MCF-12a), tetapi memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker
payudara (MCF-7). Ekstrak kasar Spirulina hasil kultur Walne memiliki nilai IC50 yaitu 36,23 ppm dan
indeks selektivitas 30,07, sedangkan nilai IC50 hasil kultur organik yaitu 117,78 ppm dan indeks selektivitas
7,17. Deteksi apoptosis dengan pewarna Hoechst 33342 menunjukkan adanya aktivitas apoptosis ekstrak
kasar Spirulina terhadap sel MCF-7.

Kata kunci: apoptosis, Hoechst 33342, MCF-12a, MCF-7, mikroalga.

Anticancer Activity of Spirulina Cultivated in Walne and Organic Media

Abstract
Spirulina is Cyanobacteria containing active components which is potentially showing anticancer
activity. The purposes of this study were to determine anticancer activity and selectivity of crude extracts
of Spirulina cultured using Walne and organic media, and to detect the apoptosis. The stages of this study
included cultivation and harvesting of Spirulina, active components extraction, anticancer test and apoptosis
detection. Anticancer activity was determined using MTT assay. The crude extracts of Spirulina from Walne
and organic cultures contained active components of alkaloids, flavonoids, steroids, and saponins. These
extracts were not toxic to normal breast cells (MCF-12a), but showed cytotoxic activity in breast cancer cells
(MCF-7). The crude extract of Spirulina from Walne culture had IC50 value ​​of 36.23 ppm and selectivity index
30.07, while the IC50 of organic culture was 117.78 ppm and selectivity index 7.17. Detection of apoptosis
with Hoechst dye 33342 showed the apoptotic activity of Spirulina crude extract against MCF-7 cells.

Keywords: apoptosis, Hoechst 33342, MCF-12a, MCF-7, microalgae.

50 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

PENDAHULUAN yang dapat dikultivasi, tidak tergantung


Spirulina adalah sianobakteri atau musim dan dapat menghasilkan biomassa
mikroalga hijau biru. Biomassa Spirulina yang banyak, yaitu Spirulina sebagai sumber
mengandung komponen kimia di antaranya senyawa antikanker.
protein 55-70%, lipid 4-6%, karbohidrat Media yang umum digunakan untuk
17-25%, asam lemak tidak jenuh majemuk kultivasi Spirulina adalah media Walne.
seperti asam linoleat (LA) dan γ-linoenat Mahalnya biaya bahan untuk membuat media
(GLA). Spirulina juga mengandung vitamin ini sehingga dipilih media organik sebagai
di antaranya asam nikotinat, riboflavin, media alternatif untuk kultivasi. Sampai saat
thiamin, sianokobalamin, mineral, asam ini, belum ada penelitian mengenai aktivitas
amino dan bahan aktif lainnya seperti antikanker khususnya kanker payudara dari
karotenoid, pigmen klorofil, dan fikosianin Spirulina hasil kultivasi dengan media organik.
(Suharyanto et al. 2014). Oleh karena itu, penelitian mengenai aktivitas
Komposisi kimia yang terkandung antikanker Spirulina hasil kultivasi dengan
pada Spirulina tergantung pada media yang media Walne dan media organik sangat
digunakan. Media pertumbuhan Spirulina perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan
yang selama ini digunakan antara lain Zarrouk untuk menentukan aktivitas antikanker dan
atau Walne. Fahleny et al. (2014) melaporkan selektivitas ekstrak Spirulina yang dikultur
bahwa Spirulina dapat ditumbuhkan pada menggunakan media Walne dan media
media organik dengan nilai rapat optis organik, serta deteksi aktivitas apoptosis.
kultur pertumbuhan Spirulina dalam media
organik sebanding dengan media Walne dan BAHAN DAN METODE
menghasilkan komponen aktif flavonoid, Bahan dan Alat
steroid, fenol hidrokuinon dan saponin. Bahan yang digunakan yaitu inokulum
Syahril et al. (2011) melaporkan bahwa Spirulina yang diperoleh dari Balai Besar
ekstrak kasar etanol Spirulina platensis dapat Pengembangan Budidaya Air Payau
menghambat sel kanker payudara (MCF- (BBPBAP) Jepara-Jawa Tengah, air tawar, air
7) pada konsentarsi 85 μg/mL. Skrining laut 15 ppt, akuades, media Walne dan organik
antikanker oleh Canan (2012) menunjukkan (RI1 dan Urea), bufer fosfat teknis, reagen uji
bahwa ekstrak kasar dan fikosianin dari komponen aktif, sel MCF-12a (ATCC CRL-
Spirulina hasil kultivasi dengan media 10782), sel MCF-7 (ATCC HTB-22), media
Zarrouk mampu menghambat berbagai jenis kultur DMEM (Dulbecco’s Modified Eangle’s
sel kanker, salah satunya sel MCF-7. Medium) (Gibco), larutan PBS (Sigma-
Kanker payudara merupakan salah Aldrich), DMSO 1 % (Sigma-Aldrich), etanol
satu jenis kanker yang menjadi perhatian. p.a. 96 % (Sigma-Aldrich), larutan pereaksi
Kanker ini berasal dari kelenjar susu, saluran MTT (Sigma-Aldrich) dan Hoescht 33342
kelenjar dan jaringan penunjang payudara (Sigma-Aldrich).
(Purwatiningsih et al. 2008). Tingkat insidensi Alat yang digunakan yaitu perlengkapan
kanker payudara di kalangan wanita adalah 1 kultivasi, lampu TL (Philips), refraktrometer
berbanding 8. Kanker payudara merupakan (Atago), spektrofotometer UV-VIS (Spektronik
penyebab kematian tertinggi kedua dari UV-Vis IR-U-2500), refrigerator (Sharp),
semua jenis kanker di Indonesia, sekitar 60- rotary evaporators (Heidolph VV 2000),
80% ditemukan pada stadium lanjut dan timbangan digital (Quattro), magnetic stirrer
berakibat fatal (Kemenkes 2015). (79-1 Magnetic stirrer with Heater), vortex
Pengobatan kanker dilakukan dengan (thermolyne), sentrifuse (Heraeus pyco17),
empat cara utama yaitu melalui pembedahan, oven (EHRET TK/L 4067), microplate 96-
radiasi, kemoterapi dan terapi biologi well (Iwaki), spectrophotometric plate reader
(DiPiro et al. 2009). Pengobatan tersebut (i Mark Microplate Reader S/N 11421),
selain mahal, terkadang memiliki efek mikropipet (Ependorf), 8-well slide chamber
samping. Inovasi yang dapat dikembangkan (Nunc), inkubator CO2 (Heraeus) dan
yaitu dengan memanfaatkan mikroorganisme mikroskop fluoresens (Zeiss MC 80).

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 51


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al.

Metode Penelitian Nilai IC50 diperoleh dari plot hubungan


Kultivasi Spirulina antara konsentrasi sampel sebagai sumbu-x
Spirulina dikultivasi di dalam toples (absis) dan % aktivitas penangkapan DPPH
menggunakan media Walne dan media radikal sebagai sumbu-y (ordinat), setelah
organik (RI1 dan Urea), dengan suhu ruang didapatkan nilai IC50 pada sel normal
(20-25oC), intensitas cahaya 3000 lux, salinitas (MCF-12a) maupun sel kanker payudara
air laut 15 ppt dan bibit yang digunakan (MCF-7) maka dapat dihitung nilai SI
20% dari volume kultur. Spirulina dipanen (selectivity index) yang menunjukkan
pada hari ke-12 dengan nilai Optical Density selektivitas sampel terhadap sel yang diuji
≥0,5 (Pelczar dan Chan 2006) menggunakan menggunakan rumus:
nylon mesh berukuran 20 mikron. Biomassa IC 50 sel normal
kemudian dikeringkan dengan metode oven Nilai SI =
IC 50 sel kanker
(40oC) selama 24 jam.

Ekstraksi Spirulina Deteksi apoptosis sel menggunakan


Ekstraksi senyawa aktif Spirulina pewarna Hoescht 33342
dilakukan menggunakan pelarut polar (etanol Sel kanker (MCF-7) yang dikultur dalam
96%) dengan konsentrasi 1:20 (b/v) kemudian 8-well slide chamber dengan konsentrasi
dimaserasi selama 3 x 24 jam pada suhu ruang, 10.000 sel/slide diberi perlakuan konsentrasi
selanjutnya sampel dievaporasi menggunakan sesuai dengan nilai IC50 yang didapatkan.
vacuum evaporator dengan suhu 40oC sampai Pewarnaan sel menggunakan Hoechst 33342
didapatkan ekstrak kasar kering. mengacu pada Kim et al. (2007). Pengamatan
apoptosis sel dilakukan menggunakan
Prosedur Analisis mikroskop fluoresens UV-2A dengan panjang
Analisis komponen bioaktif gelombang eksitasi 330-380 nm.
Analisis komponen aktif sampel Spirulina
mengacu pada Harborne (1996) yang meliputi Analisis Data
pengujian senyawa alkaloid, steroid, saponin, Penghitungan nilai IC50 menggunakan
flavonoid dan fenol hidrokuinon. analisis regresi linier untuk mengetahui
besarnya konsentrasi suatu bahan yang dapat
Analisis aktivitas dan selektivitas menghambat aktivitas sel kanker sebanyak
antikanker secara in vitro 50%. Penghitungan nilai selectivity index (SI)
Pengujian antikanker dilakukan terhadap dengan menghitung IC50 sel normal dibagi
sampel Spirulina dengan mengacu pada dengan IC50 sel kanker. Ekstrak dikatakan
Zachary (2003). Sel lestari kanker didapatkan mempunyai selektivitas yang tinggi apabila
dari hasil kultur di Pusat Studi Satwa Primata nilai SI ≥3 dan dikatakan kurang selektif
(PSSP-IPB). Uji toksisitas dilakukan dengan apabila nilai SI <3. Data hasil penelitian
metode 3-(4,5-Dimethylthiazol-2-yl)-2,5- dibahas secara deskriptif, disajikan dalam
diphenyltetrazolium bromide (MTT) terhadap bentuk grafik dan tabel.
sel normal payudara (MCF-12a) dan sel kanker
payudara (MCF-7). Sel yang tidak mendapat HASIL DAN PEMBAHASAN
perlakuan digunakan sebagai kontrol negatif, Kultivasi dan Ekstraksi Spirulina
sedangkan kontrol positif yaitu doksorubisin. Kultivasi dengan media Walne
Sel hidup akan bereaksi dengan reagen memiliki optical density (OD) yang lebih
MTT membentuk formazan dan absorbansi tinggi dibandingkan dengan media organik
diukur pada panjang gelombang 595 nm (Figure 1). Perbedaan pertumbuhan sel pada
menggunakan spectrophotometric plate reader. penelitian ini dipengaruhi oleh perbedaan
Persentase penghambatan sel kemudian media yang digunakan untuk pertumbuhan
dihitung menggunakan rumus: sel.
Absorbansi kontrol-Absorbansi sampel
Pertumbuhan didefinisikan sebagai
Penghambatan =
Absorbansi kontrol
x 100% pembelahan sel (peningkatan jumlah) dan
pembesaran sel (peningkatan ukuran), kedua

52 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

0.6

0.5

0.4

Optical Density
0.3

0.2

0.1

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Culture (Day)

Figure 1 Growth of Spirulina in Walne ( ) and organic media ( ).

proses ini memerlukan sintesis protein. sedangkan media organik hanya memiliki
Colla et al. (2007) menyatakan bahwa urea sebagai sumber nitrogen. Amanatin
nitrogen diperlukan pada proses sintesis asam dan Nurhidayati (2013) menyatakan bahwa
amino sebagai penyusun protein di dalam sel. urea (CO(NH2)2) terlarut akan terbentuk
Konsentrasi nitrogen yang semakin meningkat ion amonium (NH4+) yang akan diasimilasi
dalam media kultur dapat menyebabkan oleh mikroalga dan diubah menjadi glutamat
peningkatan pembentukan protein yang akan sebagai salah satu penyusun asam amino.
berdampak pada peningkatan kepadatan Metode ekstraksi yang digunakan dalam
populasi mikroalga tersebut. penelitian ini adalah maserasi dengan pelarut
Spirulina yang dikultur dalam media etanol. Rendemen ekstrak kasar Spirulina
Walne menghasilkan biomassa kering lebih yang dihasilkan dapat dilihat pada Table 1.
banyak yaitu 0,33±0,02 g/L dibandingkan Berat dan rendemen ekstrak kasar
pada kultur organik yaitu 0,17±0,01 g/L. Hasil Spirulina yang dikultivasi dalam media organik
penelitian Costa et al. (2001) menunjukkan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil kultur
bahwa biomassa Spirulina platensis maksimum media Walne yaitu 17,37%. Perbedaan pada
diproduksi dalam media yang mengandung kedua sampel tersebut diduga karena kadar
natrium nitrat (1,992 g/L), amonium nitrat air pada kedua sampel berbeda. Kadar air
(0,993 g/L) dan Urea (0,910 g/L). pada biomassa kultur organik lebih besar
Perbedaan hasil biomassa kering dibandingkan pada biomassa kultur Walne
dipengaruhi oleh perbedaan sumber dengan nilai masing-masing 10,89±0,34% dan
nitrogen dalam media kultivasi. Chester 7.34±0.22%. Perbedaan kadar air dipengaruhi
(1990) menyatakan bahwa nitrogen terbagi oleh derajat keterikatan air dalam bahan
menjadi nitrogen organik dan anorganik. (Rusmono et al. 2016).
Nitrogen anorganik terdiri atas ion nitrit
(NO2-), ion nitrat (NO3-), ammonia (NH3), Komponen aktif Spirulina
ion ammonium (NH4+) dan molekul N2 yang Analisis fitokimia merupakan uji
larut dalam air, sedangkan nitrogen organik pendahuluan untuk mengetahui keberadaan
berupa protein, asam amino dan urea akan senyawa kimia spesifik seperti alkaloid,
mengendap dalam air. flavonoid, steroid, saponin, dan fenol
Media Walne memiliki dua sumber hidrokuinon. Uji ini sangat bermanfaat
nitrogen dalam komposisinya yaitu ion untuk memberikan informasi mengenai
amonium (NH4+) dan ion nitrat (NO3-), senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 53


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al.

Table 1 Yield of Spirulina crude extracts


Culture Walne media Organic media
Extract weight (g) 0.26 0.41
Yield (%) 11.76 17.37
Form Oily paste Oily paste
Colour Dark green Dark green

(Simbala 2009). Hasil penapisan fitokimia Salvador et al. (2012) melaporkan


Spirulina yang dikultur dalam media berbeda bahwa steroid dapat digunakan sebagai agen
dapat dilihat pada Table 2. antikanker karena memiliki enzim penghambat
Ekstrak kasar Spirulina hasil kultur diantaranya aromatase dan sulfatase inhibitor
Walne dan organik memiliki komponen aktif untuk kanker payudara. Zakaria et al. (2011)
alkaloid, flavonoid, steroid, dan saponin. menyatakan mekanisme kerja senyawa ini
Bezerra et al. (2006) dan Nishiumi et al. adalah merusak permeabilitas membran
(2014) menyatakan bahwa senyawa aktif mitokondria pada sel atau menyebabkan sel
piperidinone, piperidine, hexadecanenitrile mengalami nekrosis dan kematian. Yildrim
merupakan komponen golongan senyawa dan Kutlu (2015) menyatakan senyawa
alkaloid yang berperan dalam penghambatan saponin secara struktural memiliki satu atau
kanker. lebih gugus glikosida hidrofilik dan dapat
Flavonoid termasuk ke dalam senyawa terlibat dalam replikasi DNA serta mencegah
polifenol, metabolit sekunder dari tanaman poliferasi sel kanker.
dan memiliki aktivitas sebagai antikanker.
Flavonoid mengandung kuersetin yang Aktivitas Antikanker dan Selektivitas
berasal dari subkelas flavonol. Kuersetin, Spirulina secara In Vitro
genistein atau flavopiridol dapat dijadikan Pengujian antikanker dalam penelitian
sebagai bahan untuk obat kanker ini dilakukan secara in vitro menggunakan
(Ravishankar et al. 2013). Mekanisme metode MTT assay (mikrokultur tetrazolium).
flavonoid sebagai antikanker menurut Prinsip dari metode ini yaitu mengukur
Ren et al. (2003) yaitu penghambatan aktivitas dehidrogenase mitokondria pada sel-
aktivitas DNA topoisomerase I/II, penurunan sel hidup yang memiliki kemampuan untuk
ekspresi gen Bcl-2 dan Bcl-xl serta aktivasi mengkonversi MTT menjadi formazan. Hasil
endonuklease. inhibisi aktivitas antikanker secara in vitro

Table 2 Bioactive compounds of Spirulina crude exctracts.


Crude extract
Bioactive compound
Walne media Organic media
Alkaloid
Dragendorff + +
Wagner - -
Meyer + +
Flavonoid + +
Steroid + +
Fenol hidrokuinon - -
Saponin + +
Note: (-) Undetected (+) Detected

54 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

pada sel MCF-12a dan MCF-7 dapat dilihat imun serta pengurangan dosis doksorubisin
pada Figure 2. mampu mengurangi efek samping
Figure 2a menunjukkan hasil bahwa (Wattanapitayakul et al. 2005).
inhibisi ekstrak kasar Spirulina hasil Figure 2b menunjukkan bahwa hasil
kultur Walne dan organik terhadap sel inhibisi ekstrak kasar Spirulina hasil kultur
normal payudara (MCF-12a) <50%. Walne dan organik terhadap sel kanker
Wikanta et al. (2010) menyatakan bahwa payudara (MCF-7) >50% dan Doksorubisin
inhibisi pertumbuhan <50% menunjukkan menginhibisi sel kanker payudara (MCF-7)
inhibisi pertumbuhan lemah sehingga yaitu 92,26%. Wikanta et al. (2010) menyatakan
bioaktivitas sampel terhadap sel lestasi tumor bahwa inhibisi pertumbuhan >50%-100%
dikatakan tidak aktif. menunjukkan inhibisi pertumbuhan sedang
Figure 2a menunjukkan bahwa terjadi sampai kuat sehingga bioaktivitas ekstrak
penurunan inhibisi pada ekstrak kasar hasil terhadap sel lestasi tumor dikatakan aktif.
kultur Walne pada konsentrasi 80 ppm dan 160 Figure 2 juga menunjukkan bahwa sampel
ppm. Davison et al. (2010) menyatakan bahwa yang diujikan pada sel MCF-7 memiliki
efek dose-independent dalam uji efek inhibisi inhibisi yang lebih tinggi dibandingkan pada
pada produk alam umumnya disebabkan oleh sel MCF-12a. Hal ini menunjukkan bahwa
efek saturasi senyawa penghambat di dalam sampel ekstrak kasar Spirulina hasil penelitian
sel. Hasil kontrol positif yaitu Doksorubisin memiliki mekanisme inhibisi yang lebih
dengan kadar 3 ppm menginhibisi sel normal spesifik terhadap sel kanker dan aman pada
payudara (MCF-12a) >50% yaitu sebesar sel normal.
50,79%. Wikanta et al. (2010) menyatakan Sitotoksisitas sel juga dapat dilakukan
bahwa inhibisi pertumbuhan >50%-100% secara kualitatif dengan pengamatan
menunjukkan inhibisi pertumbuhan morfologi sel. Kenampakan sel MCF-12a dan
sedang sampai kuat sehingga bioaktivitas sel MCF-7 pada kontrol negatif, pemberian
doksorubisin (3 ppm) terhadap sel lestasi sampel dan kontrol positif (Doksorubisin)
tumor dikatakan aktif. dapat dilihat pada Figure 3 dan 4.
Doksorubisin merupakan agen Figure 3 menunjukkan morfologi sel
kemoterapi golongan antrasiklin yang normal payudara (MCF-12a) sedangkan
memiliki aktivitas antikanker spektrum luas Figure 4 menunjukkan morfologi sel kanker
dan telah digunakan pada berbagai jenis payudara (MCF-7). Sel hidup ditandai dengan
kanker seperti kanker payudara. Penggunaan bentuk epitel dan berwarna terang, sedangkan
doksorubisin sebagai agen kemoterapi sel mati ditandai dengan bentuk bulat dan
dibatasi oleh efek toksik terhadap jaringan berwarna gelap (tidak bercahaya). Puspitasari
normal terutama jantung dan menekan sistem dan Ulfa (2009) menyatakan bahwa morfologi

DOXO 3 DOXO 3
EXO 30 EXO 30
EXO 60 EXO 60
Sample (ppm)
Sample (ppm)

EXO 120 EXO 120


EXO 240 EXO 240
EX 20 EX 20
EX 40 EX 40
EX 80 EX 80
EX 160 EX 160

0 10 20 30 40 50 60 0 20 40 60 80 100
Inhibition (%) Inhibition (%)

(a) (b)
Figure 2 Inhibition of crude extract of Spirulina on (a) MCF-12a cell and (b) MCF-7 cell. Samples
were crude extracts of Spirulina cultured in Walne (EX), organic media (EXO), and
doxorubicin (DOXO) as positive control.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 55


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al.

(a) (b) (c)

Figure 3 MCF-12a cell morphology with 400x magnification. (a) Without sample addition
(negative control), (b) sample addition, (c) addition of doxorubicin (positive control).
The living cell was shown with (1) and dead cell shown with (2)

(a) (b) (c)

Figure 4 MCF-7 cell morphology with 400x magnification. (a) Without sample addition (negative
control), (b) sample addition, (c) addition of doxorubicin (positive control). The living
cell was shown with (1) and dead cell shown with (2)

sel hidup tampak bersinar cemerlang dan payudara (MCF-12a), tetapi memiliki
batas membran dengan media akan terlihat aktivitas sitotoksik pada sel kanker payudara
jelas, sedangkan sel mati tampak bulat, gelap, (MCF-7) (Table 3). Penelitian Syahril et al.
tidak bercahaya dan membran selnya terlihat (2011) menunjukkan bahwa ekstrak etanol
pecah atau agak samar. Spirulina efektif menghambat pertumbuhan
Aktivitas sitotoksik dari ekstrak sel kanker MCF-7 pada konsentrasi 85 ppm,
yang menyerang sel-sel kanker dapat sedangkan pada penelitian ini ekstrak etanol
diklasifikasikan menjadi tiga kategori. Spirulina hasil kultur Walne memiliki nilai
Kategori pertama sangat aktif jika IC50 <10 µg/ IC50 36,23 ppm.
mL, kategori kedua adalah aktif jika IC50 10-100 Selektivitas obat antikanker dapat diukur
µg/mL dan ketiga adalah cukup aktif jika IC50 dengan menghitung indeks selektivitas
100-500 µg/mL (Weerapreeyakul 2012). Zat yaitu menghitung IC50 sel normal dibagi
dikatakan tidak memiliki aktivitas sitotoksik dengan IC50 sel kanker (Badisa et al. 2009).
bila nilai IC50 >500 μg/mL (Machana et al. Machana et al. (2011) menyatakan nilai
2011). Nilai IC50 Spirulina pada sel MCF-12a selectivity index (SI) >3 menunjukkan
dan MCF-7 dapat dilihat pada Table 3. selektivitas tinggi. Tingginya selektivitas
Berdasarkan Weerapreeyakul (2012) sampel Spirulina (Table 3) menunjukkan
dan Machana et al. (2011), ekstrak kasar adanya potensi Spirulina sebagai agen
Spirulina hasil kultur Walne dan organik kemopreventif. Hal ini sesuai dengan
tidak bersifat toksik terhadap sel normal pernyataan Rollando (2016) yaitu nilai

56 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

Table 3 IC50 value and selectivity index of S. platensis on MCF-12a and MCF-7 cells
Value Walne media Category Organic media Category
IC50 on MCF-12a 1089.33 Inactive 844.19 Inactive
IC50 on MCF-7 36.23 Active 117.78 Moderately active
Selectivity index 30.07 High 7.17 High

selectivity index yang disyaratkan adalah >3 memancarkan cahaya fluoresen. Puwarni
menandakan bahwa sampel mempunyai (2011) menyatakan bahwa pewarna Hoechest
aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker (benza-midin) berikatan dengan pasangan
tanpa mempengaruhi sel normal dan dapat basa A-T sehingga menghasilkan cahaya
dikembangkan lebih lanjut sebagai agen fluoresen pada sel apoptosis.
kemopreventif. Pengamatan secara immuno-sitokimia
Agen kemopreventif adalah suatu dengan pewarnaan inti/DNA juga
senyawa yang dapat mencegah dan menunjukkan bahwa sel MCF-7 mengalami
menghambat perkembangan sel kanker. perubahan morfologi secara seluler (Figure 5).
Selektivitas agen kemopreventif yaitu hanya Wyllie (2010) menyatakan bahwa perubahan
sel yang diidentifikasi sebagai sel kanker saja morfologi seluler akibat mekanisme apoptosis
yang diserang, sementara sel normal tidak ini dapat terjadi dalam beberapa tahapan
diserang. Mekanisme ini sangat berbeda yaitu penyusutan densitas sel, kondensasi dan
dengan cara kerja obat kemoterapi yang fragmentasi kromatin sel serta fragmentasi
menyerang sel kanker dan juga sel normal. inti sel.
Akibatnya sel normal ikut rusak dan mati
yang berakibat pada timbulnya berbagai KESIMPULAN
macam efek samping (Sutejo et al. 2016). Ekstrak kasar Spirulina hasil kultur
Walne dan organik tidak bersifat toksik
Deteksi Apoptosis Ekstrak kasar terhadap sel normal payudara (MCF-12a),
Spirulina pada sel MCF-7 tetapi memiliki aktivitas sitotoksik pada sel
Apoptosis merupakan kematian sel secara kanker payudara (MCF-7), dengan selektivitas
terprogram pada kondisi fisiologis maupun tinggi (SI >3). Penghambatan pada sel kanker
patologis (Xue et al. 2014). Sel apoptosis dapat dipengaruhi oleh kandungan komponen
dideteksi secara mikroskopi dengan bantuan aktif berupa flavonoid dan saponin. Deteksi
pewarna flouresen Hoechest (Kim et al. 2007). apoptosis dengan pewarna Hoechst 33342
Figure 5 menunjukkan bahwa sel menunjukkan adanya aktivitas apoptosis
MCF-7 yang mengalami apoptosis ekstrak kasar Spirulina terhadap sel MCF-7.

(a) (b) (c)

Figure 5 Induced apoptosis on MCF-7 cell (a) control, (b) crude extract Spirulina cultured in
Walne media, (c) crude extract Spirulina cultured in organic media. White arrow
showed fluorescence that indicated cell induced apoptosis.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 57


JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1 Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al.

UCAPAN TERIMA KASIH breast cancer therapeutics: Effect of


Penulis mengucapkan terima kasih permeants on MCF-7 cells cultured
kepada Lembaga Penyedia Dana Pendidikan, within the receptor compartment.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia European Journal of Pharmaceutics and
yang telah membiayai penelitian ini yang Biopharmaceutics. 75(3):411-348.
merupakan bagian dari tesis penulis pada DiPiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke
beasiswa Magister LPDP. GR, Wells BG, Posey LM. 2009.
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
DAFTAR PUSTAKA Approach 7th Ed. United States (US):
[Kemenkes] Kementrian Kesehatan. 2015. McGraw-Hill Companies.
Situasi Penyakit Kanker. www.depkes. Fahleny R, Trilaksani W, Setyaningsih
go.id [24 April 2016]. I. 2014. Aktivitas antioksidan pada
Amanatin DR, Nurhidayati T. 2013. Pengaruh formula terpilih tablet hisap Spirulina
kombinasi konsentrasi media ekstrak berdasarkan karakteristik fisik. Jurnal
tauge (MET) dengan pupuk urea terhadap Ilmu dan Kelautan Tropis. 6(2): 427-444.
kadar protein Spirulina sp. Jurnal Sains Harbone JB. 1996. Phytochemical Method.
dan Seni. 2(2): 2337-3520. Kosasih Padmawinata dan Iwang Soedro
Badisa RB, Selina F, Darling-Reed, Patrick (penerjemah). Bandung (ID): ITB.
J, John SC, Lekan ML, Goodman CB. Kim EJ, Park SY, Shin HK, Kwon DY, Surh
2009. Selective cytotoxic activities of two YJ, Park JH. 2007. Activation of caspase-8
novel synthetic drugs on MCF-7 cells. contributes to 3,3’-diindolylmethane-
Anticancer Research. 1-9. induced apoptosis in colon cancer cells.
Bezerra DP, Castro FO, Alves AP, Pessoa Journal of Nutrition. 137: 31-36.
C, Moraes MO, Silveira ER, Lima MA, Machana S, Weerapreeyakul N, Barusrux
Elmiro FJ, Costa-Lotufo LV. 2006. In S, Nonpunya A, Sripanidkulchai B,
vivo growth-inhibition of Sarcoma 180 Thitimetharoch T. 2011. Cytotoxic and
by piplartine and piperine, two alkaloid apoptotic effects of six herbal plants
amides from Piper. Brazilian Journal of against the human hepatocarcinoma
Medical and Biological Research. 39(6): (HepG2) cell line. Chinese Medical
801-806. Journal. 6(39): 1-8.
Canan. 2012. Screening anticancer activities Nishiumi S, Suzuki M, Kobayashi T,
of Spirulina platensis extracts on various Matsubara A, Azuma T, Yoshida M. 2014.
cancer cell lines. akademikpersonel. Metabolomics for biomarker discovery
kocaeli.edu.tr/ [24 April 2016]. in gastroenterological cancer review.
Colla LM, Reinehr CO, Reichert C, Costa Journal of Metabolites. 4: 547-571.
JAV. 2007. Production of biomass and Pelczar MJ, Chan ECS. 2006. Dasar-Dasar
nutriceutical compound by Spirulina Mikrobiologi. Penerjemah: Ratna SH,
platensis under different temperature Teja I, Sri ST, Sri LA. Jakarta (ID): UI
and nitrogen regimes. Bioresource Press.
Technology. 98(7): 1489-1493. Purwatiningsih T, Alamudin A, Noorwati
Costa JAV, Cozza KL, Oliveira L, Magagnin S. 2008. Deskripsi data rekam medis
G. 2001. Different nitrogen sources and penyakit kanker payudara rumah sakit
growth responses of Spirulina platensis kanker Dharmais pada bulan Oktober
in microenviroments. World Journal tahun 1993 sampai dengan bulan Maret
of Microbiology and Biotechnology. tahun 2003. [Tesis]. Bogor (ID): Insitut
17:439-442. Pertanian Bogor.
Chester R. 1990. Marine Geochemistry. Puwarni EY. 2011. Penghambatan proliferasi
London (UK): Unwin Hyman. sel kanker kolon HCT-116 oleh produk
Davison Z, Nicholson RI, Denyer SP, Heard fermentasi pati resisten tipe 3 sagu
CM. 2010. A novel diffusion cell model for dan beras. [Tesis]. Bogor (ID): Insitut
the in vitro assessment of transcutaneous Pertanian Bogor.

58 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Aktivitas antikanker ekstrak Spirulina, Sirait et al. JPHPI 2019, Volume 22 Nomor 1

Puspitasari E, Ulfa EU. 2009. Uji sitotoksisitas Wattanapitayakul SK, Chularojmontri L,


ekstrak metanol buah buni (Antidesma Herunsalee A, Charuchongkolwongse S,
buntus (L) Spreng) terhadap sel HeLa. Niumsakul S, Bauer JA. 2005. Screening
Jurnal Ilmu Dasar. 10(2): 181-185. of antioxidants from medicinal plants
Ravishankar D, rajora AK, Greco F, Osborn for cardioprotective effect against
HMI. 2013. Flavonoids as prospective doxorubicin toxicity. Basic and Clinical
compounds for anti-cancer therapy. The Pharmacology and Toxicology. 96: 80.
International Journal of Biochemistry and Wikanta T, Prabukusuma A, Ratih Dian,
Cell Biology. 30:1-11. Januar HI. 2010. Bioaktivitas ekstrak
Rusmono M, Afnidar, Hartinawati. 2016. kasar aseton, fraksi, dan subfraksinya
Sifat, Persyaratan, dan Tipe Air. http:// dari Ulva fasciata terhada sel lestari
repository.ut.ac.id/ [21 Maret 2019]. tumor HeLa. Jurnal Pascapanen dan
Ren W, Qiao Z, Wang H, Zhu L, Zhang L. Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.
2003. Flavonoids: promising anticancer 5(1): 1-9.
agents. Medicinal Research Reviews. Weerapreeyakul N, Nonpunya A, Barustux
23(4): 519-534. S, Thitimetharoch T, Sripanidkulchai
Rollando. 2016. Aktivitas sitotoksik ekstrak B. 2012. Evaluation of the anticancer
dan fraksi hasil fermentasi fungi endofit potential of six herbs against a hepatoma
genus Cephalosporium sp. diisolasi dari cell line. Chinese Medical Journal.
daun meniran (Phyllantus niruri Linn.). 7(15): 1-7.
Jurnal Wiyata. 3(1): 5-10. Wyllie AH. 2010. Apoptosis, Cell Death, and
Simbala HEI. 2009. Analisis senyawa alkaloid Cell Proliferation. 3rd Ed. Roche Applied
beberapa jenis tumbuhan obat sebagai Science.
bahan aktif fitofarmaka. Pacific Journal. Xue X, Yu JL, Sun DQ, Kong F, Qu XJ, Zou
1(4): 489-494. W, Wu J, Wang RM. 2014. Curcumin
Suharyanto, Tri-panji, Permatasari S, induces apoptosis in SGC-7901 gastric
Syamsu K. 2014. Produksi Spirulina adenocarcinoma cells via regulation of
platensis dalam fotobioreaktor kontinyu mitochondrial signaling pathways. Asian
menggunakan media limbah cair pabrik Pacific Journal of Cancer Prevention.
kelapa sawit. Menara Perkebunan. 15(9): 3987-3992.
82(1): 1-9. Yildirim I, Kutlu T. 2015. Anticancer agents:
Sutejo RI, Putri H, Meiyanto E. 2016. saponin and tannin. Journal of Biological
Selektivitas ekstrak etanolik buah Chemistry. 9(6):332-340.
makassar (Brucea javanica) pada kanker Zachary I. 2003. Determination of Cell
payudara metastasis secara in vitro. Number: Cell Proliferation and
Journal of Agromedicine and Medical Apoptosis. In: Hughes D. and Mehmet H.
Science. 2(1): 1-5. Oxford (UK): BIOS Scientific Publisher
Syahril M, Roshani O. Hasyimah N, Hafiz M, Limited.
Sharida MD, Ahmed HY. 2011. Screening Zakaria ZA, Mohamed AM, Jamil NS,
of anticancer activities of crude extracts Rofiee MS, Somchit MN, Zuraini A,
of unicellular green algae (Chlorella Arifah AK, Sulaiman MR. 2011. In vitro
vulgaris) filamentous blue green algae cytotoxic and antioxidant properties of
(Spirulina) on selected cancer cell lines. the aqueous, chloroform and methanol
International Conference on Applied extracts of Dicranopteris linearis leaves.
Science, Mathematics and Humanities. African Journal of Biotechnology. 10(2):
82-87. 273-282.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 59

Anda mungkin juga menyukai