PERTEMUAN 5 :
BANK NASIONAL DAN BANK MULTINASIONAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis bank bank
multinasional dan bank nasional, Anda harus mampu:
1.1 Membedakan bank nasional dan bank multinasional
1.2 Terminologi bank nasional dan bank multinasional
1.3 Membedakan jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan, dana,
operasional dll
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
BANK NASIONAL DAN BANK MULTINASIONAL
1
Miranda Gultom, Sambutan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada Seminar “Strategi
Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia” BI, Jakarta 15 September 2005.
2
Lihat pula Muchdarsyah sinungan, Uang dan Bank, Bina Aksara, Jakarta, 1987, hal. 111. Faried
Wijaya dan Soetatwo Hadinegoro dalam bukunya menulis tentang sejarah perkembangan lembaga
keuangan dan bank. Menurutnya perkembangan lembaga keuangan dan bank di bagi dalam
beberapa periode,yaitu sebelum tahun 1500, Perode tahun 1500 – 1750, Periode tahun 1750 –
1800, Periode tahun 1800 –1914, Periode sebelum perang Dunia Pertama, Periode Perang Dunia
Pertama - Perang Dunia Kedua, dan Periode sesudah Perang Dunia Kedua, Lembaga-lembaga
Keuangan dan Bank: Perkembangan, Teori dan Kebijakan, BPFE, Yogyakarta,1999.
3
Drs Iswardono Sp. M.A, Uang dan Bank, edisi keempat cetakan pertama, Yogyakarta, BPFE,
tahun 1991, hal 62.
dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat
(4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap
kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan
usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan
prinsip kehati-hatian. 4 Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank
memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa. Di
Indonesia, lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen
pembangunan ( agent of development ), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak4.
Tidak ragu lagi bahwa perbankan menunjukan pelayanan khusus dan
bermanfaat terhadap masyarakat dan tidak ada masyarakat modern yang dapat
mencapai kemajuan pesat atau bahkan dapat mempertahankan angka
pertumbuhannya tanpa bank5. Kaitannya dengan perekonomian nasional,
Compton menyatakan ketidakmungkinan memberi gambaran mengenai ekonomi
nasional yang berjalan efisien, tumbuh dengan mantap atau bertahan untuk suatu
kurun waktu tanpa dukungan sistem perbankan yang kuat.6
4
Tujuan Perbankan Nasional seperti yang tertera dalam Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998.
5
Afzalur Rahman, Economic Doctriness of Islam. Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1996, hal.338.
6
Eric N. Compton. Principle of Banking. (terjemahan Alexander Oey). Jakarta : Akademika
Pressindo. 1991, hal. 330.
Pada masa lalu, istilah "bank nasional" dipakai sama seperti "bank sentral",
tetapi tidak lagi sama pada masa kini. Sejumlah bank sentral memiliki kata-kata
"Bank Nasional" pada namanya; sebaliknya jika sebuah bank diberi nama seperti
ini, bank tersebut tidak secara otomatis dianggap sebagai bank sentral.
Misalnya, National-Bank AG di Essen, Jerman, adalah sebuah bank komersial
swasta, seperti National Bank of Canada di Montreal, Kanada.
Sebaliknya, National Bank of Ethiopia adalah bank sentral Ethiopia dan National
Bank of Cambodia adalah bank sentral Kamboja.
Perbankan nasional berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dan
seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan
koperasi. Untuk mencapainya perbankan Indonesia harus memiliki komitmen.
Komitmen ini oleh Nyoman Moena diterjemahkan ke dalam bahasa perbankan,
yaitu perbankan Indonesia berfungsi sebagai:7
1. Lembaga kepercayaan
2. ;Lembaga pendorong pertumbuhan ekonomi;
3. Lembaga pemerataan.
Jika diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk tanggung jawab, maka
bentuk-bentuk tanggung jawab perbankan, adalah :
1. Tanggung jawab prudential (bank harus sehat);
2. Tanggung jawab komersial (bank harus untung)
3. Tanggung jawab finansial (bank harus transparan;);
4. Tanggung jawab sosial (kemampuan mengakomodir harapan stake holderes
secara adil.
7
Nyoman Moena, Rangkuman Sajian Analisi Efisiensi dan Efektivitas Hukum Perbankan,
Makalah pada pertemuan Ilmiah BPHN, Desember 1996, hal. 1-2.
Bank Multinasional
8
Heru Soepraptomo, Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan, makalah pada pertemuan
Ilmiah tentang Analisis Ekonomi terhadap Hukum dalam Menyongsong Era Globalisasi, BPHN –
Departemen Kehakiman, Jakarta, 10-11 Desember 1996, hal. 1.
JENIS-JENIS BANK
1. BANK SENTRAL
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank
Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank
sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku dinegara tersebut, yang
dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam
arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi
yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang
dimilikinya.
Peran bank sentral :
1. Memelihara rekening pemerintah
2. Memberikan pinjaman sementara
3. Memberikan pinjaman khusus
4. Melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
5. Menerima pembayaran pajak
2. BANK UMUM
Pengertian Bank Umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.
9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat
umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum
sering disebut bank komersial (commercial bank).
Peran Bank Umum :
1. Menciptakan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan
karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa
yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang,
penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan
tunai atau kredit.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun
dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga
keuangan lainnya.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Perdagangan
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan
yang tidak boleh dilakukan BPR, adalah sebagai berikut:
a. Menerima Simpanan Giro
b. Melakukan Kegiatan Valuta Asing (Valas)
c. Melakukan Kegiatan Perasuransian
Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh
bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Central
Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa
Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank Internasional
Indonesia.
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City
Bank, dan lain-lain.
1. Bank Devisa
2. Bank Non-Devisa
1. Bank Konvensional
9
Martono (2002)
2. Bank Syariah
Istilah Syariah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Jalan menuju
sumber kehidupan”, yang secara hukum Islam diartikan sebagai hukum
atau peraturan yang ditentukan Allah SWT untuk hamba-Nya
sebagaimana yang terkandung didalam Al-Qur’an dan diterangkan
oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk sunnah (hadis).11
10
Anonimous (2001)
11
Widya Ningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media,
2007, hal. 4.
12
Pasal 1 Angka 12 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
13
Abdul Gofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, Bandung, Refika Aditama, 2009, hal. 5.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
14
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan Dari Beberapa Segi Hukum, Bogor, Ghalia
Indonesia, 2009, hal .36
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Abdul Gofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, Bandung, Refika Aditama,
2009.
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan Dari Beberapa Segi Hukum, Bogor,
Ghalia Indonesia, 2009.
Iswardono Sp. M.A, Uang dan Bank, edisi keempat cetakan pertama, Yogyakarta,
BPFE, tahun 1991.
Widya Ningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana
Prenada Media, 2007.
Peraturan Perundang-undangan :