Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang
memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi.Setiap bangsa dan negara ingin
berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup
berbangsa dan bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia.Negara yang ingin
berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh dan kuat pula.
Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang serba modern ini,
makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit dilupakan
oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan tekhnologi
yang sangat canggih.
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya Pancasila yang telah
diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak
ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam
masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah.Bagi bangsa
Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara
Indonesia.Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan dalam pergaulan
hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermatabat dan
berbudaya tinggi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila dan Dasar Negara?
2. Apa peran Pancasila sebagai Dasar Negara?
3. Apa saja rumusan Pancasila?
4. Apa saja nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara?
5. Apa saja kelebihan Pancasila sebagai Dasar Negara?
6. Bagaimana perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara?
7. Apa saja makna revitalisasi Pancasila sebagai Dasar Negara?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti Pancasila dan Dasar Negara
2. Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai Dasar Negara
3. Untuk mengetahui rumusan Pancasila
4. Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara
5. Untuk mengetahui kelebihan Pancasila sebagai Dasar Negara
6. Untuk mengetahui perkembangan Pancasila sebagai Dasar Negara
7. Untuk mengetahui makna revitalisasi Pancasila sebagai Dasar Negara

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dariSanskerta : panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas.Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
B. Pengertian Dasar Negara
Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara.Setiap negara harus
mempunyai landasan dalam melaksanakan kehidupan bernegaranya.Dasar negara
bagi suatu negara merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan
negara.
Dasar negara bagi suatu negara merupakan sesuatu yang amat penting.Negara
tanpa dasar negara berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara, maka akibatnya negara tersebut tidak
memiliki arah dan tujuan yang jelas, sehingga memudahkan munculnya
kekacauan.
Dasar negara sebagai pedoman hidup bernegara mencakup cita-cita negara,
tujuan negara, norma bernegara.
C. Pancasila sebagai Dasar Negara
Apa jadinya bangunan yang berdiri tanpa dasar atau fondasi? Tentu bangunan
itu akan mudah runtuh, bukan? Sebuah bangunan tanpa dasar pasti mudah
runtuh.Oleh karena itu, sebuah bangunan memerlukan dasar atau
fondasi.Bangunan yang kokoh tentunya berdiri di atas dasar yang kokoh dan kuat.

3
Seperti bangunan, setiap negara memerlukan dasar negara agar tetap tegak
berdiri.Bagi sebuah negara, dasar negara menjadi landasan pokok dalam
penyelenggaraan pemerintahan.Dengan demikian, penyelenggaraan pemerintahan
dapat terarah dan teratur.Kegiatan bernegara harus memiliki landasan yang
kuat.Hal ini penting terutama bagi sebuah negara baru.Oleh karena itu, dasar
negara dirumuskan sebelum sebuah negara didirikan.
Pancasila sebagai dasar negara berfungsi penting dalam kehidupan
bernegara.Pancasila menjadi penentu arah dan cita-cita luhur bangsa
Indonesia.Pancasila juga menjadi tuntunan untuk menjalankan kehidupan
bernegara.Segenap warga Indonesia harus menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Bila semua dapat melakukannya maka cita-cita luhur bangsa Indonesia akan
terwujud. Cita-cita luhur yang dimaksud yaitu masyarakat adil dan makmur.
D. Berbagai rumusan pancasila
1. Rumusan 1 (Mr. Moh. Yamin, secara lisan 29 Mei 1945)
a) Peri Kebangsaan.
b) Peri Kemanusiaan.
c) Peri Ketuhanan.
d) Peri Kerakyatan.
e) Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).
2. Rumusan 2 (Mr. Moh. Yamin, secara tertulis 29 Mei 1945)
a) Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Kebangsaan persatuan Indonesia.
c) Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Rumusan 3 (Dr. Supomo, 31 Mei 1945)
a) Persatuan.
b) Kekeluargaan.
c) Keseimbangan Lahir dan Batin.
d) Musyawarah.

4
e) Keadilan Sosial.
4. Rumusan 4 (Ir. Soekarno, 1 Juni 1945)
a) Kebangsaan Indonesia.
b) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan.
c) Mufakat atau Demokrasi.
d) Kesejahteraan Sosial.
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Rumusan 5 (Panitia 9/Piagam Jakarta, 22 Juni 1945)
a) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusuawaratan/perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Rumusan 6 (Pembukaan UUD 1945, 18 Agustus 1945)
a) Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

E. Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Negara


Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah laku dan
setiap pengambilan keputusan para penyelenggara negara dan pelaksana
pemerintahan harus selalu berpedoman pada Pancasila, dan tetap memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur serta memegang teguh cita-cita moral bangsa.
Pancasila sebagai sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang
memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa dengan
Pancasila bangsa Indonesia menolak segala bentuk penindasan, penjajahan dari

5
satu bangsa terhadap bangsa yang lain. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk
kekerasan dari manusia satu terhadap manusia lainnya, dikarenakan Pancasila
sebagai sumber nilai merupakan cita-cita moral luhur yang meliputi suasana
kejiwaan dan watak dari bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber acuan dalam menyusun etika kehidupan
berbangsa bagi seluruh rakyat Indonesia, maka Pancasila juga sebagai paradigma
pembangunan, maksudnya sebagai kerangka pikir, sumber nilai, orientasi dasar,
sumber asas serta arahdan tujuan dari suatu perkembangan perubahan serta proses
dalam suatu bidang tertentu. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
mempunyai arti bahwa Pancasila sebagai sumber nilai, sebagai dasar, arah dan
tujuan dari proses pembangunan. Untuk itu segala aspek dalam pembangunan
nasional harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila dengan
mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten
berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia.
Pancasila mengarahkan pembangunan agar selalu dilaksanakan demi
kesejahteraan umat manusia dengan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa dan
keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia.Pembangunan
disegala bidang selalu mendasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Di bidang Politik misalnya, Pancasila menjadi landasan bagi pembangunan
politik, dan dalam prakteknya menghindarkan praktek-praktek politik tak
bermoral dan tak bermartabat sebagai bangsa yang memiliki cita-cita moral dan
budi pekerti yang luhur.Segala tindakan sewenang-wenang penguasa terhadap
rakyat, penyalahgunaan kekuasaan dan pengambilan kebijaksanaan yang
diskriminatif dari penguasa untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya
merupakan praktek-praktek politik yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Demikian juga sikap-sikap saling menghujat, menghalalkan segala cara dengan
mengadu domba rakyat, memfitnah, menghasut dan memprovokasi rakyat untuk
melakukan tindakan anarkhis demi kepuasan diri merupakan tindakan dari bangsa
yang rendah martabat kemanusiaannya yang tidak mencerminkan jati diri bangsa
Indonesia yang berPancasila.

6
Di bidang Hukum demikian halnya.Pancasila sebagai paradigma
pembangunan hukum ditunjukkan dalam setiap perumusan peraturan perundang-
undangan nasional yang harus selalu memperhatikan dan menampung aspirasi
rakyat.Hukum atau peraturan perundang-undangan yang dibentuk haruslah
merupakan cerminan nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan.Nilai-nilai
Pancasila menjadi landasan dalam pembentukan hukum yang aspiratif. Pancasila
menjadi sumber nilai dan sumber norma bagi pembangunan hukum. Dalam
pembaharuan hukum, Pancasila sebagai cita-cita hukum yang berkedudukan
sebagai peraturan yang paling mendasar (Staatsfundamentalnorm) di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.Pancasila menjadi sumber dari tertib hukum di
Indonesia.Pancasila menentukan isi dan bentuk peraturan perundang-undangan di
Indonesia yang tersusun secara hierarkhis.Pancasila sebagai sumber hukum dasar
nasional. Sebagai sumber hukum dasar, Pancasila juga mewarnai penegakan
hukum di Indonesia, dalam arti Pancasila menjadi acuan dalam etika penegakan
hukum yang berkeadilan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa
tertib sosial, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujudkan
dengan ketaatan terhadap hukum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada
keadilan. Dengan demikian perlu diwujudkan suatu penegakan hukum secara adil,
perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga negara di
hadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan hukum dengan cara yang salah
sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.
F. Kelebihan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi
nasional.Ia adalah cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk
mencapai cita-citanya, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah
ideologi kebangsaan karena ia digali dan dirumuskan untuk kepentingan
membangun negara bangsa Indonesia. Pancasila yang memberi pedoman dan
pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan di kalangan warga bangsa dan
membangun pertalian batin antara warga negara dengan tanah airnya.

7
G. Perkembangan Pancasila Sebagai Dasar Negara
Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia di kemudian hari melalui
pembentukan BPUPKI dan PPKI.Generasi Soekarno-Hatta menunjukan
ketajaman intelektual dengan merumuskan gagasan vital seperti yang tercantum di
Pembukaan UUD 1045 dimana Pancasila ditegaskan sebagai kesatuan integral dan
integratif.Prof. Notonagoro sampai menyatakan Pembukaan UUD 1945 adalah
dokomen kemanusiaan terbesar setelah American DeclaratiomofIndependence
(1776).
Isi Pembukaan UUD 1945 adalah nilai-nilai luhur yang universal sehingga
Pancasila di dalamnya merupakan dasar yang kekal dan abadi bagi kehidupan
bangsa.Gagasan vital yang menjadi isi Pancasila sebagai dasar negara merupakan
jawaban kepribadian bangsa sehingga dalam kualitas awalnya Pancasila
merupakan dasar negara, tetapi dalam perkembngannya menjadi ideologi dari
berbagai kegiatan yang berimplikasi positif atau negatif.Pancasila bertolak
belakang dengan kapitalisme ataupun komunisme.Pancasila justru merombak
realitas keterbelakangan yang diwariskan Belanda dan Jepang untuk mewujudkan
masyarakat adil dan makmur.
Pancasila sudah berkembang menjadi berbagai tahap semenjak ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu :
1. Tahun 1945-1948 merupakan tahap politis.
Orientasi Pancasila diarahkan pada nationandcharacterbuilding.Semangat
perstuan dikobarkan demi keselamatan NKRI terutama untuk menanggulangi
ancaman dalam negeri dan luar negeri.Di dalam tahap dengan atmosfer politis
dominan, perlu upaya memugar Pancasila sebagai dasar negara secara ilmiah
filsafati. Pancasila mampu dijadikan pangkal sudut pandangan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan yang dalam karya-karyanya ditunjukkan segi
ontologik, epismologik dan aksiologiknya sebagai raisond’etre bagi Pancasila
(Notonagoro, 1950)
2. Tahun 1969-1994 merupakan tahap pembangunan ekonomi sebagai upaya
mengisi kemerdekaan melalui Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I).

8
Orientasinya diarahkan pada ekonomi, tetapi cenderung ekonomi menjadi
“ideologi”
Secara politis pada tahap ini bahaya yang dihadapi tidak sekedar bahaya latent
sisa G 30S/PKI, tetapi efek PJP 1 yang menimbulkan ketidakmerataan
pembangunan dan sikap konsumerisme.Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial
yang mengancam pada disintegrasi bangsa.Distorsi di berbagai bidang kehidupan
perlu diantisipasi dengan tepat tanpa perlu mengorbankan persatuan dan kesatuan
nasional.Tantangan memang trerarahkan oleh Orde Baru, sejauh mana
pelakasanaan “Pancasila secara murni dan konsekuen” harus ditunjukkan.
Komunisme telah runtuh karena adanya krisis ekonomi negara “ibu” yaitu Uni
Sovyet dan ditumpasnya harkat dan martabatmanusia beserta hak-hak asasinya
sehingga perlahan komunisme membunuh dirinya sendiri.Negara-negara satelit
mulai memisahkan diri untuk mencoba paham demokrasi yang baru.Namun,
kapitalisme yang dimotori Amerika Serikat semakin meluas seolah menjadi
penguasa tunggal.Oleh karena itu, Pancasila sebagai dasar negara tidak hanya
sekedar dihantui oleh bahaya subversinya komunis, melainkan juga harus
berhadapan dengan gelombang aneksasinya kapitalisme.
3. Tahun 1995-2020 merupakan tahap “repostioning” Pancasila. Dunia kini sedang
dihadapkan pada gelombang perubahan yang cepat sebagai implikasi arus
globalisasi.
Globalisasi sebagai suatu proses pada hakikatnya telah berlangsung jauh
sebelum abad ke-20 sekarang, yaitu secara bertahap, berawal “embrionial” di abad
15 ditandai dengan munculnya negara-negara kebangsaan, munculnya gagasan
kebebasan individu yang dipacu jiwa renaissance dan aufklarung.
Hakikat globalisasi sebagai suatu kenyataan subyektif menunjukkan suatu
proses dalam kesadran manusia yang melihat dirinya sebagai partisipan dalam
masyarakat dunia yang semakin menyatu, sedangkana kenyataan obyektif
globlaisasi merupakan proses menyempitnya ruang dan waktu, “menciutnya”
dunia yang berkembang dalam kondisi penuh paradoks. Menghadapi arus
globalisasi yang semakin pesat, keurgensian Pancasila sebagai dasar negara
semakin dibutuhkan.Pancasila dengan sifat keterbukaanya melalui tafsir-tafsir

9
baru kita jadikan pengawal dan pemandu kita dalam menghadapi situasi yang
serba tidak pasti.
H. Makna Revitalisasi Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Nilai-nilai luhur yang telah dipupuk sejak pergerakan nasional kini telah
tersapu oleh kekuasaan Orde Lama dan Orde Baru. Orde Lama mengembangkan
Pancasila sebagai dasar negara tidak sebagai sesuatu substantif, melainkan di-
instumentalisasi-kan sebagai alat politik semata. Demikian pula di Orde Baru
yang “berideologikan ekonomi”, Pancasila dijadikan asas tunggal yang
dimanipulasikan untuk KKN dan kroni-isme dengan mengatasnamakan sebagai
Mandatoris MPR.Kini terjadi krisis politik dan ekonomi karena pembangunan
menghadapi jalan buntu.Krisis moral budaya juga timbul sebagai implikasi
adanya krisis ekonomi.Masyarakat telah kehilangan orientasi nilai dan arena
kehidupan menjadi hambar, kejam, gersang dalam kemiskinan budaya dan
kekeringan piritual.Pancasila malah diplesetkan menjadi suatu satire, ejekan dan
sindiran dalam kehidupan yang penuh paradoks.
Pembukaan UUD 1945 dengan nilai-nilai luhurnya menjadi suatu kesatuan
integral-integratif dengan Pancasila sebagai dasar negara. Jika itu diletakkan
kembali, maka kita akan menemukan landasan berpijak yang sama,
menyelamatkan persatuan dan kesatuan nasional yang kini sedang mengalami
disintegrasi. Revitalisasi Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna
bahwa Pancasila harus diletakkan utuh dengan pembukaan, di-eksplorasi-kan
dimensi-dimensi yang melekat padanya, yaitu :
Realitasnya: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dikonkretisasikan sebagai kondisi cerminan kondisi obyektif yang tumbuh dan
berkembang dlam masyarakat, suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein
imsollen dan sollenim sein. Idealitasnya: dalam arti bahwa idealisme yang
terkandung di dalamnya bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan
diobjektivasikan sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme
para warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari
esok lebih baik.

10
Fleksibilitasnya: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah
selesai dan mandeg dalam kebekuan oqmatis dan normatif, melainkan terbuka
bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang.
Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap
aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan
bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat “Bhinneka tunggal Ika”
Revitalisasi Pancasila Pancasila sebagai dasar negara harus diarahkan pada
pembinaan moral, sehingga moralitas Pancasila dapat dijadikan sebagai dasar dan
arah dalam upaya mengatasi krisis dan disintegrasi.Moralitas juga memerlukan
hukum karena keduanya terdapat korelasi. Moralitas yang tidak didukung oleh
hukum kondusif akan terjadi penyimpangan, sebaliknya, ketentuan hukum
disusun tanpa alasan moral akan melahirkan sesuatu yang bertentangan dengan
nilai-nilai luhur Pancasila.

11
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk.Pancasila juga merupakan rangkaian kesatuan
dan kebulatan yang tidak dapat terpisahkan karena setiap sila dalam pancasila
mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila tersebut
tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan.Hal ini sesuai dengan
susunan sila yang bersifat sistematis yang berarti bahwa kelima sila pancasila itu
menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-tingkat, dimana tiap
sila mempunyai tempatnya sendiri didalam rangkaian susunan kesatuan itu
sehingga tidak dapat dipindahkan.Begitu banyak hal yang bermanfaat untuk
negara ini karena adanya pancasila di Indonesia.Selain itu, didalam setiap sila
yang ada pada pancasila, terdapat pula makna yang harus kita amalkan di
kehidupan sehari-hari guna mewujudkan Indonesia menjadi negara yang makmur,
aman dan nyaman untuk kita rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan dating.

12
DAFTAR PUSTAKA

· https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila
· http://joeshapictures.blogspot.co.id/2017/07/makalah-pancasila-sebagai-dasar-
negara.html?m=1
· Sundawa, Dadang. 2008. ContextualTeachingandLearning PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN Sekolah Menengah Pertama/ MadrasahTsanawiyah
Kelas VIII Edisi 4. Semarang: Aneka Ilmu.
· http://belajarserbaneka.blogspot.co.id/2013/12/perumusan-pancasila-sebagai-
dasar-negara-republik-indonesia.html?m=1
· http://permatapc.blogspot.co.id/2016/11/makalah-pancasila-sebagai-dasar-
negara.html?m=1
· http://dhirmanimmank.blogspot.co.id/2012/11/makalah-pancasila-sebagai-
dasar-negara.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai