Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan sesuai dengan

bunyi UUD 1945 pasal 31 ayat 1, yaitu “setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan”. Berangkat dari amanat tersebut, pada dasranya negara berkewajiban

memberikan pendidikan kepada warga-negaranya. Negara memiliki pemerintahan sebagai

pengubung dengan masyarakat untuk bersama-sama mencapai tujuan pendidikan. Hal

tersebut juga menguatkan peran ASN sebagai abdi negara yang memiliki peran strategis

dalam pelaksanaan amanat konstitusi tersebut.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN)

adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian

Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN diangkat oleh pejabat Pembina

kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas

negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Dalam menjalankan fungsinya Aparatur Sipil Negara yaitu (1) pelaksana

kebijakan publik, (2) pelayan publik, dan (3) perekat dan pemersatu bangsa, juga harus

menerapkan nilai-nilai dasar profesi ANEKA yakni: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Tentunya disesuaikan dengan bidang

pelayanan instansi kerja masing-masing.

Penulis merupakan CPNS Golongan III di Pemerintahan Provinsi Jawa Barat

dengan penempatan di SLB NEGERI CIPATUJAH. Dan pada tahun ajaran 2019-2020

diberikan tugas sebagai guru kelas 3 SDLB untuk kekhususan tunanetra.

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa guru adalah

pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing dan


mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah

Dalam proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus berbeda dengan siswa

pada umumnya, sehingga membutuhkan perlakuan khusus yang disesuaikan dengan

kebutuhannya.

Pada awal kegiatan proses pembelajaran, penulis pun melakukan asesmen.

Menurut Permanarian (2005) asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang

kekuatan dan kebutuhan anak yang akan digunakan untuk membuat program

pembelajaran. Setelah mendapatkan hasil asesmen penulis menemukan peserta didik

memiliki hambatan dalam motorik halus dan motorik kasar. Siswa terlihat tidak dapat

meraba titik huruf braille, tidak mampu menyebutkan titik huruf braille dan tidak mampu

menunjukkan titik huruf braille. Secara umum, siswa tunanetra kelas 3 harus mampu

meraba, menyebutkan dan menunjukkan titik huruf braille.

Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan sebuah media untuk membantu

anak agar mampu menguasai konsep alfabet yang sudah ditentukan. Penulis akan

mencoba menggunakan media balok huruf alfabet A-J.

Kegiatan pembelajaran pembelajaran ini didukung dengan metode ceramah dan

demonstrasi. Hal ini karena siswa tunagrahita harus lebih berperan akif, agar apa yang

mereka lakukan bisa selalu diingat.

Sehingga disini saya membuat laporan aktualisasi tentang “Penggunaan Media

Balok Huruf Untuk Meningkatkan Pengenalan Huruf Alfabet A-J Pada Anak Tunanetra

di SLB Negeri Cipatujah”.


1.2.Tujuan Aktualisasi

1.2.1. Tujuan umum

Tujuan penulisan laporan aktualisasi ini adalah untuk dijadikan sebagai salah

satu penerapan nilai ANEKA dalam pembelajaran mengenal huruf alfabet.

1.2.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penulisan laporan aktualisasi ini adalah agar siswa mampu

mengenal huruf alfabet A-J.

1.3.Manfaat

1. Bagi Negara

Menjadi aparatur sipil negara yang bekerja sepenuh hati untuk kemajuan

bangsa Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan.

2. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan kemampuan mengenal huruf alfabet A-J di SLB NEGERI

CIPATUJAH.

b. Menjadi bahan pembelajaran untuk guru-guru yang lain..

3. Bagi Penulis

Mampu menjadi bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang professional dan

berkarakter yang sesuai dengan nilai-nilai dasar ANEKA, diantaranya:

a. Mewujudkan akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas jabatan

b. Mengedepankan nasionalisme dalam pelaksanaan tugas jabatan

c. Menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas jabatan

d. Mewujudkan inovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatan


e. Mengedepankan sikap anti korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan

korupsi di lingkungan instansi

f. Menjadi motivasi untuk selalu melakukan aktualisasi nilai dasar ASN untuk

jangka panjang dan secara konsisten

1.4.Ruang Lingkup

Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN

sebagai guru kelas 3 SDLB di SLB NEGERI CIPATUJAH, dengan masa aktualisasi

selama 30 hari kerja, terhitung tanggal 25 Oktober sampai dengan 30 November 2019.
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

2.1. PROFIL ORGANISASI


2.1.1. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : SLB Negeri Cipatujah
2. NPSN : 69969191
3. Ijin Operasional : 425.11/15868-Set Disdik
4. NPWP : 84.302.109.8-425.000
5. No. Rekening bjb : 0085090518100
6. Atas Nama : SLB Negeri Cipatujah
7. Status Sekolah : Negeri
8. Status Akreditasi / Nomor : Belum Terakreditasi
9. Nama Kepala Sekolah : Endang Rubiandini, S.Pd
10. NIP : 19690717 200701 2008
11. Mulai Berdiri : 15 Nopember 2016
12. Luas Tanah : 6.026 M2
13. Luas Bangunan : 1.320 M2
14. Jumlah Bangunan : 8 Bangunan
15. Jumlah Ruangan : 28 Ruangan
16. Jumlah Rombel : 16 Rombel
17. Status Tanah : Milik Pemerintah Desa (Hak Guna Pakai)
18. Alamat Sekolah : Jl. Pamayangsari Kp. Baru RT. 016, RW. 04
a. Desa : Cipatujah
b. Kecamatan : Cipatujah
c. Kabupaten : Tasikmalaya
d. Provinsi : Jawa Barat
e. Kode Pos : 46189
f. Telpon : HP. 085317700954
g. E-mail : slbncipatujah@yahoo.com

2.1.2. Keadaan Peserta Didik

M URID Jumlah
Jumlah
No Tingkat Bagian A Bagian B Bagian C Bagian C1 Bagian D Bagian Q Romb KET.
Semua
L P JL. L P JL. L P JL. L P JL. L P JL. L P JL. L P
1 SDLB 1 - 1 1 1 1 1 1 4 4 - 7 - 7 4
SDLB 2 1 1 2 4 1 5 2 2 - - 1 1 8 2 10 4
SDLB 3 - 1 1 1 1 2 - - 1 1 3 1 4 3
SDLB 4 1 1 1 1 1 1 1 1 - - 3 1 4 4
SDLB 5 1 1 1 1 3 3 - - - 3 2 5 3
SDLB 6 - - 2 1 3 - 1 1 - 2 2 4 2
Jumlah 2 2 4 7 2 9 10 2 12 1 1 2 4 1 5 2 - 2 26 8 34 20

2 SMPLB 7 1 1 2 2 1 2 3 1 1 1 1 - 3 5 8 5
SMPLB 8 - 1 1 2 3 5 1 1 2 1 1 2 - 5 5 10 4
SMPLB 9 - - 2 2 4 - - - 2 2 4 1
Jumlah 1 - 1 1 2 3 5 7 12 1 2 3 2 1 3 - - - 10 12 22 10

3 SMALB 10 - 1 1 1 3 4 1 1 - - 2 4 6 2
SMALB 11 1 1 1 1 2 1 1 - 1 1 1 1 3 3 6 5
SMALB 12 - 1 1 3 3 - - - 1 3 4 2
Jumlah - 1 1 2 2 4 2 6 8 1 - 1 - 1 1 1 - 1 6 10 16 9

Jumlah Seluruhnya 3 3 6 10 6 16 17 15 32 3 3 6 6 3 9 3 - 3 42 30 72 39

2.1.3. Visi Dan Misi Sekolah

1. VISI SEKOLAH
MEWUJUDKAN PELAYANAN PENDIDIKAN SECARA OPTIMAL
BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI WILAYAH CIPATUJAH
DALAM MEMBENTUK INSAN BERAKHLAQ MULIA, CERDAS,
TRAMPIL DAN MANDIRI TAHUN 2022
2. M I S I SEKOLAH
Untuk mewujudkan Visi sekolah ditetapkan misi sekolah sebagai berikut :
1. Mengadakan kegiatan penjaringan di wilayah Kecamatan Cipatujah
2. Mengadakan hubungan kerjasama dengan berbagai instansi dan stake holder.
3. Menyiapkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berdedikasi tinggi, kreatif dan
inovatif.
4. Menumbuhkan prilaku tata tertib sekolah dengan pemahamai terhadap nilai-nilai
religius yang tinggi
5. Menerapkan nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
6. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan (enjoyfull learning)
7. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, tertib, bersih, indah, nyaman
dan menyenangkan.
8. Mengenbangkan potensi siswa yang dimiliki secara optimal.
9. Melengkapi sarana dan prasaran yang mendukung berkembangnya kemampuan anak
dalam bidang vocasional
10. Penerapan Displin kerja bagi semua warga sekolah

3. TUJUAN SEKOLAH
Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan SLB Negeri Cipatujah berdasarkan tingkat satuan pendidikan dasar
dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidkan sebagai berikut :
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Selain dari pada tujuan umum tersebut, SLB Negeri Cipatujah merumuskan tujuan
pendidikan berdasarkan tingkat satuan pendidikan dengan mengacu kepada tujuan
umum pendidikan adalah sebagai berikut :
SDLB Negeri Cipatujah Tasikmalaya Bagian B/Tuna Rungu Wicara
a. Terbentuknya akhlak yang mulia
b. Terbentuknya perilaku-perilaku yang baik dalam kehidupan sehari – hari
c. Mempunyai dasar keterampilan ( perikanan dan Merangkai bunga )
d. Mempunyai dasar – dasar hidup mandiri
e. Dapat berkomunikasi dengan baik
f. Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tnggi ( jenjang pendidikan menengah )
SDLB Negeri Cipatujah Tasikmalaya Bagian C/Tunagrahita
a. Terbentuknya akhlak yang mulia
b. Terbentuknya perilaku perilaku yang baik dalam kehidupan sehari – hari
c. Mempunyai dasar keterampilan ( perikanan dan menjahit )
d. Mempunyai dasar – dasar hidup mandiri
e. Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi ( jenjang pendidikan menengah )
SMPLB Negeri Cipatujah Tasikmalaya Bagian C/Tunagrahita
a. Terbentuknya akhlak yang mulia
b. Terbentuknya perilaku-perilaku yang baik dalam kehidupan sehari – hari
c. Mempunyai dasar keterampilan lanjutan ( perikanan dan menjahit )
d. Mempunyai dasar – dasar hidup mandiri
e. Mempersiapkan peserta didik agar mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi ( jenjang pendidikan menengah atas )
SMALB Negeri Cipatujah Tasikmalaya Bagian C / Tunagrahita
a. Terbentuknya akhlak yang mulia
b. Terbentuknya perilaku perilaku yang baik dalam kehidupan sehari – hari
c. Mempunyai keterampilan untuk bekal hidup ( perikanan dan Menjahit )
d. Mempunyai jiwa wira usaha dalam bidang perikanan dan keterampilan merangkai
bunga
e. Mampu hidup mandiri

2.1.4. Keadaan Sarana Dan Prasarana


1. Prasarana Pendidikan
a. Tanah
No. Tanah Luas Status Tanah Keteraangan
Tanah (Sertifikat/...)
1 Tanah I 6.026 m2 Milik Pemerintah Desa SK Kepala Desa
Hak guna pakai Cipatujah
b. Bangunan dan Ruangan
1) Jumlah Bangunan 8 Bangunan
2) Luas Tanah : 6.026 m2
3) Luas Bangunan : 1.320 m2
4) Jumlah Ruangan : 28 ruang
c. Keadaan Ruangan
No. Nama Ruangan Jumlah Luas Bersih Status Ruangan#)
1 Ruang Kelas 9 324 m2 Baik
2 Ruang Perpustakaan 1 36 m2 Baik
3 Ruang Keterampilan 1 72 m2 Baik
4 Ruang Kepala Sekolah 1 36 m2 Baik
5 Ruang Guru 1 54 m2 Baik
6 Ruang TU 1 54 m2 Baik
7 Tempat Beribadah 1 149 m2 Baik
Ruang Operator
8 1 18 m2 Baik
Sekolah
9 WC/Jamban 11 297 m2 Baik
Tempat
10 1 388 m2 Baik
Bermain/Olahraga
11 Ruang Bermain 1 108 m2 Baik
12 Ruang Rapat 1 108 m2 Baik
13 Dapur 1 2,6 m2 Baik
14 Rumah Dinas 1 149 m2 Baik

d. Sarana Ruang Kelas


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Kursi Siswa 90 buah Baik
2 Meja Siswa 90 buah Baik
3 Kursi Guru 9 buah Baik
4 Meja Guru 9 buah Baik
5 Papan Tulis 1 buah Baik
6 Tempat Sampah 6 buah Baik

e. Sarana Ruang Perpustakaan


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Rak Buku
2 Meja Baca 2 buah Baik
3 Kursi Baca 2 buah Baik
4 Kursi Kerja 1 buah Baik
5 Meja Kerja 1 buah Baik
6 Buku Panduan Guru 11 buah Baik

f. Sarana Ruang Kepala Sekolah


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Kursi Kepala Sekolah 1 Buah Baik
2 Meja Kepala Sekolah 1 Buah Baik
3 Kursi dan Meja Tamu 1 Set Baik
4 Lemari File 1 Buah Baik
5 Lemari Arsip 1 Buah Baik
6 Tempat Sampah 1 Buah Baik
7 Kalender 1 Buah Baik

g. Sarana Ruang Guru

No. Nama Sarana Jumlah Keterangan

1 Kursi Guru/Kerja 11 Buah Baik


2 Meja Guru/Kerja 11 Buah Baik
3 Lemari File 2 Buah Baik
4 Sofa Kantor 1 Set Baik
5 Tempat Sampah 1 Buah Baik
6 Tempat Cuci Tangan 1 Buah Baik
h. Sarana Tata Usaha
No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Kursi Kerja 5 Buah Baik
2 Meja Kerja 5 Buah Baik
3 Lemari File 4 Buah Baik
4 Komputer 1 Buah Baik
5 Printer 1 Buah Baik
6 Filling Cabinet 4 Buah Baik

i. Sarana Tempat Beribadah


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Perlengkapan Ibadah 1 Set Baik

j. Sarana WC/Jamban
No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Kloset 11 Buah Baik
2 Tempat Air 11 Buah Baik
3 Gayung 11 Buah Baik

k. Sarana dan Alat Olah raga


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Lapang Tenis Meja 1 Buah Baik
2 Bet Pingpong 4 Buah Baik

l. Sarana dan Alat Kesenian Kesenian


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Sound System 1 Buah Baik
2 Laptop 2 Buah Baik
3 Drumband 1 Set Baik

m. Sarana Ruang Bermain


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 AC 1 Buah Baik
2 Kolam Kristal 1 Buah Baik
3 Fishing Game Mania 1 Buah Baik
4 Fuzzle Kayu 19 Buah Baik
5 Drawing Board 3 Buah Baik
6 Kecrekan 2 Buah Baik
7 Kreatif Blok 1 Buah Baik
8 Karpet Fuzzle 1 Set Baik
9 Karpet 1 Buah Baik
10 Ayunan 1 Buah Baik
11 Tenda Hellow Kitty 1 Buah Baik
12 Ring Basket 1 Set Baik
13 Happy Fun Play Zone 1 Buah Baik
14 Topeng 2 Buah Baik

n. Sarana Ruang Rapat


No. Nama Sarana Jumlah Keterangan
1 Meja Moderator 2 Buah Baik
2 Kursi Moderator 3 Buah Baik
3 Meja Rapat 27 Buah Baik
4 Kursi Rapat 36 Buah Baik
5 Sound 1 Buah Baik

2.2. Materi Pelatihan dikaitkan dengan rancangan aktualisasi


Dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan kompetensi ASN sebagai pelayan
masyarakat yang berkarakter dan profesional, maka perlu diinternalisasikan nilai – nilai
dasar ASN kepada seluruh CPNS sebagai peserta diklatsar, nilai –nilai dasar ASN
tersebut yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, KomitmenMutu, EtikaPublik dan Anti
Korupsi (ANEKA).
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tangung jawab dan kemauan untuk
tanggung jawab. Dalam banyak hal kata akuntabilitas sering disamakan dengan
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki
makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.
Sedangkan akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
dan merujuk kepada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjad iamanahnya.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etikaprofesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Akuntabilitas public memiliki tiga fungsi utama (Boven, 2007), yaitu untuk
menyediakan kontrol (peran demokratis), untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional) dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peranbelajar). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sector publik yang akuntabel,
maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntablitas berupa
perencanaan strategis, kontrak kinerja dan laporan kinerja. Dalam menciptakan
lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indicator dari nilai-nilai dasar
akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Tanggungjawab
b. Kejelasan
c. Kerja keras
d. Semangat
e. Professional
f. Transparan
g. Kesimbangan
h. Kepemimpinan
i. Mandiri
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap ASN, bahkan tidak hanya sekedar
wawasan saja tetapi kemampuan mengaktuaisasikan nasionalisme dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme
yang kuat, maka setiap ASN memiliki orientasi berfikir mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan public menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap ASN. ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi
sila dalam Pancasila agar memiliki karakter kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas,
nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kebersamaan
b. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
c. Tolong menolong
d. Musyawarah mufakat
e. Cinta tanah air
f. Menghargai pendapat
g. Kekeluargaan
h. Tidak diskriminasi
3. Etika Publik
Etika public merupakan pemberian pelayanan yang layak kepada masyarakat.
Konsep etika sering disamakan dengan moral, padahal ada perbedaan antara keduanya.
Etika lebih difahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan moral mengacu
kepada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika
juga dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan nilai-nilai dan
norma-norma luhur.
Nilai-nilai dasar etika public sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
ASN, memilik iindikator sebagai berikut :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjungtinggi standar etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
i. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdayaguna, berhasilguna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan sikap menjaga keefektifan dan keefisienan kerja.
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin
dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi
tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
member kepuasan kepada stakeholder.
Indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan antara lain
:
a. Cermat
b. Teliti
c. Cepat
d. Tepat
e. Efisien
f. Efektif
g. Inovatif
h. Konsisten
i. Sistematis
j. Kreatif

5. Antikorupsi
Anti korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi. Kata korupsi berasal
dari Bahasa latin yaitu “Corruptio” yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan.
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat
dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang
pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam anti korupsi antara lain :
a. Jujur
b. Berani
c. Peduli
d. Adil

2.2.1. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Peran dan kedudukan ASN termasuk agenda yang masuk ke dalam rangkaian
struktur kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Mata
diklat yang diberikan dalam pelatihan dasar ini yang menyangkut peran dan kedudukan
ASN antara lain Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole of Government.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
professional, memilik nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar ASN:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan etika pemerintahan
6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,
efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN
2. Whole of Government (WoG)
Whole of Government menjelaskan bagaimana instansi pelayanan public bekerja
lintas batas atau lintas sector guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu (LAN, 2017). Whole of Government terdiri dari tiga
kata kunci utama yaitu koordinasi, kolaborasi dan komunikasi.
Konsep penyelenggaraan pemerintahan saat in itidak bisa lepas dari para
pemangku kepentingan lainnya. Interaksi yang terjadi bukan hanya saat menerima
pelayanan atau pada saat penyampaian produk barang/jasa saja, akan tetapi juga
pelibatan total dari perencanaan hingga monitoring dan evaluasi pasca pelayanan
diberikan. Pendekatan kolaboratif seharusnya menjadi salah satu prioritas pemerintah,
namun kenyataannya masih jarang dipraktekan. Pendekatan kolaboratif atau dalam
pengertian formal juga dikenal dengan “the whole of government approach”,
didefinisikan oleh Australian Public Service (APS) sebagai :
“Public service agencies working across portfolio boundaries to achieve a
shared goal and an integrated government response to particular issues. Approaches can
be formal and informal. They can focus on policy development, program management
and service delivery”.
Inti dari definisi tersebut yaitu instansi yang berbeda-beda, memiliki tujuan yang
disepakati untuk satu isu tertentu, dilakukan baik secara formal maupun informal,
berfokus pada pengembangan kebijakan, manajemen program serta penyampaian
pelayanan.
3. Pelayanan Publik
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 25 tahun 2009 pasal 1
ayat 1 tentang Pelayanan Publik, pengertian pelayanan public adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Selain hal-hal yang mendasar yang perlu dijadikan pegangan dalam memberikan
pelayanan publik, seorang ASN perlu mengetahui bahwa pelayanan publik yang baik
juga didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespon berbagai
kelemahan yang melekat pada tubuh birokrasi. Berbagai literature administrasi
public menyebut bahwa prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif.
Dalam penyelenggaraan pelayanan public pemerintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;
2) Transparan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan public harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala
hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut, seperti:
persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya. Masyarakat juga harusdiberiakses yang
sebesar besarnyauntuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan apabila mereka
merasa tidak puas dengan pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah;
3) Responsif.
Dalam penyelenggaraan pelayanan public pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan
aspirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai agen;
4) Tidak diskriminatif.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara, seperti: status sosial, pandangan politik, enisitas, agama, profesi,
jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya;
5) Mudah dan Murah.
Penyelenggaraan pelayanan public dimana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus
diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk
akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya yang dibutuhkan oleh
masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau oleh seluruh warga negara.
Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandate
konstitusi;
6) Efektif dan Efisien.
Penyelenggaraan pelayan public harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandate konstitusi dan mencapai tujuan-tujuan
strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang murah;
7) Aksesibel.
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan
kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain.) dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel.
Penyelenggaraan pelayanan public dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan
sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar.
Oleh karena itu semua bentuk penyelenggaraan pelayanan public harus dapat
dipertanggung-jawabkan secara terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini
tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat atau unit organisasi yang lebih tinggi
secara vertikal) akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media public baik cetak maupun elektronik.
Mekanisme pertanggungjawaban yang demikian sering disebut sebagai social
accountability.
9) Berkeadilan.
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki
berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara dari
praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh Karena itu
penyelenggaraan pelayanan public harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompo krentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika
berhadapan dengan kelompok yang kuat.

2.2.2. Role Model


Role model atau model panutan bagi penulis dalam melaksanakan tugas ASN
yaitu Bapak Akbar Santoso Aji, S.Pd. Beliau adalah seorang guru SLB yang sudah
mengabdi selama 7 tahun di lingkungan Sekolah Luar Biasa Alasan beliau menjadi guru
SLB adalah, “anak Berkebutuhan Khusus memiliki hak yang sama dengan anak pada
umumnya dalam hal mendapatkan layanan pendidikan. Ingin menghapus stigma negatif
di masyarakat, bahwa Anak Berkebutuhan Khusus tidak mampu apa-apa. Serta ingin
mengabdikan diri untuk membentuk anak yang berprestasi dan unggul di bidang yang
anak minati. Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mendapat anugerah
Allah, mereka merupakan penghuni Surga. Semoga dengan mengabdikan hidup pada
anak berkebutuhan khusus, saya dapat menjadi penghuni syurga. Mengajar adalah salah
satu dari ibadah, semoga dengan mengajar mereka, merupakan salah satu kebaikan, yang
akan saya temui di Akhirat kelak.” Tidak heran apabila beliau dijadikan role model di
sekolah, karena beliau adalah sosok guru yang profesional, mampu membimbing siswa,
dan mempunyai sikap mengayomi. Beliau faham mengenai kemampuan siswa
tunagrahita dalam pengenalan lingkungan. Dan beliau tahu mengenai pemeliharaan
lingkungan yang baik.

2.2.3. Tugas dan Fungsi serta Rincian Kegiatan Peserta Diklat


A. Tugas Pokok
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan rancangan aktualisasi pada
pembelajaran menghitung jumlah bilangan anak tunagrahita diintegrasikan dengan nilai-
nilai dasar ANEKA untuk diimplementasikan di SLB Negeri Cipatujah.
B. Fungsi
1. Penyusunan rancangan aktualisasi
2. Penyusunan program kerja
3. Penyusunan rencana jadwal kegiatan aktualisasi nilai dasar
4. Penyusunan rencana jadwal konsultasi dengan mentor dan coach
5. Penyusunan rencana action plan aktualisasi nilai dasar
6. Pemaparan atau presentasi rancangan aktualisasi
7. Persiapan kebutuhan dan sarana kegiatan aktualisasi
8. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan aktualisasi
9. Assessment dan evaluasi terhadap hasil kegiatan aktualisasi
10. Pendokumetasian bukti (evidence) kegiatan aktualisasi
11. Pembuatan laporan hasil aktualisasi
12. Presentasi atau pemaparan laporan hasil aktualisasi

2.3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru


Dalam PERMEN PAN RB Nomor 16 Tahun 2009 dijelaskan rincian kegiatan
guru kelas sebagai berikut:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
2. Menyusun silabus pembelajaran
3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur/ soal sesuai mata pelajaran
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran/ perbaikan dan pengayaan dan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
9. Melaksanakan pembelajaran/ perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
10. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya
11. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional
12. Membimbing guru pemula dalam program inklusi
13. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran
14. Melaksanakan pengembangan diri
15. Melaksanakan publikasi ilmiah
16. Membuat karya inovatif
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 35 Tahun 2010, rincian kegiatan
guru kelas sebagai berikut:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
2. Menyusun silabus pembelajaran
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
5. Menyusun alat ukur/ soal sesuai mata pelajaran
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran di kelasnya
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
8. Melaksanakan pembelajaran/ perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilian dan evaluasi
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya
(khusus guru kelas)
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/ madrasah dan nasional
11. Membimbing guru pemula dan program induksi
12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan atau karya inovatif, dan
15. Melakukan presentasi ilmiah
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI PENETAPAN ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU


Setelah diketahui isu terkait, maka diperlukan analisa terkait urgensi isu tersebut,
dimana metodenya adalah USG. Kepner dan Tragoe (1981) memberikan gambaran bahwa
sebuah masalah, terkait dengan skala prioritasnya harus mampu menjawab 3 pertanyaan
berikut ini, yaitu:
1. Bagaimana gawatnya masalah dilihat dari pengaruhnya sekarang ini terhadap
produktivitas, orang, dan / atau sumber Dana dan daya?
2. Bagaimana mendesaknya dilihat dari waktu yang tersedia?
3. Bagaimanakah perkiraan yang terbaik mengenai kemungkinan
berkembangnya masalah?
Namun ada dasar pertimbangan penentuan prioritas yang harus digunakan. Ketiga
dasar pertimbangan tersebut adalah : (1) keterbatasan sumber daya yang dimiliki organisasi;
(2) tidak semua masalah memiliki bobot yang sama; (3) seberapa cepat pengambil keputusan
dapat terlibat dalam isu yang diangkat. Melalui pertimbangan ini, praktikan dapat
menentukan bobot prioritas isu yang akan diangkat.
Dalam metode USG, akan dipertimbangkan 3 faktor yang menjadi fokus dari
sebuah isu tertentu, dimana metode ini akan melakukan analisa prioritas permasalahan
dengan mengunakan beberapa faktor. Ketiga faktor tersebut adalah urgency, seriuosness, dan
growth. Dapat dijelaskan bahwa urgency adalah terkait dengan seberapa mendesaknya
permasalahan tersebut untuk diselesaikan. Urgency juga memiliki nilai kemudahan dalam
pelaksanaannya. Jika sangat memenuhi kriteria urgency maka akan diberikan poin yang
tinggi.
Seriousness yang memiliki kaitan dengan seberapa dampak dari sebuah masalah
terhadap sebuah organisasi. Dampak ini bisa ditinjau dari berbagai aspek, mulai dari
produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber daya atau sumber Dana. Semakin tinggi
dampaknya tehadap organisasi, maka maka semakin serius masalah tersebut.
Growth sangat berkaitan dengan potensi tumbuhnya masalah tersebut bila
dbiarkan, dimana semakin cepat pertumbuhan isu tersebut akan berbanding lurus dengan
semakin tinggi tingkat pertumbuhannyan. Suatu masalah akan cepat berkembang tentunya
makin prioritas untuk diatasi.
Maka pada kasus ini, table USG adalah sebagai berikut:
Isu Strategis
NO. HARAPAN KONDISI SAAT INI

1. Siswa dapat mengenal konsep huruf Siswa tuna netra kelas 3 belum mengenal
dari A-J konsep huruf alfabet

2 Dengan menggunakan media balok Siswa tuna netra kelas 3 belum bisa menulis
huruf, siswa dapat meraba dan huruf braille
mengenal bentuk huruf

3. Siswa tuna tuna netra dapat menulis Siswa tuna netra kelas 3 belum mampu
kalimat dengan menggunakan huruf membaca tulisan braille
braille

1. Siswa tuna netra kelas 3 belum mengenal huruf alfabet


2. Siswa tuna netra kelas 3 belum bisa menulis huruf braille.
3. Siswa tuna netra kelas 3 belum mampu membaca tulisan braille
Dari sejumlah persoalan yang teridentifikasi, terdapat beberapa masalah yang harus
dengan segera diselesaikan/diantisipasi. Untuk itu disusunlah skala prioritas untuk
menyelesaikan masalah dengan mempertimbangkan urgenitas, tingkat keseriusan,
dampak/pengaruh, bobot masalah serta besar kecilnya manfaat dan resiko. Faktor lain yang
menjadi pertimbangan dalam menyusun prioritas masalah adalah kemampuan, potensi
sumber daya yang dimiliki, serta keluangan waktu yang teresedia.
Dengan menggunakan pendekatan analisis USG maka akan tergambarkan proses
penentuan prioritas masalah sebagaimana uraian berikut :
Tabel di bawah ini memperlihatkan komparasi tingkat urgensi dari permasalahan
yang dihadapi di SLBN Cinta Asih sebagai berikut:
ANALISIS
RANKI
NO MASALAH USG NILAI
NG
U S G
1. Siswa tuna netra kelas 3 belum mengenal
4 4 4 12 I
konsep huruf alfabet

2. Siswa tuna netra kelas 3 belum bisa menulis 3 4 3 10 II


huruf braille

3. Siswa tuna netra kelas 3 belum mampu


3 3 3 9 III
membaca tulisan braille

Memperhatikan tabel hasil rekapitulasi analisis USG di atas, maka didapatkan


masalah yang menjadi prioritas untuk segera diupayakan alternatif solusinya adalah “siswa
tuna netra kelas 3 belum mengenal konsep huruf alfabet”
Dengan demikian maka solusi yang akan dijadikan penyelesaian masalah melalui
proyek peruabahan dengan mengambil judul : “Implementasi Metode Pembelajaran
Interaktif untuk Mengenalkan Konsep Huruf Alfabet A-J Pada Peserta Didik Tuna Netra
di Kelas 3 SDLB - SLB Negeri Cipatujah”.
3.1 Matriks Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
3.3.1 Koordinasi dan Konsultasi Dengan Guru Pimpinan
KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN OUTPUT
No. KEGIATAN SUBSTANSI MATA TERHADAP MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN KEGIATAN
PELATIHAN VISI ORGANISASI ORGANISASI

1. Koordinasi Meminta Output: Nilai-Nilai Dasar PNS Melalui kegiatan Kegiatan ini
dan kesediaan waktu sejalan
untuk Saya meminta Nasionalisme : ini, hasil yang
Konsultasi diperoleh dapat dengan nilai
berkonsultasi kesediaan waktu Etika Publik :
rancangan menjadi dukungan organisasi misi
kepada pimpinan
aktualisasi  Ramah untuk mewujudkan
SLB Negeri
dengan etika ramah  Sopan santun Cipatujah yaitu
dengan salah satu misi SLB
dan sopan santun.. memiliki
pimpinan Negeri Cipatujah integritas dan
yaitu menjalin terlibat aktif
kerjasama yang
harmonis antar
warga sekolah dan
lembaga lain yang
terkait
Berdiskusi Berdiskusi dengan Nasionalisme :
tentang pimpinan
rancangan  Musyawarah
menjunjung tinggi
aktualisasi Etika Publik
dengan salah satu nilai
pimpinan nasionalisme yakni  Ramah
musyawarah. Saya  Sopan santun
melaksanakan
diskusi dengan Akuntabilitas :
pimpinan dengan
 Kejelasan
menunjung tinggi
nilai etika publik,
yakni ramah dan
sopan santun.
Kemudian hasil
rekomendasi diskusi
dijadikan penguatan
untuk keterlaksanaan
program. Hal ini
menjunjung tinggi
nilai akuntabilitas,
yakni kejelasan.

Analisis Dampak Kegiatan 1:


Jika nilai-nilai PNS seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, dan Komitmen Mutu, serta nilai-nilai dasar Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI tidak diterapkan dalam tahapan kegiatan ini, maka:
1. Program yang akan dilaksanakan tidak akan mendapat dukungan positif baik dari atasan maupun pihak lain yang terlibat
2. Kurang optimalnya kegiatan rancangan aktualisasi yang telah direncanakan
3. Kurangnya informasi dan koordinasi antar warga sekolah
3.3.2 Melakukan Pre-Test Kepada Peserta Didik
OUTPUT/ KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN KETERKAITAN SUBSTANSI
No. KEGIATAN HASIL TERHADAP MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN MATA PELATIHAN
KEGIATAN VISI ORGANISASI ORGANISASI

2. Melakukan Menyiapkan Output: Nilai-Nilai Dasar PNS Kegiatan Melakukan Kegiatan ini
Pre-Test pre- test ini sejalan dengan
materi dan Saya menyiapkan Etika Publik : menguatkan visi SLB
Kepada nilai organisasi
menyusun materi soal pretest Negeri Cipatujah
Peserta Didik  Profesional Kabupaten SLB Negeri
secara profesional,
soal-soal pre- dan kegiatan Komitmen mutu : Tasikmalaya ini yaitu Cipatujah
test mempersiapakan santun, mandiri Kabupaten
materi mendorong  Mutu penyelenggaraan religius, Tasikmalaya
 Teliti tanggungjawab dan
tercapainya mutu inovatif. yaitu inisiatif,
dalam pembelajar
penyelenggaraan dan terlibat
program aktif,

Melaksanakan Saya melakukan Nasionalisme :


pre-test pretest dengan
mendampingi siswa  Keadilan
sesuai dengan
kebutuhannya.
Kegiatan ini Etika publik :
menjunjung nilai  Ramah
nasionalisme, yakni  Sopan santun
adil. Saya juga
mendampingi siswa
dengan dengan
ramah dan sopan
santun
Memeriksa dan Penulis memeriksa Akuntabilitas :
menganalisis hasil pretest sesuai
 Transparansi
hasil pre-test dengan dokumen
yang ada. Kegiatan
ini menjunjung nilai
akuntabilitas, yakni Komitmen mutu :
transparansi.  Penyelenggaraan
Analisis hasil pretest bermutu
didasarkan pada
dokumen hasil
pretest. Kegiatan
analisis pretest
adalah implementasi
komitmen mutu,
yakni
penyelenggaraan
bermutu
Analisis Dampak Kegiatan 2:
Jika nilai-nilai dasar PNS seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, dan Komitmen Mutu, serta nilai-nilai dasar Kedudukan dan Peran
PNS dalam NKRI tidak diterapkan dalam tahapan kegiatan ini, maka:
1. Tidak memberikan kesempatan yang aksesibel pada kemampuan peserta didik tunagrahita sebelum implementasi media pembelajaran
2. Tidak akan mengetahui seberapa kemampuan peserta didik tunagrahita dalam mengenal bangun datar
3.3.3 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
OUTPUT/ KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN
No. KEGIATAN SUBSTANSI MATA TERHADAP MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN HASIL KEGIATAN PELATIHAN VISI ORGANISASI ORGANISASI

3. Menyusun Menentukan Output: Nilai-Nilai Dasar PNS Melalui kegiatan Kegiatan ini
Rencana Kompetensi Inti akan
Penulis menentukan Akuntabilitas : ini, hasil yang
Pelaksanaan (KI), menguatkan
KI dan KD dengan diperoleh dapat
Pembelajaran Kompetensi  Kejelasan nilai-nilai yang
mengimplementasikan menjadi dukungan
(RPP) Dasar (KD) diterapkan di
nilai etika publik, Etika Publik : untuk mewujudkan
sesuai dengan SLB Negeri
yakni profesional. salah satu misi
kebutuhan
Penentuan KI dan KD  Profesional Cipatujah
peserta didik SLB Negeri Kabupaten
juga adalah upaya
Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya
untuk menjamin
Tasikmalaya yaitu yaitu memiliki
kejelasan tujuan
mengoptimalkan integritas,
akademik yang akan
proses pembelajaran pembelajar
dicapai
dan bimbingan dan tanpa
pamrih

Menentukan Penulis menentukan Akuntabilitas :


jadwal jadwal pelaksanaan
pelaksanaan  Kejelasan
pembelajaran dengan
pembelajaran mengimplementasikan Komitmen mutu :
nilai akuntabilitas,
yakni kejelasan.  Komunikatif
Jadwal yang tersusun
kemudian dapat
dilaksanakan dengan
menjunjung nilai
komunikatif.

Menyusun Penulis menyusun Komitmen mutu :


rancangan RPP RPP dengan
 Inovasi
menutamakan
komitmen mutu, yakni
Inovasi, dimana
metode balok kayu
yang digunakan
adalah salah satu
kreativitas baru dalam
teknik pembelajaran

Analisis Dampak Kegiatan 3:


Jika nilai-nilai dasar PNS seperti Akuntabilitas, Etika Publik, dan Komitmen Mutu diterapkan, maka:
1. RPP yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan kebutuhan
2. Pembelajaran tidak efektif karena tidak dipersiapkan dengan rencana yang baik
3. Tidak akan terwujudnya rancangan aktualisasi secara optimal
3.3.4 Mempersiapkan media balok huruf
OUTPUT/ KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN
No. KEGIATAN HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN
KEGIATAN PELATIHAN VISI ORGANISASI ORGANISASI

4. Pelaksanaan Kegiatan awal Saya menyiapkan Nilai-Nilai Dasar PNS Kegiatan membuat Kegiatan ini
pembelajaran pembelajaran sejalan dengan
4.1 Menyiapkan media pembelajaran nilai organisasi
menggunakan media balok dengan mandiri,
ini menguatkan misi SLB Negeri
media balok huruf cermat, penuh Akuntabilitas : Cipatujah
SLB Negeri
huruf 4.2 Melakukan tanggung jawab, Kabupaten
persiapan  Tanggung jawab Cipatujah Kabupaten
Tasikmalaya
berorientasi
untuk memulai Tasikmalaya ini yaitu yaitu
terhadap mutu Antikorupsi :
pembelajaran mengembangkan ilmu integritas,
dengan kerja  Kerja keras kreatif dan
4.3 Menjelaskan pengetahuan dan
tujuan dan
keras dan  integritas teknologi berdasarkan inovatif,
kegiatan integritas tinggi inisiatif, serta
minat, bakat dan terlibat aktif
pembelajaran potensi peserta didik
yang akan
dilaksanakan
4.4 Menanyakan
pengalaman
terakhir yang
dialami
peserta didik
Kegiatan Inti Penulis Antikorupsi :
melaksanakan
4.5 Menghubungk
pembelajaran  Tanggung jawab
an pengalaman
tersebut dengan etika yang
kedalam mencerminkan
materi sikap dan perilaku Komitmen mutu :
pembelajaran bertanggung
 Inovasi
yang akan jawab sesuai
disampaikan dengan kebutuhan
4.6 Menyampaika belajar peserta
n materi didik
pembelajaran
dengan media Penulis juga
pembelajaran membuat media
yang telah pembelajaran
disiapkan
4.7 Setiap peserta dengan memikirkan
didik mencoba inovasi media
menggunakan untuk menunjang
media tersebut pembelajaran
peserta didik secara
kreatif, efektif dan
efisien
Kegiatan Akhir Penulis Akuntabilitas :
melaksanakan
4.8 Menarik  Kejelasan
kesimpulan kegiatan akhir
bersama pembelajaran Etika publik :
setelah dengan
pembelajaran  Ramah
menerapkan nilai
4.9 Mengakhiri
kejelasan, ramah,
pembelajaran
Membaca doa dan komunikatif
Komitmen mutu :
bersama
 Komunikatif

Analisis Dampak Kegiatan 4:


Jika nilai-nilai dasar PNS seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, dan Komitmen Mutu, serta nilai-nilai dasar Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI tidak diterapkan dalam tahapan kegiatan ini, maka:
1. Media pembelajaran menjadi tidak optimal
2. Rancangan RPP yang telah dibuat tidak akan terlaksana dengan baik
Analisis Dampak Kegiatan 5 :
Jika nilai-nilai dasar PNS seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, dan Komitmen Mutu, serta nilai-nilai dasar Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI tidak diterapkan dalam tahapan kegiatan ini, maka:
1. Komitmen yang sebelumnya telah dirancang tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya
2. Tidak ada aktifitas yang optimal dari kegiatan pembelajaran menggunakan media tersebut
3. Program pembelajaran tidak berhasil dilaksanakan

3.3.5 Melakukan Post-Test Kepada Peserta Didik


OUTPUT/ KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATAN
TAHAPAN
No. KEGIATAN SUBSTANSI MATA TERHADAP MISI NILAI-NILAI
KEGIATAN HASIL KEGIATAN PELATIHAN VISI ORGANISASI ORGANISASI

5. Melakukan Menyiapkan Output: Nilai-Nilai Dasar PNS Kegiatan Melakukan Kegiatan ini
Post-Test Post-Test ini sejalan dengan
materi dan Saya menyiapkan Etika Publik : menguatkan visi SLB
Kepada nilai organisasi
menyusun materi soal post test Negeri Cipatujah
Peserta Didik secara profesional,  Profesional Kabupaten SLB Negeri
soal-soal pre- dan kegiatan Komitmen mutu : Tasikmalaya ini yaitu Cipatujah
test mempersiapakan santun, mandiri Kabupaten
materi mendorong  Mutu religius, Tasikmalaya
penyelenggaraan tanggungjawab dan
tercapainya mutu inovatif. yaitu inisiatif,
dalam  Teliti pembelajar
penyelenggaraan dan terlibat
program aktif,
Melaksanakan Saya melakukan post Nasionalisme :
post test test dengan
mendampingi siswa  Keadilan
sesuai dengan
kebutuhannya.
Kegiatan ini Etika publik :
menjunjung nilai  Ramah
nasionalisme, yakni  Sopan santun
adil. Saya juga
mendampingi siswa
dengan dengan
ramah dan sopan
santun
Memeriksa dan Penulis memeriksa Akuntabilitas :
menganalisis hasil pretest sesuai
dengan dokumen  Transparansi
hasil pre-test
yang ada. Kegiatan ini
menjunjung nilai
akuntabilitas, yakni Komitmen mutu :
transparansi.  Penyelenggaraan
Analisis hasil pretest bermutu
didasarkan pada
dokumen hasil
pretest. Kegiatan
analisis pretest adalah
implementasi
komitmen mutu,
yakni
penyelenggaraan
bermutu
Analisis Dampak Kegiatan 6:
Jika nilai-nilai dasar Kesiapsiagaan Bela Negara, nilai-nilai dasar PNS seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, dan Komitmen Mutu,
serta nilai-nilai dasar Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI tidak diterapkan dalam tahapan kegiatan ini, maka:
1. Data hasil pengamatan kurang valid
2. Pengamatan tidak dapat dilakukan dengan optimal
3. Tidak dapat melihat bagaimana perkembangan peserta didik dalam mengenal materi pembelajaran bangun datar
BAB IV
RENCANA JADWAL KEGIATAN DAN BIMBINGAN

4.1 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar


Berikut ini adalah rencana jadwal kegiatan aktualisasi yang akan
dilakukan oleh penulis.
Oktober 2019
No. Kegiatan
25 28 29 30 31
1. Koordinasi dan konsultasi dengan
mentor
2. Melakukan pre test kepada peserta didik

3. Menyusun RPP

4. Melakukan quisioner kepada orangtua


dan guru
5. Pelaksanaan pembelajaran
menggunakan media balok huruf
6. Melaksanakan Post test dan
menganalisa hasilnya
7. Melakuakn evaluasi pembelajaran
dengan media balok huruf

Keterangan :
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Hari Libur
Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar
November 2019
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Koordinasi dan
1. konsultasi dengan
guru lainnya
Melakukan pre-test
2. kepada peserta
didik

Menyusun
3. instrumen
quisioner

Melakukan
pembelajaran
4.
menggunakan
media balok huruf

Pelaksanaan post
5. test dan
menganalisisnya

Keterangan :
Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi On Campus Hari Libur
4.2 Rencana Jadwal Konsultasi dengan Mentor dan Coach
Rencana Jadwal Kegiatan dengan Mentor dan Coach

Oktober 2019
No. Kegiatan
25 28 29 30 31

1. Koordinasi dan konsultasi dengan


mentor
2. Konsultasi dengan coach

Rencana Jadwal Kegiatan dengan Mentor dan Coach


November 2019
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Koordinasi dan
1. konsultasi dengan
guru lainnya
Konsultasi dengan
2.
coach

Anda mungkin juga menyukai