Materi Teknis Seminar Hasil-4. (Bab 1-3) - 1 PDF
Materi Teknis Seminar Hasil-4. (Bab 1-3) - 1 PDF
PENDAHULUAN
ibu kota Jakarta adalah superblok atau biasa juga disebut dengan Central Business
District (CBD) atau Daerah Pusat Kegiatan (DPK) adalah bagian kecil dari kota
yang merupakan pusat dari segala kegiatan politik, sosial, budaya, ekonomi, dan
teknologi .
Medan tersebut tidak disia-siakan oleh developer yang ada di Kota Medan,
dimana kawasan CBD tersebut dibangunan oleh PT. Multatuli Group dengan
membangun komplek CBD di Kota Medan dalam areal yang cukup luas yaitu, di
atas lahan 337.000 meter persegi yang berlokasi di kawasan pemukiman elit dan
1
LOKASI
bagian kota yang lain, ciri ciri tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.1 .
2
Karakteristik CBD dapat terlihat dari integrasi antara kegiatan dan fungsi
dalam satu kawasan, yang setidaknya terdiri dari hunian, hotel, perkantoran, pusat
District (CBD) merupakan pusat komersial dan bisnis yang dibangun atau
dikembangkan di sebuah lokasi dan menjadi magnet bisnis bagi pebisnis maupun
pembangunan dan tingginya aktifitas bisnis di kawasan itu, sebut saja properti
1. Bagian paling inti (the heart of the area) yang disebut RBD (Retail
stores, smart shops, office building, clubs, banks, hotels theatres and
yang kecil fungsi-fungsi tersebut berbaur satu sama lain, namun untuk
Pada kawasan CBD Polonia Medan ini terdapat berbagai sarana dan
prasarana yang telah selesai dan akan dibangun. Semula di rencanakan dibangun
3
hiburan, pendidikan,apartemen, perumahan elit dan pertokoan atau ruko. Adapun
properti yang telah dibangun di kawasan CBD Polonia Medan dapat di lihat pada
Tabel 1.2 .
Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat hanya sisa 10 unit ruko yang tersisa.
Dilihat dari laporan penjualan sudah sangat memuaskan, namun dari sisi aktifitas
belum memuaskan bagi para investor yang sudah terlanjur berinvestasi di CBD
tersebut.Hal ini menunjukkan bahwa kawasan CBD Polonia kurang diminati oleh
masyarakat sebagai tempat kegiatan ekonomi. Bila dilihat dari tabel 1.2 untuk
menjadikan CBD sebagai salah satu kawasan bisnis belum sesuai dengan
4
Kawasan CBD Polonia Medan direncanakan pada awalnya sebagai pusat kegiatan
bisnis dengan berbagai fasilitas, akan tetapi kenyataanya sampai saat penelitian ini
waterpark saja (Tabel 1.2) tidak seperti CBD-CBD yang ada di Jakarta pada
umumnya, kenyataannya yang terlihat CBD Polonia Medan ini tidak jauh
Gambar 1.2
Rencana Design Komplek Central Business District (CBD) Polonia Medan
Sumber : Pihak Pengembang CBD Polonia Medan, 2017
kenyataannya hingga saat ini aktivitas perekonomian dari ruko-ruko yang telah
5
dibeli oleh konsumen belum berjalan maksimal, masih sangat sedikit sekali
tampak digunakan oleh masyarakat sekitar yakni sarana hiburan wisata air CBD
Water Park, aktivitas operasional ruko yang lainnya sepi dari kehadiran
pengunjung.
Gambar 1.3
Situasi Terkini Komplek Central Business District (CBD) Polonia Medan
Sumber :Pengamatan Lapangan, 2018
6
antara dua jalan utama jalan Jendral Sudirman dan Jalan Gatot Subroto yang
merupakan bagian selatan dari segitiga emas kota Jakarta. Akses masuk keluar
SCBD relatif mudah dan dilalui oleh sistim transportasi umum. Kawasan yang
hotel, rumah sakit, serta fasilitas life style kelas dunia.SCBD menyuguhkan
nilai suatu properti(Wahyu, 2013). Bapak teori lokasi : Von Thunen dalam
Tarigan (2006) mengemukakan tingkat sewa lahan paling mahal nilainya adalah
di pusat pasar dan makin rendah apabila jauh dari pasar. Perkembangan dari teori
Von Thunen adalah selain harga tinggi di pusat kota dan akan semakin menurun
apabila makin jauh dari pusat kota. Keberhasilan suatu bisnis properti seperti
CBD sangat ditentukan oleh pemilihan lokasi yang tepat dan strategis.
Aksesbilitas adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi apakah suatu
tingkat kemudahan didalam mencapai dan menuju arah suatu lokasi ditinjau dari
berlokasi dekat pusat kota dimana belum terdapat sistim angkutan umum di
tempat yang strategis di sebagian besar wilayah kota. Pelaku ekonomi akan
berusaha agar barang atau jasa yang dijual terlihat oleh pembeli. Lokasi-lokasi
yang strategis dan menguntungkan di pusat kota atau di suatu lokasi yang
(Sidik, 2000). Aktivitas ekonomi yang dimaksud pada penelitian ini adalah
terus menjadi daya tarik baik dari sisi konsumen properti atau pembelinya maupun
bagi masyarakat sekitar yang menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan di
8
komplek bisnis tersebut. Maka pokok permasalahan yang perlu dicari
Medan telah berkembang dari sisi lokasi dan aksesibilitas, ekonomi dan sosial,
tersedianya fasilitas publik CBD dan tata guna lahan dalam mempengaruhi
Polonia Medan?
Polonia Medan?
Polonia Medan?
9
3. Menganalisis apakah tersedianya fasilitas publik CBD berpengaruh
selanjutnya.
2. Manfaat bagi para pelaku properti sebagai masukan dan evaluasi bagi para
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Properti
dimiliki seseorang atas tanah atau benda-benda yang bersifat eksklusif; hak yang
diperoleh dari kepemilikian atas kekayaan atau the rights that one individual has
in lands or goods to the exclusion of all others; rights gained from the ownership
of wealt..
manfaat yang berkaitan dengan suatu kepemilikan, atau hak dan kepentingan yang
bernilai, berbentuk benda (berwujud) atau bukan benda (tak berwujud) yang
Menurut( Real Estate Hand Book, 1997), pengertian properti dalam hukum
adalah Real estate is land and everything more or less attached to it. Ownership
below to the center of the earth and above to the heavens atau Real Estate adalah
tanah dan segala sesuatu yang melekat atau berada di atasnya). Sedangkan sebagai
bisnis Real estate is the activities concerned with ownership and use transfer of
the physical property atau Real Estate adalah seluruh kegiatan yang berkenaan
11
2.1.1 Klasifikasi Properti
a. Komersial
Jenis ini memiliki kemampuan komersial untuk menghasilkan arus kas dari
b. Hunian
kebutuhan akan tempat hunian lebih bersifat, maka jenis ini tidak
digolongkan ke dalam jenis komersial, secara umum jenis properti dibagi dua
c. Industri
Real estate dalam kategori ini sebagai tempat produksi atau perakitan barang-
gudang.
d. Fasilitas umum
ramai kendati saat ini mulai mengarah menjadi komersial yang diperuntukkan
12
bagi anggotanya saja. Contohnya adalah : universitas, rumah sekolah, tempat
pasar real estate yang berbeda adalah tercipta dari kebutuhan, keinginan,
motivasi, lokasi dan umur peserta pasar dan juga tipe, desain dan peraturan zoning
dari poperti itu. Lima pasar real estate dapat diidentifikasikan untuk berhubungan
1. Residensial.
penyewa.
2. Komersil
profesi, pusat perbelanjaan retail, pusat belanja grosir, hotel dan motel.
3. Industri
4. Pertanian
5. Keperluan Khusus.
gedung publik, bandar udara, fasilitas konvesi, taman ria dan padang golf
13
American Institute of Real Estate Appraiser (2008) membagi tipe properti
tersebut kedalam subdivisi yang lebih kecil dan pasar khusus yang dinamakan
subpasar. Subpasar untuk properti residensial daerah kota, pinggiran kota dan
pengasil pendapatan, dan perkantoran, toko, motel, hotel dan pusat perbelanjaan
yang merupakan properti komersil, secara umum memberikan daya tarik bagi
investor.
hingga properti yang di fungsikan untuk komersial seperti ruko, hotel, apartemen,
Mei 2017). Secara umum properti disini di bagi menjadi dua jenis yaitu properti
2. Properti non komersial seperti perumahan atau rumah susun dimana properti
tersebut hanya digunakan sebagai pemakaian pribadi baik itu untuk tempat
14
Dari pemaparan tersebut kita dapat membedakan antara kedua jenis
properti ini Properti komersial seperti ruko dan lainnya biasanya akan bernilai
jauh lebih mahal jika di banding dengan properti hunian atau non komersial. Hal
itu tentu saja dikarenakan peruntukan dari bangunan itu sendiri dimana properti
komersial dapat dijadikan sebagai tempat usaha atau bisnis yang menghasilkan
pendapatan atau yield sementara untuk properti yang di fungsikan untuk non
1. Pengaruh Sosial.
Pada faktor sosial, ciri faktor sosial yang relevan termasuk sebagai berikut :
a. Kepadatan penduduk
b. Tingkat keahlian.
c. Tingkat usia.
e. Status pekerjaan.
pelayanan komersial.
15
2. Pengaruh Ekonomis.
elemen yang bergerak dalam pasar properti. Ciri faktor ekonomis yang masuk
b. Income perkapita.
3. Pengaruh Pemerintah.
pajak tanah. Ciri dari faktor pemerintah yang perlu dipertimbangkan didalam
b. Asesmen khusus.
4. Pengaruh Lingkungan.
Pengaruh lingkungan terdiri atas yang bersifat alami atau buatan, termasuk
16
a. Ukuran gedung, kepadatan dan pemeliharaan.
b. Fitur topografi.
c. Lahan terbuka.
g. Pemeliharaan umum.
i. Daya tarik dan keselamatan dari route masuk dan keluar area pasar
properti.
l. Cuaca sekitar.
CBD adalah suatu kawasan yang terletak di pusat kota dari suatu kota
rekreasi dan jasa layanan masyarakat dipusatkan (The Appraisal of Real Estate
,2008).
17
2. Sub distriknya :Cakupannya berbagai-bagai kegunaan seperti hotel,ritel,
3. Nilai yang berpengaruh yaitu populasi lokal, hubungan antar transportasi, lalu
lintas pejalan kaki, kebijakan penggunaan lahan kota, kepadatan dan berbagai
CBD adalah merupakan inti kota yang berupa kawasan perdagangan, jasa
dan kebudayaan. CBD terbentuk dari lokasi-lokasi kegiatan yang berdekatan dan
mudah dicapai dengan tranportasi ataupun pejalan kaki. Dalam skala tertentu,
CBD menjadi superblok, dan tidak hanya memiliki fungsi perdagangan, jasa dan
hunian, tempat pendidikan, rekreasi, rumah sakit, hotel, exhibition hall dan lain-
lain.
dari dari konsep superblok, yaitu mendorong tumbuhnya kegiatan yang beragam
secara terpadu dalam suatu wadah secara memadai, menghasilkan sistem sarana
dan prasarana yang lebih efisien dan ekonomis, memperbaiki sistem sirkulasi,
mendorong pengembangan sistem persil yang tidak kaku dan lebih fleksibel,
mendorong pemisahan yang jelas antara berbagai sistem moda transportasi dan
menjadi kawasan yang mandiri (independent controlled zone), dimana warga kota
18
bisa tinggal, bekerja dan berekreasi (live, work & play district) dalam satu lokasi.
Jika ini terjadi, maka ketergantungan warga kota untuk bepergian dengan
Secara umum superblok dapat diartikan sebagai suatu kawasan binaan atau
hunian, hotel, sarana rekreasi dan area terbuka yang kesemuanya mempunyai
hubungan dan saling menunjang dalam fungsi dan kegiatan (Ronald,2004). Suatu
bangunan disebut dengan superblok jika kawasan tersebut mempunyai skala lebih
dari 5 hektar dan dirancang sebagai suatu kesatuan yang integral antara fungsi
diartikan sebagai suatu blok atau massa bangunan yang berbeda dalam fungsi
dengan fungsi lain seperti kantor dan komersial (Suwantoro,2011). Seperti telah
disebutkan dalam defenisi, mixed use building adalah salah satu usaha untuk
menyatukan berbagai aktifitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota
(luas area terbatas, harga mahal, letak,strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga
terjadi satu struktur yang kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas saling
berkaitan menjadi kerangka integrasi yang kuat. Penyatuan fungsi dan aktifitas
19
inilah yang sering kita sebut sebagai bangunan multi fungsi atau mixed use
building.
Menurut Nurani (2006) , ada tiga jenis fungsi utama yang ada dalam
sebuah kawasan mixed use yaitu residensial atau hunian, kantor dan retail. Selain
kekuatan tertentu.
sinergi terkuat. Hal ini dapat dilihat dengan kesuksesan beberapa kawasan mixed-
use seperti SCBD (Sudirman Central Business District) , Mall of Indonesia, dan
berupa high rise tower dengan fungsi tumpuk atau dengan struktur bawah
yang diperbesar.
20
common base. Pada konfigurasi ini akses tercampur menjadi satu. Dengan
akses dari setiap fungsi terpisah. Bersinggungan hanya terjadi pada area
pedestrian.
sebuah kawasan.
(1) (2)
21
(3) (4)
beberapa strategi utama sejak perencanaan hingga menjadi sebuah produk yang
a) Identity/branding, strategi ini lebih pada studi kelayakan dan konsep identitas
b) Mixed of uses,superblok yang mandiri harus memiliki tata guna lahan bersifat
campuran dimana fungsi hunian, publik, komersial dan rekreasi bisa hadir
22
tengaran(landmark) yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan yang tidak
kawasan aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Karenanya inovasi dalam
pejalan kaki tidak hanya disediakan di lantai dasar namun juga di lantai dua
kebudayaan dalam sebuah kota, perkembangan CBD lebih besar menjadi blok-
blok yang lebih besar dinamakan superblok. Dalam kawasan superblok yang
terdapat bangunan yang hanya satu fungsi saja perblok atau beberapa fungsi
dalam satu bangunan yang dinamakan mixed use building, bangunan yang
melakukan kegiatan.
23
2.3 Faktor-Faktor Mempengaruhi Perkembangan Kawasan Properti
mempengaruhi nilai properti dipandang sebagai lokasi strategis dan memilki ciri
sebagai faktor “terkuat” pengaruhnya terhadap nilai suatu properti. Secara umum
“teori lokasi” menyatakan bahwa semakin jauh dari pusat kota maka nilainya akan
semakin rendah. Hal tersebut dikarenakan kota merupakan pusat segala aktivitas
tersebut mudah atau sulit dicapai. Properti yang mempunyai lokasi di kawasan
kota dapat dicapai dengan mudah karena terdapat sistem pengangkutan dan
semakin dekat suatu properti dengan daerah CBD maka biaya yang dikeluarkan
24
seseorang menuju suatu tempat kegiatan (daerah CBD) akan semakin kecil pula,
keuntungan sehingga hal ini akan menyebabkan nilai properti yang terletak pada
adalah bagaimana dapat mencapai suatu tempat yang diinginkan dari satu lokasi
rumah, hal ini berkaitan dengan ketersediaan angkutan umum, kondisi jalan serta
terhadap kepuasan pada properti yang dikembangkan oleh PT. Armada Hada
menunjukkan bahwa model penelitian ini dapat diterima (acceptable fit), sesuai
Kepuasan pada properti yang dikembangkan oleh PT. Armada Hada Graha Magelang
diterima.
Kawasan Bisnis.
Faktor yang dapat mempengaruhi nilai tanah dan bangunan pada suatu
properti di tidak hanya faktor lokasi dan faktor aksesbilitas saja. Tetapi masih
terdapat faktor lain yang mempengaruhi nilai tanah dan bangunan pada suatu
25
properti, diantaranya adalah faktor ekonomi. Seperti kita ketahui, ekonomi sangat
erat kaitannya dengan nilai. Oleh karena itu, faktor ekonomi berperan aktif dalam
c. Pengembalian investasi.
c. Kelangkaan yang menunjukkan kuantitas dan kualitas dari properti lain yang
satu pihak ke pihak lain melalui jual beli, sewa, dan kontrak.
26
a. Jumlah penduduk. Jumlah penduduk berdampak terhadap banyaknya
permintaan akan suatu kawasan, hal ini memberi pengaruh terhadap nilai jual
jumlah tenaga kerja, tingkat upah, tingkat pendapatan dan daya beli, tentunya
jasa.
menunjang dalam penyampaian jasa yang tidak boleh dilupakan dalam desain jasa
27
Fasilitas publik dalam properti adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
Dengan adanya fasilitas yang baik dan memadai maka akan memberikan nilai
positif bagi konsumen apabila terjadi kekurangan pada bagian yang lain. Dengan
semakin lengkapnya fasilitas yang ditawarkan maka akan semakin tinggi pula
tampak pada pasar produk sekarang ini adalah keinginan konsumen dengan
fasilitas yang lengkap (Kotler, 2007). Fasilitas yang disediakan hendaknya lebih
menarik dan berbeda dibandingkan pengembang yang lain agar dapat menjadi
28
tersedianya fasilitas merupakan variabel yang berpengaruh dalam perkembangan
Bisnis
Tata guna lahan (land use) merupakan salah satu alat elemen kunci
yang kemudian akan menentukan ruang tiga dimensional. Penentuan land use
seperti jalan, utilitas sampai dengan lingkungan tata bangunan sirkulasi atau
parkir. Pada prinsipnya pengertian land use adalah pengaturan penggunaan lahan
Simpang Lima Gumul diarahkan memanfaatkan land use dan pengolahan land use
29
melakukan penelitian bahwa suatu superblok mempunyai peran yang penting
terletak diantara jalan utama, yaitu Jenderal Sudirman dan jalan Gatot Subroto dan
merupakan bagian dari segitiga emas Jakarta. Akses masuk dan keluar kawasan
penyebab perumahan ini cepat terjual dan minat beli masyarakat terhadap properti
ini tinggi. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah harga, desain,
Analisa ini digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih satu variabel bebas
terhadap variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel yang memiliki
(27,4%).
30
maupun properti, bentuk pengelolaan, serta pembangunan maupun perbaikan yang
berlangsung. Fokus penelitian ini menjadi suatu kajian yang menarik, karena
properti maka akan tercipta stabilitas nilai properti. Faktor berpengaruh juga dapat
komposisi optimal dari tipe rumah yang dibangun pada perumahan Grand Renon
Prime Residence, berdasarkan analisa optimasi, analisa pasar, analisa teknis, dan
analisa finasial. Dari hasil analisis diketahui, minat dan pertimbangan konsumen
dalam memilh perumahan Grand Renon Prime Residence sangat dipengaruhi oleh
faktor lokasi, disusul oleh faktor kelengkapan sarana dan faktor kelengkapan
regresi linier berganda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
lingkungan.
31
Rustanto dkk , (2007). Penelitian ini mengambil lokasi Jalan Sultan Fatah
Demak sebagai obyek lokasi penelitian karena jalan ini merupakan jalan utama
pejalan kaki dan parkir serta penanganan masalah berupa penurunan kapasitas
pada jalan utama. Hasil penelitian sebagai berikut : Kapasitas jalan pada area A
Jalan Sultan Fatah adalah 4914 smp /jam dengan Derajat Kejenuhan (DS) sebesar
jalan pada area B adalah 2465 smp /jam dengan DS sebesar 1.18 menunjukkan
bahwa kapasitas tidak mampu menampung arus lalu-lintas yang lewat. Penelitian
ini membuktikan keberadaan lokasi CBD yang tepat, selain menimbulkan dampak
positif kehadiran pelaku bisnis, juga meninbulkan dampak sosial yaitu kemacetan
lalu lintas.
ini adalah distribusi dan pemanfaatan layanan ekonomi, persepsi lokasi layanan
melalui pendekatan teoritis, data sekunder dan primer analisis. Hasil penelitian
32
oleh masalah tata ruang, 2) Preferensi menggunakan pelayanan ekonomi
kota disebabkan oleh keterbatasan ruang di pusat kota, proses urban sprawl, dan
wilayah kaki Suramadu sisi Kota Surabaya. Berdasarkan hasil penelitian tentang
analisis kelayakan bisnis properti tersebut, bahwa pusat bisnis di kaki jembatan
Suramadu sisi Kota Surabaya layak secara bisnis dan layak untuk
permasalahan dan variabel yang hampir sama dengan penelitian ini, dan peneliti
perkembangan kawasan bisnis, yaitu faktor lokasi dan aksesbilitas, ekonomi dan
33
BAB III
peneliti akan menganalisis secara simultan maupun secara parsial terhadap faktor-
tarik bagi para investor untuk mau berinvestasi di kawasan Central Business
District (CBD).
34
umum dan fasilitas sosial, diantaranya infrastruktur, sarana pendidikan,
dikawasan tersebut.
Faktor tata guna lahan diambil berdasarkan dari penelitian Imaniar Putri
baik tata guna lahan yang dilakukan maka akan semakin meningkatkan
35
3.2 Hipotesis Penelitian
hipotesis yang ingin diuji dinyatakan dengan H0. Penolakan H0 menjurus kepada
pemikiran teoritis, maka dalam penelitian ini hipotesis yang dibangun adalah
sebagai berikut :
1. Uji Simultan
(CBD).
2. Uji Parsial
36
c. Diduga secara parsial fasilitas CBD berpengaruh signifikan terhadap
37
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
(Sekaran, 2006) , yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan
digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk
faktor berkaitan atau berkorelasi dengan satu atau lebih faktor lain berdasarkan
Medan yang beralamat di Jl. KMU Adi Sucipto Polonia -Kecamatan Medan
Polonia Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara dengan luas 3,63 KM2.
38
Direncanakan penelitian akan dilakukan pada bulan April tahun 2018 hinggaJuni
tahun2018.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelaku bisnis dan atau orang
District (CBD) Polonia Medan yang beralamat di Jl. KMU Adi Sucipto Polonia -
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam
sampel ini disebut probablity sampling. Probablity sampling adalah teknik untuk
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus. Sedangkan
perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari
Pendapat Gujarati (2006) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang
39
diambil maka akan semakin representative dan hasilnya dapat digenelisir. Namun
1. Ukuruan sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
indenpenden.
Hair (2006) mengatakan, untuk analisis regresi yang merupakan bagian dari
banding 1, artinya untuk setiap satu variabel independen minimum terdapat lima
buah subjek sampel, dimana idealnya terdapat 15-20 subjek sampel untuk setiap
40
kriteria penentuan jumlah sampel dalam analisis multivariate yang sudah
melalui rumus :
PopulasiBlok-1
SampelBlok-1 = x Total Sampel
Total Populasi
ilmiah, buku, serta penelusuran internet yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti.
tertulis untuk diisi oleh responden dengan alternative jawaban yang telah
skala Likert dengan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang
Saja atau Netral (N), Tidak Berpengaruh (TB), dan Sangat Tidak
Berpengaruh (STB).
2. Data Sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara
tidak langsung dari sumbernya melainkan data itu diperoleh dari publikasi
sifat halyang dapat diamati dan diukur.Variabel yang dianalisa dalam penelitian
ini dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat antara laindapat dilihat
pada Tabel4.1.
Skala
No. Variabel Definisi Operasional
Pengukuran
a b c d
42
Skala
No. Variabel Definisi Operasional
Pengukuran
a b c d
skala likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing-
masing item diberi range skor dalam skala likert.Skala likert adalah skala yang
seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka
instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan, selain itu penggunaan
43
skala likert secara visual lebih menarik dan mudah untuk diisi oleh responden
(Suliyanto, 2011).
No Skala Skor
a b c
1 Sangat Berpengaruh 5
2 Berpengaruh 4
3 Normal atau Biasa Saja 3
4 Tidak Berpengaruh 2
5 Sangat Tidak Berpengaruh 1
Sumber: Suliyanto, 2011
Tabel 4.3.
44
No Alamat Sampel Jumlah Sampel
a b c
8. Blok – AA 3
9. Blok – BB 3
10. Blok – CC 3
11. Blok – DD 3
12. Blok – EE 1
13. Blok – FF 1
Sumber : Hasil Penelitian, 2018
responden yang telah ditetapkan akan dilakukan uji validitas dan realiabilitasnya
terhadap 30 responden terlebih dahulu yaitusemua pelaku bisnis dan atau orang
yang diberi tanggung jawab operasional toko oleh owner property di Kawasan
Central Business District (CBD) Polonia Medan yang beralamat Jl. KMU Adi
Sucipto d/a. Jalan Avros Polonia - Kecamatan Medan Polonia Kotamadya Medan
pertanyaan dan skor total item. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan
nilai Pearson Correlation yang diperoleh dari hasil output software SPSS dengan
nilai r-tabel, dengan tingkat signifikansi α= 0,05. Pertanyaan yang ada pada
data penelitian apabila nilai Pearson Correlation lebih besar dari nilai r-tabel
(Triton, 2005).
Suatu variabel pada penelitian ini dapat dikatakan handal atau reliabel
45
jikaCronbach’s Alpha> 0,7 atau > 0,6. Data yang diperoleh akan diolah dengan
Tujuan uji validitas untuk melihat korelasi antara setiap konstruk dengan
total qonstruk. Valid tidaknya suatu instrumen qonstruk dilihat dari nilai pearson
correlation yang berkorelasi positif dan significant dibawah 0,05 (5%) terhadap
total qonstruk variabel. Bila probabilitas hasil korelasi lebih kecil dari 0.05 (5%)
maka dinyatakan valid dan sebaliknya dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2009).
Secara umum terdapat dua cara untuk melakukan uji validitas, yaitu
1. Jika nilai r hitung > rtabelmaka item pertanyaan atau pernyataan dalam
kuisioner berkorelasi signifikan terhadap skor total atau artinya item dalam
2. Jika nilai r hitung > rtabelmaka item pertanyaan atau pernyataan dalam
kuisioner tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total atau artinya item
R tabel dalam penelitian ini adalah 0.254 didapat dari rumus df=n-2 pada α
5 %.
46
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Lokasi dan Aksesibilitas
tentang variabel lokasi dan aksesibilitas adalah valid sehingga qonstruk atau item
47
No Indikator rhitung rtabel Keterangan
a b c d e
Polonia Medan
sering melakukan
aktivitasnya di CBD
Polonia Medan
Tingkat keamanan
lingkungan di CBD
3. Polonia Medan 0.871 0.254 Valid
cukup baik dan
terjaga
Sumber : Hasil Penelitian, 2018
tentang variabel ekonomi dan sosial adalah valid sehingga qonstruk dapat
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tersedianya Fasilitas Publik CBD
48
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen
tentang variabel tata guna lahan adalah valid sehingga qonstruk dapat
tentang variabel tata guna lahan adalah valid sehingga qonstruk dapat
0.60
50
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh bahwa hasil pengujian seluruh variabel
ini adalah dengan menggunakan metode regresi linier berganda, dimana tahapan
pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan uji goodness of fit
atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2008). Data yang baik adalah
data yang mempunyai pola seperti bentuk lonceng pada diagram histogram. Uji
normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji P-Plot dan Uji
Kolmogorov-Smirnov.
Uji Normal P-Plot data dapat dideteksi dengan melihat persebaran data
normal, jika data atau titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal.Sebaliknya data dikatakan tidak terdistribusi normal, jika data atau
titik menyebar jauh dari arah garis atau tidak mengikuti diagonal.
51
Untuk Kriteria Uji Kolmogorov-Smirnov, pengujian satu sampel
dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu apabila nilai signifikan atau probabilitas
< 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal dan bila nilai signifikan atau
probabilitas > 0,05, maka data terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006).
Uji goodness of fit atau uji kesesuaian model yang dilakukan antara lain
adalah uji koefisien determinasi (uji r-square), uji simultan (uji-F) dan uji parsial
(uji-t).
determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu. Nilai R2 yang semakin kecil
Uji Simultan (Uji F) ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pengujian yaitu :
52
H1 : Variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat secara
digunakan.
adalah jika nilai prob. F hitung (sig.)< 0,05, maka H1 diterima dan jika nilai prob.
penelitian, pada taraf kepercayaaan 0,05 artinya ada pengaruh signifikan. Dan,
berikut:
H0 : β1 = 0 H0 : β 2 = 0 H0 : β 3 = 0 H0 : β 4 = 0
tersedianya fasilitas publik CBD (X3), tata guna lahan (X4), terhadap
53
BAB V
Polonia.
54
Kecamatan Medan Polonia, merupakan kecamatan yang berbatasan
Petisah di sebelah utara, Kecamatan Medan Baru di sebelah barat, dan Kecamatan
Medan yang mempunyai luas sekitar 8,92 KM2 . Kecamatan Medan Polonia
terdiri atas 5 (lima) kelurahan, yaitu Kelurahan Sari Rejo, Kelurahan Suka Damai,
dua ratus dua puluh tujuh) rumah toko, sedangkan jumlah sampel adalah sebanyak
penelitian ini adalah pemilik rumah toko dan atau karyawan yang bertanggung
jawab dalam mengelola ruko yang ada. Proses wawancara dilakukan melalui tatap
Populasi dan sebaran responden dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.
PopulasiBlok-1
SampelBlok-1 = x Total Sampel
Total Populasi
Polonia, yang terletak di Jalan Avros, di Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan,
56
kualitatif dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif
dengan menggunakan alat bantu analisis data statistik baik yang bersifat deskriptif
yang digunakan dalam pemilihan ini untuk maksud mendeskrifsikan data pada
pengkategorian.
sebagai berikut: “Metode statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
a) Usia 20 – 30 Tahun;
c) > 40 Tahun.
57
a) Pegawai Negeri;
b) Pegawai Swasta;
c) Wiraswasta; dan
(sembilan puluh) kuisioner yang disebar, yaitu campuran antara kuisioner uji
(lima puluh delapan orang) responden pria dan sebanyak 32 (tiga puluh dua
58
5.2.2 Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
satu) orang dan responden dengan usia diatas 40 tahun sebanyak 31(tiga puluh
satu) orang.
(delapan) responden bekerja di sektor lainnya, bukan sebagai pegawai negeri atau
59
menjawab profesi pekerjaanya. Dan, tidak ditemukan responden yang bekerja
wiraswasta.
lokasi penelitian dengan 4 (empat) variabel bebas yaitu variabel lokasi dan
aksesibilitas, ekonomi dan sosial, tersedianya fasilitas public CBD, dan tata guna
60
Tabel 5.2 Skala Likert Pengukuran Interval Jawaban Responden Atas
Perkembangan Kawasan Penelitian
Skala
No Skala Jawaban Skor Likert
Interval
a b c d
1 Sangat Berpengaruh 4,21 – 5,00 5
2 Berpengaruh 3,41 – 4,20 4
3 Biasa Saja atau Normal 2,61 – 3,40 3
4 Tidak Berpengaruh 1,81 – 2,60 2
5 Sangat Tidak Berpengaruh 1,00 – 1,80 1
Sumber : Suliyanto, 2011
properti rumah toko (ruko) di CBD Polonia Medan menyatakan bahwa lokasi dan
dekat pusat Kota Medan dengan arus lalu lintas dari dan menuju CBD Polonia
61
Medan juga sangat ramai, sehingga ada harapan persinggahan dari lalu lintas yang
Akses dan lebar kondisi jalan cukup tertata dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari skala jawaban responden pada level berpengaruh. Berdasarkan Tabel
umum merupakan faktor yang menjadi kendala dalam pelayanan lokasi dan
atas variabel ekonomi dan sosial, dengan instrumen variabel adalah tingkat
tentang aktivitas penduduk sekitar pada CBD Polonia Medan dan instrumen
aktivitas di CBD Polonia Medan adalah pada level berpengaruh atau rerata pada
skala 3,87. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat akan kehadiran
CBD Polonia Medan masih rendah, sehingga kehadiran masyarakat yang rendah
Polonia Medan. Untuk instrumen variabel ekonomi dan sosial tentang tingkat
keamanan di CBD Polonia Medan apakah cukup baik dan terjaga, responden
berpendapat berpengaruh atau pada skala 3.93, hal ini dikarenakan berdasarkan
pendapat responden beberapa kali terjadi tindak pidana pencurian pada ruko-ruko
63
sarana bermain, sarana olah raga, instrumen ketersediaan tempat ibadah dan
perkembangan kawasan di CBD Polonia Medan, dari sisi fasilitas sosial secara
masyarakat sekitar, terlihat dari hasil penelitian pada skala 3,50 atau berpengaruh
yang artinya CBD Polonia Medan belum menjadi pusat perbelanjaan masyarakat
hal ini menjadi linier dengan kondisi saat ini di CBD Polonia Medan, dimana
yang tinggi.
responden untuk variabel tata guna lahan dengan instrumen variabel pemanfaatan
lahan dan bangunan, instrumen variabel kompleks CBD Polonia Medan bebas
banjir dan instrumen variabel pemanfaatan lahan di CBD Polonia Medan oleh
64
Tabel 5.6 Uraian Frekuensi Jawaban Responden Variabel
Tata Guna Lahan(X4)
bangunan eksisting oleh pihak developer merupaka hal yang berpengaruh, dalam
hasil perhitungan kuisioner akan instrumen tersebut berada pada skala 3.57, hal ini
sesuai site plan di CBD Polonia Medan. Untuk, kompleks CBD Polonia Medan
sama juga terlihat pada hasil jawaban responden untuk pemanfaatan lahan oleh
pihak developer adalah berpengaruh atau skala jawaban responden pada skala
3,75, yang berarti bahwa pemanfaatan lahan belum berjalan baik dalam
65
5.3 Hasil Analisis Statistik Inferensial
pada sampel tertentu, dari pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
bersifat kuntitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan”.
Dalam penelitian ini analisis kuantitatif yang digunakan peneliti untuk mengetahui
66
Gambar 5.5 merupakan grafik dari uji normalitas.Uji normalitas
merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data atau biasa disebut
sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data
Beberapa teknik yang bisa kita gunakan untuk menguji normalitas data
adalah dengan melihat kenormalan suatu nilai residual dapat berpedoman dari
titik-titik yang ada dari hasil output spss, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika titik-titik atau data berada di dekat atau mengikuti garis diagonalnya
2. Sementara itu, jika titik-titik menjauh atau tersebar dan tidak mengikuti garis
diagonal maka hal ini menunjukkan bahwa nilai residual tidak berdistribusi
normal.
yang terbentuk selalu mengikuti dan mendakati garis diagonalnya.Oleh karena itu,
Uji normalitas untuk mendukung hasil pengujian dari uji normal p-plotatau
uji nornalitas grafikdapat dilakukan dengan uji normalitas lainnya, yaitu uji
normalitas kolmogorov-smirnov.
67
Dasar pengambilan keputusan uji normalitas kolmogorov-smirnov adalah
telah memenuhi uji asumsi klasik normalitas, dengan nilai probabilitas p.KS =
68
5.3.2 Hasil Analisis Uji Goodness of Fit
Uji Goodness of Fit atau uji kelayakan model digunakan untuk mengukur
ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik uji
seberapa jauh variabel bebas (Lokasi dan Aksesibilitas, Ekonomi dan Sosial,
Tersedianya Fasilitas Publik CBD dan Tata Guna Lahan ) terhadap variabel terikat
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.8 didapat bahwa nilai AdjustedR-
69
penelitian ini dalam membuktikan tingkat perkembangan kawasan di CBD
Polonia Medan adalah sebesar 31,9 persen. Sedangkan 68,1 persen tingkat
5.3.2.2Uji -F
model regresi untuk variabel terikat Perkembangan Kawasan (Y) dapat dilihat dari
dimana nilai tersebut lebih kecil dari signifikansi ketetapan penelitian 0.05
70
makadapat disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama bahwa
Sosial, Tersedianya Fasilitas Publik CBD dan Tata Guna Lahan berpengaruh
5.3.2.3 Uji -t
Uji - t atau uji parsial merupakan pengujian untuk menganalisis item per
1. Nilai t-hitung untuk variabel lokasi dan aksesibilitas adalah sebesar 0.713> nilai
t-ketetapan sebesar 0.05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka variabel lokasi
71
2. Nilai t-hitung untuk variabel ekonomi dan sosial adalah sebesar 0.014 < nilai t-
ketetapan sebesar 0.05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka variabel ekonomi
3. Nilai t-hitung untuk variabel tersedianya fasilitas publik CBD adalah sebesar
0.669> nilai t-ketetapan sebesar 0.05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka
Medan.
4. Nilai t-hitung untuk variabel tata guna lahan adalah sebesar 0.222 > nilai t-ketetapan
sebesar 0.05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka variabel tata guna lahan
signifkan secara bersama-sama atau simultan antara variabel bebas variabel lokasi
dan aksesibilitas, ekonomi dan sosial, tersedianya fasilitas publik CBD, dan tata
hubungan yang positif dan signifikan secara parsial dari masing-masing variabel
Hasil uji-F yang menyatakan bahwa H1 :1, 2, 3, 4 0 artinya terdapat
72
terhadap perkembangan kawasan dengan nilai signifikansi hitung yakni 0.000a.
penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hajar Suwantoro (2011)
Polonia Medan
signifkan antara variabel bebas lokasi dan aksesibilitas dengan variabel terikat
Hasil uji empiris pengaruh antara lokasi dan aksesibilitas (X1) terhadap
0.713 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan pengaruh antara lokasi dan
signifikan.
Lokasi CBD Polonia Medan yang diapit oleh 3 (tiga) dari 5 (lima)
Kelurahan Sari Rejo dan Kelurahan Suka Damai selayaknya menjadi pusat bisnis
73
utama dalam wilayah administrasi Kecamatan Medan Polonia. Hal tersebut
didukung oleh aktivitas pemerintahan, sosial dan ekonomi, industri dan jasa
Medan Polonia pada tahun 2016 adalah sebanyak 56.513 jiwa, dengan 91,57
persen atau setara dengan 51.751 jiwa bertempat tinggal di Kelurahan Polonia,
Kelurahan Sari Rejo dan Kelurahan Suka Damai. Pada Kelurahan Polonia,
Kelurahan Sari Rejo dan Kelurahan Suka Damai juga terdapat 4 (empat) industri
besar, 19 (Sembilan belas) industri kecil dan 26 (dua puluh enam) industri rumah
tangga. Sejumlah pasar dan pertokoan sudah mulai ramai mendukung kegiatan
bioskop, 3 night club, dan 7 bilyard.Restauran dan warung makan juga sudah
cukup banyak di Kecamatan Medan Polonia dan yang terbanyak ada di Kelurahan
74
Berdasarkan posisi geografis dapat disimpulkan bahwa lokasi Kawasan
CBD Polonia Medan sangat strategis, namun aksesibilitas Kawasan CBD Polonia
yang masih belum memadai dari sisi kondisi jalan dan penyediaan transportasi
pembahasan sebelumnya.
Akses masuk kawasan CBD Polonia Medan yang terbatas pada satu jalan
dan kurang memadai dari sisi fisik jalan menjadi faktor berpengaruh dalam
perkembangan kawasan CBD Polonia Medan yang lamban. Julian Pratama Putra
linier dengan penelitian CBD Polonia Medan ini, dimana perbaikan lingkungan
parkir serta penanganan masalah berupa penurunan kapasitas pada jalan utama.
Bahwa, penelitian ini membuktikan keberadaan lokasi CBD yang tepat, selain
dampak sosial yaitu kemacetan lalu lintas. Lokasi CBD Polonia Medan
sebelumnya merupakan daerah yang masuk dalam pusat kota, namun posisi jalan
utama, yakni Jalan Avros yang tidak langsung bersinggungan dengan CBD
75
Polonia Medan, dan dimana pengunjung harus melewati fasiltas “terbatas” milik
lintas di CBD Polonia Medan tidak memberikan efek positif bagi perkembangan
CBD Polonia Medan, ramainya pengguna jalan melalui Jalan Avros hanya
Medan
meningkatkan aktivitas bisnis pada ruko yang terjual di kawasan CBD Polonia
internal yang terdiri dari faktor sumber daya manusia, pemasaran, organisasi dan
pemerintah, dan kondisi ekonomi, hasil penelitian Helena (2015) linier dengan
penelitian ini, dimana kondisi ekonomi dan sosial memiliki pengaruh dalam
signifkan antara variabel bebas ekonomi dan sosial dengan variabel terikat
Hasil uji empiris pengaruh antara ekonomi dan sosial (X2) terhadap tingkat
lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat dikatakan pengaruh antara ekonomi dan sosial
76
Berdasarkan aspek lokasi dan aksesibilitas Kawasan CBD Polonia
memiliki daya dukung kuat untuk menarik konsumen atau pengunjung, dimana
Kelurahan Sari Rejo dan Kelurahan Suka Damai yang merupakan wilayah
administratif posisi Kawasan CBD Polonia Medan. Namun, potensi ini belum
pertumbuhan ekonomi dan kurangnya ruang atau lahan didalam kota akan
menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar untuk melakukan aktivitas hiburan
maupun bisnis.
77
perkembangan kawasan di CBD Polonia Medan, sehingga dengan kurangnya
signifkan antara variabel bebas tersedianya fasilitas CBD dengan variabel terikat
sebesar 0.669 lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan pengaruh antara
belum signifikan.
menunjang dalam penyampaian jasa yang tidak boleh dilupakan dalam desain jasa
dapat dipenuhi (Fandy Tjiptono, 1996). Dalam fasilitas jasa ada beberapa hal yang
Fasilitas publik dalam properti adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
Dengan adanya fasilitas yang baik dan memadai maka akan memberikan nilai
78
positif bagi konsumen apabila terjadi kekurangan pada bagian yang lain. Dengan
semakin lengkapnya fasilitas yang ditawarkan maka akan semakin mahal pula
persepsi pembeli.
perkembangan Kawasan CBD Polonia, hal ini didukung oleh analisis statistik
dilihat dari tabel 1.2 untuk menjadikan CBD sebagai salah satu kawasan bisnis
belum sesuai dengan harapan, dimana beberapa jenis bangunan sampai saat ini
belum terealisasi. Properti yang seharusnya menjadi daya tarik utama di CBD
79
kondisi dan karakter bangunan, kualitas bangunan, fitur bangunan dan
publik.
Medan
Tata guna lahan yang dimaksud dalam variabel ini adalah tata guna lahan
dalam kawasan CBD Polonia Medan dan sekitarnya.Nilai fungsional areal dan
adalah motif yang utama dalam pembentukan struktur penggunaan lahan suatu
signifkan antara variabel bebas tata guna lahan dengan variabel terikat
Hasil uji empiris pengaruh antara tata guna lahan (X4) terhadap tingkat
lebih besar dari 0.05 sehingga dapat dikatakan pengaruh antara tata guna lahan
Merujuk pada Gambar 1.2, dapat dilihat bahwa CBD Polonia Medan
80
perhotelan, hiburan dan fasilitas pendukungan lainnya. Namun, pada
kenyataannya hingga saat ini aktivitas perekonomian dari ruko-ruko yang telah
dibeli oleh konsumen belum berjalan maksimal, masih sangat sedikit sekali
Secara makro dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Medan Tahun 2015-
2035 diuraikan bahwa areal CBD Polonia Medan saat ini ditetapkan dalam zonasi
K-1 atau sebagai perdagangan, artinya aspek legal ketataruangan telah terpenuhi
di wilayah tersebut. Hal menarik, dapat kita lihat dari peta zonasi Rencana Detail
Tata Ruang Kota Medan Tahun 2015-2035, walaupun Kawasan CBD Polonia
diapit oleh zonasi pertahanan dan keamanan atau KH-1. Zonasi yang terkotak-
kotak dan dalam lingkup yang terbatas membuat tekanan sendiri bagi Kawasan
sesuai master plan pembangunan Kawasan CBD Polonia Medan dan berakibat
pada kurangnya daya tarik bagi masyarakat untuk beraktivitas di Kawasan CBD
menyimpulkan bahwa tata guna lahan yang belum maksimal turut mempengaruhi
81
menganalisis kemungkinan pengembangan layanan ekonomi di daerah pinggiran
simultan bahwa variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
memberikan tingkat pengaruh yang tinggi, hal ini terlihat dari uji koefesien
hanya sebesar 0.388, hasil penelitian yang baik adalah dimana nilai R-Square
Nilai R-Square 0.388 ini setara dengan 38,8 persen, yang bermakna bahwa
dari variabel bebas variabel lokasi dan aksesibilitas, ekonomi dan sosial,
tersedianya fasilitas, dan tata guna lahan terhadap variabel terikat yakni
oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.
82
Untuk mempertimbangkan sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh
toko (ruko) di CBD Polonia Medan meyakini bahwa CBD Polonia Medan akan
bahwa agar kawasan superblok bisa berkembang ada beberapa strategi utama
sejak perencanaan hingga menjadi sebuah produk yang siap dipasarkan, yaitu
jasa dan kebudayaan dalam sebuah kota, perkembangan CBD lebih besar
pada kenayataan masih belum mencapai target yang direncanakan dari pihak
variabel saling berhubungan satu sama lain untuk menjadikan Kawasan CBD
83
berkembangnya superblock seperti yang disampaikan Kamil (2008) belum
Perlu upaya yang lebih intens lagi dari pihak developer dalam
Eko dan Indradi (2015) bahwa kinerja perusahaan terkait dengan peningkatan
konsumen properti.
84
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Lokasi dan aksesibilitas, aktivitas sosial dan ekonomi, fasilitas publik CBD,
dan tata guna lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan
3. Secara parsial variabel sosial dan ekonomi berpengaruh positif, dan signifikan
5. Secara parsial variabel tata guna lahan berpengaruh positif, namun tidak
6.2 Saran
85
1. Untuk akademsi, kiranya penelitian selanjutnya perlu ditambahkan variabel
rencana tata ruang wilayah dan recana detail tata ruang kota dalam menata
tertatanya kawasan CBD Polonia Medan dapat menjadi icon bisnis dan
3. Berdasarkan instrumen yang digunakan dalam variabel penelitian ini, hal yang
Polonia Medan.
86
DAFTAR PUSTAKA
87
http://www.opengeography.org/ch-g-urban-geography.html. Akses Maret 2018
http://www.simplyland.co.id/jenis-properti.html. Akses 2 Mei 2017
Indafa’a, Nurlaila. 2006. Perencanaan dan Perancangan CBD Simpang Lima
Gulum di Kabupaten Kediri. Jurnal Arsitektur.Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Indira Dewi, Happy, Chabib Mustofa, dan Teguh Riyanto. 2016. Konsep Mixed-
Use Building Dan Central Business District Sebagai Alternatif Penataan
Bangunan Dan Kawasan Untuk Keberlanjutan Kota. PROSIDING
SEMNASTEK Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah. Jakarta
Irawati, Kiki (2010) Mall dan Apartemen di Kawasan Central Busines District
Jakarta.Universitas Diponegoro. Semarang.
Kamil, R. 2008. Superblok sebagai Model Kendali Pembangunan Kota.
http://ridwankamil. wordpress. com/2008/09/27. 4 Desember 2016.
Kotler. Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Perspektif Asia. Buku Dua. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. Salemba Empat. Yogyakarta.
Maria. 2017. dampak struktur demografi terhadap pertumbuhan perumahan di
Kota Bandung. Jurnal Ekonomi. Universitas Katolik Parahyangan.
Bandung.
Manlian, Simanjuntak, Ronald, M.T. 2004. Ikatan Arsitektur Indonesia.Jurnal.
Jakarta
Metta Primaningtyas. 2012. Pengaruh Aksesibilitas, Atribut Fisik, Kesehatan
Lingkungan dan Fasilitas Publik Terhadap Kepuasan Bermukim (Studi
Kasus pada PT. Armada Hada Graha Magelang). Jurnal Sains Pemasaran
Indonesia. Universitas Diponegoro. Semarang.
Nurani, Dea. 2008. Pembentukan Ruang Transisi Publik-Privat pada Apartemen
di Dalam Kawasan Mixed-Use. Universitas Indonesia. Jakarta.
Nur Sistyaningsih, Indah. 2017. Vertikal Kawasan Central Business District Di
Surabaya.Jurnal Sains dan Seni Pomits. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya.
P.B, Triton. 2005. Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
88
Prawoto, Agus. 2010. Teori Dan Praktek Penilaian Properti. BPFE Universitas
Gadjah Mada.Yogyakarta.
Putri, Imaniar. 2011. Optimalisasi Nilai Properti Kawasan PeruamahnPuri
Anjasmoro Berdasarkan Faktor Berpengaruh. Jurnal Teknik. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Rachmawati, Rini. 2008. Pengembangan Pusat Pelayanan Ekonomi di Pinggiran
Kota Sebagai Alternatif Penanganan Problematik Ruang di Kota
Yogyakarta. Jurnal Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Riskiyah, Indah Ria, Djakfar, Suryo, Eko Andi, Widjatmiko, Indradi. 2015.
Analisis Kinerja Developer Terhadap Kepuasan Penghuni Perumahan di
Kota Malang. Jurnal Rekayasa Sipil. Universitas Brawijaya. Malang
Rachmawati, Rini. 2008. Pengembangan Pusat Pelayanan Ekonomi di Pinggiran
Kota Sebagai Alternatif Penanganan Problematik Ruang di Kota
Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kota Medan. 2015. Rencana Detail Tata Ruang Kota Medan Tahun 2015 - 2035.
Kota Medan.Sumatera Utara.
Roychansyah, Muhammad Sani. 2006. Paradigma Kota Kompak : Solusi Masa
Depan Tata Ruang Kota?. INOVASI, 7 (XVIII). Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Rustanto, Bambang, Untung . 2007. Analisis Peningkatan Kapasitas Jalan
Utama pad Central Business District (CBD) Kota Demak. Jurnal Teknik.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Rustanto, Welly A, Pudjianto, Bambang, Sirinanto, Untung. 2007. Analisis
Peningkatan Kapasitas Jalan Utama pada Central Business District (CBD)
Kota Demak.Universitas Diponegoro. Semarang.
Santoso, Singgih. 2003. Statistik Deskriptif Konsep dan Aplikasi dengan Micosoft
Excel dan SPSS. Andi, Yogyakarta
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat. Jakarta
Sekaran, Uma dan Bougie R, (2013).Reserach Methods for Bussiness A Skill
Building Approach, 6th Edition. A John Wiley and Son, Ltd Publication
89
Setiawan Muhammad, Sukoco, Santirianingrum. 2015. Linier Trend Analysis
Dampak Peningkatan Investasi di Daerah terhadap Perkembangan Properti
Komersial. Jurnal Spirit Pro Patria. Universitas Narotama. Surabaya.
Setiawan, Muhammad, Sukoco, dan Sasono. 2014. Peluang Wirausaha Bisnis
Properti di Pusat Bisnis (Central Business District) dengan Pola Kerjasama
Pemerintah-Swasta (Kasus Wilayah Kaki Suramadu Sisi Surabaya).
Universitas Narotama. Surabaya.
Sidik, Ignas. 2000. Pemasaran Stratejik dan Strategi Pemasaran. Jurnal Forum
Manajemen Prasetya Mulya No. 72, Tahun ke 14, p. 14-19.
Sinulingga, Sukaria, 2016. Metode Penelitian. Edisi 3. Penerbit USU Press,
Medan.
Siregar, Panangian, 2017. Analisis Highest and Best Use Lahan eks-Terminal Bus
Takengon.Tesis.Magister Manajemen Properti dan Penilaian. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Stephen, F.Fanning. 2008. Market Analysis for Real Estate : Concepts and
Applications in Valuation and Highest and Best Use. The Appraisal
Institute. Chicago.
Suliyanto.2011. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Andi.
Suwantoro, Hajar. 2011. Perkembangan Superblok dalam Perspektif Investasi
Bidang Properti di Kawasan Asia Pasifik. Jurnal Arsitektur. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Suwatoro, Hajar. 2011. Perkembangan Superblok Dalam Perspektif Investasi
Bidang Properti Di Kawasan Asia Pasifik (Unpublished Articles by Subject
"Perkembangan Superblok"). Universitas Sumatera Utara. Medan
Thedja, Julian Pratama Putra. 2011. Analisa Keterarikan Konsumen terhadap
Properti Perumahan Dian Regency - 2 . Jurnal Teknik Sipil. Institut
Sepuluh November. Surabaya.
Tjiptono, Fandy. 1996. Manajemen Jasa. Andi Offset. Yogyakarta
Tondobala, Linda. 2015. Pengembangan Struktur Ruang: Mereduksi Mobilitas
Perkotaan. Media Matrasain.
90
Wanagung, Hardinata. 2011. Evaluasi Pembangunan Perumahan Grand Renon
Prime Residence.Jurnal Teknik. Universitas Udayana. Denpasar.
Widhaswara. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tanah dan Bangunan
pada Suatu Properti. Jurnal Ekonomo Kota.Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya.
Yoseph Seno, Prakoso. 2005. Pengaruh Faktor Lahan Terhadap Nilai Properti
Perumahan di Kawasan Batam Center Kota Batam.Jurnal Pascasarjana.
Universitas Diponegoro. Semarang.
91
DAFTAR LAMPIRAN
Hormat Saya,
** Data responden dan semua informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya,
oleh Sebab itu dimohon untuk mengisi kuisioner dengan sebenarnya dan se-objektif
mungki**
I. IDENTITAS RESPONDEN
1.1 Nama :
1.2 Jenis Kelamin :
a. Laki-Laki
b. Perempuan
1.3 Usia Responden :
a. 20 – 30 Tahun
b. 31 – 40 Tahun
c. > 40 tahun
1.4 Pekerjaan :
a. Pegawai Negeri
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
92
II. PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER
1. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat dengan
memberikan tanda silang( X) pada kotak yang telah disediakan.
NO PERNYATAAN SB B N TB STB
A. Perkembangan kawasan
1. Peningkatan aktivitas bisnis di kompleks
CBD Polonia Medan berjalan lambat.
2. Harga sewa atau harga jual ruko CBD Polonia
Medan meningkat cukup signifikan setiap tahunnya
B. Faktor-faktor
I. Lokasi dan Aksesbilitas
1. Lokasi CBD Polonia Medandekat dengan pusat kota
Medan
2. Akses masuk ke kawasan CBD Polonia Medan
relatif mudah dijangkau
3. Trayek pengangkutan umum tersedia di sekitar
kawasan CBD Polonia Medan
4. Kondisi jalan menuju kawasan CBD Polonia
Medan cukup lebar dan tertata dengan baik
5. Arus lalu lintas di lingkungan CBD sering terjadi
kemacetan.
II. Ekonomi dan sosial
1. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap potensi
bisnis/usaha di CBD Polonia Medan cukup tinggi
2. Penduduk di sekitar kawasan CBD Polonia Medan
sering melakukan aktifitasnya di CBD Polonia
Medan
3. Tingkat keamanan lingkungan di CBD Polonia
Medan cukup baik dan terjaga
III. Tersedianya Fasilitas
1 Ketersediaan sarana bermain, sarana olah raga, sudah
cukup memadai di CBD Polonia Medan .
2 Ketersediaan tempat beribadah dan sarana pendidikan
sudah cukup memadai di CBD Polonia Medan .
93
NO PERNYATAAN SB B N TB STB
3 CBD Polonia Medan telah menjadi pusat
perbelanjaan masyarakat di sekitar kawasan
IV. Tata Guna Lahan
1. Pemanfaatan lahan dan bangunan yang ada sudah
berfungsi sebagaimana mestinya
2. Kompleks CBD Polonia Medan bebas dari banjir
3. Pihak Developer sudah memaksimalkan penggunaan
lahan di CBD Polonia Medan dengan baik
* TERIMA KASIH *
94
Lampiran 2 Tabulasi Data Uji Validitas dan Reliabilitas
X1 X2 X3 X4 Y
Alamat Jenis
No Nama Responden Umur Pekerjaan a b c d e a b c a b c a b c a b
Toko Kelamin
Jenis Kelamin
1 = Pria
2 = Wanita
20 - 30 Tahun
31 - 40 Tahun
> 40 Tahun
Jenis Pekerjaan
1 = Pegawai Negeri
2 = Pegawai Swasta
3 = Wiraswasta
4 = Lainnya
95
Lampiran 3 Tabulasi Data Hasil Penelitian
X1 X2 X3 X4 Y
Alamat Jenis
No Nama Responden Umur Pekerjaan a b c d e a b c a b c a b c a b
Toko Kelamin
96
(lanjutan)
X1 X2 X3 X4 Y
Alamat Jenis
No Nama Responden Umur Pekerjaan a b c d e a b c a b c a b c a b
Toko Kelamin
52 Fredy Setiawan Blok - DD 3 1 3 2 3 2 4 4 2 2 3 3 4 2 3 4 4 4 3
53 Eddy Rimba Blok - DD 2 1 3 2 2 2 3 1 2 4 3 2 3 2 3 4 4 3 3
54 Gogod Dirgo Blok - DD 3 1 2 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
55 Andreas Juan Blok - DD 2 1 3 5 5 5 5 5 2 5 2 5 4 4 5 3 5 5 4
56 Renika Situmorang Blok - EE 1 2 2 3 4 2 3 4 2 2 3 2 4 2 4 4 4 4 3
57 Pungki Martha Blok - EE 2 2 3 4 4 3 4 4 5 3 4 5 5 5 2 5 5 5 3
58 Tjoe Tjoe Ali Blok - FF 3 1 3 4 5 3 4 4 5 3 3 4 5 5 3 5 5 5 2
59 Wiwiek Blok - FF 2 2 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3
60 Juwita Blok - FF 3 2 2 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 3 5 5 5 2
Jenis Kelamin
1 = Pria
2 = Wanita
20 - 30 Tahun
31 - 40 Tahun
> 40 Tahun
Jenis Pekerjaan
1 = Pegawai Negeri
2 = Pegawai Swasta
3 = Wiraswasta
4 = Lainnya
97
Lampiran 4 Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Lokasi dan
Aksesibilitas
98
Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Ekonomi
dan Sosial
99
Lampiran 6 Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Tersedianya
Fasilitas
100
Lampiran 7 Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Tata Guna
Lahan
101
Lampiran 8 Tabel Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Perkembangan Kawasan
102
Lampiran 9 Grafik Normal P-Plot
103
Lampiran 10 Tabel Normalitas Uji Kolmogorov-Smirnov
104
Lampiran 12Tabel Uji–Fatau Uji Simultan
105
Lampiran 13Peta Zonasi RDTR Kota Medan Tahun 2015 - 2035