BAB I
KECENDERUNGAN MODERN DALAM TAFSIR AL-QUR’AN
Buku ini menyajikan pendekatan kontekstualisasi dalam penafsiran Al-Qur’an
serta menyuguhkan panduan teoritis dan praktis dalam menafsirkan Al-qur’an secara
kontekstual. Buku ini juga berusaha menekankan relevansi Al-Qur’an dengan zaman
kita sekarang. Tafsir kontekstual sama sekali tidak bermaksud mengurangi signifikansi
ajaran Al-Qur’an bagi zaman kontemporer bahkan berusaha memperluas cakupannya.
Tafsir kontekstual menawarkan alternatif yang amat penting bagi umat Islam
kontemporer demi mengimbangi tafsir tekstual yang begitu dominan saat ini.
Jenis teks ini relevan dan bermakna dalam konteks pewahyuan,namun relevansi
teks-teks tersebut menjadi berkurang jika dipahami secara literal pada masa
kontemporer lantaran ada perbedaan antara konteks makro 1 dan konteks makro 2.
Karena itu pendekatan kontekstual dalam penafsiran Al-Qur’an secara sensial
diperlukan utamanya bagi teks-teks ethico-legal di dalam Al-Qur’an yang berdasarkan
ciri dasarnya berkait erat dengan masyarakat Arab pada abad ke 7. Ummat islam
peranggapan bahwa Al-Qur’an adalah teks yang sesuai bagi segala waktu dan tempat.
Penafsiran kontekstual akan mampu merealisasikan keyakinan tersebut dengan
menyodorkan sebuah metodologi sistematis penafsiran Al-Qur’an yang berangkat dari
makna literal beberapa perintah Al-Qur’an,sementara tetap mempertahanan tujuan dan
semangat utama dari perintah-perintah tersebut.
Struktur Buku
Terdapat empat bagian dalam buku ini:
Tradisi Tafsir
Pendekatan utama dalam tradisi tafsir Al-Qur’an ada empat, yaitu :
a. Linguistik, yaitu pemahaman literal teks setepat-tepatnya, khususnya dalam
menafsirkan teks hukum dan teologis.
b. Logika, yaitu pemahaman yang bergantung pada penggunaan logika dan
digunakan untuk menafsirkan teks teologis.
c. Tasawuf, yaitu pemahaman yang berorientasi mistik untuk menemukan makna
tersembunyi didalam teks.
d. Riwayat, yaitu pemahaman yang bersandar pada hadits dan atsar.
Yang menjadi garapan utama dari para mufasir pra-modern ini adalah
bagaimana mengidentifikasi kejelasan dan ambiguitas teks atau ayat al-Quran, yang
sayangnya, tidak ada kesepakatan mengenai ayat-ayat spesifik yang musti dipandang
jelas (mahkum) atau sebaliknya, ambigu (mutasyabih). Jadi, fokus utamanya dalah
bagaimana mengidentifikasi mana ayat-ayat yang terbuka untuk perbedaan penafsiran
dan mana yang tidak. Masalah terkaitnya antara lain misalnya;
- Literal (haqiqi) dan metaforis. Apabila pemahaman literal atas sebuah teks tidak
memungkinkan, barulah makna metaforisnya dapat dipertimbangkan.
Misalnya, “Tangan Tuhan”, bisa dipahami secara metaforis sebagai kekuasaan
Tuhan.
- Tersurat (mantuq) dan tersirat (ghair mantuq/mafhum), misalnya soal “Jangan
berkata kepada keduanya ‘uff’”. Mantuqnya adalah jangan katakan uff,
sementara mafhumnya, uff saja tidak boleh apalagi sampai mengumpat.
- ‘Amm dan khas, misalnya, manusia, laki-laki, permpuan dan Muhammad,
Fir’aun dlsb.
Pemahaman tekstual ini biasanya tunduk pada klaim ortoksi dan kesahihan
penafsirnya, dan ini menyisakan ruang kecil bagi mufasir untuk kritis dalam memahami
konteks ayat. Akibatnya, nilai universal dan spirit etis dan moral umum yang hendak
ditanamkan al-Quran sering gagal dijangkau.
Seiring berjalannnya waktu, penafsiran dan makna baru dalam Al-Qur’an akan
terungkap. Setiap mufasir harus menyadari bahwa teks yang diwahyukan dengan
sejarah adalah sesuat yang terus berinteraksi. Kemudian penafsiran Al-Qur’an
berkembang dan membentuk berbagai komunitas mufasir yang memiliki pandangan
dan kepentingan masing-masing, namun begitu mereka tetap sejalan pikiran mengenai
aplikasi linguistik umum atau cara bagaimana mendiskusikan teks dan maknanya.
Berbagai cara pandang dalam kontekstualisasi penafsiran Al-Qur’an ini menghasilkan
justifikasi-justifikasi pada awal perkembangannya.
Istilah-istilah:
- Gramatikal: sesuai dengan tata bahasa
- Tematik: bersangkutan dengan tema
- Feminisme: gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara
kaum wanita dan pria
- Konteks : situasi yang ada hubungannya dengan kejadian
- Kontekstual: berhubungan dengan sebuah uraian yang dapat mendukung atau
menambah kejelasan makna (konteks)
- Kontemporer : masa kini
- Implementasi: pelaksanaan; penerapan
- Fundamental: bersifat dasat (pokok)
- Historis: berkenaan dengan sejarah
- Kontemporer : masa kini
- Literal : arti kata sebagaimana aslinya
- Metodologi : ilmu tentang metode
- Linguistik: ilmu tata bahasa
- Justifikasi: putusan (alasan, pertimbangan) berdasarkan hati nurani.
- Sinstesis : perpaduan antar unsur sehingga membentuk sesuatu yang selaras
- Esoterik : bersifat khusus, rahasia, terbatas, batin
- Eksoterik : yang bersifat terbuka, lahir
- Otoritas : kekuasaan yang sah, wewenang
- Relevansi : hubungan, kaitan