Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI MANAJEMEN DAN SISTEM PENGENDALIAN

MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dosen :
Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com (Hons), Ph.D, Ak
Drs. Jaka Winarna, MSi, Ak

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Anggita Langgeng W S4310002
2. Artika Rahma Sari S4309028
Kelas Reguler Malam

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010
A. Pendahuluan
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan
informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer publik dalam
melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi
akuntansi merupakan suatu alat atau sarana untuk membantu manajer
menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Fungsi manajemen seperti perencanaan, pengkoordinasian,
pengorganisasian, dan pengendalian tidak dapat dilakuakan tanpa informasi
yang memadai. Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem
pengendalian manajemen yang integral. Definisi akuntansi manajemen
menurut Institute of Management Accountants adalah suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan, penyiapan,
penginterpretasian, dan pengkomunikasian informasi finansial yang digunakan
oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi
serta untuk menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan
akuntabel.
Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of
Management Accountants adalah suatu bagaian integral dari manajemen yang
terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan penginterpretasian informasi
yang akan digunakan untuk : perumusan strategi, perencanaan dan
pengendalian aktivitas, pengambilan keputusan, pengoptimalan penggunaan
sumber daya, pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihak luar
organisasi, pengungkapan kepada karyawan, dan perlindungan aset.
Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak
banyak berbeda dengan prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan pada
sektor swasta. Prinsip-prinsip akuntansi manajemen yang biasa digunakan
pada organisasi sektor swasta, seperti manajemen strategik dan manajemen
biaya pada dasarnya dapat diterapkan di sektor publik. Namun, sektor publik
memiliki perbedaan sifat dan karakteristik dengan sektor swasta, sehingga
penerapan teknik akuntansi maanjemen sektor swasta tidak dapat diadopsi
secara langsung tanpa modifikasi.
Akuntansi manajemen sektor publik berbeda dengan akuntansi
keuangan. Akuntansi manajemen sektor publik terkait dengan pemberian
informasi kepada pihak intern organisasi, sedangkan akutansi keuangan terkait
dengan pelaporan dan pengkomunikasian informasi kepada pihak eksternal
organisasi. Akuntansi manajemen cenderung memberikan laporan yang
sifatnya prospektif yaitu digunakan untuk perencanaan di masa yang akan
datang, sedangkan akuntansi keuangan memberikan informasi yang bersifat
laporan historis dan retrospektif, yaitu berupa laporan kinerja masa lalu.
B. Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi
Akuntansi manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan
prospektif untuk memfasilitasi perencanaan. Perencanaan organiasi sangat
penting dilakukan untuk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang.
Sistem perencanaan berbeda-beda tergantung pada tingkat ketidakpastian dan
kestabilan lingkungan yang dihadapi organisasi, maka diperlukan sistem
perencanaan yang semakin kompleks dan canggih.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu :
a. Informasi sifatnya rutin
Informasi yang bersifat rutin diperlukan untuk perencanaan yang reguler,
misalnya laporan keuangan bulanan, triwulanan, semesteran, atau tahunan.
Untuk melakukan perencanaan yang temporer, diperlukan informasi yang
bersifat ad hoc (segera).
b. Informasi kuantitatif ataukah kualitatif.
c. Informasi disampaikan melalui saluran formal ataukah informal.
Mekanisme formal misalnya melalui rapat dinas, rapat komisi, dan
sebagainya. Pada organisasi sektor publik, saluran informasi lebih banyak
bersifat formal, sedang mekanisme informal relatif jarang. Hal tersebut
karena adanya batasan transparansi dan akuntabilitas publik yang harus
dilakukan oleh lembaha publik, sehingga tidak dapat dilakukan secara
personal atau beberapa orang saja.

C. Akuntansi Sebagai Alat Pengendalian Organisasi


Organisasi bisnis karena sifatnya berorientasi pada perolehan laba, maka
alat pengendaliannya lebih banyak bertumpu pada mekanisme negosiasi
(negotiated bargain). Pengendalian untuk manajemen level bawah lebih
bersifat tegas dan memaksa (coercive), sedangkan untuk manajemen level atas
bersifat normatif.
Sementara untuk organisasi sektor publik karena sifatnya yang tidak
mengejar laba serta adanya pengaruh politik yang besar, maka alat
pengendaliannya lebih banyak berupa peraturan birokrasi. Terkait dengan
pengukuran kinerja, terutama pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektivitas
(value for money), akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam
pengendalian organisasi yaitu mengkuantifikasikan keseluruhan kinerja
terutama dalam ukuran moneter.
Fungsi utama informasi akuntansi pada dasarnya adalah pengendalian.
Informasi akuntansi merupakan alat pengendalian yang vital bagi organisasi
karena akuntansi memberikan informasi yang bersifat kuantitatif yang
dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial yang pada akhirnya akan
membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan. Pengendalian
organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi tidak menyimpang
dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan. Pengendalian
organisasi memerlukan informasi yang lebih luas dibandingkan pengendalian
keuangan.
Informasi akuntansi sebagai alat financial control dan organizational
control  pengendalian keuangan terkait dengan peraturan atau sistem aliran
uang dalam organisasi, khusunya mematikan bahwa organisasi memiliki
likuiditas dan solvabilitas yang cukup baik.
D. Proses Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor
Publik
Perencanaan dan pengendalian merupakan suatu proses yang
membentuk suatu siklus, sehingga satu tahap akan terkait dengan tahap yang
lain dan terintegrasi dalam satu organisasi. Josnes dan Pendlebury (1996)
membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial pada organisasi
sektor publik menjadi lima tahap yaitu :
1. Perencanaan tujuan dan sasaran dasar.
2. Perencanaan operasional.
3. Penganggaran.
4. Pengendalian dan pengukuran.
5. Pelaporan, analisis, dan umpan balik.

Penentuan Tujuan
Revisi/modifikasi dan sasaran dasar
tujuan dan sasaran dasar

Perencanaan
Operasional

Revisi rencana
operasional

Pelaporan, Penganggaran
Analisis & Umpan Revisi Anggaran
balik
Pelaksanaan

Pengendalian dan
Pengukuran

Gambar 2.1 : Perencanaan Manajerial dan Proses Pengendalian pada


organisasi sektor publik

E. Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik


Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah
memberikan informasi akuntansi yang relevan kepada manajer untuk
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Peran
akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik meliputi :
1. Perencanaan strategik.
Pada tahap perencanaan strategik, manajemen organisasi membuat
alternatif-alternatif program yang dapat mendukung strategi organisasi.
Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk
menentukan berapa biaya program (cost of program) dan berapa biaya
suatu aktivitas (cost activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi
tersebut manajer dapat menetukan berapa anggaran yang dibutuhkan
dikaitkan dengan sumber daya yang dimiliki.
Untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi dengan biaya
yang murah, pemerintah harus mengadopsi sistem informasi akuntansi
manajemen yang modern. Terdapat perbedaan dalam penentuan biaya
produk pelayanan (product costing) yang disebabkan sebagian besar biaya
pada sektor swasta cenderung merupakan enginereed costs yang memiliki
hubungan secara langsung dengan output yang duhasilkan, sementara
biaya pada sektor publik sebagain besar merupakan discretionary costs
yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki
hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang
dihasilkan. Kebanyakan output yang dihasilkan di sektor publik
merupakan intangible output yang sulit diukur.
2. Pemberian informasi biaya.
Biaya dalam organisasi sektor publik dikategorikan menjadi tiga kelomok
yaitu :
 Biaya input, adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan
pelayanan. Berupa: biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
 Biaya output, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan
produk hingga sampai ke tangan pelanggan. Diukur dengan berbagai
cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
 Biaya proses. Biaya ini diukur dengan mempertimbangkan fungsi
organisasi, misal biaya departemen produksi, departemen personalia,
biaya dinas, dsb.
Proses penentuan biaya meliputi lima aktivitas yaitu sebagai berikut :
a Cost finding.
Pemerintah mangakumulasi data menganai biaya yang dibutuhkan
untuk menghasilkan produk/jasa pelayanan.
b Cost recording.
Meliputi kegiatan pencatatan data ke dalam sistem akuntansi
organisasi.
c Cost analyzing.
Mengidentifikasi jenis dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan
volume kegiatan. Manajemen organisasi harus dapat menentukan
pemicu biaya (cost driver) agar dapat dilakukan strategi efisiensi biaya.
d Strategic cost reduction.
Pendekatan strategik dalam pengurangan biaya memiliki karakteristik
sebagai berikut yaitu :
 Berjangka panjang. Manajemen biaya strategik merupakan usaha
jangka panjang yang membentuk kultur organisasi agar penurunan
biaya menjadi budaya yang mampu bertahan lama.
 Berdasarkan kultur perbaikan berkelanjutan (countinuous
improvement) dan berfokus pada pelayanan masyarakat.
Manajemen biaya strategik harus dilandasi oleh semangat untuk
melakukan perbaikan secara berkelanjutan atas kinerja organisasi
sektor publik dalam melakukan pelayanan publik.
 Manajemen harus bersifat proaktif dalam melakukan penghematan
biaya.
 Keseriusan manajemen puncak merupakan penentu efektivitas
program pengurangan biaya karena pada dasarnya manajemen
biaya strategik merupakan tone from the top.
e Cost reporting.
Memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam
bentuk internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu
laporan yang akan disampaikan kepada pihak eksternal. Informasi
akuntansi manajemen hendaknya dapat mendeteksi sumber
pemborosan yang masih berpotensi untuk diefisiensikan serta mencari
metode atau teknik terbaik untuk menghemat biaya.
3. Penilaian investasi.
Akuntansi manajemen dibutuhkan pada saat organisasi sektor publik
hendak melakukan investasi, yaitu menilai kelayakan investasi secara
ekonomi dan finansial. Hal tersebut penting untuk menghindari
dilakukannya investasi yang sebenarnya tidak layak secara ekonomi dan
finansial.
Penilaian investasi di sektor publik pada dasarnya lebih rumit
dibandingkan dengan sektor swasta. Sulit untuk mengukur output yang
dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan di masa depan dalam
ukuran finansial tidak dapat/sulit dilakukan.
4. Penganggaran.
Akuntansi manajemen sangat erat hubungannya dengan
penganggaran. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alokasi
sumber daya publik, alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi
manajemen merupakan alat yang vital untuk proses mengalokasikan dan
mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien, efektif,
adil, dan merata. Hal tersebut harus didukung dengan manajemen sumber
daya manusia yang handal, jika tidak akuntansi manajemen tidak akan
banyak bermanfaat.
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of service) dan penentuan tarif pelayanan
(charging for services).
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya
yang dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif
yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan publik, termasuk
menghitung subsidi yang diberikan.
Penentuan biaya pelayanan dan penentuan tarif pelayanan merupakan satu
rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan informasi akuntansi.
Dengan informasi akuntansi manajemen sumber-sumber inefisiensi di
organisasi dapat dideteksi dan dihilangkan.
6. Penilaian kinerja.
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Akuntansi manajemen berperan dalam pembuatan indikator kinerja kunci
(key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing
aktivitas yang dilakukan.

F. Sistem Pengendalian Manjemen Sektor Publik


Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas yaitu :
a Perencanaan.
b Koordinasi antar berbagai bahan dalam organisasi.
c Komunikasi informasi.
d Pengambilan keputusan.
e Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan
tujuan organisasi.
f Pengendalian.
g Penilaian kinerja.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat
terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa
tahap dalam proses pengendalian manajemen. Sistem pengendalian
manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi
organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
G. Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok yaitu :
1. Pengendalian preventif (preventive control). Pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang
dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan
perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
H. Struktur Pengendalian Manajemen
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban
adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab
terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Tujuan
dibuatnya pusat pertanggungjawaban adalah :
 Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer
dan unit organisasi yang dipimpinnya.
 Memudahkan mencapai tujuan organisasi.
 Memfasilitasi terbentuknya goal congrience.
 Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki
kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.
 Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
 Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien.
 Alat pengendalian anggaran.
Pusat-pusat pertanggungjawaban terdapat empat jenis yaitu :
Pusat biaya (expense center).
Adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut
sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang
telah digunakan (bukan nilai output yang dihasilkan). Contoh : Dinas
Sosial, Dinas Pekerjaan Umum.
Pusat pendapatan (revenue center).
Adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh : Dinas Pendapatan
Daerah dan Departemen Pemasaran.
Pusat laba (profit center).
Adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh : BUMN dan BUMD, objek
pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan.
Pusat investasi (investment center).
Adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang
ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh :
Departemen Riset dan Pengembangan, Balitbang.
Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya banyak
diketahui oleh departemen anggaran. Departemen anggaran memiliki fungsi
sebagai berikut yaitu :
a. Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggaran.
b. Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran.
c. Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi.
d. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada
budgetee (budget holder) dan manajer pusat pertanggungjawaban.
e. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterpretasikan hasil,
an menyiapkan ikhtisar untuk menejer pusat pertanggungjawaban.
f. Menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan.
Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal.
Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang
meliputi :
a. Perumusan strategi (strategy formulation).
b. Perencanaan strategik (stratgic planning).
c. Penganggaran.
d. Operasional (pelaksanaan anggaran).
e. Evaluasi kinerja.
Sedangkan komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi
langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management by
walking around.

I. Sitem Pengendalain Intern Pemerintahan


Pengendalian intern menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan proses yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai pencapaian tujuan
pemerintah daerah yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan
perundang-undangan. Ada tiga fungsi yang terlihat dari definisi tersebut yaitu:
(a) keterandalan pelaporan keuangan, (b) efisiensi dan efektivitas operasi, dan
(c) kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Menurut Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 tentang sistem
pengendalian intern pemerintahan, menjelasakan tentang beberapa poin
penting berkaitan dengan sistem pengendalain intern, antara lain :
1. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem
Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah
3. Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan.
4. Unsur SPIP terdiri atas unsur.
a. lingkungan pengendalian;
b. penilaian risiko;
c. kegiatan pengendalian;
d. informasi dan komunikasi; dan
e. pemantauan pengendalian intern
Unsur tersebut pada umumnya sama dengan unsur pengendalain intern
pada perusahaan publik yang pelaksanaannya disesuaikan pada sektor
pemerintahan.
J. Kesimpulan
Akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemen memiliki
peran yang sangat penting dalam sektor publik. Akuntansi manajemen
berperan dalam pemberian informasi historis dan prospektif untuk
memfasilitasi perencanaan. Perencanaan organiasi sangat penting dilakukan
untuk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang. Sistem pengendalian
sektor publik berperan dalam upaya mewujudkan good governance terutama
untuk mewujudkan pemerintahan yang mampu bekerja secara ekonomis,
efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Jones, Rowan & Maurice Pendlebury. 1996. Public Sector Accounting. Fifth
Edition. London: Pitman.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik, edisi 2. Yogyakarta: Penerbit Andi

PP. No. 60 Tahun 2009 tentang Sistem PengendaliAn Akuntansi Intern Pemerintah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah

Anda mungkin juga menyukai