Anda di halaman 1dari 43

CASE PRESENTATION

KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA NY. S DI PUSKESMAS


PANDANARAN SEMARANG

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode Kepaniteraan15 Januari 2018 – 17 Maret 2018

HALAMAN JUDUL

Penguji :

dr. H. Tjatur Sembodo, MS (PH)

Oleh :

Widya Dimar Sari

30101206807

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

CASE PRESENTATION
KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA NY. S DI PUSKESMAS
PANDANARAN SEMARANG

Oleh :
Widya Dimar Sari
30101206807
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
Telah Disahkan
Semarang,Februari 2018
Disahkan Oleh:

Mengetahui,

Pembimbing PKM Pandanaran Pembimbing Kepaniteraan IKM

dr. Retno Wulansari dr. H. Tjatur Sembodo, MS (PH)

Kepala PKM Pandanaran Kepala Bagian IKM

dr. Antonia Sadniningtyas Dr. Siti Thomas Z.,SKM,M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan kasusKEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA NY.S DI
PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG.Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Antonia Sadniningtyas, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang.


2. dr. Retno D. S. selaku pembimbing di Puskesmas Pandanaran Semarang.
3. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh


dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus diagnosis holistik
dalam layanan kedokteran keluarga terhadap kejadian hipertensi pada Ny. S di
puskesmas pandanaran semarangdapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Februari 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM .................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

1.3. Tujuan ................................................................................................... 2

1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................ 2

1.3.2. Tujuan Khusus............................................................................ 3

1.4. Manfaat ................................................................................................. 3

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa............................................................ 3

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat ........................................................... 3

BAB II ANALISA SITUASI .................................................................................. 5

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan ............................................................... 5

2.2. Laporan Hasil Pengamatan ................................................................... 5

2.3. Anamnesis Holistik .............................................................................. 6

2.3.1. Aspek 1 Personal ................................................................... 6

2.3.2. Aspek 2 Anamnesis Medis Umum ........................................ 6

iv
2.3.3. Aspek 3 ...................................................................................... 7

2.3.4. Aspek 4 Faktor Risiko Eksternal ............................................ 9

2.3.5. Aspek 5 Derajat Fungsional ................................................. 13

2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif .............................................. 17

2.5.1. Identifikasi Masalah ................................................................. 17

2.5.2. Intervensi .................................................................................. 17

BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 21

3.1 Analisa Penyebab Masalah .................................................................. 21

3.2 Alternatif Pemecahan Masalah ............................................................ 25

3.3 Plan of Action (POA) .......................................................................... 26

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 28

4.1 Kesimpulan......................................................................................... 28

4.2 Saran .................................................................................................... 28

4.2.1 Untuk pasien dan keluarga ..................................................... 28

4.2.2 Untuk Puskesmas ................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

LAMPIRAN .......................................................................................................... 32

v
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 1.1. Diagram Hipertensi tahun 2017 .............................................................2

Tabel 2.1. Data Keluarga ..................................................................................................... 7

Tabel 2.2. Checklist survei PHBS ......................................................................... 11

Tabel 3.1. Alternatif Pemecahan Masalah ..................................................................... 25

Tabel 3.2. Plan of Action (POA) ..................................................................................... 27

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Data Genetik ................................................................................................... 8

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan karena

adanya penyakit yang mendasari (Yogiantoro, 2009). Hipertensi berdasarkan

Per Menkes nomor 5 tahun 2014 adalah kondisi terjadinya peningkatan

tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg.

Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan

kompliksi seperti stroke, aneurisme, gagal jantung, serangan jantung dan

kerusakan ginjal (MENKES, 2014).

Hingga saat ini hipertensi masih merupakan salah satu masalah

kesehatan utama di Indonesia. Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia

berdasarkan Riskesdas 2013 adalah sebesar 26,5%. Prevalensi tertinggi

sebesar 30,9% terjadi di provinsi Bangka Belitung, sedangkan prevalensi

terendah adalah provinsi Papua sebesar 16,8% sedangkan provinsi Jawa

Tengah memiliki prevalensi hipertensi sebesar 26,4%. Karakteristik penderita

hipertensi lebih besar pada wanita (28,8%) dibanding pada pria (22,8%),

meningkat seiring bertambahnya usia terbesar pada usia >75 tahun sebesar

63,8%, 65-74 tahun 57,6%, 55-64 tahun 45,9%, berdasarkan tingkat

pendidikan prevalensi terbesar adalah pada kelompok pendidikan tidak

sekolah sebesar 42,0% (Riskesdas, 2013).

1
Berdasarkan data Puskesmas Pandanaran, Hipertensi primer (esensial)

masuk dalam 10 besar penyakit di wilayah kerja puskesmas Pandanaran pada

tahun 2017 yaitu menempati peringkat pertama dengan jumlah kasus

meningkat dari tahun sebelumnya.Pada tahun 2017 kunjungan pasien

hipertensi setiap bulanya fluktuatif.

Jumlah Penderita Hipertensi Tahun


2017 di Puskesmas Pandanaran
600
400
200
Jumlah Penderita
0 Hipertensi Tahun 2017

1.1 Diagram Penderita Hipertensi Tahun 2017

Berdasarkan uraian diatas diperlukan pengkajian untuk mengetahui

gambaran terjadinya Hipertensi Primerpada Ny.S di wilayah kerja puskesmas

Pandanaran kota Semarang.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran kejadian Hipertensi Primer Ny.S di Puskesmas

Pandanaran kota Semarang?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran Hipertensi Primer pada Ny. S

berdasarkan pendekatan teori roda.

2
1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk memperoleh informasi mengenai inti genetik yang

berperan dalam kasus Hipertensi Primer pada Ny. S.

1.3.2.2 Untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan sosial yang

berperan dalam kasus Hipertensi Primer pada Ny. S.

1.3.2.3 Untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan fisik yang

berpengaruh pada kasus Hipertensi Primer pada Ny. S.

1.3.2.4 Untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan biologis

yang berpengaruh pada kasus Hipertensi Primer pada Ny. S.

1.3.2.5 Untuk memberikan intervensi yang berkaitan dengan penyakit

Hipertensi Primer pada Ny. S.

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat bagi Mahasiswa

1.4.1.1. Meningkatkan pengetahuan tentang ilmu kesehatan masyarakat

khususnya tentang Hipertensi Primer.

1.4.1.2. Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai

penemuan masalah sampai pembuatan plan of action.

1.4.1.3. Menjadi bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat

1.4.2.1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang kesehatan

khususnya penyakit hipertensi primer.

3
1.4.2.2. Memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif

dan preventif terhadap penyakit hipertensi primer.

4
BAB II

ANALISA SITUASI

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Pengamatan kasus Hipertensi Primer dilakukan berdasarkan data

kunjungan pasien terdiagnosis Hipertensi di Puskesmas Pandanaram pada 15

Januari 2018. Analisa teori roda terhadap kejadian Hipertensi Primer

diperoleh dari kunjungan rumah pasien di kelurahan Bulustalan III-BRT 06

RW 01, pada tanggal 10 Februari 2018. Intervensi pasien dilakukan pada

tanggal 10 Februari 2018, dilakukan follow up pada tanggal 12 Februari

2018.

2.2.Laporan Hasil Pengamatan

Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 31 Desember 1952

Umur : 66 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Bulus talan III-BRT 06 RW 01

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS PBI

5
2.3. Anamnesis Holistik

2.3.1. Aspek 1 Personal

Keluhan : Kaku pada leher belakang

Utama

Harapan : Penyakit pasien dapat terkontrol dan tidak

menimbulkan komplikasi.

Kekhawatiran : Sakit yang dialami bertambah parah dan

timbul komplikasi.

2.3.2. Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

Riwayat Penyakit Sekarang

Pada 15 januari 2018, pasien datang ke puskesmas pandanaran,

pasien mengeluhkan leher belakang kaku,sejak tiga hari yang

lalu.Rasa kaku pada leher belakang dirasakan hilang timbul,

memberat bila beraktivitas dan membaik bila pasien istirahat.Pasien

mengeluhkan akhir-akhir ini sulit tidur dan mudah lelah bila

beraktivitas. Mual dan muntah disangkal,jantung berdebar-debar

disangkal, pandangan kabur disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat alergi disangkal.

Riwayat hipertensi disangkal.

Riwayat penyakit Diabetes Melitus disangkal.

Riwayat kolesterol disangkal.

Riwayat alkohol disangkal.

6
Riwayat merokok disangkal.

Riwayat penyakit jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dari hasil anamnesis terhadap pasien riwayat hipertensi pada keluarga

diakui.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Pasien tinggal satu rumah

bersama anak kandung laki-laki, menantu perempuan dan 2 orang

cucunya. Suami pasien sudah meninggal. Anak kandung laki-laki

bekerja sebagai cleaning service di SD Karangturi dan menantu pasien

berjualan di rumah. Kesan ekonomi kurang cukup. Pasien memiliki

asuransi kesehatan berupa BPJS PBI.

2.3.3. Aspek 3

Faktor Risiko Internal

Data Individu

Pasien berusia 66 tahun, pendidikan terakhir pasien adalah SD.

Berat badan pasien 46 kg dan tinggi badan 150 cm. BMI = 20 kg/m2.

Berdasarkan analisa tersebut BMI pasien normal

Data Keluarga

No. Nama Usia (tahun) Pendidikan Status


1 Ny. S 66 SD Istri
2. Tn. L 33 STM Anak Kandung
3. Ny R 34 SMK Menantu
4 An.S 11 SD Cucu
5 An. M 5 - Cucu

Tabel 2.1. Data Keluarga

7
Data Genetik

Gambar 2.1. Data Genetik


Keterangan:

: laki-laki meninggal penyakit hipertensi

: pasien

:laki laki hidup bukan penderita hipertensi

:perempuan (bukan penderita hipertensi)

8
Data Perilaku

Sebelum mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi, pasien

makan nasi sepiring sehari tiga kali dengan lauk gorengan dan sambal

se cobek dengan tahu, tempe, ikan, ayam, ikan asin, sayuran seperti

bayam, kangkung dan sebagainya dengan kadar garam kurang

diperhatikan. Setiap pagi pasien meminum kopi hitam satu gelas dan

makan gorengan asin serta sambal yang banyak karena pasien sudah

terbiasa, jika tidak mengkonsumsi kopi sambil makan gorengan asin

pasien merasa badannya tidak segar dan mudah mengantuk. Kegiatan

sehari-hari pasien pagi hingga sore haridiam di rumah beristirahat dan

menjaga rumah. Pasien jarang berolahraga.Pengetahuan tentang

penyakit hipertensi, pencegahan, komplikasi dan diet untuk pasien

hipertensi kurang.

2.3.4. Aspek 4 Faktor Risiko Eksternal

Data Lingkungan

Ekonomi

Saat ini pasien tidak bekerja, suami pasien sudah meninggal

dunia. Anak kandung pasien yang laki-laki bekerja sebagai

cleaning service di SD Karangturi dan menantu pasien bekerja

sebagai penjual snack dan makanan kecil di rumah.Pemenuhan

kebutuhan sehari-hari berasal dari gaji anak pasien dan

menantunya. Pasien tinggal di rumah sederhana di Bulus talan

Rumah tersebut terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang

9
keluarga, 1 kamar mandi, dinding rumah pasien terbuat dari

tembok yang permanen, lantai rumah pasien adalah keramik.

Pasien mengaku hasil dari pekerjaannya anaknya dan menantunya

kurang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pasien berobat ke

puskesmas dengan jaminan kesehatan BPJS PBI.

10
Sosial Masyarakat

Pasien dan keluarga pasien memiliki hubungan yang baik

dengan tetangga sekitar rumah. Pasien sering berinteraksi dengan

tetangga rumah pada saat berjualan, pengajian maupun sekedar

bertegur sapa saat bertemu. Rata-rata lingkungan masyarakat

pasien merupakan golongan menengah ke bawah.

No. Indikator Perilaku Ya Tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V

2 Asi Eksklusif V

3 Penimbangan balita V

4 Gizi keluarga / sarapan V

5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V

KLP Kesling

6 Air bersih V

7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V

8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada V


tempatnya
9 Lantai rumah kedap air V

KLP GAYA HIDUP

10 Aktivitas fisik/olahraga V

11 Ada anggota keluarga yg tidak merokok V

12 Mencuci tangan V

13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V

14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V


Miras/Narkoba
KLP UKM

15 Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK/Dana Sehat V

16 Anggota rumah tangga melakukan PSN seminggu sekali V

Tabel 2.2. Checklist survei PHBS

11
Dari hasil di atas didapatkan skor 13 sehingga dapat di klasifikasikan sebagai
keluarga yang memiliki PHBS Strata Utama.

Data Fasilitas Pelayanan yang Terdekat

Sarana Pelayanan Kesehatan

Pasien memeriksakan dirinya di Puskesmas Pandanaran.

Akses Pelayanan Kesehatan

Pasien menuju ke Puskesmas Pandanaran dengan diantar menantu

pasien menggunakan sepeda motor. Jarak dari rumah hingga

Puskesmas dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit.

Program Pada Pelayanan Kesehatan

Penyuluhan.menurut pasien, ia belum pernah mendapatkan

penyuluhan mengenai hipertensi Primer sebelumnya.

Prolanis.Pasien tidak mengetahui tentang program prolanis.

12
2.3.5. Aspek 5 Derajat Fungsional

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran dan Keadaan Umum: Composmentis dan baik.

Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 170/100 mmHg

b. Nadi

- Frekuensi : 80 x/menit

- Irama : Reguler

- Isi & Tegangan: Cukup

- Ekualitas : Ekual

c. Laju Pernapasan : 20 x/menit

d. Suhu : 36oC

e. Antropometri : BB = 46 kg, TB = 150 cm, BMI = 20

kg/m2.

f. Status gizi : normoweight

Status Present

a. Kepala : Mesocephale

b. Rambut : Hitam , tidak mudah dicabut

c. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Petechie (-

),kelembaban cukup, turgor cukup.

d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-

/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),

13
pupil isokor (3 mm/3mm) bulat-di tengah,

tidak ada alat bantu penglihatan.

e. Hidung : Epistaksis (-/-).

f. Telinga : Aurikula dalam batas normal, discharge (-/-)

g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir

sianosis (-)

h. Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

i. Tenggorok : Uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-),

Tonsil T1-T1 tenang.

j. Anggota Gerak : Atas Bawah

Capillary refill : < 2” < 2”

Akral dingin : -/- -/-

R. Fisiologis : +/+ +/+

R. Patologis : -/- -/-

k. Ekstreminatas bawah : Tidak terdapat luka.

Follow up 12 Februari 2018

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran dan Keadaan Umum: Composmentis dan baik.

Tanda Vital

a. Tekanan Darah : 160/100 mmHg

b. Nadi

- Frekuensi : 88 x/menit

- Irama : Reguler

14
- Isi & Tegangan : Cukup

- Ekualitas : Ekual

c. Laju Pernapasan : 20 x/menit

d. Suhu : 36,5oC

Status Present

e. Kepala : Mesocephale

f. Rambut : Hitam , tidak mudah dicabut

g. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Petechie (-),kelembaban

cukup, turgor cukup.

h. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor

(3 mm/3mm) bulat-di tengah, tidak ada alat bantu

penglihatan.

i. Hidung : Epistaksis (-/-).

j. Telinga : Aurikula dalam batas normal, discharge (-/-)

k. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-),

Bibir sianosis (-)

l. Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

m. Tenggorok : Uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-),

Tonsil T1-T1 tenang.

n. Anggota Gerak : Atas Bawah

Capillary refill : < 2” < 2”

Akral dingin : -/- -/-

15
R. Fisiologis : +/+ +/+

R. Patologis : -/- -/-

o. Ekstreminatas bawah : Tidak terdapat luka.

Diagnosis Holistik

Aspek 1

Keluhan utama : leher belakang terasa kaku

Harapan : Penyakit pasien dapat terkontrol dan tidak menimbulkan

komplikasi.

Kekhawatiran : Sakit yang dialami bertambah parah dan timbul

komplikasi penyakit lain.

Aspek 2

Diagnosis klinis : Hipertensi Grade 2

Diagnosis banding : Nyeri akibat tekanan intraserebelar, Ensefalitis

Aspek 3

Faktor risiko internal :

a. Usia pasien 66 tahun

b. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi primer, pencegahan, cara

mengontrol penyakit pasien dan komplikasinya.

c. Kurangnya pengetahuan mengenai diet yang dianjurkan dan tidak

dianjurkan bagi pasien hipertensi.

d. Kebiasaan pasien mengonsumsi kopi, makan gorengan dan sambal.

16
e. Tidak rutin berolahraga.

f. Tinggi konsunsi garam.

Aspek 4

Faktor risiko eksternal :

Kurangnya dukungan dari keluarga untuk mengubah diet pasien.

Kurangnya dukungan dari keluarga untuk diet rendah garam.

Aspek 5

Derajat fungsional : 1 Mampu melakukan perawatan diri secara mandiri,

mampu melakukan perkerjaan di dalam maupun diluar rumah.

2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

2.5.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan kasus tersebut, seorang wanita bernama Ny. S

berusia 66 tahun mengeluh leher belakang kaku dan mudah lelah.

Berdasarkan identifikasi dari faktor risiko internal ditemukan

bahwa pasien usia 66 tahun, kurang memperhatikan diet yang baik,

yaitu mengkonsumsi kopi setiap pagi diet garam tidak terkontrol, suka

makan gorengan, suka makan sambal yang banyak. Pasien tidak

berolahraga secara teratur dan kurangnya pengetahuan tentang

penyakit hipertensi primer.

2.5.2. Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

17
- Memberikan edukasi kepada pasien mengenai hipertensi

primer dari pengertian, tanda, gejala, faktor risiko dan

komplikasi penyakit tersebut.

- Memberikan edukasi kepada pasien tentang makanan yang

dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi,

dengan memberikan gambar mengenai porsi makanan

sehari yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita

hipertensi.

- Memberikan motivasi dan edukasi pada pasien untuk

berolahraga secara teratur, dengan mengajarkan dan

memberikan leaflet beberapa latihan jasmani hipertensi.

b. Family Focused

- Memberikan edukasi kepada keluarga tentang penyakit

hipertensi, faktor risiko, gejala, cara pencegahan, pengobatan,

diet yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.

- Memberikan edukasi pentingnya dukungan terhadap

kepatuhan pasien dalam pengawasan meminum obat dan

membantu dalam mengingatkan dan menciptakan kebiasaan

kebiasaan diet yang dianjurkan bagi penderita hipertensi.

c. Community Oriented

Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan kunjungan

rumah pasien secara rutin dan memberikan edukasi mengenai

penyakit hipertensi, tanda dan gejala, faktor risiko,

18
pencegahan, komplikasi, diet yang dianjurkan dan olahraga

pada pasien hipertensi.

2. Preventive

a. Patient Centered

- Pencegahan terhadap komplikasi dengan pengecekan tekanan

darah secara teratur setiap bulan, melakukan olahraga teratur,

menjaga diet seimbang, dan menjaga berat badan ideal .

- Pasien meminum obat secara teratur sesuai dengan anjuran

dokter.

b. Family Focused

- Deteksi dini dengan melakukan screening dan pengecekan

tekanan darah pada anak-anak pasien.

- Edukasi anggota keluarga pasien dengan penyakit hipertensi

untuk menjaga berat badan ideal, diet seimbang dan olahraga

teratur, sehingga menurunkan faktor risiko terjadinya

hipertensi.

- Keluarga pasien mengingatkan, mengawasi untuk minum obat

secara teratur dan ikut menciptakan lingkungan diet yang

sesuai bagi pasien.

c. Community oriented

- Puskesmas melakukan pemilihan dan pelatihan kader

untuk mengadakan posbindu.

19
3.Kuratif

a. Patient Centered

- Amlodipin tab 10 mg 1x1

- Vitamin B Complek 3x1

b. Family Focused

- Keluarga diharapkan dapat memberitahu, mengingatkan

dan mengawasi pasien untuk meminum obat tersebut.

Diet rendah garam

c. Community Oriented

- Kader diharapkan dapat memberikan laporan kejadian

hipertensi kepada puskesmas.

4.Rehabilitatif

a. Patient Centered

- Setiap pagi pasien berolahraga ringan seperti jogging (lari

kecil), berjalan kaki teratur selama 30 menit per hari,

hampir setiap hari dalam seminggu.

b. Family Focused

- Dukungan secara emosional kepada penderita untuk selalu

teratur dalam berobat.

- Anggota keluarga dapat berolahraga bersama dengan pasien.

20
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisa Penyebab Masalah

3.1.1 Host

Faktor penting pada penjamu yang berpengaruh pada terjadinya

penyakit hipertensi yaitu usia pasien >60 tahun, seseorang yang

berusia >60 tahun akan kekurangan elastisitas pembuluh darahnya

sehingga risiko terhadap terjadinya hipertensi meningkat. Pasien adalah

seorang wanita, pada usia >55 tahun jenis kelamin wanita lebih

beresiko dibandingkan pria (NHLBI, 2015). Wanita yang telah

menopause terjadi penurunan estrogen yang akan meningkatkan resiko

hipertensi (Mass, 2009).

Pola makan pasien yang sering mengonsumsi masakan asin.

- Teori : Garam merupakan faktor yang sangat berpengaruh penting

dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak ditemukan pada

suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang

dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah,

sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram tiap hari prevalensi

hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan garam terhadap

timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah

jantung dan tekanan darah. Peningkatan asupan garam ini akan diikuti oleh

peninggian ekskresi garam sehingga tercapai kembali keadaan

21
hemodinamik yang normal. Pada pasien hipertensi primer, mekanisme

peningkatan ekskresi garam tersebut terganggu, selain adanya faktor lain

yang berpengaruh. Tingginya kadar garam yang di konsumsi

mengakibatkan peningkatan kekentalan darah, sehingga jantung

membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke

jaringan paling kecil (Lubis, 2001).

- Pembahasan : pada kasus ini kemungkinan factor resiko terjadinya

penyakit hipertensi pada pasien disebabkan karena pasien sering

mengkonsumsi masakan asin yang dapat menyebabkan peningkatan

kekentalan darah yang dapat menyebabkan hipertensi.

3.1.2Genetik

Genetik berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah sekitar

30-50%.Hipertensi lebih sering terjadi pada pasien dengan riwayat

keluarga. Penelitian sebelumnya mengidentifikasi peningkatan tekanan

darah berhubungan dengan enzim, channel dan reseptor spesifik pada

pengaturan natrium pada jalur renin-angiotensin-aldosteron sistem

(Butler, 2010). Dalam kasus Ny. S, riwayat ayah pasien menderita

hipertensi.

3.1.3 Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan lingkungan sekeliling manusia yang

terdiri dari benda-benda tidak hidup dan kekuatan fisik lainnya.

Contohnya misalnya : udara, air, iklim, tanah, cuaca, radiasi, dan lain-

22
lain (Budioro, 2001). Pada Ny.S tidak didapatkan peranan lingkungan

fisik yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi.

3.1.4 Lingkungan Biologis

Lingkungan biologis merupakan keseluruhan makhluk hidup yang

ada di sekeliling manusia.makhluk hidup itu seperti virus dan mikroba

lainnya, sampai ke insekta, rodent, binatang, tumbuhan dan manusia itu

sendiri (Budioro, 2001). Pada Ny. S tidak didapatkan peranan

lingkungan biologis yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit

hipertensi.

3.1.5 Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial merupakan lingkungan yang mencakup

hubungan yang kompleks antara faktor-faktor dan kondisi-kondisi

budaya, sistem nilai, adat, kebiasaan, kepercayaan, sikap, moral, agama,

pendidikan, pekerjaan, standar hidup, kehidupan masyarakat,

tersedianya pelayanan kesehatan, organisasi-organisasi sosial dan

politik (Budioro, 2001).

Keluarga Ny. S memiliki kebiasaan meminum kopi setiap pagi

makan gorengan dan jika makan dengan sambal yang banyak, sehingga

menciptakan lingkungan yang kurang mendukung bagi pasien untuk

tidak meminum kopi dan makan gorengan banyak

Keluarga pasien kurang mengetahui mengenai hipertensi, seperti

pencegahan, gejala, cara mengontrol tekanan darah dan komplikasi

yang dapat timbul.

23
3.1.6 Teori Roda

3.1.6 Teori Roda


Lingkungan Sosial
Host
- Kurangnya pengetahuan
- Usia : > 60 tahun
keluarga pasien mengenai
- Jenis kelamin wanita
penyakit hipertensi

- Kurangnya dukungan keluarga

untuk mengkonsumsi diet

yang dianjurkan bagi penderita Inti

hipertensi seperti kebiasaan fa Genetik

H Riwayat
meminum kopi dan makan
0 keluarga
gorengan setiap hari. Inti
S Genetik hipertensi
- Aktivitas fisik / olahraga yang (+)
T
kurang.

Lingkungan Biologi Lingkungan Fisik

Tidak ada masalah Tidak ada masalah

24
3.2 Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


Kurangnya pengetahuan pasien Penyuluhan serta pemberian leaflet
terhadap penyakit, komplikasi mengenai pengertian, tanda dan
dan diet yang dianjurkan bagi gejala, faktor risiko, pencegahan,
pasien hipertensi.
komplikasi dan diet yang dianjurkan
bagi pasien hipertensi.

Aktivitas fisik kurang Edukasi kepada pasien pentingnya


berolahraga secara teratur,
mencontohkan kegiatan olahraga
murah dan gampang seperti jogging
pemberian poster jogging.

Kurangnya pengetahuan keluarga Edukasi kepada keluarga tentang


pasien terhadap penyakit, penyakit, komplikasi, diet yang
komplikasi dan diet yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
dianjurkan bagi pasien hipertensi.
pasien hipertensi, sehingga keluarga
dapat membantu mengawasi dan
mendukung pasien.

Adanya faktor risiko menderita Memberikan edukasi mengenai faktor


hipertensi pada anak pasien. risiko terjadinya hipertensi,
menyarankan keluarga pasien untuk
memeriksakan tekanan darah secara
teratur ke pelayanan kesehatan
terdekat.

Tabel 3.1. Alternatif Pemecahan Masalah

25
3.3 Plan of Action (POA)

No. Masalah Intervensi Tujuan Metode Indikator Sasaran Pelaksana Biaya


keberhasilan
1. Kurangnya -Penyuluhan serta Pasien Penyuluha Bertambahnya Pasien Dokter Rp 7.000,-
pengetahuan pasien pemberian leaflet mengetahui n pengetahuan Muda FK
terhadap penyakit, dan poster tentang pasien tentang UNISSUL
komplikasi dan diet mengenai: Pengertian, Pengertian, A
yang dianjurkan Pengertian, tanda tanda dan gejala, tanda dan gejala,
maupun tidak dan gejala, Faktor Faktor risiko, faktor risiko,
dianjurkan bagi risiko, pencegahan, pencegahan, pencegahan,
pasien hipertensi. komplikasi dan diet komplikasi dan komplikasi dan
yang dianjurkan diet yang diet yang
bagi pasien dianjurkan bagi dianjurkan
hipertensi. pasien hipertensi maupun tidak
dianjurkan bagi
pasien hipertensi
2. Aktivitas fisik -Edukasi kepada Pasien Edukasi Pasien dapat Pasien Dokter Rp 4000.-
kurang pasien pentingnya berolahraga personal berolahraga Muda FK
berolahraga secara secara teratur. dan secara teratur UNISSUL
teratur . praktik setiap harinya. A
-mencontohkan langsung
kegiatan olahraga
yang murah dan
gampang seperti
jogging sehat
-pemberian poster
Olahraga jogging
sehat
Tabel. 3.2. Plan of Action (POA)

26
4. Kurangnya Edukasi kepada keluarga Keluarga dapat Edukasi -Bertambahnya Keluarg Dokter Rp 0,.
pengetahuan tentang penyakit hipertensi memberikan Kelomp pengetahuan a Pasien Muda FK
keluarga (Pengertian, Tanda dan dukungan dan ok keluarga pasien UNISSUL
pasien gejala, Faktor risiko, pengawasan tentang A
terhadap Pencegahan, Komplikasi, pencegahan Penyakit,
penyakit, diet yang dianjurkan bagi (termasuk diet, komplikasi dan
komplikasi dan pasien hipertensi), olahraga teratur, diet yang
diet yang kontrol teratur dianjurkan
dianjurkan dan konsumsi maupun tidak
maupun tidak obat teratur) dianjurkan bagi
dianjurkan pasien hipertensi
bagi pasien
hipertensi. -keluarga
mendukung dan
mengawasi
pasien

5. Adanya faktor -Edukasi kepada keluarga Keluarga pasien Edukasi Keluarga pasien Keluarg Dokter Rp 0.,
risiko tentang penyakit hipertensi dapat mencegah Kelomp dapat a Pasien Muda FK
menderita (terutama mengenai faktor untuk terjadinya ok menghindari UNISSUL
hipertensi pada risiko hipertensi), penyakit faktor risiko A
anak pasien. - Menyarankankeluarga hipertensi terjadinya
pasien untuk hipertensi.
memeriksakan tekanan
darah secara teratur ke
pelayanan kesehatan
terdekat.
Tabel. 3.3. Lanjutan

27
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari analisa dengan teori roda dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

 Berdasarkan kasus ini faktor genetik berpengaruh terhadap terjadinya

penyakit hipertensi primer pada Ny. S.

 Berdasarkan kasus ini faktor lingkungan fisik tidak berpengaruh

terhadap terjadinya penyakit hipertensi primer pada Ny.S.

 Berdasarkan kasus ini faktor lingkungan biologis tidak berpengaruh

terhadap terjadinya penyakit hipertensi primer pada Ny. S

 Berdasarkan kasus ini faktor lingkungan sosial berpengaruh terhadap

terjadinya penyakit hipertensi primer pada Ny.S

 Dilakukan intervensi kepada Ny. S mengenai penyakit hipertensi

primer berupa metode edukasi dan intervensi langsung.

4.2 Saran

4.2.1 Untuk pasien dan keluarga

 Meminum obat secara teratur dengan dosis sesuai anjuran dokter.

 Rajin berolahraga minimal 30 menit setiap harinya.

 Menjaga pola makan pasien sehari-hari.

 Rutin kontrol ke puskesmas untuk mengontrol tekanan darah

sebulan sekali.

28
 Keluarga selalu memberikan dukungan kepada pasien dengan ikut

memantau kepatuhan minum obat, diet makan dan olahraga.

 Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi keluarga pasien yang

memiliki faktor risiko menderita hipertensi.

4.2.2 Untuk Puskesmas

 Meningkatkan edukasi kepada pasien yang telah terdiagnosis

menderita hipertensi untuk mengubah pola hidupnya.

 Melakukan kunjungan rumah secara rutin kepada pasien hipertensi

untuk memantau pola hidup dan tekanan darah pasien secara

berkelanjutan.

 Bekerja sama dengan kader desa untuk mengadakan posbindu untuk

dilakukan screening kesehatan dan deteksi dini terutama penyakit

hipertensi.

29
DAFTAR PUSTAKA

BPPK DEPKES RI, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, 277-278, 281-283.

Budioro, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro : Semarang

Butler, M., 2010, Genetics of hypertension. Current status, PubMed Jurnal,

58(3):175-178.

Mass, A.,H.,E.,M, dkk, 2009, Women’s health in menopause with a focus on

hypertension, Springer, 17(2):68-72.

MENKES,2014, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2014 Tentang

Paduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Primer, Jakarta, 202-208.

NHLBI, 2015, Causes of High Blood Pressure, dalam :

http://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/topics/hbp/causes dikutip tanggal

25 Oktober 2017

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka

Cipta

Sinaga, Debby, 2012, Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Hipertensi pada

Masyarakat yang merokok di RW 01 Kelurahan Pondok Cina, Beji,

Depok, dalam : http://www.lib.ui.ac.id dikutip tanggal 24 Oktober 2017

30
Yogiantoro, M., 2009, Hipertensi Esensial, dalam : Sudoyo, W. A., Setiyohadi,

B., Alwi, I., Simadibrata, M. K., Setiati, S., Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta, 610-614

31
LAMPIRAN

Lampiran I

32
Lampiran II

33
Lampiran III

34
Lampiran IV

DOKUMENTASI KUNJUNGAN RUMAH PASIEN

35
36

Anda mungkin juga menyukai