Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara memecahkan masalah menurut metode

keilmuan. Pada bab ini akan disajikan antara lain :

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan desain yang digunakan adalah

metode “Cross Sectional” yang mempelajari hubungan antara variabel bebas yaitu

pengetahuan, sikap dan tindakan petugas kesehatan dengan variabel tergantung

yaitu penerapan program MTBS pada penanganan diare balita secara bersamaan.

Tentunya tidak semua objek penelitian harus diperiksa pada hari atau saat yang

sama, akan tetapi baik variabel bebas maupun variabel tergantung dinilai hanya

satu kali saja. Faktor efek tersebut diukur menurut keadaan atau statusnya pada

waktu dilakukan observasi (Notoatmodjo, 2005).

43
B. Kerangka Kerja

Populasi
petugas kesehatan (perawat & bidan) MTBS di puskesmas
dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Konawe Selatan
sejumlah 230 orang dari 22 puskesmas

Cluster sampling

Sampel
petugas kesehatan (perawat & bidan) MTBS
Puskesmas Andoolo Utama sejumlah 8 orang
Puskesmas Konda sejumlah 12 orang
dan Puskesmas Moramo sejumlah 12 orang

Pengumpulan data
-Variabel independent
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
- Variabel dependent :
- Penerapan program MTBS pada
penanganan diare balita

Analisis Data
dengan Uji Chi Square

Penyajian Data

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Analisis Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dan
Tindakan Petugas Kesehatan dengan Penerapan Program MTBS pada
Penanganan Diare Balita di Puskesmas dalam Wilayah Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan

44
C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah puskesmas dalam wilayah

kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan meliputi puskesmas yang

terdekat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan adalah Puskesmas

Andoolo Utama, puskemas yang berada dalam pertengahan wilayah yaitu

Puskesmas Konda, dan puskesmas yang terjauh yaitu Puskesmas Moramo. Waktu

penelitian dilaksanakan mulai tanggal 20 April 2011 sampai tanggal 20 Mei 2011.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua petugas kesehatan (perawat dan

bidan) yang telah mendapat pelatihan MTBS di puskesmas dalam wilayah

kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 230 orang dari

22 puskesmas.

2. Sampel

Pada penelitian ini sampel diambil dari seluruh tenaga kesehatan yang telah

mendapatkan pelatihan MTBS di puskesmas terdekat dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Konawe Selatan yaitu Puskesmas Andoolo Utama sebanyak 8

orang, puskesmas dengan jarak sedang yaitu Puskesmas Konda sebanyak 12

orang dan puskesmas dengan jarak jauh yaitu Puskesmas Moramo sebanyak

12 orang.

45
3. Teknik Sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel dengan cluster sampling yaitu peneliti

mendaftar banyaknya puskesmas di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 22

puskesmas dan mengambil 3 puskesmas yang dapat mewakili seluruh

populasi yaitu puskesmas terdekat dengan Dinas Kesehatan Kabupaten

Konawe Selatan yaitu Puskesmas Andoolo Utama, puskesmas dengan jarak

sedang yaitu puskesmas Konda dan puskesmas dengan jarak terjauh dari

Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan yaitu Puskesmas Moramo. Dan

selanjutnya melakukan penelitian pada seluruh petugas kesehatan (perawat

dan bidan) yang telah mendapat pelatihan MTBS di ketiga puskesmas

tersebut.

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini meliputi :

a. Pengetahuan petugas

Adalah bagaimana pengetahuan petugas kesehatan (perawat dan bidan)

tentang diare dan penerapan program MTBS pada penanganan diare.

b. Sikap petugas

Adalah bagaimana sikap petugas kesehatan (perawat dan bidan) dalam

menangani balita yang menderita diare melalui penerapan program

MTBS.

46
c. Tindakan petugas

Adalah bagaimana tindakan petugas kesehatan (perawat dan bidan) dalam

menerapkan program MTBS pada penanganan diare balita.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen pada penelitian ini adalah penerapan program MTBS pada

penanganan diare.

3. Variabel Moderator

Dalam penelitian ini variabel moderator meliputi sarana dan prasarana serta

kebijakan instansi.

47
F. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Skore
Operasional Ukur
Independen
Pengetahuan Jawaban - Pengertian diare Kuesioner Ordinal B=1
tentang yang - Tanda dan gejala diare S =0
program diberikan - Klasifikasi diare pada Skor :
MTBS diare merupakan balita berdasarkan - Cukup = > 60%
hasil tahunya petunjuk bagan MTBS - Kurang= < 60%
petugas - Penatalaksanaan diare (Arikunto, S, 2000)
tentang diare pada balita berdasarkan
dan MTBS petunjuk bagan MTBS
diare - Akibat kalau diare
tidak ditangani dengan
baik
Sikap Respon - Memahami penyakit Kuesioner Ordinal Pernyataan positif
terhadap interen diare (soal no 1,2,4,6,7,9)
penerapan petugas - Menguasai cara Skor : SS = 4
program Puskesmas penanganan diare S =3
MTBS diare dalam - Melakukan klasifikasi TS = 2
menangani diare STS= 1
diare melalui - Melakukan Pernyataan Negatif
penerapan penanganan diare (Soal No 3,5,8,10)
program - Melakukan konseling Skor SS = 1
MTBS pada ibu balita S =2
TS = 3
STS =4
- Cukup = > 60%
- Kurang= < 60%
Tindakan Kegiatan - Indentifikasi tanda dan Observasi Ordinal Sesuai Bagan = 1
dalam yang gejala Tidak Sesuai = 0
penerapan dilakukan - Klasifikasi tanda dan Skor :
program untuk gejala - Patuh = > 60%
MTBS penanganan - Penatalaksanaan yang - Tidak Patuh
diare secara tepat = < 60%
dini melalui - Konseling pada ibu
penerapan balita cara penanganan
program diare di rumah
MTBS - Konseling pada ibu
balita kapan harus
kunjungan ulang

48
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Skore
Operasional Ukur
Dependen
Penerapan - Bagaimana Observasi Ordinal Dilakukan =1
program pelaksanaan Tidak dilakukan= 0
MTBS penerapan program Skor :
MTBS oleh petugas - Baik = > 60%
kesehatan (perawat - Kurang = < 60%
dan bidan)
- Kesesuaian
tatalaksana diare
dengan alur bagan
MTBS

G. Instrumen Penelitian

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan observasi, sebagai

subyek penelitian, yaitu seluruh petugas puskesmas yang melaksanakan program

MTBS dan sesuai dengan kriteria inklusi. kuesioner yang digunakan untuk

mengukur tingkat pengetahuan adalah skala Guttman, sikap menggunakan skala

Likert dan observasi tindakan petugas dan penerapan program MTBS dalam

menangani penderita diare balita mengggunakan skala Guttman. Sebelum

pengisian kuesioner, responden diberi penjelasan cara pengisiannya oleh peneliti.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui prosedur :

Pengajuan surat ijin penelitian kepada Kepala Badan Riset Daerah Provinsi

Sulawesi Tenggara, Pengajuan surat ijin penelitian kepada Kepala Puskesmas

Andoolo Utama, Puskesmas Konda, dan Puskesmas Moramo. Pengajuan lembar

persetujuan untuk menjadi responden kepada Perawat dan Bidan yang bertugas di

Puskesmas Andoolo Utama, Puskesmas Konda, dan Puskesmas Moramo,

49
pembagian kuesioner pengetahuan dan sikap tentang pelaksanaan MTBS pada

penanganan diare kepada perawat dan bidan yang menjadi responden peneliti,

melatih satu orang perawat dan satu orang bidan yang senior untuk melakukan

observasi pada petugas pelaksana MTBS di tempat tugas masing-masing

sebanyak 3x melakukan observasi tentang pelaksanaan MTBS pada penanganan

diare yang dilaksanakan petugas kesehatan di unit pelayanan masing-masing (poli

puskesmas, puskesmas pembantu, dan polindes).

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Dilakukan setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan

kelengkapan data menurut karakteristiknya masing-masing,

kesinambungan data dan keragaman data.

b. Koding

Memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud memudahkan

entri data. Pengkodean dilakukan dengan pemberian halaman, daftar

pertanyaan, nomer variabel dan nama variabel.

c. Skoring

Adalah proses penjumlahan untuk memperoleh total skor dari setiap butir

pertanyaan.

d. Tabulating

Menyusun data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

50
2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase

dari tiap variable, (Notoatmodjo, 2005). Analisis univariat adalah analisis

satu variable tertentu yang akan mendeskripsikan atau menggambarkan

keadaan responden dari semua variable, dengan menggunakan rumus :

∑xi
X 100%
N

Keterangan :

∑xi : jumlah karakteristik dari jumlah penelitian

N : jumlah total sampel

b. Analisis Bivariat

Dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel

dependen dalam bentuk tabulasi silang antara kedua variabel tersebut, dan

menggunakan uji statistik dengan ketentuan ada hubungan jika P value

<0,05 dan tidak ada hubungan jika P value ≥0,05 atau X2 hitung > X2 tabel

maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan dan X2 hitung

< X2 tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada

hubungan.

51
Dengan menggunakan rumus Chi Square :

(f0 − fh)2
X2 = ∑
fh

Keterangan :

X2 = nilai chi square

∑ = jumlah data

f0 = frekuensi yang diobservasi

fh = frekuensi yang diharapkan

c. Analisis Multivariat

Dilakukan terhadap lebih dari dua variabel yaitu variabel independen

meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan petugas kesehatan dengan

variabel dependen yakni penerapan program MTBS pada penanganan

diare balita, menggunakan regresi linier berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan:

Y = penerapan program MTBS diare

X1 = pengetahuan

X2 = sikap

X3 = tindakan

52
J. Etik Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan pemohonan ijin kepada Kepala

Puskesmas Andoolo Utama, Puskesmas Konda dan Puskesmas Moramo untuk

mendapatkan persetujuan, kemudian quisioner dikirim ke subyek yang diteliti

dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan menjadi Responden.

Tujuan adalah subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak

yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia diteliti, maka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk diteliti,

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak akan mencatumkan nama

subyek pada lembar pengumpulan data (quisioner) yang diisi oleh subyek

serta memberi kode tertentu.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.

Hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

53
K. Keterbatasan

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah :

1. Instrumen dengan kuesioner mempunyai kelemahan untuk tidak diisi apa

adanya. Disamping itu dengan pengolahan data secara kuantitatif, maka

hasilnya kurang representataif (mewakili).

2. Waktu yang tersisa untuk melaksanakan dan menyelesaikan penelitian cukup

pendek sehingga hasilnya kurang memuaskan.

3. Sampel yang diambil hanya pada tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas

Andoolo Utama, Puskesmas Konda dan Puskesmas Moramo sehingga

hasilnya tidak bisa di generalisasikan.

54

Anda mungkin juga menyukai