Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Pendidikan Kewarganegaraan
Penegakan Hukum dan Penegakan Hak Asasi
Manusia (HAM)

Dosen Pengampu:

Arief Rijadi, M.Si.,M.Pd

Kelompok 6:

Novita Widianingsih190550009

Putri Handayaningrum 190550010

Yayasan Pendidikan Tenaga Kesehatan


Akademi Kebidanan Jember
Jl. Pangandaran, No.54.Antirogo, Jember.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Alloh Subhanna’ wataa’la


karena berkat rahmat,kesempatan serta pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penegakan Hukum dan Penegakan Hak
Asasi Manusia (HAM)” dengan baik dan tepat waktu.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi


memberikan ide-idenya sehingga makalah I dapat tersusun dengan baik.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna.sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi tercipta selanjutmya makalah yang lebih baik.

Jember, 16 November 2019

penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................... iii


1.2 Rumusan Masalah ................................................................. iii
1.3 Tujuan dan Manfaat .............................................................. iii

BAB 2 PEMBAHASAN

PENEGAKAAN HUKUM DAN PENEGAKAN HAM


2.1 Esensi dan Urgensi Hukum yang Berkeadilan .................... 2
2.2 Penegakan Hukum di Indonesia ......................................... 3
2.3 Tantangan Penegakan Hukum di Indonesia ........................ 10

BAB 3 SIMPULAN

2.4 Kesimpulan .......................................................................... 12


2.5 Saran .................................................................................... 12

Daftar Paustaka .................................................................................... iv

i
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara indonesia merupakan Negara yang berlandaskan atas hukum yang
sesuai dengan bunyi pasal 1 ayat 3 UUD 1945 ’’ Negara Indonesia adalah
Negara hukum’’. Hak asai manusia(HAM) merupakan hak dasar atau
kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak ia lahir secara kodrat yang
diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat dirampas dan
dicabut keberadaannya dan wajib dihormati dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah,dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan
harkat dan martabat manusia.
Sebagai Negara hokum Indonesia wajib memberikan perlindungan hak asasi
manusia kepada setiap masyarakatnya. Hal itu merupakan konsekuensi dari
Negara hokum untuk menegakkan hokum di indonesia. Maka hokum harus
dapat ditegakkan dan untuk itu hokum harus diterima sebagai salah satu bagian
dari sistem nilai kemasyarakatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Negara hokum?
2. Bagaimana Indonesia sebagai Negara hokum?
3. Bagaimana tantangan penegakan hokum di Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini untuk
memahami arti dari negara hokum ,memahami makna dari Hak Asasi Manusia ,
bagaimana tantangan penegakan hokum di Indonesia serta apa saja macam-
macam ham yang ada di Negara Indonesia.

i
BAB 2

PEMBAHASAN

PENEGAKAN HUKUM DAN PENEGAKAN HAM


Pengertian penegakan hukum
Penegakan hukum adalah proses upaya berfungsinya norma-norma hokum
secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas hukum kemasyarakatan
dan bernegara.Penegakan hukum dapat dilakukan oleh subjek yang luas dan
dapat pula diartikan upaya penegakan hukum dalam arti sempit atau terbatas.
Dalam arti luas,proses penegakan hukum yang melibatkan semua subjek
hokum dalam setiap hubungan hokum.Siapa saja yang menjalankan aturan
normatifatau melakukan sesuatu tindakan yang berdasarkan norma hukum yang
berlaku,berarti dia menjalankan atau menegakkan hukum.Dalam arti sempit,dari
segi subjeknya penegakan hukum diartikan sebagai upaya aparatur penegak
hukum tertentu untuk menjamin atau memastikan bahwa suatu aturan hokum
berjalan dengan semestinya. Dalam memastikan tegaknya hokum,apabila
diperlukan aparatur penegak hokum itu diperkenankan menggunakan daya
paksa.
Pengertian penegakan hukum dapat ditinjau dari sudut objeknya yaitu segi
hukumnya yang memiliki arti luas,yaitu mencangkup nilai-nilai keadilan dalam
hokum formal dan nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.Sedangkan
dalam arti sempit penegakan hukumitu hanya menyangkut penegakan peraturan
formal dan tertulis saja.Penegak hukum yaitu yang membantu dalam
menjalankan hukum-hukum yang berlaku di Negara tersebut. Tugas aparatur
hukum Negara tugasnya sesuai dengan tuntutan yang ada pada hukum material
dan hukum formal.
Hukum material adalah hukum yang memuat peraturan –peraturan yang
mengatur segala kepentingan dan hubungan-hubungan yang berupa perintah dan
larangan. Dalam hukum material aturan-aturan atau ketentuan hukum telah
diatur bagi orang yang melakukan tindakan hukum dan juga tercantum jenis-
jenis hukuman serta ancaman hukum terhadap tindakan melawan hukum
Contohnya : hukum pidana terdapat didalam Kitab Undang-Undang Hukum

i
Pidana(KUHP), untuk hukum perdata terdapat didalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPER).
Hukum formal atau disebut juga hukum acara yaitu peraturan hukum
yangmengatur tentang cara bagaimana mempertaankan dan menjalankan
peraturan hukum material, tanpa adanya hukum formal maka hukum material
tidak dapat bejalan. Hukum formal fungsinya untuk memproses dan
menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan hukum material
melalui suatu proses keadilan yang berpedoman pada peraturan hukum acara
Contoh :hukum acara pidana dan perdata yang telah diatur didalam kitab KUHP
dan KUHPER. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hukum acara hanya dapat
digunakan pada saat tertentu yaitu dalam hak hukum material atau kewenangan
dari hukum material diberikan kepada ynang berhak dan perlu dipertahankan.

1.1. Esensi dan urgensi penegakan hokum yang berkekeadilan.

Esensinya hokum yang berkeadilan itu jika Hak asasi manusia (HAM)
menjadi sesuatu yang harus dipenuhi karna pada hakikatnya HAM merupakan
indicator utama dalam mensejahterakan individu dalam bermasyarakat dan
bernegara. Pemikiran HAM ini diwujudkan dalam bentuk hukum yang sifatnya
sanggat legal dan formal yang berasal dari Eropa Barat sebagai awal muncul
pemikiran liberal. Maksudya bahwa HAM itu kebebasan manusia namun teratur
makanya HAM dibentuk dalam bentuk hukum tertulis. Istilah HAM dan juga
kewajiban warga Negara ini resmi tercantum didalam amandemen kedua UUD
1945 (Bab X dan Bab X A ) maupun dalam ketetapan MPR RI Nomor:
XVII/1998.

Para pemikir liberal seperti Jhon Locke dan Johan S.Mill yang menekankan
pada kebebasan manusia dan Mountesqueieu serta Rauseau yang menekankan
pada equality,menghendaki perlunaya pembatasan peran negara atau pemeritah.
Menurut pemikiran liberal, Negara hanya berperan semata-mata sebagai alat
untuk melindungi, menjamin unsur kehidupan,kesejahteraan dan kebebasan.
Bahkan lebi ekstrim dapat dikatakan peran Negara hanya peronda malam.
Pemikiran liberal yang menekankan pada ‘kebebasan’ pada dasarnya menjunjung

i
tinggi kepentingan individu dibandingkan terhadap golongan,seperti layaknya
aliran kiri yang lebih mementingkan kepentingan golongan

Urgensi atau pentingnya dalam penegakan hukum pertama bahwa manusia


adalah serigala bagi manusia yang lain maksudya bahwa manusia itu memiliki
keinginan dan nafsu yang berbeda-beda,nafsu yang dimiliki manusia ada yang
baik dan ada yang tidak baik hal ini menjadi salah satu argument mengapa aturan
hukum diperluka, kedua kondisi bahwa semua masyarakat memerlukan aturan
hukum dimana ada masyarakat,disana ada hukum dengan kata lain hukum sangat
diperlukan bahkan kedudukannya semakin penting.dalam pengambilan atau
pembentukan hukum di Indonesia menjadi dasar pembentukan hukum material
bisa diambil serta disesuaikan dengan masalah yang dihadapi dalam hal
penyelesaian masalah yang berdasar pada nilai-nilai budaya,tingkahlaku
masyarakat serta norma adat di Negara Indonesia ini yang memiliki llatar
belakang berbeda-beda suku,adat dan budayannya.

Upaya penegakan hokum disuatu Negara,sangat erat kaitannya dengan tujuan


Negara. Menurut Kranenburg dan Tk.B.Sabaroedin(1975) kehidupan manusia
tidak cukup hanya hidup dengan aman,teratur dan tertib. Manusia juga butuh
sejahtera, maka suatu negara harus memiliki tujuan yang lebih luas agar setiap
manusia terjamin kesejahteraannya disamping keamanannya. Dengan kata
lain,negara yang memiliki kewenangan masyarakat, perlu ikut menyejahterakan
masyarakat. Teori ini dikenal dengan teori kesejahteraan yang banyak dianut oleh
negara-negara modern. NKRI adalah Negara hukum. Artinya Negara yang bukan
hanya berdasarkan kekuasaan belaka tetapi juga Negara yang berdasarkan atas
hokum, artinya bahwa semua persoalan kemasyaerakatan,kewarganegaraan,
pemerintahan atau kenegaraan yang harus didasarkan atas hukum.

1.2 Penegakan Hukum di Indonesia

Penegakan hukum di Indonesia yang awalnya merupakan dasar liberal,


namun HAM menurut versi Indonesia adalah yang berdasar pada susunan
masyarakatnya Indonesia. Dapat dikatakan bahwa HAM di indonesia ini menitik
berakan pada keseimbangan antara hak asasi dan kewajiban asasinya, perbedaan

i
konsepsi itu terletak pada pemikiran atau ide dan pengaplikasiannya. Meskipun
demikian HAM secara substansial, HAM merupakan suatu konsep universal
yang didalamnya terdapat aspek-aspek kemanusiaan sebagai dasar yang tidak
boleh dilanggar oleh siapapun dan dalam kondisi apapun.

HAM menurut Jan Metenson,HAM adalah hak-hak yang melekat pada


manusia,yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
Menurut lopa, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsug oleh Tuhan yang
Maha Menciptakan (bersifat kodrati). Oleh karenanaya tidak ada kekuasaan
apapun di dunia yang dapat mencabutnya.

Hukum yang bertujuan untuk mengatur kehidupan dan ketertiban masyarakat


menciptakan masyarakat yang tertib dan taat hukum, maka hukum yang
dijalankan itu harus konsekuen, namun dengan tetap dalam posisi yang
semestinya yaitu hukum dapat megayomi sehingga apa yang tertera dapat
terwujud dalam pelaksanaan masyarakatnya. Dalam proses penegakan hukum
menurut Gustav Radbruch, seorang ahli filsafah jerman (Sudikno 1986:130)
menyatakan bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang haruus selalu
diperhatikan yaitu:

1) Grechtigheit yaitu keadilan, keadilan merupakan unsur yang haruss


diperhatikan dalm penegakan hukum.artinya aparat penegak hukum harus
bersikap adil. Pelaksanaan hukum yang tidak adil akan mengakibatkan
keresahan masyarakat dan membuat kewibawaan hukum dan aparatnya
akan luntur di masyarakat. Apabila masyarakatnya tidak prduli terhadap
hukum,maka ketertiban dan ketentraman masyarakat akan terancam pada
akhirnya akan mengganggu kestabilitasan nasional.contohnya bnyaknya
masyarakat yang melakukan unjuk rasa sebagai tindakan wujud ketidak
adilan yang mereka dapat dari peradaann hukum yang dijalankan Negara.

2) Zeckmaessigkeit yaitu kemanfaatan, aparatur hukum dalam menjalankan


tugasnya harus mempertimbangkan agar proses penegakan hukum dan
pengambilan keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat,yaitu dengan

i
memberi manfaat yang dapat berguna bagi manusia sebagai masyarakat
pelaksana hukum negra.
3) Secherheit yaitu kepastian hukum,unsur ketiga ini tentang kepastian
hukum pada hakikatnya adalah perlindugan hukum terhadap tindakan yang
sewenang-wenang,dengan adanya kepastian hukum memugkinkan
seseorang dapat memperoleh sesuatu hhal yang diharapkannya. Misalnya ,
seseorang yang melanggar hukum akan dituntut pertanggungjawaban atas
perbuatannya melalui proses peradilan. Dengan kepastiann hukum ini
adlah suatu cara yang dapat membantu pelaksanaan dalam penegakan
hukum,tanpa adanya kepastian hukum akan menimbulkan keresahan
dalam penanganan pelanggaran-pelanggaran sehingga yang membuat
aparatur pengak hukum tanpa adanya kepastian hukum tidak bisa berbuat
apa dalam menanganinya.

Didalam ketetapan MPR RI Nomor : XVII/1998 disebutkan bahwa HAM


merupakan hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya
kodrati,universal, dan abad sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa dan
berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup ,kemerdekaan, perkembangan
manusia dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan ,dirampas atau diganggu
guggat oleh siapapun. Sedangkan didalam UU No 39 tahun 1999 ditegasskan
bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk tuhan dan anugerahNya yang wajib dihirormati
,dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara ,hukum, pemerintahan, dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dalam
hal ini hak asasi bergandengan dengan kewajiban dasar asasi manusia. Dapat
disimpulakan bahwa HAM terdiri atsa 2 hak dasar yang paling fundamental yakni
hak kebebasan dan hak persamaan tanpa adanya dua hak dasar ini maka hak azasi
manusia lainnya sulit akan ditegakkan.

Pengaturan HAM kedalam peraturan perundang-undangan sebagai hukum


positif (hukum negara) pada hakikatnya dimaksudkan untuk:

a) Memberikan perlindungan agar HAM itu tidak dilanggar oleh pemerintah


maupun masyarakat lainnya.

i
b) Membatasi kekuasan penguasa.
c) Menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, dan perkembangan manusia
serta masyarakat.

Dalam konteks ini juga perundang-undangan menetapkan pula kewajiban


bagi masyarakatnya yang bersifat asa kemanusiaan. Kewajiban tersebut
adalah:

a) Patuh kepada peraturan perundang-undangan, hukum, tertulis dan hukum


internasional mengenai HAM yang telah diterima oleh Negara Republik
Indonesia.
b) Ikut serta dalam uapaya pembelaan Negara`
c) Menghormati HAM orang lain,moral, etika dan tata tertib kehidupan
bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
d) Tunduk pada batas –batasan yang telah ditetapkan oleh undang-undang.

Sebagai upaya untuk penegakan hokum yang berkeadilan maka suatu


negara perlu memiliki tujuan yang jelas dalam arti kata tujuan yang luas yaitu
sebagai landasan structural sebagai upaya berjalannya penegakan hokum di
indonesia, Tujuan Negara Republik Indonesia dapat ditemukan pada pembukaan
UUD 1945 yakni pada alenia ke-4 sebagai berikut:

“…… untuk membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi


segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum ,mencerdaskan kehidupan bangsa ,dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian
abadi,dan keadilan social….”

Dari bunyi alenia tersebut dapat diidentifikasikan indicator yang sesuai dengan
teori kemasyarakatan tadi yaitu:

1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah


Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.

i
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia dan kemerdekaan,perdamaian
abadi,dan keadialan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan Negara inilah yang telah dilaksanakan dalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia. Perlindungan terhadap warga negara serta menjaga
ketertiban masyarakat telah diatur didalam UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945, terdapat didalam Bab IX,( PASAL 24 , 24 A, 24 B, 24 C, dan 25)
tentang kekuasaan kehakiman dan dikeluarkan pula UU No. 48 tahun 2009
tentang kekuasaan kehakiman.

Dalam penegakan hukum juga diperlukaannya aparatur penegak ukum yang


fungsiya membantu dalam menjalankan hukum, lembaga penegak hukum antara
lain:

1) Lembaga penegak hukum


a. Kepolisian
Kepolisian Negara adalah alat penegak hukum yang tugas utamanya
memelihara keamanan dan ketertiban didalam negeri. Dalam kaitannya
dengan hukum yaitu khususnya hukum acara pidana, kepolisian Negara
bertindak sebagai penyidik dan penyelidik.seperti yang di jelaskan didalam
pasal 4 UU No.8 tahun 1981 tentang Undang-Undang hukum acara
pidana(KUHAP),bahwa penyelidik adalah setiap pejabat polisi Negara
RI.penyelidik memiliki wewenang :
1) Menerima laporan atau pengaduan seseorang tentang adanya tindak
pidana`.
2) Mencari keterangan dan barang bukti.
3) Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai,menanyakanserta
memeriksa tanda pengenal.
4) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
b. Kejaksaan
Kejaksaan merupakan pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh
undang-undang sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain
berdasar undang-undang,hal ini diambil menurut UU No.16 Tahun 2004

i
tetang Kejakssaan RI.jadi tugas jaksa yaitu sebagai lembaga
penuntut.maksud dari penuntut yaitu tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara ke pengadilan Negara yang berwenang dalam hal
kepenuntutan dan cara sesuai dengan cara yang diatur didalam KUHAP
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan
Wewenang dan tugas jaksa menurut Pasal 30 UU No.16 tahun 2004 yaitu:
1) Melakukan penuntutan
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan keadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusa pidana
bersyarat,pengawasan dan keputusan lepas bersyarat.
4) Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu menurut UU.
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan bisa melaksanakan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang
dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyisik (polisi).
c. Kehakiman
Kehakiman merupakan lembaga yang diberi kekuasaan wewenang
oleh Undang-Undang untuk mengadili. Menurut pasal 1 UU No.8 Tahun
1981 tentang UU KUHAP bahwa mengadili adalah serangkaian tindakan
hakim untuk menerima,memeriksa dan memutuskan perkara pidana
berdasarkan asas jujur,bebas,dan adil atau tidak memihak di siding
pengadilan dengan hal dan carayang telah ditentukan dalam UU.
2) Lembaga Peradilan
Lembaga peradilan adalah lembaga yang mengurus dalm penyelesaian
perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilaksanakan dalam
berbagai lembaga peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya.
Lembaga peradilan yang tergabung dibawah kekuasaan Mahkama
Agung menurut Undang-Undang No.48 tahun 2009 yaitu:
a. Peradilan Agama, menurut UU No.50 TAHUN 2009,menjelaskan bahwa
tugas dan wewenang peradilan agama yaitu memeriksa-perkara-perkara di
tingakt pertama antara orang-orang yang beragama islam dibidang:

i
Perkawinan,Kewarisan,Wasiat dan Hibah menurut hukum islam, serta
Wakaf dan Shodaqoh.
b. Peradilan Militer, menurut UU No.31 tahun 1997 tentang peradilan
militer yaitu memeriksa dan memutuskan perkara pidana terhadap
kejaatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh:
1) Seorang yang pada saat itu adalah Angkatan Perang RI.
2) Seseorang yang pernah ditetapkan oleh Presiden sama dengan
Angkatan RI.
3) Seseorang yang telah menjadi anggota suatu golongan yang telah
dibersamakan atau dianggap sebagai Angkatan Perang RI oleh atau
berdasarkan undang-undang.
4) Seseorang yang tidak termasuk 3 golongan tersebut namun, jika dalam
ketetapan peradilan harus diadili oleh peradilan di lingkunagan
militer.
c. Peradilan Tata Usaha Negara, menurut UU No.9 tahun 2004 pasal 1 ayat
1,dijelaskan bahwa Tata Usaha Negara adalah administrasi negara yang
menjalankan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di
pusat maupun di daerah. Peradilan Tata Usaha Negara ini bertugas
mengadili perkara perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
pegawai Tata Usaha Negara. Dalam perradilan tata usaha Negara ini
penggugat dapat dilakukan oleh orang atau badan hukum,sedangkan yang
menjadi tergugat merupakan suatu badan atau pejabat tata usaha yang
diberi kelimpahan wewenang kepadanya bukan orang atau pribadi.
d. Peradilan umum,yaitu merupakan satu pelaksanaan kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Rakyat apabila melakukan
kejahatan atau melanggar yang menurut peraturan dapat dihukum maka
akan diadili didalam lingkungan peradilan umum.untuk menyelesaikan
perkara ini maka ada wewenang peradilan umum yang digunakan
beberapa tingkat atau badan pengadilan yaitu:
Tingkat badan peradilan umum yaitu:
a) Pengadilan Negeri atau pengadilan tingkat pertama fungsinya
sebagai pemeriksa dan memutuskan serta menyelesaikan perkara

i
dalam tingkat pertama dari segi perkara perdata dan pidana sipil
untuk semua golongan penduduk.
b) Pengadilan Tinggi menangani proses pengadilan banding dari
keputusan pengadilan negeri yang tidak memenuhi rasa keadilan.
Bertempat di setiap ibukota provinsi.jadi pengadilan tingkat tinggi
itu mengadili lagi tingkat kedua yang hanya memeriksa atas dasar
berkas perkara atau mendengarkan pihak yang berperkara.
c) Pengadilan Tingkat Kasasi atau disebut pengadilan Mahkama
Agung,yaitu prngadilan yang dilakukan apabila di proses
pengadilan tinggi belum memenuhi rasa keadilan dan kebenaran
oleh satu pihak. Daerah hukumnya berada di ibukota Negara RI.
Permohonan kasasi hanya dapat diajukan satu kali saja. Dalam
peradilan ini dalam usaha penegakan keadilan dan kebenaran maka
tugasnya wajib untuk memeriksa dan mengadili setiap perkara.
d) Penasehat Hukum,istilah yang diberikan kepada orang yang
memberikan bantuan hukum.peneseat hukum boleh digunakan oleh
terdakwa yang dilakukan untuk membela kliennya yang juga dapat
menerima dan mengirimkan surat dari tersangka,penasehat hukum
yang dimaksud yaitu seperti pengacara. Yang memiliki 3 prinsip
yaitu:
1) penegak hukum yang memeriksa terdakwa wajib memberi
kesempatan kepada terdakwa untuk memperoleh bantuan
hukum.
2) Bantuan hukum tersebut berupa usaha untuk membela diri.
3) Terdakwa berhak dan bebas untuk memilik penasehat
hukumnya.

1.3 Tantangan Penegakan Hukum di Indonesia

Dari banyaknya tuntutan masyarakat , beberapa hal sudah mulai terarah pada
hal yang positif ,namun beberapa halnya lagi sisanya masih haru dicoba jalani
bersama-sama antar pemerintah dan masyarakatnya. Mengenai penegakan hukum
ini pastinya hampir setiap hari , dari media massa baik elektronik maupun media

i
cetak menayangkan maslah pelanggaran hukum baik yang terkait dengan maslah
penegakan hukum yang belum memenuhi rasa keadilan masyarakat maupun
masalah pelanggaran HAM dan KKN .

Adapun factor-faktor kendala dalam penegakan hukum di Negara ini karena


banyak hal yang harus dipahami oleh pemerintah bahwa pemerintah selaku
pembuat kebijakan eksekutif dan sebagai aparatur dalam penegakan hukum harus
menerapkan “good government”atau pemerintahan yang baik,dan masyarakat
sebagai “publik actor”di lapangan,aparat keamanan sebagai petugas keamanan di
wilayah dan lapisan masyarakat lainnya yang dapat menjadi factor kendalanya
juga karena sistemnya pemeritahan pemerintah sebagai kendala karena tidak
dapat menyelesaikan masalah Hak Asasi Manusia yang tidak dapat terselesaikan
yang dalam hal pengambilan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
tidak mengenai dasar permasalahannya yang ada di daerah rawan terjadinya
pelanggaran HAM dan pemerintah penegak ukum dalam mengadili pelanggaran
HAM pada pra actor eksekutif itu terkesan bertele-tele dan lamban sehingga
memunculkan streothipe masyarakat terhadap pemerintah.

Berikut ini adalah permasalahn penegakan hukum yang terjadi di


Indonesia.

a. Perlakuan warga Negara khususnya oknum-oknum aparatur Negara banyak


yang belum baik dan terpuji ( seperti masih adanya praktek KKN,praktek
suap,perilaku perimanisme.dan perilaku lainyang tidak terpuji.
b. Masih adanya potensi konflik dan kekerasan social (seperti SARA, tawuran
,pelanggaran HAM, etnosentis dan lain-lain).
c. Maraknya kasus-kasus ketidakadlan social dan hukum yang belum
diselesaikan dan ditangani secara tuntas.
d. Penegakan hukum yang lemah karena hukum bagaikan pisau yang tajam
kedalam tetapi tumpul diatas.
e. Pelanggaran oleh wajin pajak atas penegakan hukum dalam perpajakan.

i
BAB 3
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Ada empat fungsi negara yang dianut oleh negara-negara didunia yaitu
melaksanakan ketertiban dan keamanan, mengusahakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyatnyaserta pertahanan dan menegakkan keadilan.
Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang ada di masyarakat maka aparat
penegak hukum harus menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya.penegakan
hukum bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum
dimasyarakat sehingga masyarakat merasa memperoleh pengayoman dan
hak-haknya terlindungi.dalam penegakan hukum ada 3 unsur yang harus
diperhatikan yaitu,keadilan,kemanfaatan dan kepastian hukum.
Penegakan hukum di Indonesia masihh banyak mengalami masalah dan
tantangan dlam upaya memenuhi rasa keadilan bagi masyarakat.penegakan
hukum sangat penting dilaksnakan dan diupayakan secara kontinue untuk
mrningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga
masyarakat merasa memperoleh perlindungan akan hak-hak dan
kewajibannya sebagai warga negara dan pelaksana hukum.

1.2 Saran

a. Lembaga hukum harus diiperbaiki agar terwujud penegakan hukum yang


berkeadilan, tidak bersifat diskriminatif atau bahkan mementingkan satu
pihak saja.
b. Sebagai masyarakat dan warga negara yang baik maka sebaiknya untuk
mengamalkan pancasila sebagai etika dan nila-nilai masyarakat
indonesia.dan dapat meatuhi dan menjalankan peraturan-peraturan hukum
dengan baik.

i
DAFTAR PUSTAKA

Saputri Yeni,2013. Makalah Penegakan Hukum.


http//yenisaputri080893.co.id/2013/08/makalah-penegakan-hukum html.Online.
Diakses pada tanggal 14 November 2019.

Mukmin Muhammad,2014. Penegakan HAM menurut hukum positif diindonesia.


http://s.dokworkspace.com/id/AlqiRZ[Berkas] 1541308054Mukmin
Muhammad jurnal 2.pdf. Online.Diakses pada tanggal 8 November 2019.

Yasin Johan,2004.Hak azasi Manusia dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara
Dalam Hukum Positif di Indonesia.https//media.neliti.com./25229-ID-hak-
azasi-manusia-dan-hak-serta-kewajiban-warga-negara-dalam-hukum-positif-
indon.pdf.Online.Diakses pada tanggal 15 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai