I. PENGERTIAN
vena hemoroidalis (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena
otot dan pembuluh darah sekitar anus/dubur kurang elastis sehingga cairan
berusia lebih dari 25 tahun. Keadaan ini tidak mengancam jiwa tapi dapat
Hemorroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemorroid adalah
pelebaran pembuluh darah/flexus vena. Hemorroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an,
50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
II. ETIOLOGI
a. Kelainan organis :
Serosis hepatic
b. diopatik, predisposisi :
Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan di
Obisitas
1. Hemorroid Interna:
Berasal dari plexus vena hemnhoidalis superior dan medium
Terletak diatas linea dentate atau 2/3 atas dari saluran anus.
2. Hemoroid Externa
III. PATOFISIOLOGI
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemorroid eksterna dihubungkan
dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemorroid. Ini dapat menimbulkan
iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemorroid internal tidak selalu menimbulkan
nyeri sampai hemorroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps. Tanda
1. BAB berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi
2. Prolaps :
5. Nyeri
V. PENATALAKSANAAN
2. Hemorroid eksterna dengan tindakan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6
jam, belum terbentuk trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi, Diet tinggi serat, dan
bila gagal dibantu dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat
melewati usus.
4. Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,
supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian
proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian
diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik
setelah beberapa hari dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah
turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien,
namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan
7. Hemoroidektomi kriosirurgi
hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang
menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan
keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada
9. Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus
10. Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan
sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya
didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan
ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan
melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan
VI. K0MPLIKASI
1. Perdarahan
2. Anemia
3. Prolaps
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Keadaan umum
2. Riwayat :
Identitas : nama, usia, alamat, telp, tingkat pendidikan, dll. Riwayat kesehatan yang
lalu: pernahkah sebelumnya sakit seperti ini ? Riwayat alergi dan pengobatan.
3. Pola kebiasaan sehari – hari : pola makan dan minum, pola kebersihan, pola istirahat
- Keluhan utama
- Faktor pencetus
- Lamanya sakit
5. Pengkajian system
Pengkajian umum : TTV, BB, TB, lingkar kepala, lingkar dada (terkait dgn edema ).
a. Sistem kardiovaskuler : irama dan kualitas nadi, bunyi jantung, ada tidaknya
cyanosis, diaphoresis.
b. Sistem pernafasan : kaji pola bernafas, adakah wheezing atau ronki, retraksi
fungsi pupil.
d. Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya
splenomegali, adakah mual, muntah. Kaji kebiasaan buang air besar, adanya
perdarahan saat BAB, konstipasi, adanya benjolan pada saat BAB dan nyeri
saat BAB
f. Sistem perkemihan : kaji frekuensi buang air kecil, warna dan jumlahnya.
6. Pengkajian keluarga
7. Pola komunikasi
8. Pola interaksi
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium ; HB menurun, BT/CT untuk indikasi
pembedahan
3. Rektal touce
4. Anoskopi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
anus
pruritus pada daerah anus ditandai dengan pasien mengeluh gatal dan
pada anus
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC,
Jakarta
Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), EGC, Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III),
EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arif et al. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta.
International. Philadelphia.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia,
USA