Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA OKSIGENASI

Oleh:
Kelompok 4

1. Erika Dwi Kurniawati


2. Erma Setyani
3. Yuni Sri Utami

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2019
OKSIGENASI
A. Definisi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen adalah gas yang sangat vital dalam kelangsungan sel
dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh
secara terus-menerus. Proses oksigenasi dimulai dari pengambilan oksigen
diatmosfer, kemudian oksigen masuk melalui organ pernapasan bagian atas
seperti hidung atau mulut, faring, laring, dan selanjutnya masuk ke organ
pernapasan bagian bawah seperti trakea, bronkus utama, bronkus sekunder,
bronkus tersier (segmental), terminal bronkiolus, dan selanjutnya masuk ke
alveoli. Selain itu untuk jalan masuknya udara ke organ pernapasan bagian bawah,
organ pernapasan bagian atas juga berfungsi untuk pertukaran gas, proteksi
terhadap benda asing yang akan masuk ke pernapasan bagian atas juga berfungsi
untuk pertukataran gas, proteksi terhaadap benda asing yang akan masuk ke
pernapasan bagian bawah, menghangatkan, filtrasi, dan melembabkan gas.
Sementara itu, fungsi organ pernapasan bagian bawah, selain sebagai tempat
untuk masuknya oksigen, berperan juga dalam proses difusi gas (Tarwoto &
Wartonah, 2010).
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi siatem respirasi,
kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan oksigen ditandai
dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan (Anggraini dan Hafifah, 2014).

B. Anatomi Fisiologi
1. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum
nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara,
debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
2. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan
dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga
hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan
organ-organ lain adalah ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan
rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah
terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke belakang lubang esofagus).
3. Laring
Laring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak
sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian
vertebra servikal dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal
tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan yang
biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan
menutupi laring.
4. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh selaput
lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah
luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakang terdiri dari jarigan ikat
yang dilapisi oleh otot polos.
5. Bronkus
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea. Bronkus
kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8
cincin, empunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari
yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus
bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli).
Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat
gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.
6. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa atau alveoli). Gelembug alveoli ini terdiri dari
sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih
90 m². Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah
dan CO2 dikeluarkan dari darah. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang
bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral
(selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus
paru-paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa)
sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan
(eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaanya (pleura),
menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada
gerakan bernapas.
C. Etiologi
Penyebab terjadinya gangguan pda pernafasan menurut (Tarwoto & Wartonah,
2010) yaitu:
1. Gangguan jantung, yang meliputi : ketidakseimbangan jantung seperti
ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard,
kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringanperifer.
2. Alergi pada Saluran Napas
Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat
dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk,
makanan, dan lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan bersin bila terdapat
rangsangan di daerah nasal; batuk bila di saluran bagian atas; bronkhokontriksi
pada asma bronkhiale; dan rhinitis bila terdapat di saluran pernapasan bagian
bawah. Zat alergan tadi merangsang membran mukosa saluran, pernapasan
sehingga mengakibatkan vasokontraksi dan vasodilatasi pembuluh darah,
seperti pembuluh darah, seperti pada pasien asma.
3. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti
emfisema, bronkitis, kanker, dan infeksi lainnya. Pengguna alkohol dan obat-
obatan memengaruhi susunan saraf pusat yang akan mendepresi pernapsan
sehingga menyebabkan frekuensi pernapasan menurun.
4. Peningkatan aktivitas tubuh
Aktivitas tubuh membutuhkan metabolisme untuk menghasilkan energi.
Metabolisme membutuhkan oksigen sehingga peningkatan metabolisme akan
meningkatkan kebutuhan lebih banyak oksigen.
5. Gangguan pergerakan paru
Kemampuan pengembangan paru juga berpengaruh terhadap kemampuan
kapasitas dan volume paru. Penyakit yang mengakibatkan gangguan
pengembangan paru diantaranya adalah pneumothoraks dan penyakit infeksi
paru menurun.
6. Obstruksi saluran pernapasan
Obstruksi saluran pernapasan seperti pada penyakit seperti pada penyakit
asma dapat menghambat aliran udara masuk ke paru-paru. Hal ini dapat di
sebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi,
immobilisasi, stasis sekresi, serta batuk tidak efektif.
7. Faktor fisiologi
a. Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti pada obstruksi napas
bagian atas, penyakit asma.
c. Hipovelimia sehingga tekanan arah menurun mengakibatkan transpor O2
terganggu seperti pada hipotensi, syok, dan dehidrasi.
d. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada obesitas,
muskuloskeletal, yang abnormal serta penyakit kronis seperti TB paru.

D. Patofisiologi
Untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernafas. Sistem pernafasan
sangat penting dimana terjadi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Salah
satu organ yang sangat mebutuhkan oksigen dan peka terhadap kekurangannya
adalah otak. Tidak adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan seseorang
kehilangan kesadaran. 5 menit tidak mendapatkan oksigen sel otak akan rusak
secara irreversibel (tidak bisa kembali ataudiperbaiki). Oksigen dalamudara
dibawamasuk ke dalamparu-paru dan berdifusi dalam darah. Bersamaan dengan
itu dikeluarkannya karbondioksida yang juga berdifusi dari darah dan kemudian
dikeluarkan bersama udara. Oksigen dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh
untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan karbondioksida merupakan sisa hasil
metabolisme yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Perjalanan oksigen dan karbondioksida. Dari atmosfer (udara) oksigen masuk
melalui mulut/hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus sampai dengan
alveoli. Dari alveoli oksigen berdifusi masuk ke dalam darah dan dibawa oleh
eritrosit (sel darah merah). Dalam darah oksigen dibawa ke jantung kemudian
dipompakan oleh jantung diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sampai
tingkat sel. Oksigen masuk ke dalam sel dan di dalam mitokondria digunakan
untuk proses-proses metabolisme yang penting untuk kelangsunganhidup.
Sedangkan karbondioksida berjalan arah sebaliknya dengan oksigen.
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari
dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan
ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi,
maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume
sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Hidayat, 2012).

E. Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan
untuk bernafas, pernafasan cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-
posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan
gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi
(Tarwanto dan Wartonah, 2010). Selain itu terdapat tanda dan gejala lainnya
seperti :
1. Pola napas abnormal (irama, frekuensi, kedalaman)
2. Suara napas tidak normal.
a. Stridor : adalah suara yg terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada
tinggi yg terjadi baik pada waktu inspirasi ataupun pada waktu ekspirasi,
akan terdengar tanpa menggunakan alat stetoskop, biasanya bunyi
ditemukan pada lokasi saluran nafas atas (laring) atau trakea, disebabkan
lantaran adanya penyempitan pada saluran nafas tersebut. Pada orang
dewasa, kondisi ini mengarahkan pada dugaan adanya edema laring, tumor
laring, kelumpuhan pita suara, stenosis laring yg umumnya disebabkan
oleh tindakan trakeostomi atau dapat pula akibat pipa endotrakeal.
b. Wheezing (mengi) : Merupakan bunyi seperti bersiul, kontinu, yg
durasinya lebih lama dari krekels. Terdengar selama : inspirasi &
ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat melakukan ekspirasi.
Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yg menyempit/tersumbat
sebagian. Bisa dihilangkan dengan cara batuk. Dengan karakter suara
nyaring, suara terus menerus yg berhubungan dengan aliran udara melalui
jalan nafas yg menyempit (seperti pada asma & bronchitis kronik).
Wheezing dapat terjadi oleh lantaran perubahan temperature, allergen,
latihan jasmani, & bahan iritan pada bronkus.
c. Ronchi : Merupakan bunyi gaduh yg dalam. Terdengar sewaktu ekspirasi.
Penyebab: gerakan udara melewati jalan napas yg menyempit akibat
terjadi obstruksi nafas.
3. Perubahan jumlah pernapasan.
4. Batuk disertai dahak.
5. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
6. Dispnea (sesak napas).
7. Penurunan haluaran urin..
8. Takhipnea

F. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen menurut
(Nurjanah, 2014) adalah:
1. Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimana penderita tidak sadar dalam arti
tidak terjaga/ tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan
respons yang normal.
2. Hipoksia
Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh
untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia merupakan kondisi berbahaya
karena dapat mengganggu fungsi otak, hati, dan organ lainnya dengan cepat.
3. Disorientasi
Meliputi disorientasi waktu, tempat, dan orang. Pasien tidak mampu
mengenali kondisi atau suasana yang ada.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan menurut (Tarwoto & Wartonah, 2010)
adalah :
1. Terapi Pemberian Oksigenasi
a. Kanul nasal: Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit):1-6. Keuntungan
Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur,
mudah memasukkan kanul dibanding kateter, klien bebas makan,
bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien.
b. Sungkup muka sederhana : Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit):5-
8.
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing. Kecepatan aliran yang
disarankan (L/menit): 8-12.
d. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing. Kecepatan aliran yang
disarankan (L/menit): 8-12 (Asmadi, 2008).
2. Pengukuran bronkodilator
Bronkodilator adalah sebuah substansi yang dapat memperlebar luas
permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas
serapan oksigen paru-paru meningkat. Senyawa bronkolidator dapat tersedia
secara alami dari dalam tubuh, maupun didapat melalui asupan obat-obatan
dari luar.
3. Pemberian medikasi seperti nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu
pemberian oksigen bila diperlukan.
4. Penggunaan ventilator mekanik.
Ventilator mekanik adalah merupakan suatu alat bantu mekanik yang
berfungsi bermanfaat dan bertujuan untuk memberikan bantuan nafas pasien
dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan
nafas buatan.
5. Pelatihan batuk efektif
6. Fisioterapi dada.
Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan
drainase postural, tepukan dan vibrasi pada pasien yang mengalami gangguan
sistem pernafasan. Tujuan Tindakan ini bertujuan meningkatkan efisiensi
pola pernafasan dan membersihkan jalan nafas.
7. Atur posisi pasien (semi fowler)
8. Tekhnik bernapas dan relaksasi.

H. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
 Pemeriksaan fisik
a. Mata
1) Konjungtiva pucat (karena anemia)
2) Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)
3) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau
endokarditis)
b. Kulit
1) Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah
perifer)
2) Penurunan turgor (dehidrasi)
3) Edema
4) Edema periorbital
c. Jari dan kuku
1) Sianosis
2) Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
1) membrane mukosa sianosis
2) bernapas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung
Pernapasan dengan uping hidung
f. Vena leher
Adanya distensi / bendungan
g. Dada
1) Retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas
pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)
2) Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
3) Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran/rongga pernapasan
4) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
atauSuara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing,
frictionrub/pleural friction), Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan,
dullness)
h. Pola pernafasan
1) Pola pernapasan
2) pernapasan normal (eupnea)
3) pernapasan cepat (tacypnea)
4) pernapasan lambat (bradypnea)
 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya
gangguan oksigenasi yaitu :
1) EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung,
mendeteksi transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
2) Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond
jantung terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi
tentang respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen
dan menentukan keadekuatan aliran darah koroner.
3) Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif
b. Bersihan jalan nafas
c. Gangguan pertukaran gas
3. NOC dan NIC
a. Pola nafas tidak efektif
Pengertian : inspirasi ataupun ekspirasi yang tidak memberi ventilasi
adekuat.
NOC : Status pernafasan : ventilasi (0403)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah
keperawatan pola nafas tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria
hasil sebagai berikut :
1. Frekuensi pernafasan dalam batas normal
2. Irama pernafasan dalam batas normal
3. Sesak berkurang
NIC :
1. Monitor Ku dan TTV
2. Monitor SpO2
3. Ajarkan batuk efektif
4. Posisikan pasien semi fowler/fowler
5. Kolaborasi dengan dokter, ahli farmasi dan perawat lain untuk
terapi obat /terapi nafas (nebulizer)
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Pengertian :
NOC : Status pernafasan : Kepatenan jalan nafas (0410)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah
keperawatan pola nafas tidak efektif dapat teratasi dengan kriteria
hasil sebagai berikut :
- Frekuensi pernafasan dalam batas normal
- Kemampuan untuk mengeluarkan secret
NIC :
1. Monitor TTV
2. Monitor status pernafasan
3. Auskultasi suara nafas
4. Posisikan semi fowler
5. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, dan batuk
6. Gangguan pertukaran gas
NOC: status pernafasan: Pertukaran Gas (0402)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah
keperawatan gangguan pertukaran gas dapat teratasi dengan kriteria
hasil sebagai berikut :
1. Saturasi oksigen dari skala 2-3
2. Penggunaan otot bantu pernafasan dari skala 2-4
3. Frekuensi pernafasan dari skala 2-4
4. Tidak ada suara nafas tambahan
5. Tanda tanda vital dalam rentan normal

NIC:
1. Monitor respirasi dan status O2
2. Monitor suara nafas tambahan
3. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan (misalnya: nebulizer)
4. Posisikan pasien semi fowler untuk meaksimalkan ventilasi
5. Kolaborasi dengan dokter, ahli farmasi dan perawat lain untuk
terapi obat /terapi nafas (nebulizer)
I. Pathway

Obstruksi dipsneu yang


disebabkan oleh berbagai etiologi

Fungsi Pernafasan
Terganggu

Ventilasi Obstruksi Perub. Volume


Pernafasan Jalan Nafas/ Sekuncup, pre load &
Pengeluaran after load serta
Mukus Yg kontraktilitas
Banyak
Hipoventilasi/
hiperventilasi

Terganggunya difusi
Bersihan Jalan pertukaran O2 &
Takipneu/bra
Nafas Tidak CO2 Di Alveolus
dipneu
Efektif

Pola Nafas Gangguan


Tidak Efektif Pertukaran
Gas
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S., 2012. Kebutuhan DAsar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta:


Graha Ilmu.
Anggraini & Hafifah. 2014. Hubungan antara oksigenasi dan tingkat kesadaran
pada pasien cedera kepala non trauma di ICU RSU Ulin Banjarmasin.
Semarang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Hidayat, A.A., 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurjanah, W., 2014. Laporan Oksigenasi. Available at:
Http://Www.Academia.Edu/10554306/Laporan_Kdm_Oksigenasi_Oksigen
asi (Accessed Selasa 10 september 2019).
Tarwoto & Wartonah, 2010. Kebutuhan Manusia dan Proses Keperawatan Edisi
4. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai