Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Joint Venture ............................................................................
2.2 Ciri-ciri Joint Venture ................................................................................
2.3 Pengaturan Joint Venture: ..........................................................................
2.4 Jenis-Jenis Kontrak Joint Venture : ............................................................
2.5 Manfaat Joint Venture: ...............................................................................
2.6 Bentuk dan Substansi Kontrak Joint Venture ............................................
2.7 Para Pihak dan Objek dalam Kontrak Joint Venture : ..............................
2.8 Jangka Waktu Kontrak Joint Venture : ......................................................
2.9 Keuntungan dan Kelemahan Joint Venture : ..............................................

BAB III PEMBAHASAN MASALAH


3.1 Pembagian Laba dalam Perjanjian Joint Venture ......................................
3.2 Faktor yang Menyebabkan Perusahaan Melakukan Joint Venture ............
3.3 Perkembangan Perusahaan Setelah Melakukan Joint Venture ..................

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak semua kegiatan usaha bisa dilakukan sendiri, karena berbagai alasan, baik
alasan teknis produksi, alasan penguasaan pasar, maupun semata-mata alasan keuangan. Maka
beberapa orang atau beberapa pihak bersama-sama mendirikan satu perusahaan, baik dengan
pihak-pihak dalam satu negara bahkan lintas negara. Pada era globalisasi seperti sekarang, sudah
biasa melihat perusahaan patungan dengan pemegang saham yang berasal dari banyak negara.
Karena itu sudah menjadi makin susah untuk menyebut negara asal mana yang mendominasi
satu perusahaan.
Usaha patungan atau yang biasa disebut Joint Venture merupakan suatu pengertian yang
luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana masing-masing pihak melakukan
penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga bentuk-bentuk kerjasama lainnya yang lebih
longgar, kurang permanen sifatnya serta tidak harus melibatkan partisipasi modal. Yang pertama
mengarah pada terbentuknya suatu badan hukum, sedangkan pola yang kedua perwujudannya
tampak dalam berbagai bentuk kontrak kerjasama (contractual joint ventures) dalam bidang
manajemen (management contract), pemberian lisensi (license agreement), bantuan teknik dan
keahlian(technical assistance and know-how agreement), dan sebagainya. Dengan joint venture
diharapkan dapat menghimpun sinergi dari berbagai pihak, khususnya pihak yang menguasai
pasar dan pihak yang menguasai teknologi produksi.
Setiap negara selalu berusaha meningkatkan pembangunan, kesejahteraan dankemakmuran
rakyatnya. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda antara satu negara
dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan oleh negara adalah menarik
sebanyak mungkin investasi asing masuk ke negaranya. Menarik investasi masuk sebanyak
mungkin ke dalam suatu negara didasarkan pada suatu mitos yang menyatakan bahwa untuk
menjadi suatu negara yang makmur, pembangunan nasional harus diarahkan ke bidang industri.
Untuk mengarah kesana, sejak awal negara-negara tersebut dihadapkan kepada permasalahan
minimnya modal dan teknologi yang merupakan elemen dasar dalam menuju industrialisasi.
Jalan yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengundang masuknya modal
asing dari negara-negara maju ke dalam negeri. Masuknya modal asing bagi perekonomian
Indonesia merupakan tuntutan keadaan baik ekonomi maupun politik Indonesia. Alternatif
Penghimpunan dana pembagunan perekonomian Indonesia melalui investasi modal secara
langsung jauh lebih baik dibandingkan dengan penarikan dana international lainnya seperti
pinjaman luar negeri. Penanaman modal harusmenjadi bagian dari penyelengaraan perekonomian
nasional dan ditempatkan sebagai upayauntuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,
meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dalam suatu sistem perekonomian yang berdayasaing. Modal asing yang dibawa oleh
investor merupakan hal yang sangat penting sebagai alatuntuk mengintegrasikan ekonomi global.
Selain itu, kegiatan investasi akan memberikan dampak positif bagi negara penerima modal,
seperti mendorong pertumbuhan bisnis, adanya supply teknologi dari investor baik dalam bentuk
proses produksi maupun teknologi permesinan, danmenciptakan lapangan kerja. Penanaman
modal asing merupakan salah satu bentuk utamatransaksi bisnis internasional, di banyak negara,
peraturan pemerintah tentang penanaman modal asing mensyaratkan adanya joint venture, yaitu
ketentuan bahwa penanaman modal asing harus membentuk joint venture dengan perusahaan
lokal untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang mereka inginkan. Dibukanya peluang bagi
investor asing untuk menanamkan modalnya diIndonesia, maka dengan sendirinya dibutuhkan
perangkat hukum untuk mengatur pelaksanaannya, agar investasi yang diharapkan memberikan
keuntungan yang besar dan meningkatkan perekonomian Indonesia. Sejarah Orde Baru selama
periode 1966 - 1997 telah membuktikan betapa pentingnya peran investasi langsung khususnya
asing (Penanaman Modal asing) sebagai salah satu motor penggerak pembangunan dan salah
satu sumber pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Mengadakan joint venture agreement
merupakan langkah awal dalam membentuk perusahaan joint venture. Dimana di dalam
perjanjian joint venture agreement berisikan kesepakatan para pihak tentang kepemilikan modal,
saham, peningkatan kepemilikan saham penyertaan, keuangan, kepengurusan, teknologi dan
tenaga ahli, penyelesaian sengketa yang mungkin akanterjadi, dan berakhirnya perjanjian joint
venture pengusaha asing dan pengusaha lokal membentuk suatu perusahaan baru yang disebut
perusahaan joint venture di mana mereka menjadi pemegang saham yang besarnya sesuai dengan
kesepakatan bersama.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Joint Venture


Peter Mahmud mengemukakan bahwa kontrak joint venture adalah “suatu kontrak antara
dua perusahaan untuk membentuk suatu perusahaan joint venture.” (Peter Mahmud, 2000:10).
Erman Rajagukguk dkk. Mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan joint venture
agreement adalah “suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional
berdasarkan suatu perjanjian (kontraktual)” (Erman Rajagukuguk, dkk: 1995:200).
Joint venture secara umum dapat diartikan sebagai suatu persetujuan antara dua pihak
atau lebih, untuk melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan. Persetujuan yang dimaksud adalah
kesepakatan yang didasari atas suatu perjanjian yang harus tetap berpedoman kepada syarat
sahnya suatu perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
Joint venture adalah kerjasama beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam
jangka waktu tertentu. Biasanya kerjasama berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan
selesai. Perbedaan antara joint venture dengan persekutuan firma (CV) adalah umur joint venture
jauh lebih pendek dari pada umur persekutuan yang biasa.
Anggota joint venture disebut venture / partner / sekutu. Sekutu bisa perseorangan, persekutuan
(firma atau CV), dan bisa pula perseroan terbatas (PT). Pada umumnya, semua sekutu ikut
mengelola jalannya perusahaan. Salah satunya sebagai managing partner atau sekutu pemimpin.

2.2 Ciri-ciri Joint Venture


a. Merupakan perusahaan baru yang didirikan bersama oleh beberapa perusahaan
b. Modal terdiri dari pengetahuan dan modal yang disediakan para pendiri.
c. Joint venture antara perusahaan asing dengan modal nasional harus berbentuk
Perseroan Terbatas.

2.3 Pengaturan Joint Venture :


a. Pasal 23 UU Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
b. PP Nomor 17 Tahun 1992. PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham Perusahaan
Penanaman Modal Asing
c. PP Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam
Rangka Penanaman Modal Asing
d. SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor: 15/SK/1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan Saham dalam Perusahaan
yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal asing.

2.4 Jenis-Jenis Kontrak Joint Venture :


a. Joint Venture domestic
b. Joint Venture internasional
Menurut pasal 8 ayat (1) SK Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 15/SK/1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Pemilikan
Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing, bidang usaha
yang wajib mendirikan perusahaan Joint Venture adalah :
 Pelabuhan
 Produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk umum
 Telekomunikasi
 Pelayanan
 Penerbangan
 Air minum
 Kereta api umum
 Pembengkit tenaga atom
 Mass media

2.5 Manfaat Joint Venture:


Menurut Raaymakers, manfaat dari kontrak Joint Venture :
a. Pembetasan resiko
b. Pembiayaan
c. Menghemat tenaga
d. Rentabilitas
e. Kemungkinan optimasi know-how
f. Kemungkinan pembetasan kongkurensi (saling ketergantungan
2.6 Bentuk dan Substansi Kontrak Joint Venture
Menurut Raaysmaker, unusr-unsur pokok yang perlu termuat dalam kontrak Joint Venture :
a. Uraian tenteng pihak-pihak di dalam kontrak
b. Pertimbangan atau konsiderans
c. Uraian tentang tujuan
d. Waktu
e. Ketentuan-ketantuan perselisihan
f. Organisasi dari kerjasama
g. Pembiayaan
h. Dasar penilaian
i. Hubungan khusu antara partner dan perusahaan Joint Venture
j. Peralihan saham
k. Bentuk hukum dan pilihan hokum
l. Pemasukan oleh partner

2.7 Para Pihak dan Objek dalam Kontrak Joint Venture :


Para pihak yang terkait dalam kontrak ini adalah perusahaan penanaman modal asig (PMA)
dengar warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. Badan hukum Indinesia ini
terdiri dari Bdan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi, perusahaan PMA,
perusahaan PMDN, perusahaan Non-PMA/PMDN.
Objek dari kontrak Joint Venture adalah adanya kerjasama patungan antara perusahaan
penanaman modal asing (PMA) dengan warga Negara Indonesia dan/atau bahan hukum
Indonesia.

2.8 Jangka Waktu Kontrak Joint Venture :


Ditentukan oleh para pihak, yang dituangkan dalam kontrak Joint Venture. Berdasarkan hasil
kajian, angka waktu yang ditentukan adalah selama 20 tahun dan dapat diperpanjang. Dalam PP
Nomor 20 Tahun 1994, penanaman modal asing diberikan izin usaha untuk jagka waktu 30 tahun
terhitung sejak perusahaan berproduksi komersial.
Penyelesaian Sengketa : Hukum yang digunakan dalam kontrak Joint Venture adalah hukum
Indonesia. Sedangkan penyelesaian sengketa yang tidak dapat diselesaikan oleh para pihak,
maka harus tunduk pada ketentuan International Chambers of Commerce (ICC).

2.9 Keuntungan dan Kelemahan Joint Venture :


a. Keuntungan
 Kekuasaan dan hal suara didasarkan pada banyaknya saham yang ditanam oleh masing –
masing Perusahaan Pendiri.
 Perusahan Join Venture tetap memiliki eksistensi dan kebebasan masing – masing.
 Dapat memanfaatkan skala ekonomi dan spesialisasi.
b. Kelemahan
 Tanggung jawab terhadap semua resiko dibagi antar masing-masing patner.
 Resiko rahasia tersebar lebih besar
 Resiko tertipu oleh partner usaha lebih besar
 Hutang peerusahaan menjadi tanggung jawab bersama, dan seluruh harta jadi jaminannya
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Pembagian Laba dalam Perjanjian Joint Venture


Seperti halnya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para anggota. Oleh karana itu,
laba joint venture akan dibagikan kepada para sekutu. Cara (metode) pembagian labanya juga
akan diatur di dalam perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga sama dengan metode
pembagian laba persekutuan, yaitu :
a. Laba dibagi sama,
b. Laba di bagi dengan ratio tertentu,
c. Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu :
 Modal mula-mula
 Modal awal periode
 Modal akhir periode
 Modal rata-rata.
d. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, b
atau c.
e. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a,
b atau c.
f. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi
menurut cara a, b atau c.
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai, timbul masalah akuntansi,
yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi - laba
atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi - laba joint venture yang
belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari pengakuan rugi laba
(pendapatan dan biaya).
Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai ini
menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui dan pencatatannya
akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.
a. Metode Akuntansi Terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka untuk menghitung laba
atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan
rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing
sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
b. Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba /
rugi dapat diketahui dari saldo rekening joint venture, yaitu :
 Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit
 Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.
Seperti yang dijelaskan bahwa joint Venture hanya bisa dihitung laba / ruginya apabila
telah berakhir usaha yang menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal - hal
yang perlu dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah sedikit berbeda dari pembukuan
secara terpisah, yang membedakan adalah hak - hak para anggota di dalam joint venture dapat
ditentukan pada setiap saat yang menyangkut aktivitas joint venture.
Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komutatif semua rekening yang
mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang mempunyai saldo kredit
dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan.
Rekening - rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture (termasuk
biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening -rekening yang mempunyai saldo kredit adalah
rekening yang menunjukkan kewajiban - kewajiban joint venture kepada pihak ketiga dan hak -
hak anggota di dalam joint venture.

3.2 Faktor yang Menyebabkan Perusahaan Melakukan Joint Venture


a. Faktor Internal :
 Membangun kekuatan perusahaan
 Menyebarkan biaya dan resiko
 Menambah akses ke sumber daya keuangan
 Ekonomi skala dan keuntungan kekuatan
 Akses ke teknologi danpelanggan baru
 Akses ke praktek manajer inovatif
b. Tujuan Persaingan
 Mempengaruhi evolusi struktural industry
 Kompetisi sebelum selesai
 Penciptaan unit kompetisi yang kuat
 Kecepatan Pasar
c. Tujuan Strategi
 Sinergi
 Transfer teknologi / kecakapan
 Diversifikasi

3.3 Perkembangan Perusahaan Setelah Melakukan Joint Venture


Pada saat krisis moneter 1998, bisnis Grup Salim (PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk) jatuh. Anthoni, pimpinan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga harus menyerahkan
sekitar 108 perusahaan kepada pemerintah guna membayar utang Rp52,7 triliun.Namun, mesin
uang “Indofood” tidak termasuk yang diserahkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN).
PT. Nestle Indofood Citarasa Indonesia (NICI) didirikan pada tanggal 31 Maret 2005,
dan mulai beroperasi pada tanggal 1 April 2005. Pada mulanya PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk (INDOFOOD) dan Nestlé S.A. (NESTLÉ), Switzerland mendirikan usaha yang bergerak di
bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia dan juga
untuk penjualan ekspor. Adapun nama perusahaan patungan baru tersebut adalah “PT NESTLÉ
INDOFOOD CITARASA INDONESIA”, dengan kepemilikan saham oleh INDOFOOD dan
NESTLÉ, masing-masing sebesar 50%.
Bangkrutnya produk indofood disebabkan oleh krisis moneter. Sehingga indofood
kemudian menjalin kerjasama dengan produk nestle. Dalam kerjasama antara indofood dengan
nestle sudah diatur kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu
pihak indofood dan pihak dari nestle. Seiring perkembangan waktu perusahaan indofood yang
sudah melakukan kerjasama joint venture dengan nestle mulai bangkit dan perlahan mulai
menguasai pasaran di Indonesia. PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah bertransformasi
menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup
seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku
hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. Dua perusahaan papan
atas yakni PT. indofood sukses makmur tbk (indofood) dan nestle s.a (nestle), switzerland, yang
telah membentuk perusahaan patungan joint venture, akan menciptakan peluang memperbesar
pangsa pasar. Sebab, dua perusahaan besar ini akan saling memanfaatkan dan mengembangkan
kekuatan yang dimiliki.
Setelah bergabungnya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) dan Nestle S.A
(Nestle) produknya semakin laku di pasaran. Mereka semakin membuka produk produk baru
yaitu divisi makanan ringan (snack) dengan produk chitato, chiki, jetz, qtela, cheetos, lays dan
trenz. Divisi mie instan (noodles) dengan produk indomie, supermi, sarimi, sakura, pop mie, pop
bihun. Divisi susu (dairy) dengan produk indomilk, cap enaak, tiga sapi, kremer, crima, nice
yogurt, orchid butter, indoeskrim. Divisi penyedap makanan (seasoning) dengan produk bumbu
racik, freiss, sambal indofood, kecap indofood, maggi, piring lombok, bumbu instant indofood.
Divisi nutrisi dan susu formula (nutrition) dengan produk promina dan sun.
Pertumbuhan ekonomi domestik dan berbagai potensinya menciptakan situasi yang
penuh peluang sekaligus menantang. Di tengah situasi pasar yang penuh tantangan, Indofood
kembali berhasil meraih kinerja memuaskan. Dalam beberapa dekade ini, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan
kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari
produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para
pedagang eceran. Kini Indofoods Distribusi Group memiliki jaringan paling luas di Indonesia,
menembus ke hampir setiap sudut nusantara. Selain produk-produk Indofood sendiri, indofood
juga mendistribusikan produk-produk ke pihak ketiga. Stock poin berlokasi di daerah-daerah
dengan kepadatan tinggi gerai ritel, termasuk pasar tradisional, memungkinkan masing-masing
titik saham untuk melayani wilayah geografis dekat ditetapkan dalam waktu sesingkat mungkin.
Dengan total tenaga kerja sekitar 62 ribu, Indofood percaya bahwa karyawan adalah salah
satu kelompok paling penting dari stakeholder dan unsur penting dalam keberhasilan. Tak heran,
produknya bisa dinikmati hingga Australia, Asia, dan Eropa.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Joint Venture atau usaha patungan merupakan persetujuan diantara dua pihak atau lebih
untuk melakukan kerjasama di dalam suatu proyek, seringkali suatu joint venture dilakukan
apabila perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang saling melengkapi ingin menciptakan
barang atau jasa yang akan saling memperkuat posisi masing-masing perusahaan. Kepemilikan
atas investasi dalam joint venture dapat dilakukan secara bervariasi. Pada umumnya kepemilikan
mayoritas ada pada pihak asing, dan kepemilikan minoritas ada di tangan pihak nasional.
Kepemilikan dapat juga ditentukan seimbang, dapat pula 100% pemilikan dipegang oleh salah
satu partner, sedangkan partner yang lain mempunyai hak opsi untuk mendapatkan sebagian atau
keseluruhan saham.
Menurut Raaymakers, manfaat dari kontrak Joint Venture:
a. Pembetasan resiko
b. Pembiayaan
c. Menghemat tenaga
d. Rentabilitas
e. Kemungkinan optimasi know-how
f. Kemungkinan pembetasan kongkurensi (saling ketergantungan)
Banyak manfaat yang terkait dengan Joint Ventures International adalah bahwa mereka
menyediakan perusahaan dengan kesempatan untuk mendapatkan kapasitas yang baru dan
keahlian mereka dan memungkinkan perusahaan untuk masuk ke bisnis terkait atau pasar
geografis baru atau mendapatkan pengetahuan teknologi baru. Selain itu, Joint Ventures
International yang dalam banyak kasus memiliki jangka hidup yang pendek, yang
memungkinkan perusahaan untuk membuat komitmen jangka pendek daripada komitmen jangka
panjang.Melalui Joint Ventures International, perusahaan diberikan kesempatan untuk
meningkatkan margin keuntungan, mempercepat pertumbuhan pendapatan mereka,
menghasilkan produk baru, memperluas ke pasar domestik baru, mendapatkan dukungan
keuangan, dan ilmuwan saham atau profesional lain yang memiliki kemampuan unik yang akan
menguntungkan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

www.academia.edu/9974689/Joint_Venture
http://goodaymo.blogspot.co.id/2012/10/joint-venture.html
https://bintankkuleo.wordpress.com/2013/11/22/ciri-ciri-keuntungan-dan-kerugian-bentuk-
kerjasama-bisnis/
http://indrii.esy.es/berita/joint-venture/
http://www.academia.edu/13823587/JOIN_VENTURE
http://goodaymo.blogspot.co.id/2012/10/joint-venture.html
http://yaeldaa.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-joint-venture-dan.html
https://fumarolla.wordpress.com/2009/11/22/join-venture-di-indonesia/
http://imutimutbrondong.blogspot.co.id/2012/09/struktur-organisasi-join-venture.html
http://ndarucahya.blogspot.co.id/2015/01/makalah-joint-venture-sony-ericsson.html

Anda mungkin juga menyukai