Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN NILAI DI INDONESIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.

Dosen Pengampu: M. Arie Firmansyah, M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 11

HILMA YULIAWATI (1984202063)

ARDHAENI WULANDARI (1984202072)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

TAHUN AKADEMIK 2019-2020


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis kirimkan sholawat
serta salam kepada junjungan nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarganya,
para sahabatnya dan seluruh ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir
zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Ilmu Pendidikan yang berjudul “Pendidikan Nilai di Indonesia”. Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis ucapkan banyak
terima kasih kepada.
1. M. Arie Firmansyah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan.
2. Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat peulis rinci satu per satu yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi
perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini
bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.

Tangerang, 9 Desember 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Pengertian Pendidikan .................................................................................... 3
B. Konsep Pendidikan Nilai di Indonesia ........................................................... 4
C. Pentingnya Pengembangan Pendidikan Nilai di Indonesia ............................ 5
D. Titik Temu Pendidikan Nilai dan Pendidikan Umum .................................... 6
E. Hakikat dan Tujuan Pendidikan ..................................................................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 9
A. Kesimpulan .................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan nilai berperanan penting dalam upaya mewujudkan
manusia Indonesia yang utuh. Pembinaan nilai sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan dapat menjadi sarana ampuh dalam
menangkal pengaruh-pengaruh negatif, baik pengaruh yang berasal dari
dalam negeri maupun luar negeri. Sejalan dengan derap laju pembangunan
dan laju perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS),
serta arus reformasi sekarang ini, pembinaan nilai semakin dirasa penting
sebagai salah satu alat pengendali bagi tercapainya tujuan pendidikan
nasional secara utuh. Namun, sekarang ini tampak ada gejala di kalangan
anak muda, bahkan orang tua yang menunjukkan bahwa mereka
mengabaikan nilai dan moral dalam tata krama pergaulan yang sangat
diperlukan dalam suatu masyarakat yang beradab (civil society). Dalam
era reformasi sekarang ini seolah-olah orang bebas berbuat apa saja sesuai
dengan kehendaknya. Misalnya, perkelahian massal, penjarahan,
pemerkosaan, pembajakan kendaraan umum, penghujatan, perusakan
tempat ibadah, lembaga pendidikan, kantor-kantor pemerintahan dan
sebagainya, yang menimbulkan korban jiwa dan korban kemanusiaan.
Bangsa Indonesia saat ini tidak hanya mengalami proses
pendangkalan nilai yang seharusnya dimiliki serta dihayati dan dijunjung
tinggi. Nilai-nilai itu kini bergeser dari kedudukan dan fungsinya serta
digantikan oleh keserakahan, ketamakan, kekuasaan, kekayaan dan
kehormatan. Dengan pergeseran fungsi dan kedudukan nilai itu, kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa dirasakan semakin hambar dan keras, rawan
terhadap kekerasan, kecemasan, bentrok fisik (kerusuhan) dan merasa
tidak aman. Dekadensi moral juga tercermin dalam sikap dan perilaku
masyarakat yang tidak dapat menghargai orang lain, hidup dan

1
perikehidupan bangsa dengan manusia sebagai indikator harkat dan
martabatnya. Nilai-nilai moral menempatkan hak asasi manusia (HAM)
sebagai ukuran pencegahan pelanggaran-pelanggaran berat, seperti
pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian, penculikan, pembakaran,
perusakan dan lain-lain.
Dengan demikian, salah satu problematika kehidupan bangsa yang
terpenting di abad ke-21 adalah nilai moral dan akhlak. Kemerosotan nilai-
nilai moral yang mulai melanda masyarakat kita saat ini tidak lepas dari
ketidakefektifan penanaman nilai-nilai moral, baik di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat secara keseluruhan. Efektivitas paradigma
pendidikan nilai yang berlangsung di jenjang pendidikan formal hingga
kini masih sering diperdebatkan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka penulis
menyusun sebuah makalah sederhana yang berjudul “Pendidikan Nilai di
Indonesia” sebagai sebuah atensi dalam membumikan Pendidikan Nilai di
Indonesia pada umumnya dan khususnya di lembaga-lembaga pendidikan
itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Pendidikan Nilai di Indonesia?
2. Bagaimana pentingnya pengembangan Pendidikan Nilai di Indonesia?
3. Seperti apa titik temu Pendidikan Nilai dan Pendidikan Umum?
4. Bagaimana Hakikat dan Tujuan Pendidikan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari bahasa yunani paedagogie yang
akar katanya pais yang berarti anak dan again yang artinya bimbingan.
Dengan demikian paedagogie berarti bimbingan yang diberikan
kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan menjadi
education. Education berasal dari bahasa yunani educare yang berarti
membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar
tumbuh dan berkembang.
Pendidikan merupakan sebuah proses membangun kerangka
manusia sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Pada awalnya,
tujuan pendidikan Indonesia bercorak pragmatis. Pendidikan pragmatis
menghasilkan manusia yang cerdas dan terampil, tetapi belum tentu
berbudi baik.
Pendidikan merupakan sarana yang menghantarkan manusia pada
nilai-nilai yang luhur, mengajarkan manusia norma dan nilai yang baik
dalam melakukan sesuatu. Tanpa pendidikan nilai manusia tidak akan
mengetahui cara bersikap yang baik dan benar menurut agama, etika
moral dan budaya luhur.
Pendidikan adalah proses interaksi manusiawi antara pendidikan
dan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu
berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan
bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan.
Banyak masalah yang dapat dijadikan indicator, mulai dari
masalah sosial, politik, rasial, lingkungan hidup, ketakwaan, susila,
rasa kebangsaan dan sebagainya. Mengacu pada kesimpulan bahwa
sumber daya manusia (yang notabennya dihasilkan oleh pendidikan
pragmatis) itu kurang dalam segi humaniora.
Paulo Freire (1998) menyatakan bahwa pendidikan itu seharusnya
mengarah pada pemanusiaan manusia.

3
B. Konsep Pendidikan Nilai di Indonesia
1. Sistem Pendidikan
Pakar pendidikan, Mochtar Buchori (1983), menilai sistem
pendidikan di Indonesia saat ini telah kehilangan makna dan nilai
itu terjadi karena para pelaku pendidikan saat ini lebih
mementingkan unsur skill, bukan knowledge. Padahal yang penting
adalah wisdom kearifan yang bertitik tolak dari nilai-nilai
kemanusiaan. Sistem pendidikan Indonesia tidak mencerminkan
tiga unsur utama dalam pendidikan, diantaranya :
a. Pendidikan yang bersifat membimbing siswa agar dapat
menghidupi diri sendiri
b. Membimbing agar dapat mengembangkan kehidupan bermakna
c. Membimbing agar dapat memuliakan kehidupan
2. Proses Pendidikan
Sebuah ruang terbatas bagi penciptaan mesin atau robot pekerja
yang hanya memiliki kemampuan berfikir statis, bukan pada
sebuah proses penciptaan manusia pemikir yang sangat diperlukan
untuk kelangsungan kehidupan dipermukaan bumi ini
3. Kualitas Guru
Telah terpenuhinya catatan nilai evaluasi belajar yang tinggi
dan menjadi juaranya pada lomba keilmuan menyebabkan otak
anak menjadi sebuah memori komputer yang tidak memiliki
kemampuan berkreasi.
Pendidikan di Indonesia, baik formal, nonformal, maupun
informal merupakan proses yang dengan sengaja dilakukan untuk
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

4
C. Pentingnya Pengembangan Pendidikan Nilai di Indonesia
1. Aktualisasi manifestasi pendidikan nilai di Indonesia
Pendidikan nilai menghasilkan sumber daya manusia yang
utuh, menyeluruh, sehat, purnawan dan terintegrasi.
Menurut Maslow (Agudo, 1999), aktualisasi itu akan tampak pada:
a. Penerimaan diri, orang lain, dan kenyataan kodrat;
b. Spontan dan jujur dalam pemikiran, perasaan, dan perbuataan;
c. Membutuhkan dan menghargai keintiman diri (privasi);
d. Pandangan realitas mantap;
e. Kekuatan untuk mengahadapi masalah di luar dirinya sendiri;
f. Pribadi mandiri
g. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sendiri;
h. Menjalin hubungan dengan yang Transenden;
i. Persahabatan dekat dengan beberapa sahabat atau orang-orang
tercinta;
j. Ramah terbuka karena dapat menghargai dan menerima pribadi
yang lain;
k. Perasaan tajam, peka akan nilai-nilai rasa moral susila teguh dan
kuat;
l. Humor tanpa menyakitkan;
m. Kreatifitas dapat menetuka diri sendiri tidak selalu ikut-ikutan;
n. Mampu menolak pengaruh yang mau menguasai atau
memaksakan diri;
o. Dapat menemukan identitasnya;
2. Esensi dan Kedudukan Pendidikan Nilai di Indonesia
Salah satu konsep filosofi dasar pendidikan menurut Theodore
Bramelt adalah bahwa pedidikan harus mampu menjadi agen atau
perantara yang menanamkan nilai-nilai yang ada dalam jiwa Stake
Holder (Bernadib, 1990).
Dunia masa kini menghadapi peruahan budaya akibat kemajuan
ilmu dan teknologi yang juga membawa dampak negative berupa
lunturnya nilai-nilan yang vital, misalnya nilai kegotong royongan,

5
nilai kesopanan, dan nilai kesusilaan. Dengan demikian, harus ada
usaha reservasi nilai-nilai kehidupan agar tidak punah.
3. Tataran Praktisi Nilai di Indonesia
Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang
tercantum dalam bab 2 pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 adalah:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”

D. Titik Temu Pendidikan Nilai dan Pendidikan Umum


1. Makna Pendidikan Nilai dalam Pendidikan Umum
Menurut Cohen dan Arthur (1998), pendidikan umum adalah
proses pembangunan suatu kerangka kerja yang tekanannya pada
pengetahuan dari bemacam-macam sumber.
2. Tujuan Pendidikan Umum
a. Membiasakan siswa berfikir objektif, kritis, dan terbuka
b. Memberikan pandangan tentang berbagai jenis nilai hidup,
seperti kebenaran, keindahan, dan kebaikan.
c. Menjadi manusia yang sadar akan dirinya, sebagai makhluk,
sebagai manusia, sebagai pria dan wanita, dan sebagai warga
Negara.
d. Mampu menghadapi tugasnya, bukan hanya menguasai bidang
profesinya melainkan juga karena mampu mengadakan
bimbingan dan hubungan sosial yang baik dalam
lingkungannya.
3. Keteladanan dengan Nilai-nilai Luhur Bangsa Indonesia
Pada teladan pun sebenarnya berbicara tentang watak tabiat.
Hal itu disebabkan watak merupakan kesatuan dari sifat-sifat baik
atau nilai-nilai luhur kemanusiaan yang ada pada atau dimiliki

6
seseorang. Oleh karna itu, seseorang yang kaya dengan sifat baik
dan nilai luhur kemanusiaan disebut sebagai orang yang berwatak
dan pantas diteladani. Adapun seseorang yang miskin dengan sifat
baik dan nilai luhur disebut sebagai orang yang tidak berwatak dan
tidak patut diteladani.
4. Pendidikan Nilai Bagian Integral Pendidikan
Pendidikan nilai-nilai kehidupan sebagai bagian integral
kegiatan pendidikan pada umumnya adalah upaya sadar dan
terencana membantu siswa mengenal, menyadari, menghargai, dan
menghayati nilai-nilai yang seharusnya dijadikan panduan bagi
sikap dan perilaku sebagai manusia dalam hidup perseorangan dan
bermasyarakat.

E. Hakikat dan Tujuan Pendidikan


1. Hakikat Pendidikan
Bebebrapa asumsi dasar yang berkenaan dengan hakikat
pendidikan :
a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang
ditandai oleh keseimbangan antara kedaulatan subjek didik
dan kewibawaan pendidikan
b. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik
menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan
yang semakin berat
c. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan
masyarakat
d. Pendidikan berlangsung seumur hidup
e. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-
prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan
manusia seutuhnya.
2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan nasional dikelompokkan menjadi tiga :

7
a. Aspek pengetahuan atau kognitif, meliputi berilmu dan
cakap
b. Aspek keterampilan (psikomotor), meliputi kreatif
c. Aspek sikap (afektif), meliputi beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan sebuah proses membangun kerangka manusia sejak
dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Pada awalnya, tujuan pendidikan
Indonesia bercorak pragmatis. Pendidikan pragmatis menghasilkan manusia
yang cerdas dan terampil, tetapi belum tentu berbudi baik.
Konsep pendidikan itu sendiri berdasar pada tiga aspek yaitu sistem
pendidikan, proses pendidikan dan kualitas guru, yang mana aspek-aspek
tersebut sangat berpengaruh pada kemampuan peserta didik akan menjadi
kompeten atau tidak.
Pengembangan pendidikan nilai di Indonesia ini juga sangat penting untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang utuh, menyeluruh, sehat, purnawan
dan terintegrasi. Selain itu pedidikan juga harus mampu menjadi agen atau
perantara yang menanamkan nilai-nilai yang ada dalam jiwa stake holder.

B. Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

https://arninrf.blogspot.com/2016/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1

https://mangmumin.blogspot.com/2016/03/latar-belakang-pendidikan-nilai.html

Elmubarok, Z. (2008). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

Kurniawan, K. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Moral.

http://groups.google.co.id, 27 Agustus 2008

Mulyana, R. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.

10

Anda mungkin juga menyukai