Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE (ANC)

OLEH :

NURDIANA

I4051191046

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE

A. DEFINISI
Antenatal care adalah pengawasan pada ibu hamil sebelum melahirkan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010).

B. TUJUAN
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan

C. PERUBAHAN FISIOLOGI WANITA HAMIL


Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada pada alat
kandung, dan juga organ lainnya.
 Uterus, ukuran: karena hipertropi dan hyperplasia otot polos rahim 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas 400 cc (pada kelamin cukup bulan). Berat : dari 30 gr – 1000 gr. Bentuk
dan konsistensi : bulan pertama ; alpukat, 4 bulan ; bulat, akhir kehamilan ; bujur telur.
Posisi : Awal ; antefleksi/retrofleksi, 4 bulan ; berada pada rongga pelvis, akhir ; rongga
perut sampai hati. Serviks : menjadi lunak yang disebut tanda “boodell”.
 Indung telur (ovarium): ovulasi terhenti, masih terdapat korpus luteum gravidas sampai
terbentuknya uri
 Vagina dan vulva: vagina dan vulva terlihat lebih merah dan kebiruan. Warna lipid pada
vagina dan portio serviks disebut “tanda Chadwick”, heipervaskularisasi.
 Perubahan pada organ dan sistem lainnya:
 Sistem sirkulasi darah: volume darah dalam volume plasma meningkat. Protein
darah: jumlah protein, albumin menurun, pada triwulan I secara bertahap
meningkat sampai akhir kehamilan. Hitung jenis dan Hb: hematokrit menurun
karena volume plasma darah eritrosit meningkat untuk kebutuhan oksigen. Nadi
dan TD: TD menurun, nadi meningkat rata-rata 84x/mnt. Jantung: Pompa jantung
meningkat pada triwulan I sampai menurun pada minggu terakhir, EKG kadang
memperlihatkan deviasi aksis ke kiri.
 Sistem pernapasan: sesak dan napas pendek sampai usus tertekan ke arah
diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat. Napas dalam
dan yang lebih menonjol pernapasan dada.
 Sistem pencernaan: Saliva meningkat, mual dan muntah. Tonus otot saluran
pencernaan menurun sehingga motilitas. Muntah (emesis gravidarum) pada hari
(morning sickness)
 Tulang dan gigi: Sendi panggul terasa lebih longgar sampai ligament dan melunak.
Kalsium maternal pada tulang panjang menurun untuk memenuhi kebutuhan
kalsium janin
 Kulit.Terjadi hiperpigmentasi pada: muka: cloasma gravida. Payudara : putting
susu dan areola payudara. Perut : linea nigra.
 Kelenjar endokrin. Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit. Kelenjar hipofise :
dapat membesar terutama lobus anterior. Kelenjar adrenal : tidak satu berpengaruh
( - ).
 Payudara bertambah besar, tegang dan berat, dapat teraba noduli-noduli akibat
hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena lebih membiru. Kaku diperas keluar
kolostrum berwarna kuning.
 Metabolisme: BMR meningkat 15 – 20% terutama trimester ketiga. Kebutuhan
protein meningkat untuk pertumbuhan fetus, payudara.
 Laktasi: Sering haus, nafsu makan kuat, sering kencing. Kolesterol meingkat
karena somatotoropin membentuk lemak. BB bumil meningkat 6,5 – 16 kg
disebabkan oleh: janin, uri, air ketuban, uterus, payudara, uri, darah, lemak, protein,
retensi urine. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi

D. MANIFESTASI KLINIK
a. Tanda tidak pasti : terlambat menstruasi, mual, muntah, morning sickness, sering miksi,
mammae bengkak terasa penuh
b. Tanda Mungkin : pembesaran abdomen, Ballotemen ( + ), perubahan pada serviks,
Braxton Hicks, tes kehamilan
c. Tanda Pasti: adanya bunyi DJJ, Nadi 120 – 180, pergerakan fetal, USG (+) adanya
kehamilan
E. KEBIJAKAN PROGRAM
a. Standart minimal asuhan antenatal (7T)
 Timbang berat badan
 Ukur tekanan darah
 Ukur tinggi fundus uteri
 Imunisasi TT
 Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai usia
kehamilan 20 minggu)
 Test terhadap PMS
 Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
b. Standar minimal Kunjungan Kehamilan: sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali
kunjungan selama kehamilan yang terdistribusi dalam 3 trimester:
 1 kali pada trimester I
 1 kali pada trimester II
 2 kali pada trimester III
c. Informasi Kunjungan Kehamilan
Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan Waktu Informasi Penting
 Membangun hubungan saling percaya antara
petugas kesehatan dengan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan menanganinya
 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus
Trimester Sebelum neonatorum, anemis kekurangan zat besi,
Pertama minggu ke 14 penggunaan praktik tradisional yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan
untuk menghadapi komplikasi
 Mendorong perilakuk yang sehat (giat, latihan
dan kebersihan, dsb)
 Sama seperti diatas ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia ( tanya ibu
Trimester Sebelum
tentang gejala – gejala preeklapmsia, pantau
kedua minggu ke 28
TD, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui
proteinuria)
 Sama seperti diatas, ditambah palpasi
Trimester Antara minggu
abdominal untuk mengetahui apakah ada
ketiga 28 – 36
kehamilan ganda
 Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
Trimester
yang tidak normal, atau kondisi lain yang
ketiga
memerlukan kelahiran dirumah sakit.

F. PEMERIKSAAN ANC
Pemeriksaan Ante Natal Care adalah untuk mengetahui kesehatan ibu dan bayinya
secara rutin. Trimester I minimal 1 kali pemeriksaan yaitu pada waktu terlambat haid sampai
dengan 12 minggu. Trimester II 1 kali pemeriksaan pada umur kehamilan antara 13 minggu
sampai dengan 28 minggu. Trimester III pada umur kehamilan 29 sampai dengan 38 minggu
2 kali pemeriksaan, setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 1 mingu sekali sampai dengan
persalinan. Pemeriksaan terdiri dari 4 leopold untuk mengetahui umur kehamilan.
1. Leopold I
 Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian
janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu).
 Teknik pemeriksaan: pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari
kedua tangan untuk meraba fundus. Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di
fundus uteri. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan). Apabila bokong janin
teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang
melenting. Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim. Menentukan
usia kehamilan.
 Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas simpisis.
 Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara simpisis dan pusat.
 Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah pusat.
 Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.
 Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas pusat.
 Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat.
 Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di bawah prosesus
xipoideus.
 Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di pertengahan antara
prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan konfirmasi dengan wawancara dengan
pasien untuk membedakan dengan usia kehamilan 32 minggu).
2. Leopold II
 Bertujuan untuk menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada
kedua sisi perut ibu.
 Teknik pemeriksaan: menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi perut ibu, raba (palpasi) kedua bagian sisi perut ibu.
 Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi perut ibu
bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan.
Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas
dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif.

3. Leopold III
 Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat
di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah menyentuh
pintu atas panggul.
 Teknik pemeriksaan: pemeriksa hanya menggunakan satu tangan. Jari kedua
tangan untuk meraba fundus. Mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus
uteri. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah
keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan). Apabila bokong janin
teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang
melenting. Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.

4. Leopold IV
 Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian
bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah
memasuki pintu atas panggul.
 Teknik pemeriksaan: pemeriksa menghadap kaki pasien dengan kedua tangan
ditentukan bagian janin apa (bokongkah atau kepalakah?) yang terletak di bagian
bawah perut ibu. Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki
pintu atas panggul. Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti
baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara
kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas
panggul).
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiati, yuni dkk. 2013 Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: Fitramaya.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Marmi. 2011. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal” . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan Konsep Dasar 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai