Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


Bela negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut (wikipedia). Dilihat dari segi fisik,
bela negara merupakan upaya pertahanan yang dilakukan dalam menghadapi
ancaman, serangan dan agresi dari pihak – pihak yang dapat mengancam
keberadaan negara. Sedangkan dari segi non fisik, diartikan sebagai sebagai
upaya yang dilakukan dalam rangka berperan aktif untuk memajukan bangsa
dan negara, yang dapat dilakukan melalui berbagai bidang misalnya pendidikan,
kesehatan, moral, sossial maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
ada di dalamnya.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3, menyebutkan bahwa “
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”. Begitu pula dengan seorang Aparatur Sipil Negara, yang memiliki
kewajiban yang sama. Seorang ASN harus mampu menginternalisasikan nilai-
nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi di unit kerja
masing-masing. Peran ASN dalam memajukan bangsa dan negara melalui
pelayanan di masing – masing institusi merupakan salah satu wujud dari bela
negara.
Dengan melaksanakan kewajiban bela negara tersebut, merupakan bukti
dan proses bagi ASN untuk menunjukkan kesediaan mereka dalam berbakti
kepada Nusa dan Bangsa, serta kesadaran untuk mengorbankan diri guna
membela negara.

B. Nilai Dasar ASN


Didalam menjalankan tugasnya, seorang ASN dituntut untuk mampu
bersikap dan bertindak profesional dalam melayani masyarakat. Sesuai dengan
yang diamanatkan dalam UU No. 5 Tahun 2014, yaitu mencetak PNS dengan
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter. Oleh karena
itu, seorang PNS harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA). Harapannya karakter PNS akan kuat, sehingga berkompeten dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun nilai-nilai dasar ASN
adalah sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas seorang ASN dapat dikatakan terwujud apabila dapat
memenuhi indikator-indikator: kepemimpinan, transparasi, integritas,
tanggung jawab, keadilan, kejelasan, keseimbangan, konsistensi, dan
kepercayaan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai pancasila. Ada lima nilai dasar dari nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa (yang memiliki makna
bahwa negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam memeluk
agama dan kepercayannya masing-masing).
b. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (perpaduan sila
pertama dan kedua menuntut pemerintah dan penyelenggara negara
untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan
memegang cita-cita moral rakyat yang mulia).
c. Sila ketiga : Persatuan Indonesia (keberadaan bangsa Indonesia
adalah karena adanya persatuan yang tumbuh dalam jiwa
masyarakatnya dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu
wilayah geopolitik yang nyata).
d. Sila keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat keijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan (tradisi musyawarah yang
dilandasi semangat kekeluargaan, keragaman masyarakat
memunculkan keinginan semangat persaudaraan dan kesederajatan.
Kerakyatan berarti adanya penghormatan terhadap suara rakyat,
permusyawaratan berarti menjunjung tinggi persatuan diatas
kepentingan pribadi dan golongan, sedangkan hikmat kebijaksanaan
adalah adanya landasan etis dalam demokrasi yaitu sila-sila
pancasila lainnya).
e. Sila kelima : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(mewujudkan rasa keadilan sosial dengan perwujudan relasi yang
adil, penyediaan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan,
proses fasilitas akses atau informasi, dan dukungan atas partisipasi
bermakna atas pengambilan keputusan bagi semua orang).

3. Etika Publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khususdalam masyarakat
melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh
oleh sekelompok profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, melalui indikator sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Mmelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepa, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari kuantitas dan mutu
hasil kerja, melainkan kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisien
Efisiensi adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkanm efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilakukan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
penggunaan sumber daya yang berlebihan, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang tidak sesuai dengan alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik merupakan hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk,
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapan. Ada lima dimensi
karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
pelayanan yaitu :
1) Tangibles, yaitu bukti langsung yang meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan pegawai dan sarana komunikasi.
2) Reliability, yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan
segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
3) Responsiveness, yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap.
4) Assurance, yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat
dipercaya.
5) Emphaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik dan perhatian yang tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan sebagai
kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar biasa yaitu mampu
merusak tatanan kehidupan dalam ranah pribadi, keluarga, masyarakat
maupun ranah kehidupan yang lebih luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9 (sembilan) nilai-
nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat berkata jujur dan
transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain, sehingga dapat membentengi diri dari perbuatan curang.
2) Peduli
Dengan adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan seseorang
memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi dengan jiwa sosial
yang tinggi tidak akan tergoda untuk mmeperkaya diri sendiri dengan
cara yang tidak benar.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang untuk tidak mudah
bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan
terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan
cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan
baik demi kemaslahatan sesama manusia. Dengan kesadaran seperti ini
maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil merupakan kemampuan
seseorang untuk memperlakukan orang lain sesuai dengan hak dan
kewajibannya.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka diundangkan UU
Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian yang telah diubah
menjadi UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Karena PNS
memegang peranan besar dalam kelaancaran pemerintahan dan pembangunan,
maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam
berjalannya sistem pemerintahan serta pelayanan lembaga negara kepada
masyarakat.
Dengan terbitnya UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi sebagai :
1. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan nuntuk melaksanakan kebijakan
yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya tersebut. Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan
oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Repulik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya
asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan bangsa dan
Negara di atas segalanya).
D. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Definisi
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang
berpenghasilan rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan
terhadap masalah kesehatan (Vulnerable group), terutama keluarga yang
mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui (termasuk balitanya), usia lanjut,
penderita penyakit kronis baik menular maupun tidak menular. Kegiatan
keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi kegiatan di dalam maupun di
luar gedung Puskesmas baik Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan atau
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
2. Ruang Lingkup
Pelayanan Kesehatan Perkesmas dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
a. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
b. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
3. Tata Laksana
a. Kegiatan di dalam gedung:
1) Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan
2) Pelaksanaan anamnesa pemeriksaan tertentu
3) Penyuluhan/pendidikan kesehatan
4) Pemantauan keteraturan berobat
5) Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain
6) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan
7) Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan
kewenangan yang diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan
(contoh: pengobatan, penanggulangan kasus gawat darurat, dll)
8) Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di
gedung
9) Pertemuan berkala staf keperawatan setiap bulan untuk mendiskusikan
hal-hal yang berkaitan dengan penyediaan pelayanan
keperawatan.Hasil pertemuan dicatat dan disimpan dengan baik
10) Pemeriksaan kelengkapan peralatan yang akan digunakan, obat-
obatan, kartu kunjungan dan buku register
b. Kegiatan di luar gedung :
Melakukan kunjungan kekeluarga/kelompok/masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat
1) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah
(individu dalam konteks keluarga).
Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan
peran serta aktif keluarga.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
a) Penemuan suspek/kasus kontak serumah
b) Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya
c) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan
d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana
e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care)
f) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan
g) Pencatatan dan pelaporan seperti kartu keluarga dan pencatatan
posyandu
2) Asuhan keperawatan keluarga rawan dan miskin.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang
di temukan di masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga.
Kegiatannya meliputi :

a) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan


masalah kesehatan di masyarakat
b) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup
keluarga)
d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana
e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak
langsung (indirect care)
f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau
keteraturan berobat pasien dengan pengobatan jangka panjang
g) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan di rumah
h) Pencatatan dan pelaporan
4. Dokumentasi
a. Kegiatan di Dalam Gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
- ditulis dalam Buku Register
- di-input dalam sikesda Puskesmas melalui computer
b. Kegiatan di Luar Gedung :
 Buku Tugas Luar
 Penyuluhan kader :
- Undangan
- Materi Penyuluhan
- Daftar Hadir
- Notulen Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai