Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

)
4(1) – Maret 2015: 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Isolasi Bakteri Pendegradasi Limbah Cair Industri Minyak Sawit

Isolation of Degrading Bacteria of Palm Oil Mill Effluent (POME)

Monica Kharisma Swandi, Periadnadi*) dan Nurmiati

Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas, Limau Manis, Padang-25136
*)Koresponden : periadnadi@fmipa.unand.ac.id

Abstract

An isolation of degrading bacteria of Palm Oil Mill Effluent (POME) was conducted from May
to October 2014 at the Laboratory of Microbiology, Department of Biology, Faculty of Natural
Sciences, Andalas University. This study aimed to describe the characteristic of the bacteria
which can degradate the POME. The result obtained five isolates ie BLS1, BLS2, BLS3, BLS4
and BLS5 and their characters were rod-shaped (basil), gram-positive, motile, positive catalase
and forming endospores.

Keywords: isolation, characterization, degrading bacteria, POME

Pendahuluan

Limbah cair industri minyak sawit lainnya seperti enzim yang dihasilkan oleh
mengandung zat organik dengan kadar yang mikroorganisme itu sendiri dalam
tinggi, sehingga menyebabkan pencemaran merombak senyawa organik yang ada
di lingkungan sekitar pabrik pengolahan didalam lingkungan tercemar secara alami
kelapa sawit. Industri minyak sawit telah (Jusfah, 1995). Penelitian tentang bakteri
mengupayakan pengolahan limbah cair limbah cair industri minyak sawit telah
yang dihasilkan dengan menerapkan sistem dilakukan sebelumnya oleh Fandri (2006),
lagoon (kolam), namun pengoperasian yang mendapatkan 8 jenis bakteri lipolitik
sistem lagoon belum optimal sehingga yang diisolasi dari limbah cair industri
outlet belum memenuhi baku mutu limbah minyak sawit di PT. AMP Plantation,
cair. Dalam limbah cair industri minyak Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Januar,
sawit terdapat mikroorganisme yang Khotimah dan Mulyadi (2013), juga
mempunyai potensi melakukan hidrolisis melaporkan pada limbah cair industri
terhadap lemak dan minyak. Berdasarkan minyak sawit terdapat 9 isolat bakteri
masalah ini perlu dilakukan penelitian pendegradasi lipid dengan 1 isolat yang
terhadap bakteri pendegradasi limbah cair mampu menurunkan kadar lipid hingga
industri minyak sawit, sehingga hasilnya 25%. Bala, Lalung dan Ismail (2014) juga
dapat digunakan dalam teknologi mendapatkan strain Bacillus cereus103PB
pengolahan limbah cair yang berwawasan memiliki kemampuan biodegradasi dan
lingkungan yang dikenal dengan teknologi dapat mengurangi polutan dari limbah
bioremediasi. industri minyak sawit. Bakteri ini
Bioremediasi didefinisikan sebagai memproduksi enzim ekstraseluler lipase
proses pemulihan secara biologi terhadap sehingga dapat menurunkan kadar minyak
komponen lingkungan yang tercemar dan lemak pada limbah.
menjadi bentuk yang tidak mengandung Pengisolasian bakteri-bakteri pada
racun (Munir, 2006). Salah satu tahap limbah industri minyak sawit telah
dalam teknik bioremediasi adalah dilaporkan oleh beberapa author, namun
biodegradasi. Proses biodegradasi limbah masih sedikit literatur yang melaporkan
pada umumnya memanfaatkan populasi pengisolasian bakteri yang berpotensi
mikroorganisme atau produk-produk dalam mendegradasi limbah cair sekaligus

Accepted: 18 Februari 2015


72
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 71-76 (ISSN : 2303-2162)

menggunakan limbah cair minyak sawit lipolitik. Pengisolasian bakteri dilakukan


sebagai sumber nutrisi. Salah satu cara yang dengan metoda pour plate untuk
efektif untuk memperoleh bakteri yang menumbuhkan bakteri yang berpotensi
berpotensi mendegradasi limbah cair adalah mendegradasi limbah cair industri minyak
mengisolasi dengan media spesifik dalam sawit yang ditandai dengan terbentuknya
pengujian kemampuannya. Oleh karena itu, daerah halo disekitar koloni bakteri, lalu
sebagai alternatif pemecahan masalah diinkubasi pada suhu 37oC selama 72 jam
pencemaran lingkungan akibat limbah cair (Cappuccino dan Sherman, 2005).
industri minyak sawit, perlu dilakukan
penelitian mengenai “Isolasi Bakteri Karakterisasi Isolat Bakteri Pendegradasi
Pendegradasi Limbah Cair Industri Minyak Limbah Cair Industri Minyak Sawit
Sawit”. Penelitian ini bertujuan untuk Karakterisasi isolat dilakukan secara
memperoleh isolat-isolat bakteri morfologi dan biokimia. Karakter
pendegradasi limbah cair industri minyak morfologi meliputi makroskopis koloni
sawit dan mengetahui karakter morfologi dengan mengamati bentuk, warna, elevasi,
dan biokimia dari isolat-isolat pendegradasi dan tepian koloni bakteri, sedangkan
limbah cair industri minyak sawit. karakter morfologi mikroskopis sel bakteri
dilakukan dengan pewarnaan Gram, sifat
Metode Penelitian Gram (KOH 3%), pewarnaan endospora
dan motilitas. Karakter secara biokimia
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dilakukan dengan uji katalase (Cappuccino
metode survei terhadap keberadaan bakteri dan Sherman, 2005).
dan karakteristik isolat bakteri pendegradasi
limbah cair industri minyak sawit dan data Hasil dan Pembahasan
yang didapatkan dianalisis secara deskriptif.
Keberadaan Bakteri Pendegradasi Limbah
Pengambilan Sampel Cair Industri Minyak Sawit
Sampel yang digunakan pada penelitian Bakteri yang berpotensi dalam
adalah limbah cair yang diambil dari kolam mendegradasi limbah cair industri minyak
aerasi instalasi pengolahan air limbah sawit dapat dilihat dari kemampuan bakteri
(IPAL). Sampel diambil secara purposive tersebut dalam mengubah substrat lipid
sampling dengan 3 titik pada saluran keluar yang terkandung di dalam medium NA
kolam. Sampel tersebut diambil modifikasi yang merupakan medium
menggunakan botol steril dengan cara selektif untuk bakteri lipolitik, seperti pada
melepaskan tutup botol kemudian Gambar 1. Bakteri lipolitik merupakan
menenggelamkannya kedalam kolam bakteri penghasil enzim lipase dalam
limbah, setelah terisi penuh segera diangkat menghidrolisis lipid menjadi asam lemak
ke permukaan dan ditutup kembali. dan gliserol. Medium yang digunakan
Beberapa kriteria dari sampel yang diambil mengandung nutrisi yang dibutuhkan
adalah berwarna kecoklatan dan terlihat bakteri untuk pertumbuhannya, salah
seperti adanya lapisan minyak di satunya minyak yang digunakan bakteri
permukaan air limbah. sebagai sumber karbon. Nurdini (2010),
menambahkan bahwa bakteri lipolitik dapat
Keberadaan Bakteri Pendegradasi Limbah ditemukan di banyak tempat yang
Cair Industri Minyak Sawit mengandung minyak. Lingkungan yang
Pengisolasian terhadap bakteri mengandung minyak merupakan substrat
pendegradasi limbah cair industri minyak yang baik terhadap bakteri lipolitik untuk
sawit dilakukan melalui proses pengenceran tumbuh.
bertingkat sampai 10-7 secara aseptis. Hasil Pada proses pengolahan limbah,
pengenceran sampel ditanam ke dalam bakteri mengalami kesulitan dalam
medium Nutrient Agar (NA) modifikasi mendegradasi lipid karena prosesnya yang
(dimodifikasi dari Fardiaz, 1989) yang lambat dan membutuhkan jumlah oksigen
merupakan medium selektif untuk bakteri yang banyak sehingga dibutuhkan suatu
73
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 71-76 (ISSN : 2303-2162)

enzim hidrolitik yang dihasilkan dari untuk mendispersikan molekul-molekul air


bakteri tersebut. Selain itu, bakteri hanya ke dalam minyak/lemak.
dapat menyerap bahan yang terlarut dalam Kemampuan degradasi bakteri ini
air. Jika limbah mengandung bahan yang berdasarkan proporsi keberadaan bakteri
bersifat tidak larut dalam air, maka yang tumbuh membentuk daerah halo dan
diperlukannya suatu medium yang yang tidak pada medium (Tabel 1).
mengandung suatu pengemulsi sehingga Semakin besar daerah halo yang terbentuk,
mengurangi tegangan permukaan, agar maka semakin besar kemampuan bakteri
minyak dapat tercampur dengan air dan dalam menghasilkan enzim ekstraseluler
digunakan oleh bakteri untuk nutrisi lipase untuk mendegradasi lipid. Hal ini
pertumbuhan. Margarin yang terkandung dapat diduga bakteri yang hidup pada
pada medium merupakan substrat yang limbah cair industri minyak sawit adalah
dibutuhkan bakteri lipolitik karena bakteri yang toleran terhadap minyak dan
berfungsi sebagai sumber karbon untuk bakteri yang memanfaatkan sumber karbon
nutrisi bagi pertumbuhannya dan juga dari minyak tersebut. Bala, et al. (2014)
sebagai pengemulsi untuk meningkatkan menambahkan, bahwa kemampuan
biodegradasi lipid. Menurut Hutagalung mikroorganisme dalam mendegradasi
(2009), margarin merupakan emulsi air tergantung kepada kemampuan
dalam minyak karena lechitin yang mikroorganisme tersebut untuk beradaptasi
terkandung di dalam margarin berfungsi dengan lingkungan.

A B

Gambar 1. Keberadaan bakteri pendegradasi limbah cair industri minyak sawit menggunakan medium
NA modifikasi pada suhu inkubasi 370C; (A) Bakteri yang tidak membentuk daerah halo
dan (B) Bakteri yang membentuk daerah halo.

Tabel 1. Proporsi Keberadaan Bakteri Limbah Cair Industri Minyak Sawit di Kolam Aerasi

Koloni Bakteri Jumlah Bakteri (x103 cfu/ml) Proporsi (%)


Membentuk daerah halo 2,0 51,3
Tidak membentuk daerah halo 1,9 48,7
Total 3,9 100
74
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Hasil proporsi yang didapatkan Pengukuran suhu pada kolam aerasi


menunjukkan kemampuan bakteri yang di lokasi pengambilan sampel yaitu 380C
ditemukan pada limbah cair industri minyak dan nilai pH yang didapatkan 7,14. Kondisi
sawit dalam mendegradasi minyak. Bakteri pH pada kolam aerasi telah memenuhi baku
yang dapat membentuk daerah halo mutu limbah cair yang telah ditetapkan.
merupakan bakteri yang dapat Namun, tidak ada kisaran suhu yang
mendegradasi minyak karena adanya dijadikan standar baku mutu limbah cair.
indikasi aktivitas enzim ekstraseluler lipase Ditjen PPHP (2006), manambahkan kisaran
yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. pH untuk limbah cair industri minyak sawit
Sedangkan bakteri yang tidak membentuk adalah 6,0 – 9,0.
daerah halo merupakan bakteri yang toleran Berdasarkan hasil jumlah
pada lingkungan yang mengandung keberadaan bakteri, sebanyak 20 koloni
minyak. Bakteri yang tidak membentuk bakteri yang membentuk daerah halo.
daerah halo berkemungkinan bisa Dipilih 5 koloni bakteri yang membentuk
mendegradasi minyak, namun bakteri daerah halo terbesar, mempunyai morfologi
tersebut belum bisa mengekspresikan berbeda satu sama lainnya dan tumbuh
adanya indikasi aktivitas enzim dominan untuk diketahui karakter dari
ekstraseluler lipase yang dihasilkan oleh isolat-isolat tersebut. Kelima isolat terpilih
bakteri tersebut. Hal ini disebabkan karena adalah isolat BLS1, BLS2, BLS3, BLS4, dan
indikator pada medium yaitu neutral red, BLS5
mampu mendeteksi keberadaan asam lemak
yang terbentuk akibat dari hidrolisis lemak. Karakter Morfologi dan Biokimia Isolat-
Dengan adanya keberadaan asam lemak, isolat Pendegradasi Limbah Cair Industri
maka terjadi penyerapan warna indikator Minyak Sawit
disekeliling koloni bakteri, sehingga Secara keseluruhan karakteristik bakteri
terbentuknya daerah halo dan dapat dilihat pada Tabel 2. Setiap isolat
mengakibatkan koloni bakteri berwarna memiliki morfologi makroskopis koloni
merah. Murray et al. (1999) menambahkan bakteri yang berbeda dan mikroskopis sel
bahwa reaksi positif terhadap bakteri bakteri yang sama. Hal ini menunjukkan
lipolitik terjadi apabila koloni bakteri bahwa karakter makroskopis koloni bakteri
berwarna merah. Hal ini terjadi karena belum bisa menggambarkan suatu jenis
indikator neutral red akan menghasilkan bakteri, karena belum tentu secara
warna merah bila dalam situasi asam. Asam mikroskopis sel bakteri dan biokimia
berarti mempunyai pH rendah. Suasana mendapatkan hasil yang sama. Karakter
asam ini terjadi akibat adanya reaksi makroskopis koloni bakteri merupakan
hidrolisis menjadi asam-asam lemak bebas karakter yang tampak secara visual yang
dan gliserol oleh bakteri lipolitik tersebut. berkemungkinan dipengaruhi oleh faktor
Hal ini juga membuktikan bahwa lingkungan, seperti substrat yang digunakan
keberadaan bakteri pendegradasi limbah sebagai medium dan suhu inkubasi.
cair industri minyak sawit dipengaruhi oleh Karakter morfologi mikroskopis sel
ketersediaan nutrisi yang terkandung di bakteri terhadap 5 isolat yang didapatkan
dalam medium. Selain faktor tersebut, juga memiliki karakter yaitu bentuk sel bakteri
dipengaruhi oleh berbagai faktor basil dan memiliki sifat Gram positif yang
lingkungan seperti suhu, pH, kadar oksigen ditandai dengan terbentuknya warna ungu
dan kadar bahan organik (Suriawiria, 1995). pada sel bakteri. Sifat Gram positif ini
Kristanto (2004), juga menambahkan diperkuat dengan hasil uji sifat Gram (uji
tingginya kandungan bahan organik dapat KOH 3%) yang menghasilkan bahwa tidak
menurunkan kadar oksigen sehingga dapat berlendirnya bakteri setelah ditetesi KOH
menghambat pertumbuhan organisme. 3% pada kaca objek. Hal ini menandakan
bahwa sifat Gram yang terdapat pada
bakteri adalah Gram positif.
75
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Tabel 2. Karakter Isolat Pendegradasi Limbah Cair Industri Minyak Sawit di Kolam Aerasi

Karakter Isolat
BLS1 BLS2 BLS3 BLS4 BLS5
1. Makroskopis
a. Bentuk Koloni Circular Rhizoid Filamentous Irreguler Irreguler
b. Tepian Koloni Entire Lobate Filamentous Undulate Undulate
c. Elevasi Koloni Raised Raised Flat Raised Convex
d. Warna Koloni Putih Putih Putih Putih Putih
pada Medium Kekuni- Kekuni- Kekuningan Kekuningan Kekuni-
Nutrient Agar ngan ngan ngan
2. Mikroskopis
a. Bentuk Sel Rod Rod Rod (Basil) Rod (Basil) Rod
(Basil) (Basil) (Basil)
b. Susunan Sel Strepto Strepto Strepto Strepto Strepto
c. Gram Positif Positif Positif Positif Positif
d. Tipe Endospora Central Central Subterminal Subterminal Terminal
e. Motilitas Motil Motil Motil Motil Motil
3. Biokimia
a. Uji Katalase Positif Positif Positif Positif Positif

Pada uji pewarnaan endospora katalase yang ditandai dengan terbentuknya


diperoleh hasil bahwa kelima isolat dapat gelembung udara pada kaca objek setelah
membentuk spora dengan tipe endospora ditetesi dengan larutan 3% H2O2. Hal ini
yang berbeda-beda. Isolat BLS1 memiliki menandakan bahwa kelima isolat bersifat
karakter tipe endospora central, isolat BLS2 aerobik dan memiliki enzim yang
dengan tipe central, isolat BLS3 dengan tipe menghidrolisis peroksida (katalase). Locke
subterminal, isolat BLS4 dengan tipe et al. (2013) menambahkan bahwa katalase
subterminal dan isolat BLS5 dengan tipe adalah enzim yang dapat mengkatalisasi
terminal. Fardiaz (1989) menambahkan penguraian hidrogen peroksida (H2O2)
bahwa spora dibentuk oleh spesies bakteri menjadi air dan O2. Hidrogen peroksida
yang termasuk dalam genera Clostridium bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini
dan Bacillus untuk mengatasi lingkungan dapat menginaktivasikan enzim dalam sel.
yang tidak menguntungkan bagi bakteri. Uji ini penting dilakukan untuk mengetahui
Prinsip dari pewarnaan endospora sifat bakteri terhadap kebutuhan akan
digunakan untuk membedakan spora dari oksigen.
sel vegetatif. Zat warna yang digunakan
yaitu malachite green yang akan tetap Kesimpulan
diikat oleh spora bakteri dan sebagai
counterstain digunakan safranin. Endospora Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang masih terdapat di dalam sel vegetatif dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
maupun spora bebas akan berwarna hijau- sebagai berikut:
biru, sedangkan sel vegetatif akan berwarna 1. Di dalam limbah cair industri minyak
merah sampai merah muda. sawit diperoleh 51,3% (2,0x103 cfu/ml)
Pada pengujian motilitas bakteri bakteri yang berpotensi mendegradasi
menunjukkan bahwa kelima isolat bakteri dan 48,7% (1,9x103 cfu/ml) bakteri
yang diisolasi dari limbah cair industri yang tidak berpotensi.
minyak sawit bersifat motil. Hal ini dapat 2. Lima isolat mempunyai potensi
dilihat dari pertumbuhannya yang sebagai pendegradasi dengan karakter:
menyebar pada medium NA semisolid. berbentuk basil, Gram-positif,
Pada uji katalase diperoleh hasil bahwa mempunyai endospora, motil dan
kelima isolat bereaksi positif terhadap uji katalase positif.
76
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 71-76 (ISSN : 2303-2162)

Ucapan Terima Kasih PTPN-XIII Ngabang Kabupaten


Landak. Jurnal Protobiont 2013 Vol
1. Kepada Dr. Dewi Imelda Roesma, Dr. 2 (3): 136 – 140.
Anthoni Agustien dan Dr. Fuji Astuti Jusfah, J. 1995. Peranan Mikroorganisme
Febria yang telah memberikan masukan, dalam Pengelolaan Limbah untuk
saran dan kritikan selama penelitian Mengatasi Pencemaran Lingkungan.
berlangsung dan dalam proses penulisan Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
artikel ini. Besar Tetap dalam Bidang Biologi
2. Kepada Direktorat Jendral Pendidikan FMIPA Universitas Andalas. Padang.
Tinggi (Ditjen DIKTI) Kementrian Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri. LPPM
Pendidikan dan Kebudayaan dengan Universitas Kristen PETRA,
Surat Keputusan Dirjen DIKTI Nomor Surabaya dan Penebit Andi,
0263/E5/2014 atas bantuan dana hibah Yogyakarta.
penelitian PKM-P tahun 2014. Locke, T., S. Keat, A. Walker and R.
Mackinnon. 2013. Microbiology and
Daftar Pustaka Infectius Diseases on The Move.
Diterjemahkan oleh Akbarini, R. PT.
Bala, J. D., J. Lalung and N. Ismail. 2014. Indeks. Jakarta.
Biodegradation of Palm Oil Mill Munir, E. 2006. Pemanfaatan Mikroba
Effluent (POME) by Bacterial. dalam Bioremediasi: Suatu
International Journal of Scientific Teknologi Alternatif untuk
and Research Publications, Volume Pelestarian Lingkungan. Pidato
4, Issue 3, March 2014 1 ISSN 2250- Pengukuhan Jabatan Guru Besar
3153. Tetap dalam Bidang Mikrobiologi
Cappucino, J.G dan N. Sherman. 2005. FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Microbiology a Laboratory Manual Medan.
7thEd. Pearson Education, Inc. Murray, R. K., D. K. Granner, P. A. Mayes
Publishing as Benjamin Cummings. dan V. W. Rodwell. 1999. Biokimia
San Francisco. CA. Harper. Penerbit buku kedokteran
Ditjen PPHP. 2006. Pedoman Pengelolaan EGC. Jakarta.
Limbah Industri Kelapa Sawit. Nurdini, A.L. 2010. Penapisan Bakteri
Subdit Pengelolaan Lingkungan Lipolitik Asal Fruktosfer Kelapa
Direktorat Pengolahan Hasil Sawit. [Skripsi]. Institut Pertanian
Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Bogor.
Fandri, W. 2006. Identifikasi Bakteri Suriawiria, U. 1995. Pengantar
Lipolitik pada Instalasi Pengolahan Mikrobiologi Umum. Penerbit
Limbah Cair Industri Kelapa Sawit Angkasa. Bandung.
PT. AMP Plantation. [Skripsi].
Universitas Andalas. Padang.
Fardiaz, S. 1989. Penuntun Praktek
Mikrobiologi Pangan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Hutagalung, L. E. 2009. Penentuan Kadar
Lemak dalam Margarin dengan
Metode Ekstraksi Sokletasi di Balai
Besar Pengawas Obat dan Makanan
Medan. Karya Ilmiah Program Studi
Diploma-3 Kimia Analisis. FMIPA.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Januar, W., S. Khotimah dan A. Mulyadi.
2013. Kemampuan Isolat Bakteri
Pendegradasi Lipid dari Instalasi
Pengolahan Limbah Cair PPKS

Anda mungkin juga menyukai