Anda di halaman 1dari 9

KONSTRUKSI BUTIR SOAL PSIKOMOTORIK

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan adalah rumusan Standar


Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 yang mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana-prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun
2005 Pasal 25 ayat 4 menyatakan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan
kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif
(pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007


menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan
berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa penilaian oleh guru mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik. Cakupan aspek penilaian yang dimaksud adalah
aspek kognitif(pengetahuan), aspek psikomotor (keterampilan), dan aspek afektif (sikap).
Untuk dapat merancang dan melaksanakan penilaian psikomotor yang sesuai dengan
standar penilaian, guru harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang
memadai dalam mengembangkan perangkat penilaian psikomotor.

Sebagai respon atas temuan tersebut, maka dalam upaya membantu guru dalam
menyusun perangkat penilaian psikomotorik sesuai dengan karakteristik yang tepat dalam
pendidikan Agama Islam, Pemakalah ingin membahas “Konstruksi Butir Soal
Psikomotorik”.

1
PEMBAHASAN

1. Pengertian Psikomotorik

Kata "psikomotorik" berhubungan dengan kata "motor", sensory motor


atau perceptual motor. Hal ini berhubungan erat dengan kerja otot sehingga
menyebabkan geraknya tubuh dan bagian-bagiannya.1 Definisi lain
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kategori kemampuan psikomotorik adalah
kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik. Jadi
tekanan kemampuan yang menyangkut penguasan tubuh dan gerak.
Penguasaan kemampuan ini meliputi gerakan anggota tubuh yang
memerlukan koordinasi syarat otot yang sederhana dan bersifat kasar menuju
gerakan yang menurut koordinasi syarat otot yang lebih kompleks dan bersifat
lancar.2 Ranah psikomotor adalah ranah yang sangat berkaitan
dengan keterampilan (skill) setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam
suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Psikomotor berhubungan dengan
hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari
tercapainya kompetensi pengetahuan. Kompetensi keterampilan ini sebagai
implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari peserta didik.3

Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotor menyangkut kemampuan


melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan
berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif. Kemampuan
melakukan gerakan refleks, artinya respons terhadap stimulus tanpa sadar. Dalam
kegiatan pembelajaran dapat ditunjukkan melalui: mengupas mangga dengan
pisau, memotong dahan bunga, menampilkan ekspresi yang berbeda, meniru suatu gerakan,
dan sebagainya. Kemampuan melakukan gerakan dasar, artinya gerakan
yang muncul tanpa latihan, tetapi dapat diperhalus melalui praktik. Gerakan dasar
merupakan gerakan terpola dan dapat ditebak. Dalam kegiatan pembelajaran dapat
ditunjukkan melalui: gerakan tak berpindah (bergoyang, membungkuk, merentang,

1
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 122.
2
Chalidjah Hasan, Dimensi–dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya: aL Ikhlas, 1994), hlm.135.
3
Agus Dudung, Penilaian Psikomotor, (Depok, Karima, 2018), hlm. 41.

2
mendorong, menarik, berputar, memeluk, dan sebagainya), gerakan berpindah
(merangkak, maju perlahan-lahan, meluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat,
berputar mengitari, memanjat, dan sebagainya), gerakan manipulasi (menyusun
balok, menggunting, menggambar, memegang dan melepas objek tertentu, dan
sebagainya), keterampilan gerak tangan dan jari-jari (memainkan bola,
menggambar dengan garis, dan sebagainya).4

Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan


aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.
Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan
manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan
bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran
yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan
keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian
seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu:


gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan
terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik
atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah
gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan
perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak.
Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.
Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan
dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi
dengan menggunakan gerakan. Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor
menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using. 5

4
Agus Dudung, Penilaian Psikomotor, hlm. 42.
5
Ibid, hlm. 43

3
2. Jenis-Jenis Penilaian Psikomotorik

Penilaian aspek psikomotorik dapat diperoleh dengan menggunakan jenis tagihan


tes harian, tugas individu atau tugas kelompok. Adapun bentuk instrumen yang dipakai
adalah tes yang dilakukan untuk mengukur penampilan atau perbuatan tes tindakan atau
perbuatan atau Performance Assessment yaitu suatu penilaian yang meminta peserta tes
untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Jenis tes perbuatan yaitu tes paper and
pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes praktek kerja(work sample). Kemudian aplikasi
bentuk tes tersebut dalam aspek psikomotorik pendidikan agama Islam umumnya dipakai
menilai praktik baca tulis al-Qur'an dan praktek ibadah, yakni pemberian kegiatan tertentu
yang harus dikerjakan oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.6

Menurut Agus Dudung (2018), untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah
psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu membuat soal dan
membuat perangkat/ instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil
belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan
lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat berupa
lembar observasi atau portofolio. Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk
mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang
diamati. Lembar observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian
(rating scale). Daftar periksa berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya
tinggal memberi check (centang) pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati.
Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau
menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala tertentu,
misalnya skala 1 - 5. Portofolio adalah kumpulan pekerjaan peserta didik yang teratur dan
berkesinambungan sehingga peningkatan kemampuan peserta didik dapat diketahui untuk
menuju satu kompetensi tertentu.7 Pada umumnya, baik daftar periksa observasi maupun
skala penilaian terdiri atas tiga bagian, yaitu: (1) persiapan(2) pelaksanaan, dan (3) hasil.8

6
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Depdiknas, 2003, hlm. 24.
7
Agus Dudung, Penilaian Psikomotor, hlm. 46-47.
8
Ibid

4
3. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Psikomotorik9
a) Kelebihan penilaian psikomotor diantaranya:
1) Guru dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari peserta didik
dan bukan hanya dengan tes (paper and pencil test) saja. Termasuk pula penilaian
keterampilan-keterampilan teori tingkat yang lebih tinggi dan kebanyakan
keterampilan-keterampilan psikomotor.
2) Dapat mempengaruhi cara belajar peserta didik dimana peserta didik tidak hanya
sekedar menghafal saja tetapi bagaimana peserta didik diharapkan dapat
menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua
keterampilanketerampilannya sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih
baik.
3) Guru dapat mengukur proses kinerja peserta didik dengan langkah demi langkah
yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
b) Kekurangan penilaian psikomotor diantaranya :
1) Waktu yang digunakan relatif lama.
2) Adanya kecenderungan guru bersikap subjektif sehingga dikhawatirkan penilaian
kurang relevan.
4. Langkah-langkah Penilaian Psikomotorik

Dalam suatu tes praktek tidak mungkin semua pokok bahasan atau sub pokok
bahasan yang ada di dalam kurikulum yang materinya diberikan di kelas pada suatu periode
tertentu akan diujikan sekaligus secara bersamaan. Jadi harus dipilih pokok atau sub pokok
bahasan tertentu yang akan diuji praktek.
Komponen yang penting dalam membuat soal yaitu perumusan indikator yaitu suatu
rumusan yang menggunakan kata kerja operasional Kemudian dari tahapan ranah
psikomotorik yang dikemukakan oleh Anita Harrow kata kerja operasionalnya adalah
sebagai berikut:10
a) Muscular or Motor Skills: mempertotonkan gerak, menunujukan hasil,
(pekerjaan tangan), melompat, menggerakan, dan menampilkan.

9
Akbar Iskandar, “Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor di Sekolah Menengah Kejuruan” Jurnal
Inspiration, Edisi 3, Juni 2013, hlm. 40.
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 139.

5
b) Manipulation of Materials or Objects: mereparasi, menyusun, membersihkan,
menggeser, memindahkan, dan membentuk.
c) Neuromuscular Coordination: mengamati, menerapkan, menghubungkan,
menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan
menggunakan.

Dalam merumuskan indikator harus meperhatikan kriteria–kriteri berikut:

1. Memuat ciri–ciri tujuan pengukuran yang hendak diukur.


2. Berkaitan erat dengan pokok atau sub pokok bahasan beserta materi.
3. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur untuk soal–soal tes praktek.
4. Dapat dibuatkan soal–soalnya dalam bentuk pedoman tes praktek.

Setelah indikator disusun berdasarkan kriteria di atas selanjutnya adalah menulis


soal–soal tes praktek dengan mengacu kepada indikator tersebut dengan memperhatikan
pula langkah–langkah di bawah ini:

1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan


mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik
2. Tulislah perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan
untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak
terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa
melaksanakan tugas.
4. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau
karakteristik produk yang dihasilkan.
5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang
akan diamati.
6. Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan
yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain dilapangan.

6
5. Contoh Butir Soal Psikomotorik

Kegiatan observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen tes penampilan


atau perbuatan, baik berupa tes identifikasi, tes simulasi, ataupun tes sampel, semuanya
diperoleh datanya dengan menggunakan chek list (daftar cek) ataupun rating scale (skala
penilaian).

a) Check List

Chek List atau daftar chek adalah seperangkat butir soal yang mencerminkan
rangkaian tindakan atau perbuatan yang harus ditampilkan oleh peserta ujian yang
merupakan indikator–indikator dari ketrampilan yang akan diukur. Oleh karena itu dalam
menyusun daftar chek hendaknya, menentukan indikator–indikator penguasaan ketrampilan
yang diujikan dan menyusun indikator–indikator tersebut sesuai dengan urutan
penampilannya. Cara memberi skor pada aspek psikomotorik dapat dilakukan
secara berjenjang, misal: 0 s/d 10 atau 10 s/d 100. contoh praktek sholat.

Format Penilaian Penguasaan Sholat

Kategori Penilaian
No Uraian
Betul Salah
1 Lafal Niat
2 Sikap Berdiri
3 Takbiratul Ihram
4 Membaca Surat Al-Fatihah
5 Dst............................
Jumlah
Skor Perolehan
Sumber Data11

Skor Perolehan= Banyak centang “Betul”


Nilai = Skor Perolehan x 100 = ................

11
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 45.

7
b) Rating Scale
Perbuatan yang diukur memakai rating scale dengan rentangan dari sangat tidak
sempurna sampai sangat sempurna. Pelaksanaan skala penilaian dengan menentukan skala
penilaian untuk setiap indikator. Misalnya, skala 5 jika suatu indikator dikerjakan dengan
sangat tepat, 4 jika tepat, 3 jika agak tepat, 2 tidak tepat, dan 1 sangat tidak tepat. Jadi, pada
prinsipnya ada tingkat-tingkat penampilan untuk setiap indikator ketrampilan yang akan
diukur. Contoh Praktek Sholat.

Format Penilaian Penguasaan Sholat

Skala
No Butir Keterampilan
1 2 3 4 5
1 Lafal Niat
2 Sikap Berdiri
3 Takbiratul Ihram
4 Membaca Surat Al-Fatihah
5 Dst............................
Skor Perolehan
Sumber Data12
Skor Perolehan = Jumlah skor tiap indikator
Nilai = Skor Perolehan x 100 = ................

KESIMPULAN

Dalam pengembangan penilaian Psikomotorik, hal yang paling mendasar bagi


seorang guru yang harus diketahui adalah konstruksi Butir soalnya, sehingga kita semua
mengerti dan paham Ranah Penilaian Psikomotorik, jenis-jenisnya, serta langkah-langkah
penyusunannya. Sehingga terciptalah hasil penilaian yang baik sesuai prinsip-prinsipnya.

Dan seorang guru harus memahami ranah-ranah penilaian kognitif, psikomotorik,


dan afekif guna berjalannya pendidikan di Indonesia sesuai yang kita harapkan.

12
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 45.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi


Aksara, 2002)

Chalidjah Hasan, Dimensi–dimensi Psikologi Pendidikan, (Surabaya:


aL Ikhlas, 1994)

Agus Dudung, Penilaian Psikomotor, (Depok, Karima, 2018)

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, Pedoman Khusus


Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Depdiknas, 2003)

Akbar Iskandar, “Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor di


Sekolah Menengah Kejuruan” Jurnal Inspiration, Edisi 3, Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai