Anda di halaman 1dari 13

PENGOLAHAN LIMBAH CAT DI PT.

SUMATRA INDUSTRI CAT

KELOMPOK 6

Lini Oktaviyani Cania 20180301173


Noerkhalisha Zealaikha F 20180301118
Ario Rukmantoro 20170301282
Rizqhie Amalia 20170301283
Veranica Tiarnidar 20170301281

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
BEKASI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat
digunakan kembali, apabila limbah ini terlalu banyak di lingkungan maka akan
berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari
masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber yaitu limbah yang
bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari non-
domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian). Bahan-bahan yang termasuk
dari limbah harus memiliki karakteristik di antaranya adalah mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif
dan lain-lain. Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus
meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.
Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap
sumber daya air, antara lain menurunkan kualitas air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan
perlindungan sumber daya air secara seksama.
Dimulai dengan makin maraknya industri besar yang berdiri diantaranya
adalah industri cat. Tentu setiap industri menghasilkan limbah sebagai hasil
sampingan proses industri. Diantara limbah industri cat adalah logam berat yang
mencemari lingkungan, sebagian besar disebarkan melalui jalur air. Proses ini
akan lebih cepat bila memasuki tubuh manusia melalui rantai makanan. Apabila
suatu logam terakumulasi pada jaringan hewan dan tumbuhan yang kemudian
dikonsumsi manusia tentunya manusia sebagai rantai makanan tertinggi pada
piramida makanan, maka dalam tubuhnya akan terakumulasi logam berat
tersebut dan ini akan berpengaruh terhadap kesehatan. Belum lagi jika ditambah
dengan limbah berbahaya lain baik berupa limbah gas, cair dan padat tentunya
akan banyak pula dampak yang dihasilkannya. sehingga perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah hasil industri cat. Dari apa yang diuraikan diatas
maka penulis memaparkan hal-hal yang berhubungan dengan industri cat dan
dampaknya terhadap lingkungan serta bagaimana penanganan dari limbah yang
dihasilkan oleh industri cat tersebut.
Di indonesia terdapat sekitar 65 pabrik cat berskala besar dan menengah
dan sekitar 100 pabrik berskala kecil. Tiga pabrik terbesar mendominasi sekitar
50% pasar negeri dan pabrik terbesar didominasi sekitar 25%-nya. Beberapa
pabrik hanya memproduksi cat lateks dan pabriks berskala besar memproduksi
kedu tipe cat yaitu cat latek (water based cat) dan cat solvent based.
Salah satunya perusahaan cat yang bergerak pada pengolahan cat yaitu
PT Sumatra Industri Cat. Perusahaan ini dibangun pada bulan juni tahun 1956,
didaerah Padang Bulan, Medan. Untuk itu penulis akan membahas mengenai
industri cat di PT Sumatra Industri Cat dari pembuatan hingga pengolahan
limbah yang dihasilkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sejarah dan pengertian cat ?
2. Apa saja bahan penyusun cat ?
3. Apa saja jenis-jenis cat ?
4. Bagaimana cara membuat cat ?
5. Apa saja pencemaran yang timbul akibat dari industri cat?
6. Bagaimana penanganan limbah industri cat?
7. Bagaimana teknologi pengolahan limbah cat?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui sejarah pengertian cat
2. Mengetahui apa saja bahan penyusun cat.
3. Mengetahui jenis-jenis cat.
4. Mengetahu cara membuat cat.
5. Mengetahui pencemaran yang ditimbulkan oleh industri cat.
6. Mengetahui cara penanganan limbah industri cat.
7. Mengetahui teknologi pengolahan limbah cat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. BAHAN PENYUSUN CAT


1. Resin Atau Binder
Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat. Resin
berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan
keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film).
Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang
(atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental.
Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose,
Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone,
Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dan lain-lain.
2. Pigment Dan Extender (Filler)
Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Dyestuff bersifat larut
dalam solvent, sedang pigment tidak. Pigment merupakan padatan halus
(bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat dengan beberapa fungsi berikut:
Beberapa fungsi pigment :
a. Optis Memberi karakter khas pada penampakan cat tersebut,
seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya
b. Protective Memberi nilai tambah pada karakter kekutan cat
tersebut, seperti: kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api,
dan lain-lain
c. Reinforcing Meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan,
kelenturan, daya tahan terhadap abrasi, dan lain-lain
Secara umum pigment terbagi dalam dua kategori besar berikut:
a. Pigment Organik Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa
organic (karbon)
b. Pigment Anorganik Terbentuk dari mineral-mineral atau
garam-garaman logam yang terbentuk secara alami (bahan galian)
ataupun dari hasil reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true
pigment (atau disebut sebagai pigment saja) dan extender atau
filler.
Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk
menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan
untuk memberbaiki sifat cat. Extender umumnya mempunyai refractive
index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment.
3. Solvent
Seperti sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya bahwa
masing-masing komponen penyusun cat mempunyai fungsi dan peran
yang berbeda-beda. Resin membentuk film dan memberi kontribusi
terhadap karakter film yang terbentuk, sedang pigment disamping
memberi warna juga berfungsi menambah kekuatan mekanis film.
Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian
rupa sehingga campuran mempunyai kekentalan yang pas untuk
diproses: diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain. Dengan penambahan
solvent yang tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin
atau campuran pada suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat
untuk masing-masing proses.
Cat merupakan sebuah sistem campuran yang kompleks, ada
padatan (solute) yang terlarut atau terdispersi dalam pelarut cair
(solvent), ada juga cairan (solvent active) yang terlarut dalam cairan lain
(diluent). Jadi definisi solvent adalah cairan (biasanya mudah menguap)
yang berperan melarutkan atau mendispersi komponen-komponen
pembentuk film (resin, pigment dan/atau additive) yang akan menguap
terbuang ke lingkungan selama proses pengeringan. Membicarakan
solvent tidak bisa lepas dari thinner, karena keduanya saling berkaitan
satu dengan yang lain.
Thinner adalah campuran beberapa solvent yang dipakai untuk
melarutkan resin di dalam cat atau mengencerkan cat selama
penggunaan. Di dalam prakteknya resin atau cat dilarutkan oleh tidak
hanya satu jenis solvent , tetapi oleh beberapa macam kategori solvent.
Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik
fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah
sebagai berikut:
a. Hidrokarbon sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari
solvent-solvent dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi
struktur dasarnya. Solvent- solvent golongan hidrokarbon hampir
seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak bumi yang
merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan (bukan
senyawa murni), sehingga titik didihnya berupa range dari
minimum sampai maksimum, bukan merupakan titik didih tunggal.
b. Oksigenated Solvent atau solvent dengan atom oksigen adalah
solvent-solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen.
Termasuk dalam kategori ini adalah golongan ester, ether, ketone
dan alkohol. Faktor penting bagaimana solvent menjalankan
fungsinga didalam cat adalah kemampuannya untuk melarutkan
resin, kemudian membentuk larutan yang stabil dan homogen.
4. Additive
Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta
muncul begitu saja, merupakan suatu proses panjang dari beberapa
percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama proses pembuatan,
penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara menyeluruh,
kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk diatasi
dengan variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga akhirnya
muncul nama jenis dan takaran additive tertentu yang pas untuk
campuran cat tersebut.
Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa
yang dipakai (solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana
pemakaiannya dan bagaimana mekanisme pengeringannya. Setiap
supplier additive biasanya memberi informasi yang jelas tentang apa dan
bagaimana additive harus digunakan.
B. BAHAN BAKU PRODUKSI
Bahan baku uatam yang digunakan dalam prose pembuatan cat adalah resin,
pigem dan ekstender.
1. Resin : alkid, aklirik, vinil, dll
2. Pelarut : aromaik, alifatik, ketone, alkohol, dll
3. Pigmen : TiO2 yaitu organik dan anorganik
4. Ektender : kalsium karbonat, kapur, tanah liat, dll
5. Bahan pembantu : minyak goreng, plasticizer, dll
C. PROSES PEMBUATAN CAT
Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding,
let-down, filtering, color mathcing, dan packaging. Pre-mixing yaitu proses
pencampuran awal dimana bagian padat dari cat seperti pigmen atau
extender/filler didispersikan ke pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai
seperti dipersing agen dan wetting agent.

1. Proses Pembuatan Cat Solvent-Based


Bahan baku resin, pigmen kering dan ekstender digiling dan diaduk
dengan kecepatan tinggi pada tangki pengaduk atau pencampur. Selama
proses ini berlangsung, bahan pelarut dan plasticizer dimasukan kedalam
tangki penggilingan dan pengadukan lanjut untuk tahap proses
pendispersian bahan yang telah dicampur.
Selanjutnya dilakukan tahap stabilisasi dalam tangki pengaduk dengan
penambahan zat pewarna dan tinner (cairan yang mudah menguap). proses
selanjutnya tahap stabilisasi dengan penambahan bahan resin untuk
menghasilkan kualitas cat yang diinginkan, kemudian hasilnya dimasukan
dalam proses penyaringan. Produk dari hasil proses penyaringan kemudian
memasuki proses pengalengan cat, penyegelan dan pengemasan produk
akhir.
2. Proses Pembuatan Cat Water-Based
Bahan baku air, ammonia, dispersan, pigmen dan ekstender digiling dan
diaduk dalam tangki pengaduk/ pencampur. Selama proses ini berlangsung,
bahan pigmen kering dan ekstender pigemn dimasukkan kedalam tangki
pencampur. Proses ini disebut tahap pra-pencampuran. Kemudian hasil dari
proses pra-pencampuran dimasukan lagi ke tangki penggilingdan
pengadukan lanjut tahap proses dispersi bahan yang telah dicampur dengan
penambahan bahan penolong seprti resin, plasticizer, bahan pengawet,
antifoaming (gelembung), bahan pengemulsi polivinil asetat (PVA) dan air
sebagai tinner.
Proses selanjutnya adalah tahap stabilisasi dalam tangki
pencampuran untuk menghasilkan kualitas cat yang diinginkan. Kemudian
hasilnya dimasukan dalam proses penyaringan. Hasil proses penyaringan
kemudian memasuki proses pengalengan cat, penyegelan dan pengemasan.

D. SUMBER DAN JENIS AIR LIMBAH YANG DIHASILKAN DARI


PRODUKSI CAT
1. Limbah Padat
a. Kemasan bekas
Limbah ini dihasilkan dari bekass kemasaan bahan baku/penolong
berupa kantong/sak atau karung dari kertas dan plastik. Penanganan
limbah ini dilakukan dengan pengumpulan setiap hari kerja dan
ditempatkan di TPS pabrik lalu diangkut/ dibeli oleh perusahaan daur
ulang kemasan.
b. Lumpur / Sludge
Limbah ini dihasilkan dari proses pengolahan air limbah di IPAL
pabrik. Limbah ini bersifat B3 (bahan beracun dan berbahaya)
sehingga penanggulangannya sangat hati-hati mulai dari pengumpulan,
pengeringan sampai pada pembuatannya menjadi flintkote sebagai
produksi sampingan. Flintkote ini biasanya digunakan sebagai pelapis
anti karat pada logam seperti bangunan maupun pada mobil.
c. Sampah Domestik
Limbah dan sampah domestik lainnya dihasilkan dari kegiatan
kantor dan pabrik. Limbah ini berupa kertas, dedauanan dan lainnya
dihasilkan dari kegiatan kantor dan pabrik. Pengumpulan dilakukan
setiap hari kerja di TPS pabrik dan diangkut oleh Dinas Kebersihan
daerah ke TPA.
2. Limbah Cair
Sumber utama limbah cair berasal dari pencucian, pembilasan dan
pembersihan tangki serta peralatan proses produksi cat, yaitu:
1) Air pencucian
2) Ceceran dari proses produksi
3) Laboratorium dan bak-bak pencucian
4) Air pendingin dan boiler (blow down)
5) Pencucian alat-alat transportasi bahan-bahan baku dan penolong
pembuatan cat
6) Peralatan pengendalian pencemaran udara yang menggunakan air
seperti wet-scrubber dan alat lainnya.
Limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan dari pencucian
peralatan pemroses serta pencucian dan pembersihan lantai. Pada beberapa
pabrik cat, pencucian tangki dan peralatan menggunakan larutan kostik
panas. Limbah cair dari pencucian ini kemudian ditampung dalam tangki
atau drum penampung untuk pembuatan cat solvent based, sedangkan
untuk pembuatan cat water-based , limbah cair dari pencucian tangki
menu!u ke unit pengolahan limbah cair.
Limbah cair dari pencucian peralatan pemroses cat solvent-based dapat
dimanfaatkan lagi dengan menggunakan unit perolehan kembali pelarut
supaya pelarut yang digunakan dapat diperoleh kembali. Faktor pen!agaan
kebersihan di pabrik atau proses produksi dapat mencerminkan pengelolaan
limbah cair yang dilaksanakan, karena Faktor ini dapat meminimumkan
!umlah dan karakter limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan produksi.
3. Sumber limbah lainnya adalah pencemaran udara dan pembuatan resin yang
menggunakan air dalam proses pembuatannya pada beberapa pabrik
berskala besar.
E. KARAKTERISTIK AIR LIMBAH PADA PROSES PEMBUATAN CAT
Karakteristik limbah cair dari pembuatan cat adalah BOD, COD, TSS, pH,
NH3N, klorida, sulfet, sulfida, nitrogen sebagai N, fosfor, minyak dan lemak.
Logam berat seperti merkuri (Hg), timbal (PB), cadmium (Cd), Kromoium, seng
(Zn), dan titanium (Ti) serta parameter lainnya, bergantung pada jenis bahan
baku penolong yang digunakan. Limbah industri cat dapat dikategorikan menjadi
:
1. Sisa kantong bahan baku (container)
2. Debu pigmen
3. Off-specification paint
4. Filter catridges
5. Limbah cair dari pencucian peralatan
6. Emisi udara (VOC)
F. STANDAR BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI CAT
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemaran yang
ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas
kedalam media air dari suatu unit usaha atau kegiatan.
Kunci masalah lingkungan yang berhubungan dengan industri cat adalah
penanganan terhadap limbah yang dihasilkan akibat proses produksi cat.
Penanganan limbah tersebut mengacu pada Baku Muu Limbah yang
diperbolehkan dalam industri tersebut.
Baku Mutu air liimbah industri cat menurut Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah
adalah sebagai berikut :
Catatan :
1. Catatan berbahan dasar solven tidak boleh dibuang ke perairan umum.
Semua limbah cair yang dihasilkan harus ditampung atau dioleah kembali
dan tidak boleh dibuang diperairan umum.
2. Kadar paling tinggi untuk setiap parameter pada tabel diatas dinyatakan
dalam miligram parameter per liter air limbah.
3. Baban pencemaran paling tinggi untuk setiap parameter pada tabel diatas
dinyatakan dalam gram parameter per m3 produk cat.
G. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
H. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
BAB III
KESIMPULAN

Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia yang merupakan suatu usaha
pengolahan materal-material atau bahan baku sehingga menghasilkan produk cat yang
dapat digunakan utnuk melindungu dan memberikan warna pada suatu objek atau
permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Bahan baku utama yang
digunakan dalam proses pembuatan cat adalah resin, pelarut, pigmen dan ekstender.
Jenis limbah yang dihasilkan dari produksi air limbah adalah limbah pada
(kemasan bekas, lumpur/sludge, dan sampah domestik), limbah cair ( sumber utama
limbah cair berasal dari pencucian, pembilasan, dan pembersihan tangki peralatan
proses produksi cat), dan sumber limbah lainnya adalah pencemaran udara dan
pembuatan resin yang menggunakan air dalam proses pembuatannya pada beberapa
pabrik berskala besar.
DAFTAR PUSTAKA

Uckett, Holly. 2016. Industri Cat. https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai