Anda di halaman 1dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENYIMPANAN OBAT
No. Dokumen : PENAGGUNG JAWAB
KLINIK PRATAMA BINTARA
SPO No. Revisi : 00 HUSADA

Tanggal Terbit :

KLINIK PRATAMA Halaman : 1/3


BINTARA HUSADA Anang Ova Pradipta

1. Pengertian Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat, serta
menurut persyaratan yang ditetapkan yaitu dibedakan menurut bentuk sediaan
dan jenisnya, dibedakan menurut suhunya, kestabilannya, mudah tidaknya
meledak/terbakar, tahan/tidaknya terhadap cahaya, disertai dengan sistem
informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai
kebutuhan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Memelihara mutu dan kualitas sediaan farmasi.
2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.
3. Menjaga ketersediaan stok sediaan farmasi.
4. Memudahkan untuk pencarian dan pengawasan.
5. Menjamin sediaan farmasi disimpan ditempat yang aman, terhindar dari
kerusakan, kehilangan, dan pencuriaan.
3. Kebijakan Surat keputusan penanggung jawab klinik pratama bintara husada tentang

pelayanan oba, nomor…………………………………

4. Referensi Permenkes RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di


Apotek
5. Prosedur/Langkah- 1. Pada faktur yang telah dicek, masukkan jumlah, nomor batch dan
langkah tanggal kadaluarsa sediaan farmasi di dalam komputer.
2. Simpan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada lemari
yang sesuai dengan suhu penyimpanan, penggolongan obat berdasarkan
aspek farmakologi, bentuk sediaan dan alfabetis.
3. Untuk obat-obatan Askes diletakkan pada rak tersendiri.
4. Untuk OWA dan OTC, berikan label harga terlebih dahulu sebelum
memasukkannya ke etalase.
5. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti
penyimpanan berdasarkan prinsip FEFO dan FIFO.
6. Penyimpanan bahan baku obat dalam wadah yang sesuai, memberikan
etiket yang berisi nama bahan baku, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa.
7. Penyimpanan bahan baku obat disendirikan antara bahan baku dalam
dan bahan baku luar.
8. Khusus narkotika dan psikotropika, setiap karyawan hendaknya mengisi
kartu stok setiap penambahan dan pengambilan obat.
9. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang rusak, near ED maupun ED.
10. Kembalikan sisa obat yang tidak jadi dipakai ketempat semula.

A. Penyimpanan Bahan Baku Obat


1. Bahan baku yang diterima diinput jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur yang telah dicek.
2. Penyimpanan bahan baku obat dalam wadah yang sesuai,
memberikan etiket yang berisi nama bahan baku, nomor batch dan
tanggal kadaluarsa.
3. Penyimpanan bahan baku obat disendirikan antara bahan baku dalam
dan luar serta bahan baku cair dan padat
4. Lemari penyimpanan bahan baku obat harus tertutup rapat.

B. Penyimpanan OTC (Over the Counter) dan OWA (Obat Wajib


Apotek)
1. Obat OTC dan OWA yang diterima diinput jumlah, nomor batch dan
tanggal kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur yang telah
dicek.
2. Berikan label harga terlebih dahulu sebelum memasukkannya ke
etalase.
3. Obat disimpan di dalam rak etalase.
4. Obat ditata berdasarkan:
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa
kadaluarsanya paling cepat habis diletakkan di paling depan.
Obat yang masa kadaluarsanya paling lama diletakkan di paling
belakang.
b. Penyusunan nama obat berdasarkan aspek farmakologi, bentuk
sediaan dan alfabetik.
5. Khusus obat-obat yang memerlukan suhu rendah, disimpan di dalam
kulkas di ruang penyimpanan. Di dalam kulkas harus terdapat
termometer yang dicek secara berkala.
6. Bila apotek hendak tutup, semua rak etalase harus ditutup rapat.

C. Penyimpanan Obat Keras


1. Obat keras yang diterima diinput jumlah, nomor batch dan tanggal
kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur yang telah dicek.
2. Obat disimpan di dalam rak di ruang penyimpanan.
3. Jumlah maksimal masing-masing merk obat yang diletakkan di rak
penyimpanan adalah 3 box, 3 botol, atau 3 tube, selebihnya ditaruh
di rak paling atas (gudang).
4. Obat ditata berdasarkan:
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa
kadaluarsanya paling cepat habis diletakkan di paling depan.
Obat yang masa kadaluarsanya paling lama diletakkan di paling
belakang.
b. Penyusunan nama obat berdasarkan aspek farmakologi, bentuk
sediaan dan alfabetik.
c. Obat-obat Askes disimpan dalam rak tersendiri
5. Khusus obat-obat yang memerlukan suhu rendah, disimpan di dalam
kulkas yang mempunyai termometer yang dicek secara berkala.
6. Khusus obat-obatan los yang masuk dan keluar dicatat di kartu stok
obat per botol.
7. Bila apotek hendak tutup, semua rak harus ditutup rapat.
8. Ruang penyimpanan obat harus dapat terkunci, kunci disimpan oleh
apoteker yang diberi kewenangan.

D. Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika


1. Narkotika dan psikotropika yang diterima diinput jumlah, nomor
batch dan tanggal kadaluarsanya di komputer sesuai dengan faktur
yang telah dicek
2. Kemudian obat disimpan di dalam lemari khusus narkotika dan
psikotropika.
3. Obat ditata berdasarkan:
a. Kombinasi metode FIFO dan FEFO, yaitu obat yang masa
kadaluarsanya paling cepat habis diletakkan di paling depan.
Obat yang masa kadaluarsanya paling lama diletakkan di paling
belakang.
b. Penyusunan nama obat secara alfabetik, yaitu obat dengan
awalan huruf A diletakkan di sebelah paling kiri. Obat dengan
awalan huruf Z diletakkan di sebelah paling kanan.
4. Narkotika dan psikotropika yang masuk dan keluar dicatat di kartu
stok obat
5. Kartu stok obat dimasukkan ke dalam setiap box atau diikat dengan
botol dan harus selalu tersimpan di dalam lemari
6. Lemari harus selalu terkunci, kunci disimpan oleh Apoteker yang diberi
kewenangan.

E. PENYIMPANAN OBAT LASA (Look a Like Sound a Like)


1. Obat LASA disimpan terpisah dengan obat LASA lainnya yang
sama jenisnya, dan disesuaikan dengan stabilitas penyimpanan.
2. Terdapat tanda LASA di tempat penyimpanan.
3. Tanda LASA pada kotak kemasan luar harus berada di sisi sebelah
luar sehingga mudah terlihat.
4. Bila perlu disimpan di dalam lemari pendingin, maka usahakan
dimasukkan dalam lemari pendingin yang terpisah.
5. Obat LASA yang berada di bangsal perawatan disimpan sesuai dengan
stabilitas obat dalam tempat terpisah dengan obat lain yang diberi tanda
LASA.

6. Unit Terkait  Apotek

REKAMAN HISTORIS

No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai