Anda di halaman 1dari 174
Farmasetika RET a LPL A r a LTE TL PT) re ola 7 a Apt. | PENERBIT BUKU KEDOKTERAN Ac EGC 1690 FARMASETIKA DASAR DAN HITUNGAN FARMASI Oleh: Drs. H. Syamsuni, Apt. Editor: Winny R. Syarief, S.Si, Apt. Copy editor: Sri Handayani Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku ‘Kedokteran EGC © 2005 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O, Box 4276/akarta 10042 Telepon: 6530 6283 Anggota IKAPI Desain kulit muka: Yohanes Duta Kumia Utama Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip, memperbanyak dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I: 2006. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Syamsuni, Haji 2 Formasetika dasar dan hitungan farmasi /H. Syamsuni ; editor, Winny R. Syarief. — Jakarta : EGC, 2006. xxv, 169 him. ; 14x21 cm. ISBN 979-448-777-5 1. Farmasi. I. Judul. 11 Syarief, Winny R. 615.4 {stoi lar tanggung jawab parcetakan DAFTAR ISI Kata Pengantar, v Singkatan Bahasa Latin, xii Bagian! FARMASETIKA DASAR Bab 1__Perkembangan Ilmu Farmasi/Farmasetika Umum, 2 Definisi Profesi Farmasi, 2 Farmasi, 2 Definisi Apoteker, 2 Karir Farmasi, 2 Kurikulum Pendidikan Farmasi, 3 Peranan Apoteker, 5 Pada Farmasi Komunitas, 5 Pada Industri Farmasi, 5 Pada Pemerintahan dan TNV/Polri, 6 Bab 2 Pengelolaan Apotek dan Resep di Apotek Pengelolaan Apotek, 7 Definisi, 7 Tugas dan Fungsi Apotek, 7 Pengelolaan Apotek, 7 Pelayanan Apotek, 9 Pengadaan dan Penyimpanan Obat, 9 Pemusnahan Obat, 10 Penulisan dan Pelayanan Resep di Apotek, 10 Cara Menyusun Penulisan Obat dalam Resep, 12 Kopi Resep (Apograph, Exemplum, atau Afschrift), 13 vi DAFTAR ISt vii Pengelolaan Resep yang Telah Dikerjakan, 14 Penyerahan Obat, 15 Bab 3___Prinsip-Prinsip dalam Farmakologi_ . Aksi Obat, 17 - Tipe Ikatan Interaktif Obat-Reseptor, 19° ‘Selektivitas dan Keamanan Obat, 19 Bab4 _ Proses yang Dialami Obat Sebelum Tiba di Tempat Aksi Fase Biofarmasetik, 25 Faktor-Faktor Formulasi, 25 _Ketersediaan Farmasi (KF), 28 Ketersediaan Hayati (KH), 28 Kesetaraan Terapeutik (KT), 30 Hubungan Rute Penggunaan Obat dengan Bentuk Sediaan Obat, 3100 Bentuk sediaan obat kerja lama, 32 Rute penggunaan obat, 33 Penggunaan obat melalui rute oral/per oral, 33. - Bentuk sediaan cbat yang digunakan dalam rute rektal, 36 Bentuk sediaan obat yang digunakan dalam rute parenteral, 36 - Bentuk sediaan obat yang digunakan melalui rute kulit, 36 Bentuk sediaan obat yang digunakan pada membran mukosa, 37 Bentuk sediaan obat yang digunakan melalui rute implantasi, 37 Fase Farmakokinetik, 38 Fase Farmakodinamik, 38 Bab 5 Farmakope dan Nama Obat Umum, 40 i Tata Nama, 41 Ketentuan Umum Fl ad. IV, 41 judul, 41 7 Bahan dan Artikel Resmi, 41 Etanol, 42 viii DAFTAR ISI Ais, 42 - Bahan Tambahan, 42 Tangas Uap.dan Tangas Air, 43 ~_Pernyataan “Lebih Kurang”, 43 Pernyataan “di dalam Desikator”, 43 Penyaringan, 43. : Pemijaran Sampai Bobot Tetap, 43 Indikatos, 43 Bobot yang Dapat Diabaikan, 43 Pernyataan Tidak Berbau, 44 Bobot Jenis, 44 Suhu, 44 Batas Waktu, 44 Hampa Udara, 44 Istilah Kelarutan untuk Melarutkan 1 Bagian Zat, 44 Wadah, 45 Simplisia, 46 Kadar Larutan, 46 Bab 6__Pengertian Obat dan Sediaan - Pengertian Obat Secara Umum, 47 Pengertian bat Secara Khusus, 47 Penggolongan Obat, 48. Menurut Kegunaan Obat, 48 . Menurut Cara Penggunaan Obat, 48 Menurut Cara Kerja Obat, 48 Menurut Undang-Undang, 49 Menurut Sumber Obat, 49 : : Menurut Bentuk Sediaan Obat (Bentuk Sediaan Farmasi), 50 Menurut Proses Fisiologis dan Biokimia dalam Tubuh, 50 Bab7 Basi Ketentuan Umum Fl ed. It! tentang Dosis, 52 Macam-Macam Dosis, 52 Dosis Terapi, 53. Dosis Minimum, 53 Dosis Maksimum, 53 Dosis Toksik, 54° Dosis Letalis, 54 Perhitungan Dosis, 54 Bahan di hak cipta DAFTAR ISI Bab 8 Pulvis dan Pulveres Definisi, 58 Keuntungan dan Kerugian Sediaan Bentuk Serbuk, 58 Keuntungan Bentuk Serbuk, 58 Kerugian Bentuk Serbuk, 59 Persyaratan Serbuk, 59 Pengayak dan Derajat Kehalusan Serbuk, 59 Pulvis (Serbuk Tak Terbagi), 60 Pulveres (Serbuk Terbagi), 61 Cara Peracikan Serbuk Menurut Fl ed. ll, 61 -Pembuatan Serbuk dengan Bahan-Bahan, 62 Bahan Padat, 62 ; Bahan Setengah Padat, 63 Bahan Cair, 63 Bahan dari Bentuk Tablet atau Kapsul, 64 Perhitungan Dosis Maksimal (OM) dan Dosis Gabungan, 65 Obat Tak Tercampurkan (OTT), 68 Bab9 Kapsul Definisi, 70 Macam-Macam Kapsul, 70 Keuntungan dan Kerugian Bentuk Sediaan Kapsul, 71 Bobot dan Volume Ukuran Kapsul, 72 Cara Pembuatan Kapsul, 72 Cara Pengisian Kapsul, 72 Beberapa Persoalan yang Sering Dihadapi dalam Pembuatan Sediaan Kapsul, 74 * Cara Penyimpanan Kapsul, 75 Persyaratan sul Menurut Fl ed. NL 75. Bab 10 Tablet Definisi, 78 Penggolongan Tablet, 78 Komponen Tablet, 82 Cara Pembuatan Tablet, 83 Granulasi Basah, 83 Granulasi Kering/Slugging/Precompression, 83 Cetak/Kempa Langsung, 84 x DAFTAR ISI Macam-Macam Kerusakan pada Pembuatan Tablet, 84 Penyalutan Tablet, 85 Persyaratan Tablet Menurut Fled. Ili, 86 Bab 11_ Supositoria dan Ovula Supositoria, 86 Definisi, 68 Tujuan Penggunaan Supositoria, 88 Keuntungan Penggunaan Supositoria, 88 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Absorpsi Obat per Rektal, 89 Bahan Dasar, 89 Pembuatan Supositoria, 91 Ovula, 91 Bab 12 Salep Salep, 92 Definisi (Fled. tm), 92 Persyaratan Salep (Fl ed. ill), 92 Penggolongan Salep, 93 Pembuatan Salep, 94 Cara Pembuatan Salep Ditinjau dari Zat Berkhasiat Utamanya, 95 Pasta, 101 Krim, 102 Cara Pembuatan Krim, 102 Linimentum, 102 Gel, 103 Cara Pembuatan Gel, 103 = Salep Mata, 103 Cara Penyiapan Dasar Salep, 104 Cara Pembuatan Salep Mata, 104 Bagian I|_ HITUNGAN FARMASI Bab 13 Perhitungan Dosis Maksimal Serbuk Terbagi (Pulveres), 106 Untuk Pasien Dewasa {Lebih dari 20 Tahun) atau Sudah. Menikah, 106 DAFTAR IS! p BeuRiaat R Tahun, 107 Untuk Pasien Berusia di Bawah 8 Tahun, 109 Untuk Pasien Berusia di Bawah 1 Tahun, 110 Serbuk Tak Terbagi (Pulvis), 111 Cairan/Larutan (Sofutiones), 112 Bab 14 Perhitungan Pengenceran Pengenceran Bukan Etanol, 114 Cara untuk Mencari Kadar Zat Aktif dalam Suatu Campuran Jika yang Tidak Diketahui Hanya Satu Faktor (X), 119 Cara untuk Mencari Kadar Zat Aktif dalam Suatu Campuran Jika Ada Dua Faktor yang Tidak Diketahui, 120 ‘Cara untuk Mencari Kadar Zat Aktif dalam Suatu Campuran Jika yang Tidak Diketahui Lebih dari Dua Faktor (X, ¥, Z,..3, 120 Pengenceran Etanol, 121 Pengenceran dengan Penyusutan Volume, 121 ‘Contoh-Contoh Perhitungan Alkohol Absolut, 121 ‘Contoh Perhitungan Kontraksi Etanol, 126 Bab 15 Perhitungan HLB Cara Menghitung Nilai HLB, 128 Cara Menghitung Nilai HLB Campuran, 130 Bab 16 Perhitungan Isotonis Cara PTB dengan Rumus Menurut Fl ed. fll, 132 Cara Ekuivalensi NaCl (6), 133 Cara Faktor Disosiasi (Farmakope Belanda VI), 134 Cara Grafik (Fl ed.l), 136 Daftar Pustaka, 142 Lampiran, 143 Indeks, 164 SINGKATAN BAHASA LATIN A a=ante =sebelum aaaaaa =ana ac. =ac ac. = ante coenam ad. =auri dextra ah. =alternis horis aj. =ante jentaculum al. =auri laevae an. =ante noctum ap. =ante prandium a.merid. (a.m) =ante meridiem abdom. =abdomen ab.in gelat. = abeat in gelatinam ablut. = ablutio ci abs.febr. =absente febre accur. = accurate accuriss. = accuratisime ad =ad ad.aur. =ad aurem ad.c.trit. =adde cum tritu xii = tiap-tiap (masing-masing) = dan/juga = sebelum makan = telinga kanan = tiap selang 1 jam =sebelum makan pagi = telinga kiri =sebelum malam =sebelum makan malam = pagi = perut = sampai seperti selai (jelly) = obat untuk mencu- (membersihkan) = pada waktu. tidak demam =saksama = sangat saksama = sampai; pada = pada telinga = tambahkan dengan digerus SINGKATAN BAHASA LATIN xiii ad chart.cer. =ad chartamceratam = dalam kertas berlilin | ad chart.perg. = ad chartam = dalam kertas pergameneam perkamen add =adde = tambahkan. add. = addetur = ditambahkan addend =addendus = ditambahkan ad 2 vic. =ad duas vices =dalam/ untuk dua kali ad grat.acid =ad gratam acidatam =sampai rasa asam yang sesuai ad grat.sap. =ad gratam saporem =sampai ada rasanya adh. = adhibere = memakai ad hum. = ad humectandum intuk pembasah ad.infl. = ad inflandum = untuk disemprot- - kan di dalamnya ad lib. = ad libitum = sesukanya ad oll. alb. = ad ollam albam = dalam pot putih ad oll. gris. =adollam griseam = dalam pot kelabu ad scat.eleg. =ad scatulam = dalam dos elegantem yang baik ad scat.ordin. = ad scatulam = dalam dos biasa ordinariam ad us. ext. . =ad usum externum = untuk pemakaian luar ad us.int. =adusum internum = untuk pemakaian dalam ad us. prop. (ad.u.p) =adusumpropium = = untuk dipakai sendiri ad vitr.alb. =ad vitrum album = dalam botol putih ad vitr.ampl. =advitrumamplum = dalam botol mulut lebar ad vitr.fuse. =ad vitrum fuscum = dalam botol cokelat ad vitr.nigr. =ad vitrum nigrum == dalam botol hitam adh. =adhibere adhib. = adhibeatur adv. =adversum = terhadap xiv aet. aeg. aeq.aequab. aff. agit. aggred.febr. alt. hor. applic. apt. aq. bidest. aq: bull. aq. calid aq. coct. aq. comm. aq. dest. aq. ferv. aq. glycer. aq. Lc. aq. min.aer. aq. sacch. aq. steril. aq. tepid aur. aur.dext. (a.d.) aur.lev. (a.1.) aut. B b. bac. baln. baln.aren. baln. mar. baln. vap bals. ben. =aetas = aeger affunde = agitatio = aggredientefebre alternis horis = applicandum = aptus = aqua bidestillata = aqua bulliens = aqua calida = aqua cocta = aqua communis = aqua destillata = aqua fervida = aqua glycerinata = aqua laurocerasi = aqua mineralis aerophora = aqua saccharata = aqua sterilisata = aqua tepida = auris, aurum = auri dextrae =aurilaevae | = aut = bis bacilla balneum balneum arenae balneum mariae balneum vaporis = balsamum = bene = aequalis aequabilis SINGKATAN BAHASA LATIN = untuk digunakan ocok, sesuai =air suling dua kali air mendidih, #100" ir hangat, 60°-70° ir direbus =air biasa =air suling ‘ir panas, 85°-95° =air gliserin ir lauroserasi =air mineral me- ngandung gas CO, ir gula =air hangat kuku, 30°40° = telinga = telinga kanan SINGKATAN BAHASA LATIN xv bib. bid. bis.d.d. (b.d.d.} bind, bol. bol. but. brev. Cc c. c ce. cm cms on av ap c.th cl.g.s cal. calef. calid. caps.gel.el. caps.gel.op. caut. | cav. cer. chart.cer. chart.part. ciaoi. citiss. = bis de die = dua kali sehari = bis in die =2 kali sehari rgillo, sejenis tanah = peluru, pil yang besar =mentega = pendek =cum = cohlear = centimeter cubic = sentimeter kubik = cras mane = besok pagi = cras mane = dipakai besok pagi sumendum = cras nocte = besok malam = cras vespere = besok sore = cochlear =sendok bubur parfum/ pulfis = cochlear thea = sendok teh =cuillibet quantum = = jumlah secukupnya sufficiat = calore = karena panas = calefac = panasi calidus anas, 60°-70° C = capsulae gelatinosae = kapsul gelatin lunak elasticae = capsulae gelatinosae = kapsul gelatin operculatae dengan tutup = caute = hati-hati cave was = cera =malam, lilin = charta cerata = kertas berlilin charta paraffinata ertas parafin = cinnamomi = kayu manis = citissime = sangat segera xvi SINGKATAN BAHASA LATIN clarif.0 = clarificatio ijernihkan claud. claudere tutup (menutup) claus. = clausus = tertutup clysm. =clysma = lavemen, enema cochl. cochlear endok makan cochleat. = cochleatim = sendok makan demi sendok makan cois.comm. = communis = biasa col. =cola =menyari colat. - =colatura = sarian (sari), kolatur ¢.coll.ampl. =cum collo amplo dengan leher lebar collut. =collutorium, collutio =cuci mulut collyr. ollyrium uci mata co., comp., cps., cpt. = compositus =majemuk conc. = concentratus = pekat consp. onsperge aburkan coq. =coque = rebus coq.ad.col. =coque ad colaturam =rebus sampai memperoleh sari coq.et.inf. =coque et infunde =rebus dan sari coq.s.q.a q.ad.col.300 =coque sufficiente =rebus dengan air quantitae aquae secukupnya sampai ad colaturam diperoleh sarian gtammatum 300 cc trecentorum crass. =crassitudo = tebal cyath. = cyathus = gelas baker anggur D d. =dosi/dies/ * = takaran/hari/kanan dexter dc. = durante coenum = pada waktu makan. d.c.form. = da cum formula = berikan dengan formulanya dd. =dedie iap hari d.in.dim. =da in dimidio erilah separuhnya d.in2plo. =da in duplo = berilah dua kalinya d.in.3plo =da in triplo = berilah tiga kalinya SINGKATAN BAHASA LATIN xvii _ d.in.4plo ds dp d.s.s.ven. dsecund dseq dtd. d.tert deb.spiss. decanth: def dep. dep. des. des.inf. det. dext. dil. dim. disp.dos.tal. div.in p.seq. dol. dol.urg. don. E E.D = da in quadruplo = berilah empat kalinya = da signa = berikan dan tulis =directione propia = aturan pakai yang tepat = da sub signo veneni = berilah dengan tanda racun = diebus secundi = hari kedua = die sequante = pada hari berikutnya = da tales doses = berikan sekian takaran = diebus terties =hari ketiga debita spissitudo —- = tebal yang diminta decantha = tuangkan. =dacum formula = beri dengan resepnya = depone =letakkan = depuratus =dimurnikan desodoratus = dibuat tidak berbau = desinficiens, = disucihamakan. desinfectans = detur = diberikan dexter = kanan dilutus, dilutio =encer, diencerkan dimidio = separuhnya = dispensa doses tales = berilah takaran sekian = divide in = bagilah dalam partes aequales bagian yang sama = dolare =sakit = dolare urgente = waktu sakitnya . hebat =donec =hingga = expiration date = tanggal kedaluwarsa a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. SINGKATAN BAHASA LATIN - xix f.c.vehic.apt. fila. far. filtr. fl. fol. form. form. frig. fsa G ggm jgrm. gr. grag. giar. gm.ar. gum.mim gran. gross. ett. gutt.ad.aur. gutta. H h. hab. hd hf hm. h.x*mat. hs. = fac cum = buat dengan balan vehiculo apto pembawa yang cocok = fac lege artis = buat menurut seni = farina = filtra, filtretur ores =folia = forma, formentur bentuk, dibentuk vn sep = ingin = fiat secundum artem = buatlah menurut aturan =gramma = gram = granum/grain = kira-kira 65 mg, grain = gargarisma = obat kumur = gummi arabicum = gom arab gummi arabicum = gummi mimosa = granulum = guttae = tetes = gullae ad aures = tetes telinga = guttatim = tetes demi tetes. =jam =ambil = waktu tidur = seperti bentuk ini wu hora matutina = pagi-pagi =hora decima = pukul 10 pagi matutina = hora somni = pada waktu mau pergi tidur RX h.t.spat. hv. haust. hor.intern. hud.form. im it imam in. in.d. in 2 vic. in 3 vic. inf. inj-hypod. inj.sube. instill. intr.d.sum. = horae unius spatio = hora vespertina austus: = horis intermediis = huius formulae = inter cibus = idem = intra arterium = intra cutan = intra muscular = intra thecal = intra venous = in manu medici = in duabus vicibus in tribus vicibus infunde: infusum = injectio hypodermica = injectio subcutanea = instilla = intra diem sumendum SINGKATAN BAHASA LATIN = setelah 1 jam berlalu =malam = diminum sekaligus = dalam jam antara = dari resep ini = di antara waktu makan, =sama = suntikan melalui pembuluh darah arteri = suntikan melalui lapisan kulit yang berada di bawah kulit luar (intradermal) = suntikan melalui otot = suntikan melalui bagian punggung (lumbar) = suntikan melalui pembuluh darah vena = dalam tangandokter =dalam = dari hari ke hari = dalam dua kali = dalam tiga kali = sari, sarian = injeksi di bawah kulit = injeksi di bawah kulit = teteskan. = diminum dalam sehari a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. wail SINGKATAN BAHASA LATIN m.f.mass.e qua =misce facmassam = campur buat massa form. pil equa forma pilulas dan bentuklah menjadi pil mii. = mihi ipsi = untuk diri sendiri mp =mane primo = pagi-pagi sekali magn. =magnitudo mg, mgr.,mg = miligramma mixt. =mixtura = campuran N n. =nocte * = malam hari na. =non altera = tidak ada pilihan lain ndt, nedet =ne detur = tidak diberikan net. m. =nocte et mane = malam dan pagi ne iter., N.L =ne iteretur = tidak diulang nud. tert. =nudius tertius = kemarin dulu o oc. =occulus =mata o.d. =occulus dexter = mata kanan ol. socculus levus = mata kiri os. = occulus sinister mata kiri ods. = occulus dexter = mata kanan dan kiri et sinister ou = occulus utergue = kedua mata 0. 4h. =omniguartahora = tiap jam oh, =omnidimidiahora = tiap % jam oh, = omni hora = tiap jam 0. 14h. = omni sesqui hora = hap 1% jam om. = omni mane: =ti i on. = omni nocte = oll.alb. = olla alba = oll.grisea. = olla grisea = pot kelabu oil.nig. = olla nigra = pot hitam oll._pore. = olla porcellanea = pot porselen op.aq. = ope aquae = dengan tambahan air opt. = optimus = sangat baik 4 a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. xxiv SINGKATAN BAHASA LATIN pulv-gross. = pulvis grossus. = serbuk kasar pulv.subt. = pulvis subtilis = serbuk halus pulv.sternut. = pulvis = serbuk untuk hidung, . sternutatorius (dihisap agar bersin) Pyx. = pyxis = dos Q q = = quantitas, qui, quae = = banyaknya, yang, itu qd. qs. ql. = quantum libet sesukanya q.pl. = quantum placet = banyaknya sesukanya qs. = quantum = banyaknya » sufficit, satis sesukanya quam min.pot =quam minima = sedikit mungkin potest quar.sing. = quarum = selalu satu . singulae R R..Rp.,Rep. = Recipe = ambillah Rec. =recens aru (segar) Rec.par. = recenter paratus = dibuat baru Reiter = reiteretur = dibuat ulang baru Rem. =Temanentia = Si Rep. =repetatur = s Ss. = signa = landa S.a. = secundum artem = menurut seni 8.q. = sufficiente = dengan jumlah quantitate yang cukup benss. = semis, semissis = separuh sacc.chart. =sacculus = kantong kertas chartaceus a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 50 BAB G 2. Hewan (fauna atau hayati); contohnya, minyak ikan, adeps Janae, dan cera. 3. Mineral (pertambangan); contohnya, iodkali, garam dapur, parafin, vaselin, sulfur. 4. Sintetis (tiruan/buatan); contohnya, kamper sintetis dan vita- min C. 5. Mikroba dan fungi/jamur; contohnya, antibiotik penisilin. Menurut Bentuk Sediaan Obat (Bentuk Sediaan Farmasi) Menurut bentuk sediaannya, obat dikelompokkan menjadi 1. Bentuk padat; contohnya, serbuk, tablet, pil, kapsul, supo- sitoria. 2. Bentuk setengah padat; contohnya, salep (unguetum), krim, pasta, cerata, gel, salep mata (occulerta). 3. Bentuk cair/larutan; contohnya, potio, sirop, eliksir, obat tetes, gargarisma, clysma, epithema, injeksi, infus intravena, douche, dan lotio. 4. Bentuk gas; contohnya, inhalasi/spray /aerosol. Menurut Proses Fistologis dan Biokimia dalam Tubuh Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh, obat dike- lompokkan menjadi 1. Obat farmakodinamik. Bekerja ‘terhadap inang (host) dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretik, hip- notik, dan obat otonom. 2. Obat kemoterapeutik. Obat ini dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh inang. Obat ini hendaknya méemiliki kegiatan farmakodinamik yang sekecil-kecilnya terhadap or- ganisme inang dan berkhasiat untuk melawan sebanyak mu- ngkin parasit (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri, virus). Obat-obat neoplasma (onkolitika, sitostatika, atau obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini. 3. Obat diagnostik, yaitu obat yang membantu dalam mendiag- nosis (pengenalan penyakit), misalnya barium sulfat untuk membantu diagnosis pada saluran lambung-usus, serta natriu- miopanoat dan asam iod organik lainnya untuk membantu diagnosis pada saluran empedu. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 54 Ba? 3. Pemberian obat untuk anak-anak di bawah 20 tahun mem- butuhkan perhitungan khusus karena respons tubuh anak atau bayi terhadap obat tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. 4. Ada tiga macam bahan obat luar yang memiliki dosis maksi- mum, yaitu naftol, guaiakol, dan kreosot untuk kulit; sublimat untuk mata; serta iodoform untuk obat kompres. Dosis Toksik Untuk mendapatkan ukuran dosis toksik yang dapat menimbul- kan keracunan, perlu dilakukan pengukuran persentase efek kera- cunan pada penderita atau hewan percobaan. Dalam hal ini, yang diukur adalah gejala keracunan pada penderita atau hewan perco- baan setelah diberi obat selama waktu tertentu. Dosis yang dapat menyebabkan keracunan pada 50% hewan percobaan disebut TD,,. Dosis yang dapat menyebabkan keracunan pada 10% hewan perco- baan disebut TD,, dan mungkin saja ada TD,, TD,,, TD,,, TD,,,. Dosis Letalis Dosis letalis adalah dosis yang menimbulkan efek kematian pada hewan percobaan. Dosis yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan disebut LD,,. Dosis yang dapat menyebabkan kematian pada 10% hewan percobaan disebut LD,, dan mungkin saja ada LD,, LD,, LD, LD yy. Perhitungan Dosis Pemilihan dan penetapan dosis memang tidak mudah karena ha- rus memethatikan beberapa faktor, yaitu 1. faktor penderita; meliputi umur, bobot badan, jenis kelamin, luas permukaan tubuh, toleransi, habituasi, adiksi dan sensi- tivitas, serta kondisi penderita; 2. faktor obat; meliputi sifat kimia dan fisika obat, sifat farmako- kinetik (ADME), dan jenis obat; 3. faktor penyakit; meliputi sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit. Oleh karena aturan pokok perhitungan dosis untuk anak tidak ada, para pakar mencoba untuk membuat perhitungan berdasar- kan umur, bobot badan, dan luas permukaan tubuh (bedy surface area). Berikut adalah beberapa rumus perhitungan dosis. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PULVIS DAN PULVERES Definisi Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian dalam secara oral atau untuk pe- makaian luar. Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi. Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama dengan yang dibungkus kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Bentuk Serbuk Keuntungan Bentuk Serbuk Keuntungan bentuk serbuk, antara lain 1 2. 3. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sedia- an yang dipadatkan. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak ditemukan dalam sediaan serbuk. . Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk. . Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk. . Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita. 58 a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 62 BABB 1. Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak No. 44, 2. Jika bobot obatnya kurang dari 50 mg atau jumlahnya tidak dapat ditimbang, harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok. 3. Jika obat berupa serbuk kasar—terutama simplisia nabati— digerus lebih dahulu sampai derajat halus yang sesuai dengan yang tertera pada “Pengayak dan Derajat Halus Serbuk”. Sete- lah itu, dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50°. 4. Jika obat berupa cairan—misalnya tingtur dan ekstrak cair— pelarutnya diuapkan hingga hampir kering dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok. 5, Jika obat bermassa lembek—misalnya ekstrak kental—dilarut- kan dalam pelarut yang sesuai secukupnya dan diserbukkan dengan zat tambahan yang cocok. 6. Jika serbuk obat mengandung bagian yang mudah menguap, serbuk itu dikeringkan dengan pertolongan kapur tchor atau bahan pengering lain yang cocok. Pembuatan Serbuk dengan Bahan-Bahan Bahan Padat 1. Halus sekali {a) Tidak berkhasiat keras * Belerang: dalam bedak tabur belerang, tidak ikut diayak dan tidak boleh diayak dengan bahan sutra atau logam. * lodoform: harus diayak dengan ayakan khusus/terpisah karena baunya lengket dan tidak enak. * Sb,S,: sangat halus sehingga dapat masuk ke dalam pori-pori Jumpang/mortir. Oleh karena itu, bahan ini harus digerus dalam lapisan zat tambahan. ~ (b) Berkhasiat keras Jika jumlahnya banyak, bahan tersebut digerus dalam lapis- an zat tambahan. Jika jumlahnya sedikit, dilakukan peng- enceran; misalnya pada luminal, As,O, (dibuat pengencer- an), dan atropin sulfat (pengenceran bertingkat). a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 66 BABS 9 i —~x8g=0,48 1 hari 150 g=0,48¢ (b) Luminal 9 ij —~0,3g=0,018 1 kali 150 & & 9 lhari --—*0,6g¢ =0,036 at ip9 8 5 Menurut resep tersebut, (a) Asetosal 0,05 Thali 0,05 g < 0,06 g 37 * 100% = 83,3% 05 Thari 0,15 g<048¢; a is 100% = 31,2% (b) Luminal lkali 0,010 g<0,018¢; 0,010 — « 100% = 55,55% 0,018 ri 0,010 Thari 0,030 g < 0,036 g; 3* gang Toengan demikian, resep tersebut dapat dilayani karena do- sis maksimumnya masih di bawah 100% atau tidak melewati dosis maksimumnya. x 100% = 83, 30%. R Atropin Sulf. 2,5 mg Belladonae extr. 100 mg ‘Sacch.lact. qs m.f. puly. No. X S.t. d.d pulvd Ekstrak beladona adalah sari kental yang mengandung atro- pin dan hiosin sehingga perhitungan dosis yang berlaku ada- lah perhitungan dosis gabungan (ekstrak beladona dan atro- pin sulfat). a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. KAPSUL Defin' Kapsul (capsulae) adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Macam-Macam Kapsul 1. Kapsul cangkang keras (capsulae durae, hard'capsul) Kapsul ini terdiri atas bagian wadah dan tutup (capsulae over- culateae) yang terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati, atau bahan lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi dari nomor paling kecil, yaitu 5 sampai nomor paling besar 000, kecuali cangkang kapsul untuk hewan. Umumnya, ukur- an terbesar 000 merupakan ukuran yang dapat diberikan ke- pada pasien. Ada juga ukuran 0 yang bentuknya memanjang (dikenal sebagai ukuran OE) sehingga memberikan kapasitas yang lebih besar tanpa peningkatan diameter dan biasanya mengandung air 10-15%. Cangkang kapsul ini biasanya diisi dengan bahan padat atau serbuk, butiran atau granul. Campur- an serbuk yang cenderung meleleh dapat diisikan ke dalam kapsul cangkang keras jika menggunakan absorben, seperti MgCO, atau silikon dioksida. Kapsul cangkang keras ini ha- nya memiliki satu bentuk dan dipakai untuk pemakaian per oral. Pabrik yang, terkenal memproduksi cangkang kapsul di Indonesia adalah Parke Davis. Penutupan cangkang kapsul gelatin keras dapat dilakukan dengan cara memberikan lekukan khas pada bagian tutup dan induk serta melakukan pemanasan langsung atau mengguna- kan energi ultrasonik; sedangkan penutupan cangkang kapsul pati keras dilakukan dengan cara pelekatan, yaitu dengan 70 a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 4 BABS 3. Alat mesin Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga keseragaman kapsul, perlu digunakan alat otomatis mulai dari membuka, mengisi, sampai menutup kapsul. Beberapa Persoalan yang Sering Dihadapi dalam Pembuatan Sediaan Kapsul 1. Serbuk yang memiliki bobotjenis ringan (voluminous) atau ber- bentuk kristal harus digerus terlebih dahulu sebelum dima- sukkan ke dalam kapsul. Misalnya, garam kina, Na-salisilat, amidozon. 2. Serbuk yang mudah mencair—seperti KI dan Nal—akan me- tusak dinding kapsul sehingga dinding kapsul mudah rapuh. Kerapuhan ini disebabkan oleh bahan obat yang bersifat higros- kopis, yaitu menyerap air dari cangkang kapsul. Untuk meng- atasi hal itu, dapat dilakukan dengan menambahkan bahan yang inert, misalnya laktosa atau amilum. 3. Campuran bahan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur masing-masing bahan obat, seperti campuran aseto- sal dan antipirin serta campuran kamfora dan salol. Hal ini menyebabkan kapsul akan menjadi lembek, bahkan dapat leng- ket satu sama lain. Hal ini dapat diatasi dengan menambah bahan yang inert atau dengan memasukkan masing-masing bahan dalam kapsul kecil, kemudian kedua bahan itu dimasuk- kan ke dalam kapsul yang lebih besar. 4. Bahan cairan kental yang jumlahnya sedikit dapat dikering- kan dengan menambah bahan inert, kemudian baru dimasuk- kan ke dalam kapsul. Akan tetapi, bahan itu harus dibuat menjadi massa pil terlebih dahulu bila jumlahnya banyak, ke- mudian baru dimasukkan ke dalam kapsul. 5. Minyak lemak dapat langsung dimasukkan ke dalam kapsul kemudian ditutup. Namun, minyak yang mudah menguap seperti kreosot dan alkohol akan merusak dinding kapsul se- hingga harus diencerkan dahulu dengan minyak lemak sam- pai kadarnya di bawah 40% sebelum dimasukkan ke dalam kapsul. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. TABLET Definisi Tablet (compresst) adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Penggolongan Tablet 1. Berdasarkan metode pembuatan (a) Tablet cetak Tablet ini dibuat dari bahan obat dart bahan pengisi yang umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa da- lam berbagai perbandingan. Massa serbuk dibasahi de- ngan etanol persentase tinggi. Kadar etanel tergantung pada kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam sistem pelarut dan derajat kekerasan tablet yang diinginkan. Mas- sa serbuk yang lembap ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan, kemudian dikeluarkan dan dibiar- kan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga harus hati- hati dalam pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet tergantung pada ikatah kristal yang terbentuk sela- ma proses pengeringan selanjutnya dan tidak tergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan. Contoh : © Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa ber- bentuk kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracik- an obat. 78 a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a4 BAB 10 licin bila perlu agar menjadi massa serbuk yang homogen. Setelah itu, massa serbuk dikempa pada tekanan tinggi menjadi tablet be- sar (slug) yang belum memiliki bentuk yang baik, kemudian di- giling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya, granul dikempa kembali dan dicetak sesuai dengan -ukuran tablet yang diinginkan. Keuntungan cara ini adalah tidak diperlukannya panas dan kelembapan dalam proses granulasi kering. Cetak/Kempa Langsung Pembuatan tablet dengan cara cetak/kempa langsung dilakukan apabila 1. jumlah zat berkhasiat per tablet cukup untuk dicetak; 2. zat berkhasiatnya dapat mengalir bebas (free-flowing) dengan baik; 3. zat berkhasiatnya berbentuk kristal yang dapat mengalir be- bas, misalnya tablet heksamin, tablet NaCl, dan tablet KMNO,. Macam-Macam Kerusakan pada Pembuatan Tablet 1. Binding: kerusakan tablet akibat massa yang akan dicetak me- lekat pada dinding ruang cetakan. 2. Sticking /picking: pelekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah karena permukaan punch tidak licin, pencetak masih ada lemaknya, zat pelicinnya kurang, atau massanya basah. 3. Whiskering: terjadi karena pencetak tidak pas dengan ruang cetakan sehingga terjadi pelelehan zat aktif saat pencetakan pada tekanan tinggi. Akibatnya, pada penyimpanan dalam botol-botol, sisi-sisi tablet yang berlebih akan lepas dan meng- hasilkan bubuk. 4. Splitting/capping Splitting adalah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet, terutama pada bagian tengah; capping adalah membelahnya tab- let di bagian atas. Penyebabnya, yaitu (a) kurangnya daya pengikat dalam massa tablet; (b) massa tablet terlalu banyak fine atau terlalu banyak me- ngandung udara sehingga udara akan keluar setelah dicetak; a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. SUPOSITORIA DAN OVULA 39 1. Bentuknya yang seperti torpedo menguntungkan karena su- positoria akan tertarik masuk dengan sendirinya bila bagian yang besar masuk melalui otot penutup dubur. 2. Supositoria dapat menghindari terjadinya iritasi obat pada lambung. 3. Supositoria dapat menghindari kerusakan obat oleh enzim pencemaan. 4. Obat dapat langsung masuk ke dalam saluran darah sehingga efeknya lebih cepat daripada penggunaan obat secara oral; 5. Supositoria baik bagi pasien yang mudah muntah atau tidak sadar. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Absorpsi Obat per Rektal 1. Faktor fisiologis, antara lain pelepasan obat dari basis atau ba- han dasar, difusi obat melalui mukosa, detoksifikasi atau me- tabolisme, distribusi di cairan jaringan, dan terjadinya ikatan protein di dalam darah atau cairan jaringan. 2. Faktor fisika kimia obat dan basis, antara lain kelarutan obat, kadar obat dalam basis, ukuran partikel, dan basis supositoria. Bahan Dasar Bahan dasar atau basis yang digunakan untuk membuat suposito- tia harus dapat larut dalam air atau meleleh pada suhu tubuh. Ba- han dasar yang sering digunakan adalah lemak cokelat (oleum cacao), polietilenglikol (PEG), lemak tengkawang (cleum shoreae), atau ge- latin. 1, Lemak cokelat Lemak ini merupakan senyawa trigliserida, berwarna kekuning- an, dan baunya khas. Jika dipanaskan sekitar 30°C, lemak cokelat mulai mencair dan biasanya meleleh pada suhu 34° 35°C. Bila di bawah suhu 30°C, zat ini merupakan massa semi- padat yang mengandung lebih banyak kristal (polimorfisme) daripada trigliserida padat. Bila dipanaskan pada suhu tinggi, Jemak cokelat mencair sempurna seperti minyak tetapi akan kehilangan semua inti kristalnya yang berguna untuk memadat. Lemak cokelat akan mengkristal dalam bentuk kristal metasta- bil bila didinginkan di bawah 15°C. Oleh karena itu, pemanas- an lemak cokelat sebaiknya dilakukan sampai meleleh dan bisa dituang sehingga tetap memiliki inti kristal bentuk stabil. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. SALEP {c) (d) 93 an malam putih, dan 86 bagian vaselin putih; campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen. Ds. yang dapat dicuci dengan air atau Ds. emuisi, misalnya emulsi minyak dalam air (M/A). Ds. yang dapat larut dalam air; misalnya PEG atau campur- annya. 4. Homogenitas Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. 5. Penandaan Pada etiket harus tertera “obat luar”. Penggolongan Salep Salep dapat digolongkan berdasarkan konsistensi, sifat farmakolo- gi, bahan dasarnya, dan Formularium Nasional. 1. Menurut konsistensi salep fa) (b) (c) (d) (e) Unguenta Salep yang memiliki konsistensi, seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. Krim (cream) Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. Pasta Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk) berupa suatu salep tebal karena merupakan penutup/ pelindung bagian kulit yang diolesi. Cerala Salep berlernak yang mengandung persentase lilin (wax) yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras (cerafumt labiale). Gelones/spumae/ jelly Salep yang lebih halus, umumnya cair, dan sedikit me- ngandung atau tidak mengandung mukosa; sebagai pe- licin atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contohnya, starch jelly (amilum 10% dengan air mendidih). a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. SALEP 99 (e) Zat padat tidak larut dalam air Untuk zat seperti ini, umumnya dibuat serbuk halus lebih dahulu. Misalnya * belerang: tidak boleh diayak; ® acidum boricum: diambil yang bentuknya pulveratum; © oxydum zincicum: diayak dengan ayakari No.100/B40; © marmer album: diayak dengan ayakan No.25/B10; © veratrin: digerus dengan minyak karena jika digerus tersendiri dapat menimbulkan bersin. 2. Zat cair Berikut adalah zat cair yang biasa digunakan sebagai pelarut bahan obat: (a) (b) Air © terjadi reaksi Contohnya, jika equa calcis bercampur dengan minyak Jemak akan terjadi penyabunan sehingga cara peng- gunaannya adalah dengan diteteskan sedikit demi se- dikit kemudian dikocok dalam sebuah botol bersama minyak lemak, baru dicampur dengan bahan lainnya. Contoh resep standar: R Oxyd. zinc. Oleum sesame Aq.calcis aa 10 Dalam hal ini, akan terjadi penyabunan antara oleum sesame dengan aqua calcis. * tak terjadi reaksi Jika jumlahnya sedikit, air diteteskan terakhir sedikit demi sedikit. Jika jumlahnya banyak, air diuapkan atau hanya diambil bahan berkhasiatnya dan bobot airnya diganti dengan dasar salepnya. Spiritus/etanol/alkohol Cara penggunaannya sebagai berikut. © Jika jumlahnya sedikit, teteskan terakhir sedikit demi sedikit. * Jika jumlahnya banyak dan tahan panas seperti pada tingtur rafanhiae, panaskan di atas tangas air sampai sekental sirop atau sepertiga bagian. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 104 2 BAB 12 Dasar salep mata yang cocok seperti tercantum dalam FI ed.Il sebagai berikut: RR Parafin liquid. 10 Adeps lanae 10 Vaselin 80 Cara Penyiapan Dasar Salep Campurkan ketiga bahan dasar salep tersebut, panaskan bersama- sama, kemudian disaring panas dengan penyaring kertas kasar di dalam corong yang dihangatkan dan disterilkan pada 150°C sela- ma 1 jam. Cara Pembuatan Salep Mata Bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril. Hasil akhirnya dimasukkan ke dalam tube steril secara aseptik. Bahan obat dan dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok, sedangkan tube disterilkan dengan otoklaf pada suhu 115°-116°C selama tidak kurang dari 30 menit. Salep mata yang dihasilkan harus memenuhi syarat-syarat, an- tara jain 1. Homogenitas: tidak boleh mengandung bahan kasar yang da- pat teraba. 2. Sterilitas: memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada Uji Keamanan Hayati. 3. Penyimpanan: dalam tube, di tempat sejuk. 4. Penandaan: pada etiket juga harus tertera “salep mata”. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMAL 111 Persentase dosis asetosal terhadap eee 50 (a) % dois 1 kali: a0 *100% = 83,3% > ="5 mr § agian 50 x50 5 *100% = 31,2% > ——— = — i 0 32 480. 16 bagian 3x (b) % dosis 1 hari: 2. Dosis maksimum luminal : Menurut FI ed. II, DM luminal: 0,3 g (1 kali); 0,6 g (1 hari). DM untuk usia 6 bulan: 9 (a) DM 1 kali: —~* 0,39 = 18mg 150 9 i; —*0,69=36m (b) DM 1 hari: T6 9 9 Menurut resep: {a) Dosis 1 kali: 10 mg ( — = & bagian Serbuk Tak Terbagi (Pulvis) Contoh : R Natrii Carb. 10,00 Nbb (nitras bismuthi basa) Natr. Bromid aa 5,00 DM—2 g/6.g Magn. Oxyd 10,00 Rhei Rad. Pulv. 4,00 S.L. 9.8. ad 40,00 S.tdd.cth. 1 Pro: Endang 21 tahun a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 116 BAB 14 Contoh 4 1, Berapa bobot 200 g campuran zat A 10% b/b? 40° ZatA= £ «200g = 20g 100° 2. Berapa volume 200 g campuran zat A 10% v/b? 10" Zat A= x 200g = 20ml 100° 3. Berapa volume 200 ml campuran zat A 10 % v/v? 10” Zat A= * 200ml = 20mI 100" 4, Berapa bobot 200 ml campuran zat A 10% b/w? b ZatA= a «200ml = 20g 100" 5. Berapa bobot 200 g campuran zat A 10% b/v jika diketahui BJ campuran 1,2? 200g 1,2.g/mt =170ml Volume campuran = 10° Zat A= ——-*170ml= 179 100" Contoh 5 Campurkan larutan A yang mengandung zat I dan larutan B yang mengandung zat Il, jika diketahui: 1. Larutan A adalah 200 ml larutan zat 1 15% b/b; BJ larutan A = 1,2; B] zatl=2 2. Larutan B adalah 500 g larutan zat II 10% b/v; BJ larutan B = 1,1; BJ zat l=2 Ditanyakan: a. Hitung kadar campuran tersebut dalam % b/b; % v/v; dan. %e b/v. b. Hitung BJ campuran dan zat pelarutnya. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 120 BAB 14 Contoh 3 50 mg alkaloid beladona dicampur dengan 1 g ekstrak beladona dengan kadar 1,5%. Berapa gram campuran ekstrak beladona 1,3% yang diperoleh dan berapa gram zat penambah yang diperlukan? Jawab: (0,050 g x 100%) + (1.9 x 15%) =X g * 1,3% (0,050 * 100) + (4 1,5) =X «13 5+15=X%13 X =654,3=5 Jadi, campuran ekstrak beladona 1,3% yang diperoleh adalah 5 g, dan zat penambah yang diperlukan adalah [5 g - (0,05 9+ 1 9)] =3,95g Cara untuk Mencari Kadar Zat Aktif dalam Suatu Campuran Jika Ada Dua Faktor yang Tidak Diketahui Contoh: Hitunglah berapa gram larutan glukosa 15% dan berapa gram larut- an glukosa 10% yang harus ditambahkan pada 200 g larutan glukosa 25% supaya diperoleh 500 g larutan glukosa 18%. Jawab: {(X g © 15%) + ((500 - 200 - X) g * 10%] + (200 g « 25%) = 500 g x 18% Persamaan: 1X + [(300 - X) x 10] + 5.000 = 9.000 15X + 3.000 - 10X + 5.001 000 5X = [9.000 - (3.000 + 5.000)] = 1.000 X= 200 Jadi, bobot larutan glukosa 15% adalah 200 g dan larutan glukosa 10% adalah 500 - (200 + 200) g = 100g Cara untuk Mencari Kadar Zat Aktif dalam Suatu Campuran Jika yang Tidak Diketahui Lebih dari Dua Faktor (X, Y, Z,...) Dalam hal ini, harus dilakukan perhitungan silang yang prinsip- nya adalah memberi dan menerima. Contoh: Hitung berapa gram ekstrak beladona 10%, 50%, 40% yang harus digunakan untuk membuat 350 g ekstrak beladona 20%! a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PERHITUNGAN HLB HLB adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara ke- lompok senyawa hidrofilik (suka air) dengan kelompok senyawa oleofilik (suka minyak). Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak kelompok senyawa yang suka air. Artinya, emulgator ter- sebut lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya. Ke- gunaan suatu emulgator ditinjau dari harga HLB-nya. Untuk lebih jelasnya, lihat Tabel 15.1 dan 15.2. Cara Menghitung Nilai HLB Untuk menentukan komposisi emulgator sesuai dengan nilai HLB yang dikehendaki, dapat dilakukan dengan contoh perhitungan berikut. Pada pembuatan 100 ml emulsi tipe M/A diperlukan emulgator dengan harga HLB 12. Sebagai emulgator, dipakai campuran Span 20 (HLB 8,6) dan Tween 20 (HLB 16,7) sebanyak 5 g. Berapa gram masing-masing berat Span 20 dan Tween 20? Tabel 15.1 Harga HLB dan kegunaannya Harga HLB Kegunaan 1-3 Bahan antibusa (antifoaming agent) 4-6 Emulgator tine A/M atau w/o" 1-9 Bahan pembasah (wetting agent) 810 Emulgator tipe M/A atau olw'* 13-15 Bahan pembersih (detergent) 15-18 Pembantu kelarutan (solubilizing agent) Keterangan: *A/M: air dalam minyak (wlo: water in oil) “MIA; minyak dalam air (o/w: oil in water) 128 a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. a) You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. PERHITUNGAN ISOTONIS. 135 Jadi, larutan isotonis yang dapat dihitung dari NaCl 0,9% b/v tersebut adalah: (xscr” Myc) * kadar NaCl (dalam satuan g/liter) = (1,8/58,5) x 9=0,28 (berarti setiap larutan yang memiliki faktor isotonis 0,28 adalah isotonis). Dapat kita turunkan rumus sebagai berikut: (fa/Ma) a+ (f,/ My) x b + (fe/M)x c...dst.= 0,28 Untuk menghitung banyaknya zat penambah (h) dalam pem- buatan Jarutan isotonis, dapat dirumuskan sebagai berikut. (£,/M,) x a + (£,/M,) = b ... dst. + (f,/M,) « h = 0,28 (f,/M,) x b = 0,28 - ([(6,/M,) x a] + [(f,/M)] x b +... dst} hh=(M,/f,) x (0,28 - (((/M,)

Anda mungkin juga menyukai