Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta
inayahnya sehingga kami dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Keseimbangan Benda Tegar “ ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini
kami kutip langsung dari sumber. Tapi kami berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan
menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “
Keseimbangan Benda Tegar “.
Makalah ini berisi informasi tentang “ Kesetimbangan Benda Tegar “. Yang kami harapkan
pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan keseimbangan benda tegar
yang akan kami bahas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima kasih,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada
benda tersebut.
Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat
mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat. Titik berat merupakan titik dimana benda akan
berada dalam keseimbangan rotasi (tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak
translasi dan rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi dan
lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya,misalnya tongkat
pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita perhatikan secara aeksama,
gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan seperti membentuk suatu lintasan dari gerak
translasi yang sedang dijalani dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini
memang berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan secara keseluruhan benda bergerak
dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari posisi titik berat benda tersebut.
Demikian halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang. Dia melakukan
gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas, peloncat indah itu juga menjalani
gerak parabola yang bisa dilihat dari lintasan titik beratnya. Perhatikan gambar berikut ini. Seorang
yang meloncat ke air dengan berputar.
Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak titik
berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting dalam
menggambarkan gerak benda tegar.
Cara untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk benda-
benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok, bujur sangkar, bola dan lain-
lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya. Hal ini jelas terlihat pada contoh diatas bahwa
letak titik berat sama dengan sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu simetrinya.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Torsi


Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu longitudinal
balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya beban eksentrik yang bekerja pada balok
tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi dijumpai pada balok lengkung atau elemen struktur portal
pada ruang.

Gambar 1.1 Hubungan antara T (Torsi), F (gaya), dan r (jarak)


Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan elemen
struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain, misalnya : torsi pada
kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi (gambar(d)).

Dalam ilmu fisika torsi di rumuskan dengan T = F x r dimana T (Torsi), F (Gaya), r (jarak).
Yang artinya Gaya dikali dengan jarak yang ditunjukkan dalam satuan Kg.m (Kg/m), Kg.cm
(Kg/cm), atau N.m (N/m).

Gambar 1.2 Hubungan antara T (Torsi), F (gaya), dan r (jarak)


Di dalam ilmu fisika, gaya adalah kemampuan dorong atau kemampuan tarik yang dapat
menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk bergerak atau berpindah tempat. Adapun
gaya yang bekerja adalah gaya normal (gaya yang tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi maupun gaya
gesek).

Besarnya torsi tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan
letak gaya. Mari kita tinjau sebuah batang dengan salah satu ujungnya berupa engsel tetapi masih bisa
bergerak memutar. Misalnya ujung yang dipatri adalah ujung yang kita letakan di titik (0,0,0) dan
ujung satunya merupakan ujung yang bebas adalah ujung satunya. Batang kita letakan pada sumbu
x.Pada benda dengan salah satu ujungnya berupa engsel sehingga tidak dapat bertranslasi tapi bisa
berotasi. Diberi gaya dengan berbagai arah. Ditunjukkan juga skema gaya dan posisinya sebagai
berikut.

a. arah r sejajar dengan arah F,


b. arah r tegak lurus dengan arah F,
c. arah r membentuk sudut θ terhadap F.

Jika gaya yang kita berikan sejajar dengan arah batang ternyata batang tidak berotasi. Kita dapat
melihat skema pada pada gambar a diatas. Jika arah gaya tegak lurus maka batang akan berotasi.
Seperti yang ditunjukkan gambar b diatas.

Bagaimana kalau gaya membentuk sudut θ yang besarnya sembarang dengan batang? Jika gaya
membentuk sudut sembarang terhadap batang, benda akan berotasi tetapi percepatan sudut yang
dihasilkan akan berbeda dengan jika sudutnya tegak lurus. Hal itu ditunjukkan pada gambar c diatas.
Perhatikanlah arah putaran akan barlawanan bila gaya yang diberikan berlawanan arah.

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi adalah hasil per silang antara
vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :


Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang dipatri dan berujung
atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus maka θ = 90 sehingga nilai sin θ = 1. Torsi
yang dilakukan pada batang maksimal. Bila sejajar dengan , maka nilai sin θ = 0 sehingga
besarnya torsi 0 dan batang tidak berotasi. Besar torsi dapat kita tuliskan sebagai :

dengan l =r sin θ

1.2. Arah Torsi


Ada dua cara yang bisa kita gunakan sebagai acuan untuk menentukan arah dari torsi atau
momen gaya, yakni kaidah tangan kanan dan putaran sekerup. Sekarang perhatikan gambar di
bawah ini.

Untuk kaidah tangan kanan (gambar (a)), arah jari - jari yang digenggam merupakan arah
lengan gaya, dan putaran jari merupakan arah gaya. Arah yang ditunjukkan oleh ibu jari merupakan
arah momen gaya. Jika momen gaya mengarah keatas maka momen gayanya bertanda positif,
sedangkan jika momen gaya mengarah kebawah maka momen gayanya bertanda negatif. Jika
mengarah menjauhi pembaca maka momen gayanya bertanda negative dan jika mengarah mendekati
pembaca maka momen gayanya bertanda positif. Bagaimana jika arahnya rotasinya searah dengan
putaran jarum jam atau sebaliknya?
Dengan menggunakan aturan tangan kanan kita juga bias menentukan arah dari torsi tersebut.
Misalkan kita membuat rotasi dari benda atau objek searah dengan putaran jarum jam maka ibu jari
kita akan mengarah menjauhi dari pembaca maka tanda torsinya negatif, sedangkan jika arah
putarannya berlawanan jarum jam maka ibu jari kita akan mengarah pembaca maka torsinya bertanda
positif.
Selain dengan menggunakan kaidah atau aturan tangan kanan, untuk menentukan arah torsi
dapat kita gunakan aturan sekrup, seperti gambar (b). Jika putaran sekerupnya menyebabkan sekerup
mengarah menjauhi pembacaa taumenujuk kedalam maka torsinya akan bertanda negatif, sedangkan
jika putaran sekerup menyebabkan sekerup mengarah pembaca atau keluar maka torsinya akan
bertanda positif. Sekarang kita akan menentukan arah torsi yang arah putarannya serah jarum jam. Hal
ini dapat kita contohkan pada saat memasang sekerup di tembok atau di dinding. Jika kita ingin
memasukan sekerup ketembok atau dinding maka putaran sekerup harus searah jarum jam. Jika ingin
melepaskan sekerup di dinding atau tembok maka sekerup tersebu tharus diputar berlawanan dengan
arah putaran jarum jam.

1.3. Syarat-syarat Benda Tegar

1. Hukum II Newton menyatakan bahwa jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
(benda dianggap sebagai partikel) tidak sama dengan nol maka benda akan bergerak dengan
percepatan konstan di mana arah gerakan benda sama dengan arah resultan gaya. Jika resultan
gaya bernilai nol maka benda diam atau benda bergerak dengan kecepatan konstan.
Ketika sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, benda tidak mempunyai
percepatan (a). Karena percepatan (a) = 0 maka persamaan di atas berubah menjadi :

Persamaan ini dapat diuraikan ke dalam komponennya pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z.

Jika gaya-gaya bekerja pada arah horisontal saja maka digunakan persamaan 1. Jika gaya-
gaya bekerja pada arah vertikal saja maka digunakan persamaan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada
suatu bidang (dua dimensi) maka digunakan persamaan 1 dan 2. Jika gaya-gaya bekerja pada
suatu ruang (tiga dimensi) maka digunakan persamaan 1, 2 dan 3.
Gaya merupakan besaran vektor, gaya mempunyai besar dan arah. Dengan mengacu pada
koordinat kartesius (sumbu x, y dan z) dan sesuai dengan ketetapan, jika gaya searah dengan
sumbu x negatif (ke kiri) atau gaya searah sumbu y negatif (ke bawah) maka gaya bertanda
negatif. Sebaliknya jika gaya searah dengan sumbu x positif (ke kanan) atau gaya searah sumbu y
positif (ke atas) maka gaya bernilai positif.
Contoh 1.
Keterangan gambar :

F = gaya tarik, fg = gaya gesek, N = gaya normal, w = gaya berat, m = massa, g =percepatan
gravitasi.

Benda sedang diam karena jumlah semua gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol.
Tinjau setiap gaya yang bekerja pada benda.
Gaya yang bekerja pada arah horisontal (sumbu x) :

Gaya tarik (F) dan gaya gesek (fg) mempunyai besar yang sama tetapi arahnya berlawanan.
Arah gaya tarik ke kanan atau searah sumbu x positif (gaya bertanda positif), sebaliknya arah
gaya gesek ke kiri atau searah sumbu x negatif (bertanda negatif). Karena besar kedua gaya sama
(diwakili oleh panjang panah yang sama) dan arah kedua gaya berlawanan maka jumlah kedua
gaya ini sama dengan nol.Gaya yang bekerja pada arah vertikal (sumbu y) :

Pada komponen vertikal (sumbu y) terdapat gaya berat (w) dan gaya normal (N). Arah gaya
berat tegak lurus menuju pusat bumi atau searah sumbu y negatif (gaya bertanda negatif),
sedangkan gaya normal searah sumbu y positif (gaya bertanda positif). Besar kedua gaya ini
sama tetapi arahnya berlawanan maka kedua gaya saling melenyapkan.
Benda pada contoh di atas sedang diam karena resultan gaya yang bekerja pada benda, baik pada
sumbu horisontal maupun sumbu vertikal sama dengan nol.
Contoh 2.

Gaya berat dan gaya normal yang bekerja pada benda ini tidak digambarkan karena kedua
gaya ini saling menghilangkan. Jika pada kedua ujung benda dikerjakan gaya F seperti ditunjukan
pada gambar. Besar kedua gaya sama tetapi berlawanan arah. Apakah benda akan tetap diam ?
Untuk membantumu memahami hal ini, letakan sebuah buku di atas meja. Pada mulanya buku diam
karena resultan gaya pada buku bernilai nol. Selanjutnya, kerjakan gaya pada kedua sisi buku, seperti
dperlihatkan pada gambar. Jika pada ujung buku dikerjakan gaya yang besar dan arahnya seperti
diperlihatkan pada gambar maka hal ini sama saja dengan buku diputar dan tentu saja buku akan
berputar atau berotasi. Buku berotasi karena ada momen gaya yang ditimbulkan oleh gaya F. Sumbu
rotasi terletak di tengah-tengah buku. Jika tidak ada gaya gesek yang bekerja pada benda maka
resultan momen gaya adalah jumlah momen gaya yang dihasilkan oleh kedua gaya F. Arah rotasi
benda searah dengan putara jarum jam sehingga kedua momen gaya bernilai negatif.

Syarat kedua kesetimbangan benda tegar

Berdasarkan contoh 2 di atas dapat disimpulkan bahwa jika resultan momen gaya pada sebuah benda
tidak bernilai nol (benda dianggap sebagai benda tegar) maka benda akan berotasi.

Agar benda tidak berotasi (benda tidak bergerak) maka resultan momen gaya harus bernilai nol.
Ketika sebuah benda tidak berotasi maka benda tidak mempunyai percepatan sudut. Karena
percepatan sudut sama dengan nol maka persamaan di atas berubah menjadi :

1.4. HubunganAntaraMomen Gaya danKecepatansudut

Gambar di atas melukiskan sebuah partikel bermassa m yang diberi gaya F tegak lurus jari-jari.
Menurut hukum Newton benda akan dipercepat dengan percepatan searah dengan gaya.
Percepatan ini dinamakan percepatan tangensial (percepatan singgung), α. Hubungan antara gaya dan
percepatan ini adalah:

Karena percepatan singgung a = αr maka

Sekarang kalikan kedua ruas dengan r dan selanjutnya gunakan definisi τ = rF untuk memperoleh
hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut
Karena momen inersia partikel adalah I = mr2 maka

Dengan:
τ = momen gaya (Nm)
I = momen inersia (kgm2)
α = percepatan sudut (rad/s2)
Rumus di atas mirip dengan hukum Newton II (F = ma). Di sini τ berperan seperti gaya gerak
translasi dan α berperan sebagai percepatan pada gerak translasi. Bagaimana dengan I? I mempunyai
peran seperti massa, semakin besar I semakin sukar berputar (mirip dengan gerak translasi, benda
bermassa besar sukar digerakan/dipercepat).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam ilmu fisika torsi di rumuskan dengan T = F x r dimana T (Torsi), F (Gaya), r (jarak).
Yang artinya Gaya dikali dengan jarak yang ditunjukkan dalam satuan Kg.m (Kg/m), Kg.cm
(Kg/cm), atau N.m (N/m).

Gambar 1.2 Hubungan antara T (Torsi), F (gaya), dan r (jarak)

Di dalam ilmu fisika, gaya adalah kemampuan dorong atau kemampuan tarik yang dapat
menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk bergerak atau berpindah tempat. Adapun
gaya yang bekerja adalah gaya normal (gaya yang tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi maupun gaya
gesek).
Dengan menggunakan aturan tangan kanan dan sekerup maka jika sebuah benda berputar
searah dengan putaran jarum jam maka torsinya akan bertanda atau bernilai negatif, sedangkan jika
sebuah benda berputar berlawanan arah dengan putaran jarum jam maka torsinya bertanda positif atau
bernilai positif.
3.2. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis
banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umum.
DAFTAR PUSTAKA

Http://FISIKAZONE.COM/TORSI/
Http://Yokijayabustami.Blogspot.Co.Id/2015/06/Kesetimbangan-Benda-Tegar.Html
Https://gurumuda.net/contoh-soal-kesetimbangan-benda-tegar.htm
Https://Gurumuda.Net/Syarat-Kesetimbangan-Benda-Tegar.Htm
Http://Sainsmini.Blogspot.Co.Id/2015/12/Hubungan-Antara-Momen-Gaya-Dengan.Html
Http://fajar18februari.blogspot.co.id/2014/05/makalah-fisika-kesetimbangan-benda-tegar.html
Http://Www.Ayo-Sekolahfisika.Com/2016/01/Hubungan-Antara-Momen-Gaya-Dengan.Html
http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/03/soal-dan-pembahasan-momentum-anguler.html

http://mafia.mafiaol.com/2015/02/cara-menentukan-arah-torsi-momen-gaya.html

Anda mungkin juga menyukai