Stabilitas dari lereng batuan sering terpengaruhi dengan signifikan oleh geologi struktur dari batuan tersebut dalam bagaimana lereng tersebut digali.Geologi struktur mengacu pada rekahan dan retakan alamiah yang terjadi pada batuan seperti bidang perlapisan, kekar, dan patahan yang secara umum disebut sebagai diskontinuitas. Properti dari diskontinuitas itu sendiri relatif kepada stabilitas yang termasuk orientasi, keteguhan, kekuatan, dan pengisiannya. Diskontinuitas signifikan dimana bidang pelemahan pada suatu batuan utuh yang lebih kuat, dimana kegagalan terjadi pada bidang tersebut. Diskontinuitas dapat secara langsung mempengaruhi stabilitas dari batuan. Seperti slope failure (kegagalan lereng) dan wedge failure (kegagalan membaji). Diksontinuitas hanya dapat tidak dapat mempengaruhi kestabilan lereng apabila panjang dimensi lebih pendek dari dimensi lereng, seperti pada tambang terbuka dimana tidak ada diskontinuitas tunggal yang dapat mengendalikan stabilitas. Namun, properti dari akan mempengaruh kekuatan dari massa batuan bila lereng sudah digali. Hampir dari semua studi stabilitas lereng harus mengarah dari geologi struktur lokasi pekerjaan, dan mengikuti dua langkah seperti berikut; o pertama menentukan properti dari diskontinuitas, yang melibatkan pemetaan singkapan dan galian existing, jika ada, dan memeriksa core pengeboran, sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. o Kedua, menentukan pengaruh dari diskontinuitas terhadap stabilitas, dimana melibatkan studi dari hubungan antara diskontinuitas dan muka batuan. Tujuan dari studi ini disebut sebagai analisa kinematik, yang tujuannya untuk mengidentifikasi kemungkinan cara gagalnya lereng.