Anda di halaman 1dari 7

LO BLOK 3 November 2019

SKENARIO 1 : GANGGUAN PADA INTESTINAL


“KEPANIKAN IBU MUDA”

Oleh:
Drajat Kusuma DigDo
N10118133
Kelompok 11

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2019
Skenario 1 : kelainan congenital

1. Diagnosis banding dari kasus ini ?


Jawab :

- Inflammatory bowel disease :ulceration colitis,Chron’s disease


- Kanker kolon
- Koltis/enteritis radiasi
- Mastositosis
- Malabsorbsi
. celiac sprue
. bacterial overgrowth
. short bowel syndrome
- Maldigesti
. garam empedu berkurag
Disfngsi pancreas
- Kematian

Tjokro[rawiro,A.,setiawan,P.B.,Santoso,D.,et al.2016.Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam.Surabaya:Airlangga University Press.

2. Tatalaksana kasus ini ?


Jawab :

- Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah


- Pemberian zik selama 10 hari. Durasi pemberian ini harus diperhatikan walau dalam 3
hari perjalannya penyakit diare sudah mengalami kesembuhan. Namun selama masa
penyembuhan ini recovery sel epitel yang rusak akibat diare membutuhkan waktu
paling cepat 2 minggu. Pada anak kurang dari 6 bulan diberikan 10 mg/hari,sedangkan
diatas 6 bulan diberikan 20 mg/hari. Hal ini akan membantu mengurangi lamanya
diare,menurunkan tingkat kesakitan dan memberikan daya teahan terhadap diare untuk
masa 2-3 bulan kedepan. Ada 3 hal mengapa zink sangat penting bagi penderita diare.
Yang pertama, cara kerjanya dengan mempengaruhi bberapa enzim untuk untuk
memperbaiki pencernaan. Kedua memacu regenerasi sel-sel yang telah rusak. Zink
membantu perbaikan karena ini dibutuhkan untuk pembentukan inti sel. Ketiga,dengan
membantu meningkatkan system kekbalan seluler.
- Menjaga asupan nutrisi dengan meneruskan pemberian makan. Asupan nutrisi paling
penting untuk diperhatikan mengingat dahulu pasine saat diare sering dipuasakan agar
sel epitel usus mendapatkan kesempatan untuk beregenerasi. Padahal dengan
membatasi makanan pada penderita diare justru akan menimbulkan resio malnutrisi.
Sementara itu malnutrisi akan menyebabkan diare. Oleh karena itu tetap dianjurkan
untuk diberikan makan pada anak dengan diare.
- Antibiotic selektif hanya diberikan pada kasusu tertentu se[erti diare akut berdarah.
- Edukasi terhadap orang tua pasien. Cara penyajian oralit yang benar dan pemberian
zink yang tepat dan kapan harus kembali. Kembali jika didapatkan kondisi seperti
berikit; demam,tinja berdarah,muntah berulang,makan/minum sedikit,sangat
haus,diare makin sering atau belum membaik selama 3 hari.

Raharja,B.B dan Fajar,J.2010.Warta RSUD Bulletin RSUD dr.Soemarno


Sostroatmodjo.Nomor 7 Tahun IV.Kuala Kapuas:Tim Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS).

Tatalaksana intoleransi laktosa


Pada bayi dan anak-anak, susu tentunya harus diganti dengan susu yang kandungan
laktosanya rendah atau sama sekali tidak mengandung laktosa (tergantung tingkat
defisiensi laktase yang terjadi). Pada anak yang lebih besar juga disarankan untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang mengandung laktosa seperti es krim, keju, kue-kue dan
yogurt Mengenai yogurt, ada penelitian yang menyimpulkan bahwa makanan ini justru
baik dan dapat dikonsumsi oleh mereka yang mengalami malabsorpsi laktosa.
Penelitian ini dilakukan terhadap 14 anak
umur antara 4 hingga 16 tahun di Johns Hopkins Children’s Center dan mereka terbukti
positif mengalami malabsorpsi laktosa. Setelah dipuasakan, kepada anakanak ini
diberikan susu atau yogurt setiap hari selama 5 hari. Hasilnya, ternyata gejala-gejala
yang biasanya timbul pada
mereka yang mengalami malabsorpsi laktosa, berkurang secara bermakna. Hal
ini dapat terjadi, diduga karena kalori dan
komposisi yogurt yang sedemikian rupa sehingga menyebabkan yogurt lambat
meninggalkan lambung, yang berarti juga memperlambat laktosa mencapai usus
besar. Semakin lambat laktosa mencapai usus besar, semakin berkurang pula gejala
malabsorpsi laktosa yang timbul.

Tehuteru.2015.Malabsobsi Laktosa Pada Anak.Jurnal Kedokteran


Trisakti.Vol.18(3).Viewed on 26 november 2019.From (https://schoolar.google.com).

3. Perbedaan dehidrasi karena kekurangan cairan dan kelebihan zat terlarut ?


Jawab :

Kandungan air tubuh berbeda antar manusia tergantung pada proporsi jaringan otot
dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung lebih banyak jaringan otot mengandung
lebih banyak air. Secara normal, dalam satu hari tubuh akan kehilangan cairan melalui
ginjal, kulit, paruparu maupun feses. Untuk menjaga agar kondisi dan fungsi cairan tubuh
tidak terganggu, kehilangan cairan tersebut harus diganti. Jika tubuh tidak cukup
mendapatkan air atau terjadi kehilangan air sekitar 5% dari berat badan (pada anak, remaja
dan dewasa) maka keadaan ini dikenal dengan istilah dehidrasi. Dehidrasi merupakan
kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang keluar lebih banyak daripada
jumlah cairan yang masuk. Menurut Asian Food Information Centre [3], dehidrasi terbagi
menjadi tiga kelompok yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi tingkat
berat. Dehidrasi dapat mengganggu keseimbangan dan pengaturan suhu tubuh dan pada
tingkat yang sudah sangat berat bisa berujung pada penurunan kesadaran dan koma

Dan untuk dehidrasi adalah kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan


defisiensi cairan dan elektrolit. Dehidrasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya
kekurangan cairan dan kelebihan asupan zat terlarut (misalnya protein dan klorida atau
natrium). Kelebihan asupan zat terlarut dapat menyebabkan ekskresi atau pengeluaran
urine secara berlebih serta pengeluaran keringat yang banyak dan dalam waktu yang lama
Buanasita,A.dkk, 2015, Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Lemak, Cairan, dan Status
Hidrasi Mahasiswa Obesitas dan Non Obesitas, vol 2 no 1

4. Jelaskan derajat perbedaan dehidrasi pada anak dan dewasa


Jawab :

Kebutuhan Air dan Elektrolit Bayi dan anak:(7) Pada bayi dan anak sesuai dengan
perhitungan di bawah ini : Berat badan Kebutuhan air perhari Sampai 10 kg 100
ml/kgBB 11-20 kg 1000 ml + 50 ml/kgBB ( untuk tiap kg diatas 10 kg) >20 kg 1500 ml
+ 20 ml/kgBB ( untuk tiap kg diatas 20 kg) Kebutuhan kalium 2,5 mEq/kgBB/hari
Kebutuhan natrium 2-4 mEq/kgBB/hari Orang dewasa:(2) Pada orang dewasa
kebutuhannya yaitu : Kebutuhan air sebanyak 30 -50 ml/kgBB/hari Kebutuhan kalium
1-2 mEq/kgBB/hari Kebutuhan natrium 2-3 mEq/kgBB/hari

Tehuteru.2015.Malabsobsi Laktosa Pada Anak.Jurnal Kedokteran


Trisakti.Vol.18(3).Viewed on 26 november 2019.From (https://schoolar.google.com).

5. Komplikasi dari diare


Jawab :
a. Dehidrasi
Dehidrasi meliputi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Dehidrasi ringan terdapat tanda atau
lebih dari keadaan umumnya baik, mata terlihat normal, rasa hausnya normal, minum biasa
dan turgor kulit kembali cepat. Dehidrasi sedang keadaan umumnya terlihat gelisah dan
rewel, mata terlihat cekung, haus dan merasa ingin minum banyak dan turgor kulitnya
kembali lambat. Sedangkan dehidrasi berat keadaan umumnya terlihat lesu, lunglai atau
tidak sadar, mata terlihat cekung, dan turgor kulitnya kembali sangat lambat > 2 detik.
b. Hipernatremia
Hipernatremia biasanya terjadi pada diare yang disertai muntah, menemukan bahwa 10,3%
anak yang menderita diare akut dengan dehidrasi berat mengalami hipernatremia.
c. Hiponatremia
Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau hanya
mengandung sedikit garam, ini sering terjadi pada anak yang mengalami infeksi shigella
dan malnutrisi berat dengan edema
d. Hipokalemia
Hipokalemia terjadi karena kurangnya kalium (K) selama rehidrasi yang menyebakan
terjadinya hipokalemia ditandai dengan kelemahan otot, peristaltik usus berkurang,
gangguan fungsi ginjal, dan aritmia
e. Demam
Demam sering ditemui pada kasus diare. Biasanya demam timbul jika penyebab diare
berinvansi ke dalam sel epitel ususBakteri yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai
antigen oleh tubuh. Bakteri tersebut mengeluarkan toksin lipopolisakarida dan membran
sel. Sel yang bertugas menghancurkan zat-zat toksik atau infeksi tersebut adalah neutrofil
dan makrofag dengan cara fagosistosis. Sekresi fagosik menginduksi timbulnya demam

6. Rasionalitas obat diare baik untuk antidiare baik untuk antibiotic, rehidrasi, anti fornitus,
antipasmodik dan oralit?
Jawab :

Penatalaksanaan diare akut yaitu penggantian cairan dan elektrolit serta obat antidiare
untuk diare akut non infeksi seperti pemberian probiotik.9-16 Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa probiotik dapat mengobati diare akibat pemberian antibiotik.17,18
Terapi untuk diare akut infeksi ditambah dengan pemberian antibiotik.9-16 Antibiotik
yang dipilih atau digunakan pada diare akut infeksius harus rasional. Studi Antimicrobial
Resistence in Indonesia pada tahun 2004 menunjukan bahwa terapi antibiotik yang
diberikan tanpa indikasi.
Penelitian ini didapatkan hasil dua golongan obat terbanyak yang sering digunakan dalam
penatalaksanaan diare akut pada anak yaitu terdiri dari oralit sebanyak 110 pasien (74,8%),
zinc sebanyak 105 pasien (71,4%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru sudah
mengetahui standar penanganan diare akut pada anak, karena dari beberapa obat yang
diberikan, oralit dan zinc yang paling banyak digunakan dalam penanganan kasus diare
akut pada anak. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam WHO dan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.21,24 Pemberian oralit bermanfaat untuk mengganti cairan yang
hilang, karena oralit mengandung NaCl, KCl, trisodium sitrat hidrat dan glukosa
anhidrat.24 Oralit atau cairan rehidrasi oral adalah larutan untuk mengatasi diare.
Kemenkes RI Menyebutkan bahwa penelitian dengan menggunakan oralit pada pasien
diare dapat mengurangi tinja 25%, mengurangi mual dan muntah 30% dan dapat
mengurangi pemberian cairan intravena sampai 33%.
menyebutkan bahwa zinc sangat dianjurkan dalam penanganan diare akut pada anak karena
zinc dapat menurunkan frekuensi pengeluaran tinja. WHO sangat menganjurkan
pemberian zinc dalam penatalaksanaan diare akut, karena zinc mampu mengurangi episode
diare sekitar 25%.
Farmakoterapi diare akut pada anak pada penelitian ini dengan pemberian probiotik
sebanyak 41 pasien (27,9% ). Probiotik bermanfaat untuk memperbaiki keseimbangan
mikroflora intestinal dan dapat mencegah serta mengobati kondisi patologik usus apabila
diberikan secara oral.48 Menurut Pratama dkk49 probiotik merupakan terapi yang tepat
dalam penanganan kasus diare akut, sebab telah terbukti probiotik efektif untuk
pencegahan dan pengobatan kelainan gastrointestinal seperti diare yang disebabkan karena
pemakaian antibiotik yang berlebihan, infeksi karena bakteri ataupun virus, intoleransi
laktosa dan traveler diarrhea. Probiotik mempunyai keuntungan dalam terapi penyakit
diare pada anak melalui stimulasi sistem imunitas terutama infeksi rhotavirus pada bayi,
dimana suplementasi probiotik mengurangi durasi penyebaran virus, meningkatkan sel
yang mensekresi IgA antirotavirus, menurunan permeabilitas usus (secara normal
berhubungan dengan infeksi rotavirus) dan mengurangi lama rawat rumah sakit.
Golongan obat antidiare seperti absorbent sebanyak 1 pasien (0,7%), dan antimotilitas tidak
ada digunakan. Hal ini sudah sesuai dalam pemberian farmakoterapi diare akut pada anak,
karena seperti yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka bahwa obat antidiare tidak boleh
diberikan pada anak khususnya yang menderita diare akut.26 Golongan antibiotik seperti
amoxicillin sebanyak 9 pasien (6,15) dan kotrimoksazol sebanyak 39 pasien (26,5%) pada
pasien diare akut di Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru yaitu berdasarkan keluhan
pasien yang disertai dengan demam, batuk dan pilek. Pemberian antibiotik pada umumnya
tidak diperlukan pada semua kasus diare akut, hal ini seperti yang telah dijelaskan oleh
Pickering dkk50 yaitu karena sebagian besar penyebab diare akut adalah rotavirus yang
sifatnya self limited, sehingga pemberian antibiotik tidak dianjurkan untuk farmakoterapi
diare akut. Menurut Sakarta dkk51 dan Bartlett52 pemberian antibiotik pada diare akut
akan mengganggu ketahanan mikroflora usus sehingga akan menimbulkan gejala diare
(antibiotic associated diarrhea) yang dapat berlanjut bahkan menjadi diare kronik.
Golongan antiemetik seperti domperidone diberikan pada pasien diare akut sebanyak 10
pasien (6,8%) karena disertai dengan mual dan muntah. Hal ini merupakan suatu pemilihan
yang tepat pada penelitian ini, karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Kiesewetter
dkk54 menyatakan bahwa golongan obat antiemetik seperti ondansentron selain dapat
mengurangi gejala mual dan muntah pada pasien diare, juga dapat menurunkan frekuensi
diare.

Anti fomitus : Domperidone : Anak-anak: ≤12 tahun atau <35 kg 250 mcg, 3 kali sehari.
Dosis maksimal 750 mcg/kgBB sehari.

Antipasmodik : Dosis pengobatan tergantung pada jenis obat dan kondisi penyakit yang
diatasi. Phenobarbital, salah satu antispasmodik yang sering digunakan, diberikan dengan
dosis 1-2 tablet 3-4 kali sehari untuk mengatasi luka usus dua belas jari, peradangan usus,
dan gangguan spasm pada otot usus. Untuk anak-anak tersedia obat dalam bentuk sirup.
Dosis pada anak-anak disesuaikan dengan berat badannya. Anak dengan berat 4,5-9 kg
diberikan 0,5 ml sirup 3 kali sehari. Anak dengan berat 9-13,5 diberikan dengan dosis 1 ml
sirup 3 kali sehari.

Oralit : Untuk mengatasi dehidrasi:

 Usia < 2 tahun: 15 ml per kg berat badan dalam satu hari sekali.
 Usia 2-10 tahun: 50 ml per kg berat badan dalam 4-6 jam pertama. Kemudian 100
ml per kg berat badan pada 18-24 jam setelahnya.

Pertiwi,L.,Nugraha,D.P.,Inayah.2017.Gambaran Farmakoterapi Diare Akut Anak di


Puskesmas Simpang Tiga Kota Pekanbaru Periode 1 Januari-31 Desember 2015.JOM
FK.Vol.4(1).Viewed on 26 november 2019.From (https://schoolar.google.com).
7. Pencegahan diare pada masyarakat ?
Jawab :

Edukasi pada diare


- Edukasi terhadap orang tua pasien. Cara penyajian oralit yang benar dan pemberian
zink yang tepat dan kapan harus kembali. Kembali jika didapatkan kondisi seperti
berikit; demam,tinja berdarah,muntah berulang,makan/minum sedikit,sangat
haus,diare makin sering atau belum membaik selama 3 hari.

Raharja,B.B dan Fajar,J.2010.Warta RSUD Bulletin RSUD dr.Soemarno


Sostroatmodjo.Nomor 7 Tahun IV.Kuala Kapuas:Tim Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS).

Edukasi intoleransi Laktosa


- Diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang :susu formula dilanjutkan
- Diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang dengan gejala klinis intoleransi
laktosa yang berat (selain diare) dapat diberikan susu formula bebas laktosa
- Diare dengan dehidrasi berat diberikan susu formula bebas laktosa
- Pemberian susu formula untuk alergi pada anak dengan diare akut tanpa jelas petanda
alerginya adalah tidak irasional.

Sjarif,D.R.,Nasar,S.S.,Davaera,Y.,Tanjung,C.F.2011.REkomendasi Ikatan Dokter


Anak Indonesia Asuhan Nutrisi Pediatrik.Jakarta:Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan
Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai