Kritik Sastra
Kritik Sastra
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmatNya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Perkembangan Kritik Sastra Arab pada Masa Pra-Islam hingga Masa
Modern” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
kami secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pendengar
maupun pembaca.
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
A. Arab Masa Pra Islam dan setelah datangnya Islam .. Error! Bookmark not
defined.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memberi keputusan bermutu atau tidaknya suatu karya sastra. Kiritk sastra
paham, filsafat, pandangan hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra.
Sebuah kritik sastra yang baik harus menyertakan alasan-alasan dan bukti-
dikenal pada sekitar awal abad ke-20, setelah para sastrawan memperoleh
umum. Sedangkan pada makalah kali ini secara khusus kami akan
iii
membahas tentang perkembangan kritik sastra arab dari masa pra-Islam
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
modern.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Datangnya Islam
Dalam sejarah kritik sastra Arab, kritik sastra telah muncul sejak
yang tidak hanya berfungsi sebagai pasar material. Tetapi juga sastra dan
imajinasi penyair. Para penyair saat itu begitu terkenal dengan fashahah
perkataannya diikuti. Hal itu tidak aneh, sebab bagi orang Arab, syair
Abu Sulma dan Nabighah Zibyani. Kedua penyair ini merupakan pemilik
3
sarung pedang), asyaf (pedang-pedang) dan membanggakan anak
tepat, karena kata jafnat dan asyaf merupakan kata jamak yang
adalah jafan dan suyuf yang makna jamaknya maksimal. Demikian pula
Tsabit, Ka’ab bin Malik dan Abdullah bin Rawahah, ketika mereka
melawan syair haja kaum Quraisy. Menurutnya syair dua penyair yang
disebut terakhir cukup baik dan yang paling baik dan yang paling baik
sejarah Arab.
Pada abad ke-2 H (sekitar abad ke-8 M), lahirlah para kritikus
seperti Umar bin ‘Ala dan al Usmu’i yang mereview banyak syair
Jahiliyah dan melakukan studi banding antara satu dengan yang lainnya.
kodifikasi syair al Usmu’i dinilai para ahli yang memiliki akurasi sastra
4
al-Syi’r wa al-Syu’ara dan Jahiz yang menulis al-Bayan wa al-Tabyin.
Kritik sastra pada masa ini mengandalkan ukuran kritik ketepatan kaidah,
orisinalitas, gaya bahasa yang solid, ukuran maknanya yang baik, dengan
Islam. Pada masa ini geliat intelektual dan perkembangan peradaban Islam
mencapai puncaknya termasuk kajian tentang sastra pada masa ini juga
perlu dicatat ialah bahwa pada masa ini banyak terjadi kekeliruan
pengaruh yang besar pada perkembangan sastra dan kritik sastra secara
baru yakni pendalaman, ketelitian dan analisis yang jelas serta penafsiran
5
Kritik sastra pada masa ini, konsep kritik sudah bisa dibilang
cukup matang. Hal ini karena perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat
pada masa ini. Pengaruh sosial, budaya dan filsafat juga mengambil andil
dalam proses pematangan kritisasu di masa ini. Segala aspek dalam bidang
masa ini adalah para ahli bahasa mengklasifikasikan para penyair menurut
dalam pembahasan dan deskripsi yang rapi, seperti contohnya karya Ibnu
keteraturan kalam.
Proses kritik sastra pada masa ini juga tak terlepas dari aktifitas
karangan filosof Yunani seperti Aristoteles dan Plato. Hal inilaah yang
mulai mendasari munculnya ilmu kritik, karena secara teoritis ilmu kritik
menimbulkan kritik sastra muncul. Bidang kritik pada masa ini sudah
Salah satu kitab kritik sastra adalah yang dikarang oleh Qudamah
yakni Naqdu as-Syi’ri dan Naqdu an-Natsri. Hal ini juga dilakukan oleh
6
mengindikasikan bahwa betapa aktifitas penerjemahan buku-buku Yunani
kebangkitan sastra pada masa in, kritik-kritik terhadap para khalifah via
karya sastra banyak digencarkan sehingga tidak jarang khalifah risih dan
politis yang diambil khlaifah untuk menjaga tahtanya dari rongrongan para
mereka untuk menulis syair yang indah, dan nantinya karya terbaik akan
diberikan hadiah oleh khalifah. Dengan adanya aktifitas ini, sastrawan atau
Salah satu contoh kritik sastra yang dilakukan pada masa ini adalah
kritikan para nuqqad terhadap karya Aby Tamam, seperti syair berikut :
Syair Aby Tamam di atas dinilai para nuqqad dengan syair yang
sekiranya bisa langsung dipahami ?.” Dia menjawab “kenapa engkau tak
7
Contoh lain adalah karya sastra al Mutanabbiy yang dikritik oleh
menulis hal-hal baik yang terjadi pada masa peperangan sehingga dia lupa
karya sastra dengan ciri yang khas sehingga berbeda dengan sastrawan
kritik sastra Arab mengenal beberapa kritikus sastra antara lain adalah
Ibnu al- Atsir, sebagai kritikus terpenting yang menulis buku al Misl as
Saa’ir. Yang harus menjadi catatan untuk sejarah kritik sastra Arab klasik
dan pertengahan ini adalah bahwa sepanjang sejarah kritik sastra pada dua
kategori masa besar ini, perhatian terhadap syair mendapatkan porsi jauh
lebih besar ketimbang porsi prosa, karena kultur kritik sastra Arab
kecenderungan atau trennya. Paling tidak ada empat tren atau aliran.
Pertama, tren kritikus sastra klasik yang berpijak pada tradisi kritik sastra
Arab murni yang dipengaruhi Al-Qur’an dan Hadits yang dipimpin oleh
Musthafa Sadiq ar-Rafi’i. Tren atau aliran ini sering disebut juga aliran
8
Bayani yang mengikuti model Jahiz dan ‘Abdul al-Qahir al Jurjani. Kedua,
tren atau aliran kritikus Westrenis yang berpijak pada tradisi kritik sastra
tradisi kritik sastra Arab Islam dan Barat semisal al-‘Aqqad. Keempat, tren
atau aliran kritikus Islamis semisal Muhammad Qutb yang menolak tradisi
tinggal mereka yang memang sangat mendukung dan juga karena bahasa
sastra yang muncul silih berganti, baik karena motivasi kritikan terhadap
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
http://maktabahkamila.blogspot.com/2016/09/kritk-sastra-klasik.html?m=1
https://id.scribd.com/document/361734658/Tugas-Naqdul-Adab-Kritik-Sastra-
Sofyana-Jamil-180910110009
https://www.warokakmaly.my.id/2012/10/kritik-sastra-masa-abbasiyah.html?m=1
11