a. Persyaratan Umum
1). Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan-
peraturan atau normalisasi-normalisasi yang berlaku di Indonesia
2). Batu kali/batu pecah yang digunakan dari jenis yang keras, tidak berpori,
tidak berkulit dengan minimal tiga (3) muka pecahan.
3). Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.
5) Penggalian borepile
1. Penyedia barang dan jasa harus melakukan pengukuran untuk
menentukan lokasi dan elevasi lubang borepile sesuai dengan gambar
kerja, hasil pengukuran ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Penyedia barang dan jasa harus melakukan penggalian dengan alat
berat. Penggalian secara terus menerus sampai mencapai lapisan
tanah yang dipersyaratkan oleh Perencana yang sesuai dengan hasil
penyelidikan tanah. Penghentian penggalian harus mendapat
persetujuan tertulis dan ditandatangi oleh Konsultan Pengawas.
3. Penyedia barang dan jasa diwajibkan menjaga dinding borepile dari
kelongsoran selama pekerjaan Penyedia barang dan jasa berlangsung.
Penggalian harus menggunakan casing dengan diameter sesuai
dengan diameter pondasi borepile. Casing diambil kembali ketika
pengecoran pondasi borepile sudah selesai, dan campuran beton
masih dalam keadaan basah. Segala akibat kelongsoran dinding
lubang borepile menjadi tanggungjawab Penyedia barang dan jasa
sepenuhnya.
4. Penyedia barang dan jasa harus menjaga agar lubang borepile yang
terjadi harus tegak lurus vertikal, pergeseran titik pusat borepile dari
yang direncanakan maksimum 5 cm sebagai arah deviasi terhadap
ketegak lurusan maksimum 2 cm pada kedalaman 3 m pertama dan
selanjutnya maksimum 1 cm tiap tambahan kedalaman 3 m.
5. Besar diameter dan kebersihannya akan diperiksa oleh Konsultan
Pengawas. Bila syarat-syarat tersebut sudah terpenuhi, maka ijin
tertulis untuk pengecoran dapat diberikan oleh Konsultan Pengawas.
6. Dasar pondasi borepile yang direncanakan terletak pada elevasi yang
disesuaikan dengan tipe pondasi. Hal ini untuk mengantisipasi
adanya kegagalan geser tanah. Penyedia barang dan jasa harus
melakukan pemeriksanaan terhadap contoh galian tanah dari hasil
penggalian untuk mengontrol kondisi leyer tanah.
7. Dasar pondasi borepile yang direncanakan harus masuk kedalaman
tanah keras.
7) Pengecoran
1. pengecoran baru boleh dimulai setelah ada persetujuan tertulis dan
ditandatangani oleh Konsultan Pengawas.
2. Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk (beton mollen)
sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan
ke dalam drum pengaduk. Setelah pengadukan selesai, adukan beton
harus memperlihatkan susunan dan warna seragam.
3. Perbandingan campuran harus sesuai dengan yang diperlukan untuk
menghasilkan mutu beton yang dipersyaratkan.
4. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang
ditakar dalam keadaan kering tanpa digetarkan.
5. Kapasitas mesin pengaduk dan material yang tersedia di lokasi
pekerjaan harus cukup untuk dapat melaksanakan pengecoran terus
menerus untuk satu lubang pondasi.
6. Penuangan adukan beton ke dalam lubang, di mana terdapat muka air
tanah yang cukup tinggi, maka air tersebut harus dipompa keluar
hingga kering. Setelah itu dilakukan pengecoran melalui corong (tremie
pipe) secara terus menerus sambil menjaga agar ujung corong selalu
berada di dalam beton.
7. Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi sifat-sifat yang
minimum compressive strngth dari mutu beton (untuk pondasi borepile)
= 20 Mpa. Untuk poer dan sloof mutu beton 25 Mpa.
8. Penyedia barang dan jasa harus selalu menjaga agar pengecoran
dapat dilakukan terus menerus dan mengisi seluruh rongga yang ada
dengan padat sehingga menjamin keutuhan bentuk dari pondasi
borepile tersebut.
9. Persyaratan-persyaratan lainnya untuk penggalian harus mengikuti
persyaratan pengecoran.
8) Baja Tulangan
1. Mutu baja yang digunakan adalah BJTD 40 untuk diameter > 13 mm
dan BJTP 24 untuk diameter < 13mm.
2. Untuk setiap pengiriman baja dilakukan pengujian diameter dan mutu
dengan hasil yang ditandatangani oleh Konsultan Pengawas sebagai
dasar penerimaan material.
3. Pemasangan dan pengikatan dari baja dilakukan pada keadaan
normal.
4. Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada
gambar.
5. Penyedia barang dan jasa harus membuat detail shop drawing dengan
skala untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dalam pelaksanaannya.
6. Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberikan
akibat pengurangan ikatan antara beton dan baja.
7. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan
sebelum pengecoran tulangan baja tidak berubah tempat.
8. Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelang-
gelang untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah tiap m2 cetakan atau lantai kerja.
9. Jumlah luas, jenis/tipe maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai
dengan gambar rencana.
9) Penyelesaian.
1. Penyedia barang dan jasa harus membersihkan kembali daerah yang
telah selesai dikerjakan terhadap segala kotoran, sampah bekas
adukan, bobokan, tulangan dan lain-lain.
2. Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material
yang tidak diperlukan lagi harus dibawa ke luar proyek atau ke tempat
lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Penyedia barang dan jasa harus tetap menjamin susunan tanah pada
daerah sekitar pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil
semula.
4. Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang dan jasa harus
berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran,
pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.