PENDAHULUAN
Ada dua faktor yang menjadi napas industri retail, yakni retail is
detai dan retail is expansion. Retail is detail mencakup perhatian terhadap
interior toko, merchandising dan harga diskon. Sementara retail is
expansion berarti pertumbuhan retail ditentukan oleh ekspansinya baik
dari segi produk maupun toko. Akan tetapi dua hal ini dibatasi oleh
pemerintah dengan Perpres No.11/2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern.
Dan hingga tahun 2019 pengusaha retail masih menunggu revisi
peraturan ini. Pada Perpres No. 11/2007 ada batasan dimana sebelumnya
syarat minimal luas lahan department store adalah 400 m2, kini menjadi
200 m2 saja. Sementara luas lahan perkulakan yang sebelumnya
diharuskan minimal 5.000 m2, menjadi minimal 2.000 m2. Ritel juga
diwajibkan melakukan kemitraan dengan toko eceran skala mikro dan
kemitraan pemasok dengan toko akan diawasi oleh Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU). Pengawasan ini memang bertujuan
baik yakni mencegah adanya pelanggaran persaingan usaha. Namun
industri retail tetap dianak tirikan dengan tidak adanya ketegasan regulasi
terhadap pengusaha online yang menjadi pesaing kuat hingga saat ini.
Selain faktor eksternal, tantangan industri retail ini juga datang dari
internal perusahaan. Industri retail terhitung masih mempunyai pekerjaan
rumah memperbaiki komunikasi dengan internal masing-masing. Dengan
banyaknya divisi yang menangani, komunikasi yang tidak efisien memang
menjadi batu sandungan. Selain itu, retail juga menjadi industri dengan
tingkat pergantian karyawan yang cukup tinggi. Sementara itu ketika
mengganti staf bukan hanya biaya dan tenaga saja yang terkuras. Usaha
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja juga harus lebih keras.
diperlukan seorang pemimpin yang mampu meningkatkan keterlibatan
karyawan dalam perusahaan melalui pelatihan dan kesejahteraan.
Sehingga karyawan yang datang pun akan tetap bertahan.
a. Commodity Exchanges
c. Knowledge Networks
3.1.4 Positioning
3.4.1 Strategi 7T
Salah satu yang menjadi kunci penting dan unik bagi strategi
pemasaran bisnis ritel anda adalah dengan menjalankan strategi visual
merchandising. Visual merchandising adalah proses menampilkan produk
ritel Anda agar dapat dijangkau pelanggan dengan cepat, bisa ditampilkan
atau dipajang secara jelas, dan menciptakan kemudahan lainnya bagi
pelanggan dalam mendapatkan kebutuhan mereka.
Jika merchandise adalah produk-produk yang dijual peritel dalam
gerainya, sedangkan merchandising adalah kegiatan pengadaan barang-
barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko
(produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah, produk
umum, dan lain-lain, atau kombinasi) untuk disediakan dalam toko pada
jumlah, waktu, dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau
perusahaan peritel (Ma’ruf, 2005).
Artinya merchandising terdiri atas aktivitas-aktivitas yang mencakup
pengadaan barang dan jasa tertentu dan membuatnya tersedia pada
tempat, waktu, harga, dan dalam jumlah tertentu sesuai dengan yang
diharapkan oleh konsumen. Alma (2005) menyatakan merchandising
adalah perencanaan yang berkenaan dengan memasarkan barang dan
jasa yang tepat pada tempatnya yang tepat, waktu yang tepat, jumlah
yang tepat dan dengan harga yang tepat.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
merchandising merupakan serangkaian kegiatan pengadaan produk
dalam jumlah, waktu, harga dan tempat yang tepat untuk mencapai tujuan
perusahaan peritel.
Untuk membuat strategi visual merchandising berjalan dengan
lancar, berikut ini adalah poin-poin utama yang harus Anda
pertimbangkan:
d. Posisi Produk
Pemosisian produk menjadi elemen yang sangat penting terkait
kepuasan pelanggan. Pelanggan akan membuat persepsi tentang
produk sesuai standar, pola pikir, dan derajat mereka.
Sebagai contoh, Anda harus memisahkan dan memosisikan produk
mana yang sekiranya bersifat mewah, untuk kebutuhan sehari-hari,
dan untuk kebutuhan kebersihan. Sehingga pelanggan bisa
mengakses produk yang mereka inginkan dan butuhkan dengan
mudah.
4.2 Saran
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/120017-T%2025409-Pemasaran%20baru-
Tinjauan%20literatur.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/167093-ID-analisis-industri-retail-
nasional.pdf
https://www.jurnal.id/id/blog/visual-merchandising-strategi-pemasaran-yang-tidak-
kalah-penting-bagi-bisnis-ritel/
Penerapan Strategi 7t Bisnis Ritel Dalam E-Commerce (On-Line Shop) Oleh Swalayan
Golden Sebagai Media Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Nusantara PGRI –
Kediri
https://www.jurnal.id/id/blog/tantangan-besar-yang-dihadapi-industri-retail-saat-ini/