Pendidikan Kewarganegaraan
Penegakan Hukum dan Penegakan Hak Asasi
Manusia (HAM)
Dosen Pengampu:
Kelompok 6:
Novita Widianingsih190550009
i
KATA PENGANTAR
penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 SIMPULAN
i
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini untuk
memahami arti dari negara hokum ,memahami makna dari Hak Asasi Manusia ,
bagaimana tantangan penegakan hokum di Indonesia serta apa saja macam-
macam ham yang ada di Negara Indonesia.
i
BAB 2
PEMBAHASAN
i
Pidana(KUHP), untuk hukum perdata terdapat didalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPER).
Hukum formal atau disebut juga hukum acara yaitu peraturan hukum
yangmengatur tentang cara bagaimana mempertaankan dan menjalankan
peraturan hukum material, tanpa adanya hukum formal maka hukum material
tidak dapat bejalan. Hukum formal fungsinya untuk memproses dan
menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan hukum material
melalui suatu proses keadilan yang berpedoman pada peraturan hukum acara
Contoh :hukum acara pidana dan perdata yang telah diatur didalam kitab KUHP
dan KUHPER. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hukum acara hanya dapat
digunakan pada saat tertentu yaitu dalam hak hukum material atau kewenangan
dari hukum material diberikan kepada ynang berhak dan perlu dipertahankan.
Esensinya hokum yang berkeadilan itu jika Hak asasi manusia (HAM)
menjadi sesuatu yang harus dipenuhi karna pada hakikatnya HAM merupakan
indicator utama dalam mensejahterakan individu dalam bermasyarakat dan
bernegara. Pemikiran HAM ini diwujudkan dalam bentuk hukum yang sifatnya
sanggat legal dan formal yang berasal dari Eropa Barat sebagai awal muncul
pemikiran liberal. Maksudya bahwa HAM itu kebebasan manusia namun teratur
makanya HAM dibentuk dalam bentuk hukum tertulis. Istilah HAM dan juga
kewajiban warga Negara ini resmi tercantum didalam amandemen kedua UUD
1945 (Bab X dan Bab X A ) maupun dalam ketetapan MPR RI Nomor:
XVII/1998.
Para pemikir liberal seperti Jhon Locke dan Johan S.Mill yang menekankan
pada kebebasan manusia dan Mountesqueieu serta Rauseau yang menekankan
pada equality,menghendaki perlunaya pembatasan peran negara atau pemeritah.
Menurut pemikiran liberal, Negara hanya berperan semata-mata sebagai alat
untuk melindungi, menjamin unsur kehidupan,kesejahteraan dan kebebasan.
Bahkan lebi ekstrim dapat dikatakan peran Negara hanya peronda malam.
Pemikiran liberal yang menekankan pada ‘kebebasan’ pada dasarnya menjunjung
i
tinggi kepentingan individu dibandingkan terhadap golongan,seperti layaknya
aliran kiri yang lebih mementingkan kepentingan golongan
i
konsepsi itu terletak pada pemikiran atau ide dan pengaplikasiannya. Meskipun
demikian HAM secara substansial, HAM merupakan suatu konsep universal
yang didalamnya terdapat aspek-aspek kemanusiaan sebagai dasar yang tidak
boleh dilanggar oleh siapapun dan dalam kondisi apapun.
i
memberi manfaat yang dapat berguna bagi manusia sebagai masyarakat
pelaksana hukum negra.
3) Secherheit yaitu kepastian hukum,unsur ketiga ini tentang kepastian
hukum pada hakikatnya adalah perlindugan hukum terhadap tindakan yang
sewenang-wenang,dengan adanya kepastian hukum memugkinkan
seseorang dapat memperoleh sesuatu hhal yang diharapkannya. Misalnya ,
seseorang yang melanggar hukum akan dituntut pertanggungjawaban atas
perbuatannya melalui proses peradilan. Dengan kepastiann hukum ini
adlah suatu cara yang dapat membantu pelaksanaan dalam penegakan
hukum,tanpa adanya kepastian hukum akan menimbulkan keresahan
dalam penanganan pelanggaran-pelanggaran sehingga yang membuat
aparatur pengak hukum tanpa adanya kepastian hukum tidak bisa berbuat
apa dalam menanganinya.
i
b) Membatasi kekuasan penguasa.
c) Menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, dan perkembangan manusia
serta masyarakat.
Dari bunyi alenia tersebut dapat diidentifikasikan indicator yang sesuai dengan
teori kemasyarakatan tadi yaitu:
i
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia dan kemerdekaan,perdamaian
abadi,dan keadialan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
i
tetang Kejakssaan RI.jadi tugas jaksa yaitu sebagai lembaga
penuntut.maksud dari penuntut yaitu tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara ke pengadilan Negara yang berwenang dalam hal
kepenuntutan dan cara sesuai dengan cara yang diatur didalam KUHAP
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan
Wewenang dan tugas jaksa menurut Pasal 30 UU No.16 tahun 2004 yaitu:
1) Melakukan penuntutan
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan keadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusa pidana
bersyarat,pengawasan dan keputusan lepas bersyarat.
4) Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu menurut UU.
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan bisa melaksanakan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyisik (polisi).
c. Kehakiman
Kehakiman merupakan lembaga yang diberi kekuasaan wewenang
oleh Undang-Undang untuk mengadili. Menurut pasal 1 UU No.8 Tahun
1981 tentang UU KUHAP bahwa mengadili adalah serangkaian tindakan
hakim untuk menerima,memeriksa dan memutuskan perkara pidana
berdasarkan asas jujur,bebas,dan adil atau tidak memihak di siding
pengadilan dengan hal dan carayang telah ditentukan dalam UU.
2) Lembaga Peradilan
Lembaga peradilan adalah lembaga yang mengurus dalm penyelesaian
perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilaksanakan dalam
berbagai lembaga peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya.
Lembaga peradilan yang tergabung dibawah kekuasaan Mahkama
Agung menurut Undang-Undang No.48 tahun 2009 yaitu:
a. Peradilan Agama, menurut UU No.50 TAHUN 2009,menjelaskan bahwa
tugas dan wewenang peradilan agama yaitu memeriksa-perkara-perkara di
tingakt pertama antara orang-orang yang beragama islam dibidang:
i
Perkawinan,Kewarisan,Wasiat dan Hibah menurut hukum islam, serta
Wakaf dan Shodaqoh.
b. Peradilan Militer, menurut UU No.31 tahun 1997 tentang peradilan
militer yaitu memeriksa dan memutuskan perkara pidana terhadap
kejaatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh:
1) Seorang yang pada saat itu adalah Angkatan Perang RI.
2) Seseorang yang pernah ditetapkan oleh Presiden sama dengan
Angkatan RI.
3) Seseorang yang telah menjadi anggota suatu golongan yang telah
dibersamakan atau dianggap sebagai Angkatan Perang RI oleh atau
berdasarkan undang-undang.
4) Seseorang yang tidak termasuk 3 golongan tersebut namun, jika dalam
ketetapan peradilan harus diadili oleh peradilan di lingkunagan
militer.
c. Peradilan Tata Usaha Negara, menurut UU No.9 tahun 2004 pasal 1 ayat
1,dijelaskan bahwa Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang
menjalankan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di
pusat maupun di daerah. Peradilan Tata Usaha Negara ini bertugas
mengadili perkara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
pegawai Tata Usaha Negara. Dalam perradilan tata usaha Negara ini
penggugat dapat dilakukan oleh orang atau badan hukum,sedangkan yang
menjadi tergugat merupakan suatu badan atau pejabat tata usaha yang
diberi kelimpahan wewenang kepadanya bukan orang atau pribadi.
d. Peradilan umum,yaitu merupakan satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Rakyat apabila melakukan
kejahatan atau melanggar yang menurut peraturan dapat dihukum maka
akan diadili didalam lingkungan peradilan umum.untuk menyelesaikan
perkara ini maka ada wewenang peradilan umum yang digunakan
beberapa tingkat atau badan pengadilan yaitu:
Tingkat badan peradilan umum yaitu:
a) Pengadilan Negeri atau pengadilan tingkat pertama fungsinya
sebagai pemeriksa dan memutuskan serta menyelesaikan perkara
i
dalam tingkat pertama dari segi perkara perdata dan pidana sipil
untuk semua golongan penduduk.
b) Pengadilan Tinggi menangani proses pengadilan banding dari
keputusan pengadilan negeri yang tidak memenuhi rasa keadilan.
Bertempat di setiap ibukota provinsi.jadi pengadilan tingkat tinggi
itu mengadili lagi tingkat kedua yang hanya memeriksa atas dasar
berkas perkara atau mendengarkan pihak yang berperkara.
c) Pengadilan Tingkat Kasasi atau disebut pengadilan Mahkama
Agung,yaitu prngadilan yang dilakukan apabila di proses
pengadilan tinggi belum memenuhi rasa keadilan dan kebenaran
oleh satu pihak. Daerah hukumnya berada di ibukota Negara RI.
Permohonan kasasi hanya dapat diajukan satu kali saja. Dalam
peradilan ini dalam usaha penegakan keadilan dan kebenaran maka
tugasnya wajib untuk memeriksa dan mengadili setiap perkara.
d) Penasehat Hukum,istilah yang diberikan kepada orang yang
memberikan bantuan hukum.peneseat hukum boleh digunakan oleh
terdakwa yang dilakukan untuk membela kliennya yang juga dapat
menerima dan mengirimkan surat dari tersangka,penasehat hukum
yang dimaksud yaitu seperti pengacara. Yang memiliki 3 prinsip
yaitu:
1) penegak hukum yang memeriksa terdakwa wajib memberi
kesempatan kepada terdakwa untuk memperoleh bantuan
hukum.
2) Bantuan hukum tersebut berupa usaha untuk membela diri.
3) Terdakwa berhak dan bebas untuk memilik penasehat
hukumnya.
Dari banyaknya tuntutan masyarakat , beberapa hal sudah mulai terarah pada
hal yang positif ,namun beberapa halnya lagi sisanya masih haru dicoba jalani
bersama-sama antar pemerintah dan masyarakatnya. Mengenai penegakan hukum
ini pastinya hampir setiap hari , dari media massa baik elektronik maupun media
i
cetak menayangkan maslah pelanggaran hukum baik yang terkait dengan maslah
penegakan hukum yang belum memenuhi rasa keadilan masyarakat maupun
masalah pelanggaran HAM dan KKN .
i
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara didunia yaitu
melaksanakan ketertiban dan keamanan, mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnyaserta pertahanan dan menegakkan keadilan.
Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang ada di masyarakat maka aparat
penegak hukum harus menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya.penegakan
hukum bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum
dimasyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh pengayoman dan
hak-haknya terlindungi.dalam penegakan hukum ada 3 unsur yang harus
diperhatikan yaitu,keadilan,kemanfaatan dan kepastian hukum.
Penegakan hukum di Indonesia masihh banyak mengalami masalah dan
tantangan dlam upaya memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat.penegakan
hukum sangat penting dilaksnakan dan diupayakan secara kontinue untuk
mrningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga
masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan pelaksana hukum.
1.2 Saran
i
DAFTAR PUSTAKA
Yasin Johan,2004.Hak azasi Manusia dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara
Dalam Hukum Positif di Indonesia.https//media.neliti.com./25229-ID-hak-
azasi-manusia-dan-hak-serta-kewajiban-warga-negara-dalam-hukum-positif-
indon.pdf.Online.Diakses pada tanggal 15 November 2019.