Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Tujuan
Menentukan pengaruh jenis pengikat terhadap sediaan tablet dengan teknik granulasi basah
dengan zat aktif parasetamol.
Menentukan evaluasi terhadap granul dan sediaan tablet yang dibuat
Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan
pembantu (eksipien). Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam mendesain
formulasi tablet dapat dikelompokan berdasarkan fungsionalitas eksipien sebagai berikut
:
1. Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara signifikan dapat
berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia dari tablet jadi (akhir)
2. Pengikat (binders dan adhesive)
Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk meningkatkan
sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan) dalam pembentukan granul
yang pada pengempaan membentuk masa kohesif atau pemampatan sebagai suatu
tablet. Lokasi pengikat di dalam granul dapat mempengaruhi sifat granul yang
dihasilkan.
3. Penghancur (disintegrants)
Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah ditelan
pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum dilakukan granulasi atau
selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa atau pada kedua tahap proses.
4. Pelincir (lubricant)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang meningkat pada
antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama pengempaan dan
penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat pula menunjukan sifat
sebagai antilengket (anti adherant) atau pelicin (glidan)
Stickland mendeskripsikan:
Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan kempa selama
proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang.
Antiadheran mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan selanjutnya ada
dinding cetakan.
Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.
5. Antiadheran
Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan tendensi mudah
tersusun/terkumpul.
6. Pelicin (glidan)
Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam lobang
lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang sering
ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan
kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan.
Hipotesis mekanisme kerja glidan menurut beberapa penelitian :
1) Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
2) Distribusi glidan dalam granul.
3) Adsorpsi preferensial gas pada glidan versus granul.
4) Meminimalisasi forsa v.d. Waals melalui pemisahan granul.
5) Penurunan fraksi di antara partikel dan kekerasan permukaan karena glidan
teradhesi pada permukaan granul.
(Goeswin, hlm 288-291)
Selain bahan tambahan (eksipien) yang disebutkan diatas biasanya ditambahkan pula
agen pendapar, pemanis/flavor, agen pembasah, agen penyalutan, pembentuk matriks
dan pewarnaan (zat warna).
Tablet yang dibuat secara baik haruslah menunjukan kualitas sebagai berikut :
a. Harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang mempunyai identitasnya
sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan, kintaminasi, dan lain lain.
b. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi dan pengepakan.
c. Stabil secara fisika, kimia.
d. Mampu melepas zat berkhasiat sesuai dengan yang diharapkan.
e. Bioavailibilitas (Lachman, 1986 halaman 647-648).
f. memenuhi keseragaman ukuran
g. memenuhi keseragaman bobot
h. memenuhi waktu hancur
i. memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
j. memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005).
k. Tablet mengandung bahan obat sesuai dengan pernyataan dosis pada label dan dalam
batas yang dizinkan (spesifikasi).
l. Tablet harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan selama proses manufaktur,
transfortasi, dan penanganan hingga sampai kepada pasien yang akan menggunakan.
m. Tablet harus menghantarkan dosi obat pada lokasi dan kecepatan yang
dipersyaratkan.
n. Ukuran, rasa, dan tampilan tidak menurunkan penerimaan pasien. (Goeswin, hlm
304)
Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa
obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak. Mesin pencetak
tablet ada 2, yaitu pencetak tunggal atau single punch dan pencetak ganda berputar atau
rotary press. Mesin pencetak tablet dirancang dengan komponen komponen dasar sebagai
berikut:
1. Hopper, yaitu untuk menahan atau tempat menyimpan dan memasukkan granul
yang akan dicetak
2. Die, yang menentukkan ukuran dan bentuk tablet
3. Punch, untuk mencetak/mengempa granul yang ada di die
4. Jalur cam, untuk mengatur gerakan pucnh
5. Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakan atau memindahkan granul dari
hopper ke dalam die.
(Lachman ,halaman 662)
. Metode pembuatan tablet dibagi menjadi metode granulasi dan kempa langsung
dan granulasi. Granulasi merupakan proses peningkatan ukuran partikel dengan cara
melekatkan partikel-partikel sehingga bergabung dan membentuk ukuran yang lebih besar .
Metode granulasi ini terdiri dua metode yaitu metode granulasi basah dan metode granulasi
kering.
a. Granulasi Basah
Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau
campuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan
menghasilkan granul (Chorles J.P Siregar, 2008). Dalam proses granulasi basah zat
berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan
pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara
granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan gumpalan
gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang optimum
(Lachman, 1986). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran
yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief,
1994).
Tahapan pembuatan tablet parasetamol dengan menggunakan metode granulasi basah
yaitu :
1. Penggilingan/ penghalusan obat dan eksipien
2. Pencampuran serbuk yang sudah digiling
3. Preparasi larutan pengikat
4. Pencampuran larutan pengikat dengan campuran serbuk untuk membentuk masa basah
5. Pengayakan/penapisan massa kasar menggunakan ayakan berukuran mesh 6-12
6. Pengeringan granul basah
7. Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-20
8. Pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan disintegran
9. Pengempaan tablet
(Goeswin Agoes halaman : 254)
Untuk memantau kualitas produk obat, evaluasi secara kuantitatif serta penetapan
sifat kimia, fisika, dan bioavilibilitas tablet harus dibuat evaluasi meliputi :
a. Evaluasi Granul
1. Sifat alir
2. BJ nyata, BJ mampat, % Kompresibilitas
3. Kelembaban
b. Evaluasi Tablet
1. Organoleptis
2. Keseragaman Ukuran
3. Keseragaman bobot
4. Friabilitas
5. Kekerasan dan kerenyahan tablet
6. Waktu hancur
7. Kandungan obat dan pelepasannya
Dewasa ini dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk
swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek analgetisnya diperkuat oleh kodein dan kofein
dengan kira – kira 50%. Reabsorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rektal
lebih lambat. Dalam hati zat ini diuraikan menjadi metabolit – metabolit toksis yang
diekskresi dengan kemih sebagai konyugat – glukuronida dan sulfat. Efek sampingnya
tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Overdose dapat
menimbulkan antara lain mual, muntah, dan anoreksia. Wanita hamil dapat menggunakan
parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air susu ibu. Interaksi
pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia tetapi pada dosis biasa tidak
interaktif.
Dosis dari parasetamol untuk nyeri dan deman oral 2 - 3 dd 0,5-1 g, maks 4
g/hari, pada penggunaan kronis maks. 2,5 g/hari. Anak – anak 4 – 6 dd 10 mg/kg, yakni
rata – rata usia 3 -12 bulan 60 mg, 1 - 4 tahun 240 – 360 mg, 4 – 5x sehari. (Obat – Obat
Penting ed IV, hlm 318-319)
III. Formula (FORNAS, Hal : 3)
Acetaminophenum 500 mg
Parasetamol 500 mg
PVP 2%
Amylum 10%
Laktosa qs
Mg Stearat 1%
Talk 2%
Pewarna qs
BAHAN KADAR
Paracetamol 500 mg
Lactosa q.s
Fase dalam
Amylum 10% 10%
PVP 2%
Amylum 5%
Fase luar Talk 2%
Mg stearat 1%
V. Perhitungan
Formula
Kadar parasetamol = 500 mg
Bobot tablet 700 mg = dibuat untuk 250 tablet
Fase dalam (92%) :
92
1 tablet = 100 × 700 𝑚𝑔 = 644 𝑚𝑔
Explotab 50 mg 25 gram
Talk 10 mg 5 gram
Total 500 mg 250 gram
Perhitungan Kondisi
Formula Perhitungan 1 Tablet
500 Tablet Sebenarnya
Fase dalam (92%)
Parasetamol 500 mg 500 mg x 250 125,24 gram
= 125 gram
PVP 2% 2 14 mg x 250 = 3500 gram
× 700 𝑚𝑔 = 14 𝑚𝑔
100 3,5 gram
Amylum 10%
10
× 700 𝑚𝑔 = 70 𝑚𝑔 70 mg x 250 = 17,506 gram
100
17,5 gram
Laktosa q.s (644 − 500 − 14 − 70)𝑚𝑔 =
60 mg x 250 = 15,000gram
60 mg
15 gram
Fase luar (8%)
Amylum 5% 5% 5 6,520 gram
× 119,977 𝑔 = 6,520 𝑔
92
1
Mg stearat 1% 5% × 119,977 𝑔 = 1,304 𝑔 1,304 gram
92
Batch 1
Massa granul yang diperoleh = 150,077 gram
Bobot granul teoretis menjadi = 119,977 gram
Fasa luar yang ditambahkan:
5
Amylum = 92 × 119,977 𝑔 = 6,520 𝑔
1
Mg Stearat = × 119,977 𝑔 = 1,304 𝑔
92
2
Talk = × 119,977 𝑔 = 2,608 𝑔
92
(119,977+6,520+1,304+ 2,608 )g
Bobot tablet = = 0,719 𝑔 = 719 𝑚𝑔
181,3
VI. Prosedur
A. Fase dalam
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Proses milling
a. Haluskan bahan yang akan digunakan
b. Timbang bahan aktif dan bahan tambahan sebanyak:
Paracetamol =125 gram dikertas yang telah disesuaikan
Amylum = 17,5 gram dikertas yang telah disesuaikan
Polivinilpirrolidon = 3,5 gram dikertas yang telah disesuaikan
Lactosa = 15 gram dikertas yang telah disesuaikan
3. Proses mixing
a. Siapkan wadah mixing (yang tersedia di laboratorium adalah toples)
b. Masukkan dalam toples dari bahan yang terkecil yaitu lactosa sebanyak 15 g
c. Ditambahkan amylum kurang lebih sebanyak 9,75 g kemudian toples ditutup
d. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang
lebih selama 5 menit 5, toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
e. Ditambahkan sisa amylum dan kurang lebih 12 g paracetamol kemudian toples
ditutup
f. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang
lebih selama 5 menit 5, toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
g. Ditambahkan kurang lebih 40 g paracetamol kemudian toples ditutup
h. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang
lebih selama 5 menit 5,toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
i. Ditambahkan sisa paracetamol kemudian toples ditutup
j. Toples diaduk digoyang secara berputar dengan kecepatan yang konstan kurang
lebih selama 5 menit 5, toples dibuka (hindari pengetukan pada toples)
4. Pembuatan larutan pengikat
a. Timbang 3,5 g povidon/polivinil pirolidon
b. Dimasukkan dalam beaker glas 50 ml
c. Ditambahkan kurang lebih 10,5 ml aquades
d. Diaduk sampai povidon/polivinil pirolidon larut sempurna menggunakan
batang pengaduk
5. Proses granulasi
a. Serbuk yang telah melalui proses mixing ditambahkan larutan pengikat sedikit
demi sedikit sambil diaduk perlahan sampai larutan pengikat habis
b. Diukur kelembaban serbuk,jika belum sesuai ditambahkan aquades sampai
kelembaban yang diinginkan
c. Masukkan serbuk dalam mesin granulasi
d. Lakukan granulasi sampai serbuk habis
6. Proses pengayakan
Granul yang sudah terbentuk diayak melalui mesh no. 12
7. Proses pengeringan
a. Granul ditempatkan dalam wadah yang permukaanya luas (dalam praktikum
digunakan loyang)
b. Dimasukkan dalam oven
c. Atur suhu oven pada temperatur 37 0C
8. Dilakukan evaluasi granul meliputi:
a. Berat granul
b. BJ nyata,BJ mampat dan % komprebilitas (% K)
c. Kecepatan aliran
d. Kandungan lembab
9. Proses mixing dengan fase luar
a. Timbang fase dalam ,hitung jumlah fase luar yang akan digunakan berdasarkan
jumlah fase dalam
b. Timbang bahan-bahan fase luar sebanyak:
Amylum: 6,520 gram
Talk: 2,608gram
Mg stearat: 1,304 gram
c. Fase dalam dimasukkan dalam toples
d. Ditambahkan talk aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai
homogen (pengadukan jangan terlalu lama)
e. Ditambahkan mg stearat aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai
homogen (pengadukan jangan terlalu lama)
f. Ditambahkan amylum aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai
homogen (pengadukan jangan terlalu lama)
g. Pengadukan fase luar tidak lebih dari 5 menit
10. Proses Pencetakan Tablet
a. Dilakukan optimasi berat dengan mencetak satu tablet. Berat yang diinginkan
719.
b. Setelah didapat berat yang diinginkan dilakukan optimasi kekerasan tablet.
Kekerasan tablet yang diinginkan berkisar 70 – 120 N.
c. Setelah mendapat berat dan kekerasan yang sesuai. Kemudian mesin disetting
otomatis.
d. Granul dimasukkan ke dalam hopper mesin tablet single punch.
e. Dilakukan pencetakan tablet hingga granul dalam hopper habis.
bobot granul
BJ mampat
volume mampat
BJ mampat BJ nyata
%K 100%
BJ mampat
BJ Nyata
Batch 1
Percobaan I Percobaan II Percobaan III
Bobot granul
Volume granul
BJ Nyata
Rata-Rata BJ Nyata = 0,394 g/mL
1. Organoleptis
2. Kadar Air
5. Panaskan ke dalam oven dengan suhu 1050C selama kurang lebih 20 menit
8. Hitung hasilnya
9. Persyaratan : 2-4 %
Bobot awal
2. Siapkan corong
3. Tutup bagian bawah corong dan masukkan granul ke dalam corong
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
4. Sudut Istirahat
3. Kemudian tutup dibuka dan dibiarkan granul mengalir seluruhnya dari corong
dimana granul ditampung menggunakan kertas grafik
4. Lalu diukur diameter dasar granul dan tinggi kerucut yang terbentuk dengan
penggaris
Tg α = h/r
20-30 Baik
30-40 Cukup
5. Uji Kompresibilitas
% Kompresibilitas = V0 – V x 100%
Vo
Keterangan :
V0 = Volume Awal
V = Volume Akhir
Warna =
Bau =
Rasa =
Bentuk =
2. Keseragaman bobot
1. Ambil 20 tablet
5. Tidak boleh ada 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari bobot rata-rata
lebih besar dari 5 %, dan tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang dari
bobot rata-rata lebih dari 10%.
3. Waktu Hancur
5. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa,
kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut
2. Ambil 10 tablet
4. Putar alatnya hingga tablet patah dan dibaca skala yang tertera pada alat, lalu catat
5. Uji Kerapuhan
3. tablet dimasukan kedalam alat kemudian alat dijalankan selam 4 menit dengan
kecepatan 25 rpm
F = (wo-wf)/wo x 100%
Wo : bobot awal
Wf : bobot akhir
.