Anda di halaman 1dari 10

28

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
pendekatan kuatitatif dari kondisi kualitas air Sungai di Desa Wonocolo serta
rekomendasi upaya pengendalian pencemaran air dengan metode analisis SWOT
(Strenght, Weaknesses, Opportunities, Threats). Rencana penelitian yang dilakukan
sebagai berikut:
1) Studi literatur berkaitan dengan topik penelitian;
2) Kunjungan lapangan;
3) Menentukan lokasi penelitian;
4) Menentukan obyek dan titik pengambilan sampel penelitian;
5) Pengumpulan data primer dan data sekunder;
6) Analisa data;

3.2. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup pelaksanaan penelitian meliputi:
a. Pengaruh kegiatan penambangan tradisional minyak bumi pada sumur tua yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah berupa air limbah yang dihasilkan
dari proses produksi dan dibuang ke Sungai Desa Wonocolo.
b. Fenomena yang dianalisa adalah potensi beban cemaran, kualitas air dan status
mutu air Sungai Desa Wonocolo sebelum dan setelah dipengaruhi oleh air
limbah kegiatan penambangan tradisional minyak bumi.
Parameter kualitas air Sungai yang diukur yaitu: Suhu, pH, DO, TSS, TDS,
BOD, COD, NH3, H2S, Phenol, Minyak dan Lemak. Sedangkan kualitas air limbah
yang diukur adalah Suhu, pH, TDS, COD, NH3, H2S, Phenol, Minyak dan Lemak.
29

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian


3.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yaitu sungai di Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan
Kabupaten Bojonegoro sebagai badan air penerima limbah cair hasil buangan dari
kegiatan penambangan tradisional minyak bumi.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

3.3.2 Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada bulan Desemeber 2017 sampai dengan bulan
Maret 2018.

3.4. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Seperangkat alat dan bahan pengambilan sampel kualitas air
b. Seperangkat Alat Pelindung Diri (APD)
c. Water sampler
d. pH meter
e. Termometer
f. Global Positioning System (GPS)
30

g. Alat pengukur debit sungai


h. Kamera digital

3.5. Jenis dan Sumber Data


Jenis data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian dapat dilihat
dalam Tabel 3.
Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
No Jenis Data Metode Sumber
a. Data Primer
1. Hasil pengujian kualitas air sungai  Sampling air  Sungai Desa
dengan parameter : Suhu, pH, DO, sungai Wonocolo
TSS, TDS, BOD, COD, NH3, H2S,  Analisa
Phenol, Minyak dan Lemak. laboratorium

2. Hasil pengujian kualitas air limbah  Sampling air  Lokasi


dengan parameter : Suhu, pH, limbah Penambangan
TDS, COD, NH3, Phenol, minyak  Analisa minyak bumi
dan lemak. laboratorium Desa Wonocolo

3. Kebijakan Pengendalian  Wawancara  BLH Bojonegoro


Pencemaran air.  Observasi  Bappeda
Bojonegoro
 PT. Pertamina EP
4 Field Cepu
b. Data Sekunder
1. Peta, profil wilayah,  Studi pustaka  Kecamatan
kependudukan, Letak persebaran Kedewan
sumur minyak tradisional  BLH Bojonegoro
 PT. Pertamina EP
4 Field Cepu.
 KUD
2. Peraturan Undang-Undang  Studi pustaka  BLH Bojonegoro
pengendalian pencemaran Air  BLH Prov. Jatim
3. Dok. UKL-UPL, dsb  Studi pustaka  BLH Bojonegoro
 PT. Pertamina EP
Field Cepu
 KUD
31

3.6. Teknik Pengumpulan Data


Sebagai penunjang penelitian ini, pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh data sebagai data masukan bagi tahapan analisis dengan jenis data
yang diperlukan sebagai berikut :
1) Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dengan meminta informasi berupa literatur, laporan,
peta, peraturan, dokumen lingkungan dll dari studi pustaka, media internet
maupun dari intansi terkait seperti Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Bojonegoro, Bappeda Kabupaten Bojonegoro, PT. Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu, PT. Bojonegoro Bangun Sarana dan Kantor Kecamatan setempat.
2) Data Primer, didapatkan dari :
a. Pengamatan kondisi lapangan dan pengukuran kualitas air sungai
Pengambilan contoh air sungai dilakukan secara grab sample (pengambilan
sesaat) yang mengacu pada SNI 03-7016-2004 - Tata Cara Pengambilan
Contoh dalam Rangka Pemantaun Kualitas Air pada Suatu Daerah
Pengaliran Sungai. Titik pengambilan sampel air sungai dilakukan mengacu
pada SNI 6989.57:2008 - Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan.
Sedangkan pengambilan sampel air limbah mengacu pada SNI
6989.59:2008 – Metoda Pengambilan Contoh Air Limbah. Sampel air
sungai dan air limbah kemudian dibawa ke laboraturium untuk dianalisa.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebijakan
pengelolaan penambangan sumur tua dan pengendalian pencemaran air
sungai di desa wonocolo, serta untuk melengkapi data-data yang tidak bisa
diperoleh dari data primer dan sekunder. Kegiatan wawancara dilakukan
kepada instansi terkait atau orang yang ahli dibidang pengendalian
pencemaran air sungai. Hal ini dilakukan untuk rekomendasi pengendalian
pencemaran air sungai dengan menggunakan Analisis SWOT yang akan
digunakan dalam penelitian.
32

3.7. Penentuan Titik Pengambilan Sampel


Lokasi pengambilan sampel pada air permukaan didasarkan pada 2 lokasi
yaitu :
1) Lokasi sumber alamiah, yaitu lokasi yang belum pernah atau masih sedikit
mengalami pencemaran
2) Lokasi sumber air tercemar, yaitu lokasi yang telah mengalami perubahan
atau di bagian hilir dari sumber pencemar.
Air limbah dari kegiatan penambangan minyak bumi masuk ke 2 (dua) aliran
sungai, yaitu sungai ke arah desa Kedewan dan sungai ke arah desa Kaligede. Titik
pengambilan sampel dilakukan pada 3 titik pada masing-masing sungai, yaitu satu
titik pada upstream sebelum terkena dampak kegiatan dan dua titik pada
downstream setelah terkena dampak kegiatan. Penentuan titik pengambilan sampel
mempertimbangkan kemudahan akses, biaya dan waktu sehingga ditentukan titik-
titik yang mewakili kualitas air sungai yang mendapat pengaruh dari kegiatan
penambangan minyak bumi. Titik-titik pengambilan sampel dapat dilihat pada
gambar 3 berikut ini.

Gambar 2. Titik Pengambilan Sampel Air Sungai


Penentuan titik pengambilan sampel air sungai adalah sebagai berikut :
1. Titik KGD 1 dengan koordinat -7,045160 LS dan 111,663597 BT, merupakan
titik upstream sungai Kaligede sebelum terkena dampak kegiatan
penambangan.
33

2. Titik KGD 2 dengan koordinat -7,040418 LS dan 111,663019 BT, merupakan


titik downstream sungai Kaligede setelah menerima dampak kegiatan
penambangan.
3. Titik KGD 3 dengan koordinat -7,035000 LS dan 111,679789 BT, merupakan
titik downstream sungai Kaligede setelah menerima dampak kegiatan
penambangan, tetapi belum menerima dampak kegiatan lainnya.
4. Titik KDW 1 dengan koordinat -7,048196 LS dan 111,65852 BT, merupakan
titik upstream sungai Kedewan sebelum terkena dampak kegiatan
penambangan.
5. Titik KDW 2 dengan koordinat -7,040150 LS dan 111,658367 BT, merupakan
titik downstream sungai Kedewan setelah menerima dampak kegiatan
penambangan.
6. Titik KDW 3 dengan koordinat -7,034643 LS dan 111,645391 BT, merupakan
titik downstream sungai Kedewan setelah menerima dampak kegiatan
penambangan, tetapi belum menerima dampak kegiatan lainnya.

3.8. Parameter yang diukur


a) Berdasarkan karateristik limbah kegiatan industri minyak dan gas bumi yang
dibuang ke Sungai Wonocolo, maka parameter yang diukur dalam penelitian
ini meliputi: Suhu, pH, DO, TSS, TDS, BOD, COD, NH3, H2S, Phenol,
Minyak dan Lemak. Sedangkan kualitas air limbah yang diukur adalah Suhu,
pH, TDS, COD, NH3, Phenol Minyak dan Lemak.
b) Penanganan Sampel
Sampel air untuk setiap titik sampling ditempakan dalam botol plastik volume
1000 mL untuk parameter BOD, TSS dan TDS, dan volume 500 mL untuk
parameter lainya yang diukur. Perlakuan terhadap botol sampel dilakukan
seperti tersaji dalam Tabel 4.
34

Tabel 4. Perlakuan Terhadap Sampel Air

No. Parameter Perlakuan


1 Suhu Analisis in situ
2 pH Analisis in situ
3 DO Analisis in situ / titrasi winkler
4 TSS Didinginkan 4⁰C±2⁰C
5 TDS Didinginkan 4⁰C±2⁰C
6 BOD Didinginkan 4⁰C±2⁰C
7 COD Sampel ditambah H2SO4 sampai pH < 2
8 NH3 Sampel ditambah H2SO4 sampai pH < 2
9 Phenol Sampel ditambah H2SO4 sampai pH < 2
10 Minyak dan Lemak Sampel ditambah H2SO4 sampai pH < 2
11 H2S Sampel ditambah 4 tetes seng asetat
2N/100 ml contoh, tambah NaOH sampai
pH > 9

c) Metode Analisis Sampel


Sampel air sungai dan air limbah yang telah diambil dianalisa di laboraturium
dengan metode sesuai ketentuan APHA, dan Standar Nasional Indonesia
(SNI) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Metode Analisis Parameter Kualitas Air

No. Parameter Satuan Metode Analisis



1 Suhu C SNI 06-6989.23-2005
2 pH - SNI 06-6989.11-2004
3 DO mg/L SNI 06-6989.14-2004
4 TSS mg/L SNI 06-6989.3-2004
5 TDS mg/L SNI 06-6989.27-2005
6 BOD mg/L SNI 06-6989.72-2009
7 COD mg/L APHA 5520C 2012
8 NH3 mg/L SNI 06-6989.30-2005
35

Tabel 5. Metode Analisis Parameter Kualitas Air (Lanjutan)

No. Parameter Satuan Metode Analisis


9 Phenol mg/L SNI 06-6989.21-2004
10 Minyak dan Lemak mg/L ASTM D 7066-04
11 H2S mg/L SNI 6989.75-2009

3.9. Metode Analisa Data


1) Analisis Konsentrasi Air Limbah Kegiatan Penambangan Minyak dan Gas
Bumi
Data hasil uji kualitas air limbah kegiatan penambangan tradisional minyak
bumi baik berupa parameter kimia maupun fisika dibandingkan terhadap
baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. Baku mutu air limbah kegiatan
industri minyak dan gas bumi berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha Dan / Atau Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi.
2) Analisis Kualitas Air Sungai
a. Data yang diperoleh dari hasil uji kualitas air sungai berupa parameter
kimia maupun fisika dibandingkan terhadap baku mutu air yang telah
ditetapkan. Baku mutu air sungai yang digunakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Rebuplik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Menentukan Debit Sungai
Perhitungan debit dihitung dengan menggunakan rumus :
Q = v x A ..............................(3.1)
Dimana :
Q = debit air (m3/detik)
v = kecepatan arus (m/detik)
A = luas penampang (m2)
c. Menentukan Beban Pencemaran Sungai
Beban pencemaran sungai dihitung dengan menggunakan rumus :
BPs = Qs x Cs(j) x f .................... (3.2)
36

Keterangan :
BPs = Beban Pencemaran Sungai (kg/hari)
Qs = Debit air sungai (M3/hari)
Cs = Konsentrasi unsur pencemar j (mg/L)
1 Kg 1000 L
f = Faktor konversi = × = 0,001
1000000 mg 1 M3

d. Menentukan Status Mutu Air dengan Indek Pencemaran (IP)


Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran pada sungai
digunakan rumus dibawah ini:

𝑪𝒊 𝑪𝒊
( )𝑴𝟐 + ( )𝑹𝟐
𝑷𝑰𝒋 = √ 𝑳𝒊𝒋 𝑳𝒊𝒋
..............................(3.1)
𝟐

Dimana :
PIj = Indek Pencemar bagi peruntukan (j)
Ci = Konsentrasi parameter kualitas air hasil pengukuran

Lij = Konsentrasi parameter kualitas air dalam baku mutu


peruntukan air (j)
(Ci/Lij)M = Nilai Ci/Lij maksimum
(Ci/Lij)R = Nilai Ci/Lij rata-rata

Evaluasi terhadap nilai PI yaitu :


0 ≤ PIj ≤ 1,0  memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1,0 < PIj ≤ 5,0  cemar ringan
5,0 < PIj ≤ 10  cemar sedang
PIj > 10  cemar berat
37

3.10. Alur Pendekatan Penelitian

Kegiatan Penambangan Tradisional Minyak Bumi


di Desa Wonocolo

Buangan air limbah ke Sungai


INPUT
Potensi Penurunan Kualitas Air Sungai

Mengkaji kondisi kualitas Air Sungai

Perubahan kualitas air Sungai

Analisis Data :
 Laboratorium
 Deskriptif & Kuantitatif

Kualitas Air Sungai  Indeks Pencemaran


 Beban Pencemaran

Rekomendasi pengelolaan kualitas air dan


pengendalian pencemaran air Sungai

Anda mungkin juga menyukai