Anda di halaman 1dari 16

Modul Hukum Perbankan

PERTEMUAN 5 :
BANK NASIONAL DAN BANK MULTINASIONAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis-jenis bank bank
multinasional dan bank nasional, Anda harus mampu:
1.1 Membedakan bank nasional dan bank multinasional
1.2 Terminologi bank nasional dan bank multinasional
1.3 Membedakan jenis-jenis bank berdasarkan kepemilikan, dana,
operasional dll

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
BANK NASIONAL DAN BANK MULTINASIONAL

Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional, juga terlibat di


dalam perkembangan tersebut. Hal itu tercermin dari tumbuhnya berbagai
lembaga keuangan, seperti lembaga sekuritas, lembaga asuransi, dan lembaga
perbankan syariah. Seiring dengan perkembagan lembaga keuangan
konvensional1. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi dan gerak pembangunan
suatu bangsa, lembaga keuangan tumbuh dengan berbagai alternatif jasa yang
ditawarkan. Lembaga keuangan yang merupakan lembaga perantara dari pihak
yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang kekurangan
dana (lack of funds), memiliki fungsi sebagai perantara keuangan masyarakat
(financial intermediary).2
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank

1
Miranda Gultom, Sambutan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada Seminar “Strategi
Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia” BI, Jakarta 15 September 2005.
2
Lihat pula Muchdarsyah sinungan, Uang dan Bank, Bina Aksara, Jakarta, 1987, hal. 111. Faried
Wijaya dan Soetatwo Hadinegoro dalam bukunya menulis tentang sejarah perkembangan lembaga
keuangan dan bank. Menurutnya perkembangan lembaga keuangan dan bank di bagi dalam
beberapa periode,yaitu sebelum tahun 1500, Perode tahun 1500 – 1750, Periode tahun 1750 –
1800, Periode tahun 1800 –1914, Periode sebelum perang Dunia Pertama, Periode Perang Dunia
Pertama - Perang Dunia Kedua, dan Periode sesudah Perang Dunia Kedua, Lembaga-lembaga
Keuangan dan Bank: Perkembangan, Teori dan Kebijakan, BPFE, Yogyakarta,1999.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
58
Modul Hukum Perbankan

lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok


bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung.
Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas
jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi
masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan utama tersebut. Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin,
SE. Inilah beberapa fungsi perbankan dalam kehidupan3:
1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat
dijadikan sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada
umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield
enhancement).
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat
berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan
jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk
management.
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi
sebagai sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga
barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).
4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan
kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai
pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang
berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada
manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan
dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

Terlepas dari funsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya,


maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis

3
Drs Iswardono Sp. M.A, Uang dan Bank, edisi keempat cetakan pertama, Yogyakarta, BPFE,
tahun 1991, hal 62.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
59
Modul Hukum Perbankan

dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat
(4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap
kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan
usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan
prinsip kehati-hatian. 4 Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank
memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa. Di
Indonesia, lembaga perbankan memiliki misi dan fungsi sebagai agen
pembangunan ( agent of development ), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak4.
Tidak ragu lagi bahwa perbankan menunjukan pelayanan khusus dan
bermanfaat terhadap masyarakat dan tidak ada masyarakat modern yang dapat
mencapai kemajuan pesat atau bahkan dapat mempertahankan angka
pertumbuhannya tanpa bank5. Kaitannya dengan perekonomian nasional,
Compton menyatakan ketidakmungkinan memberi gambaran mengenai ekonomi
nasional yang berjalan efisien, tumbuh dengan mantap atau bertahan untuk suatu
kurun waktu tanpa dukungan sistem perbankan yang kuat.6

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Terminologi Bank Nasional dan Bank Multinasional

Dalam perbankan, istilah bank nasional memiliki beberapa arti :

 Di negara berkembang, artinya adalah bank milik negara

4
Tujuan Perbankan Nasional seperti yang tertera dalam Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998.
5
Afzalur Rahman, Economic Doctriness of Islam. Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1996, hal.338.
6
Eric N. Compton. Principle of Banking. (terjemahan Alexander Oey). Jakarta : Akademika
Pressindo. 1991, hal. 330.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
60
Modul Hukum Perbankan

 Bank swasta biasa yang beroperasi secara nasional (berbeda dengan


operasi regional, lokal, atau bahkan internasional).
 di Amerika Serikat, artinya adalah bank swasta biasa yang beroperasi
dalam struktur regulasi tertentu, yang bisa beroperasi secara nasional atau
tidak, di bawah pengawasan Office of the Comptroller of the Currency.

Pada masa lalu, istilah "bank nasional" dipakai sama seperti "bank sentral",
tetapi tidak lagi sama pada masa kini. Sejumlah bank sentral memiliki kata-kata
"Bank Nasional" pada namanya; sebaliknya jika sebuah bank diberi nama seperti
ini, bank tersebut tidak secara otomatis dianggap sebagai bank sentral.
Misalnya, National-Bank AG di Essen, Jerman, adalah sebuah bank komersial
swasta, seperti National Bank of Canada di Montreal, Kanada.
Sebaliknya, National Bank of Ethiopia adalah bank sentral Ethiopia dan National
Bank of Cambodia adalah bank sentral Kamboja.
Perbankan nasional berfungsi sebagai sarana pemberdayaan masyarakat dan
seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan
koperasi. Untuk mencapainya perbankan Indonesia harus memiliki komitmen.
Komitmen ini oleh Nyoman Moena diterjemahkan ke dalam bahasa perbankan,
yaitu perbankan Indonesia berfungsi sebagai:7
1. Lembaga kepercayaan
2. ;Lembaga pendorong pertumbuhan ekonomi;
3. Lembaga pemerataan.
Jika diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk tanggung jawab, maka
bentuk-bentuk tanggung jawab perbankan, adalah :
1. Tanggung jawab prudential (bank harus sehat);
2. Tanggung jawab komersial (bank harus untung)
3. Tanggung jawab finansial (bank harus transparan;);
4. Tanggung jawab sosial (kemampuan mengakomodir harapan stake holderes
secara adil.

7
Nyoman Moena, Rangkuman Sajian Analisi Efisiensi dan Efektivitas Hukum Perbankan,
Makalah pada pertemuan Ilmiah BPHN, Desember 1996, hal. 1-2.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
61
Modul Hukum Perbankan

Sedangkan menurut Heru Soepraptomo, sebagai agent dari pembangunan, bank


diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
usaha meningkatkan tabungan nasional, menumbuhkan kegiatankegiatan
usaha meningkatkan tabungan nasional, menumbuhkan kegiatan usaha dan
meningkatkan alokasi sumber-sumber perekonomian8.

Bank Multinasional

Institusi perbankan yang dapat melakukan aktivitas perbankan


internasional, Selain jasa-jasa dalam negeri Bank multinasional juga sangat
berperan dalam jasa luar negeri di antaranya adalah peranan dalam
perdagangan luar negeri. Peran perdagangan dengan luar negeri dilakukan
Bank yang telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa
atau Multinasional. Perbankan internasional merupakan aktivitas yang
semakin berkembang. Kemajuan teknologi, terutama di sektor telekomunikasi
mengakibatkan aktivitas bisnis bergerak dengan cepat. Pergerakan dana dari
satu Negara ke Negara lain bergerak sangat cepat, secepat penyampaian pesan.
Dan kita sudah tidak perlu menunggu lama untuk melakukan pembayaran
karena dalam hitungan menit kita bisa melakukan pembayaran diseluruh
Negara dengan menggunakan transfer.
Kegiatan Bank Multinasional yang dalam kegiatan usahanya dapat
melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan
penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan. Jadi dalam hal ini
bank multinasional juga bisa membuka cabangnya di Negara lain untuk
mempermudah transaksi jual beli serta mencari nasabah dengan Negara lain
untuk mendapatkan dollar yang berarti sangat menguntung untuk kemajuan
Negara kita, namun dalam rencana untuk membuka cabang tersebut harus
memperoleh izin dari Bank Indonesia dan Bank Central dari Negara tersebut
apakah bank tersebut sehat atau tidak untuk mendirikan cabang di Negara

8
Heru Soepraptomo, Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan, makalah pada pertemuan
Ilmiah tentang Analisis Ekonomi terhadap Hukum dalam Menyongsong Era Globalisasi, BPHN –
Departemen Kehakiman, Jakarta, 10-11 Desember 1996, hal. 1.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
62
Modul Hukum Perbankan

tersebut. Perdagangan dengan luar negeri dilangsungkan dengan


menggunakan uang asing, oleh karena itu bank multinasional sangat besar
peranannya dalam penyelesaian transaksi yaitu menagih dan membayar dalam
perdagangan luar negeri yang lazim disebut dengan ekspor impor. Dengan
demikian, Bank multinasional dapat melayani secara langsung transaksi-
transaksi dalam skala internasional.
Tujuan Pembelajaran 1.3:
Jenis –Jenis Bank

JENIS-JENIS BANK

1. BANK SENTRAL
Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang
bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank
Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank
sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku dinegara tersebut, yang
dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam
arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi
yang optimal bagi perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol
keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu
banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang
dimilikinya.
 Peran bank sentral :
1. Memelihara rekening pemerintah
2. Memberikan pinjaman sementara
3. Memberikan pinjaman khusus
4. Melaksanakan transaksi yang menyangkut jual beli valuta asing (valas)
5. Menerima pembayaran pajak

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
63
Modul Hukum Perbankan

6. Membantu pembayaran pemerintah dari pusat ke daerah


7. Mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi

2. BANK UMUM
Pengertian Bank Umum menurut Peraturan Bank Indonesia No.
9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat
umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum
sering disebut bank komersial (commercial bank).
 Peran Bank Umum :
1. Menciptakan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat
pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah
mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan
karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa
yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.
Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang,
penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan
tunai atau kredit.
3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana
simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun
dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga
keuangan lainnya.
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
64
Modul Hukum Perbankan

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau


memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa
maupun transaksi modal.
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling
awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan
barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan
ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk
disewa (safety box atau safe deposit box).
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga
semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik,
telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm,
membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa
ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pihak yang menggunakannya.
3. BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih
sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. Kegiatan BPR
pada umumnya sama dengan kegiatan Bank Umum, hanya yang menjadi
perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit.
BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat
seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan
misi pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah
sebagai berikut:
1. Menghimpun dana hanya dalam bentuk:
a. Simpanan Tabungan
b. Simpanan Deposito
2. Menyalurkan dana dalam bentuk:

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
65
Modul Hukum Perbankan

a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Perdagangan

Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan
yang tidak boleh dilakukan BPR, adalah sebagai berikut:
a. Menerima Simpanan Giro
b. Melakukan Kegiatan Valuta Asing (Valas)
c. Melakukan Kegiatan Perasuransian

 Tugas bank perkreditan rakyat

- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa


deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
- Memberikan kredit.
- Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
- Menenmpatkan dananya dalam bentuk sertifikat bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, atau tabungan pada bank lain.

 Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya

1. Bank Milik Pemerintah

Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun


modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank
dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia
(BRI), Bank Mandiri.Selain itu ada juga bank milik pemerintah daerah
yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing
provinsi. Sedangkan bank milik pemerintah daerah (Pemda) terdapat di
daerah tingkat I dan tingkat II. Contoh bank pemerintah daerah adalah
BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
66
Modul Hukum Perbankan

Timur, BPD Sumatera Utara, BPD Sumatra Selatan, BPD Sulawesi


Selatan, dan BPD lainnya:

2. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh
bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Central
Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa
Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank Internasional
Indonesia.

3. Bank milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh badan hukum


koperasi, contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia;

4. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan


pihak swasta nasional. Saham bank campuran secara mayoritas
dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara
lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma,
Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank, Paribas
BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank PDFCI.

5. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya
dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO bank, City
Bank, dan lain-lain.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
67
Modul Hukum Perbankan

 Dilihat dari segi status

Pengklasifikasian ini berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut.


Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat baik dari jumlah produk, modal, maupun kualitas
pelayanannya. Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut
diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteris tertentu. Status bank yang
dimaksud adalah:

1. Bank Devisa

Adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau


yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, traveller cheque,
pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya.
Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank
Indonesia.

2. Bank Non-Devisa

Adalah bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan


transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
kegiatan seperti halnya bank devisa. Jadi bank non-devisa hanya dapat
melakukan transaksi dalam batas-batas negara.

 Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya

1. Bank Konvensional

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa


Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
“berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman.
Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
68
Modul Hukum Perbankan

dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode


bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai
secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan


produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan,
simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah
dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi,
kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan
pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang,
Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga,
bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek. Bank
konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari
nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana
transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank
yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan
untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan
investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua
jenis bank tersebut telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya.

prinsip bank konvensional 9:


Martono menjelaskan prinsip konvensional yang digunakan bank
konvensional menggunakan dua metode, yaitu :

o Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan


seperti tabungan, deposito berjangka, maupun produk pinjaman
(kredit) yang diberikan berdasarkan tingkat bunga tertentu.
o Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau
menerapakan berbagai biaya dalam nominal atau prosentase
tertentu. Sistem penetapan biaya ini disebut fee based.

9
Martono (2002)

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
69
Modul Hukum Perbankan

Karakteristik bank konvensional10


a. Merupakan industri yang kegiatan usahanya mengandalkan
kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu
dipelihara.
b. Pengelola bank dalam usahanya dituntut untuk senantiasa menjaga
keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dan
pencapaian rentabilitas yang wajar serta pemenuhan kebutuhan
modal yang memadai sesuai dengan jenis penanamannya.
c. Bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dan bagian dari
sistem moneter mempunyai kedudukan yang strategis sebagai
penunjang pembangunan ekonomi

2. Bank Syariah

Istilah Syariah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Jalan menuju
sumber kehidupan”, yang secara hukum Islam diartikan sebagai hukum
atau peraturan yang ditentukan Allah SWT untuk hamba-Nya
sebagaimana yang terkandung didalam Al-Qur’an dan diterangkan
oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk sunnah (hadis).11

Sekarang ini banyak berkembang bank syariah. Bank syariah muncul


di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank
syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya
adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan
syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam.

10
Anonimous (2001)
11
Widya Ningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media,
2007, hal. 4.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
70
Modul Hukum Perbankan

Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh


hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan.
Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk
memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Prinsip Syariah, adalah
prinsip Hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa dibidang perbankan syariah12.

Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan


persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya.
Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan
nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat


berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah
didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan
dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan
menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima
penyimpan.

Lembaga yang dimaksud, yang memiliki kewenangan dalam


penetapan fatwa dibidang perbankan syariah adalah Dewan Syariah
Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)13

Kharakteristik khusus lainnya dari bank syariah selain dilibatkannya


hukum Islam dan pembebasan transaksi berdasarkan bunga (interest
free), adalah diperbolehkannya melakukan kegiatan-kegiatan usaha
yang bersifat multi-finance dan perdagangan (trading). Hal ini
berkenaan dengan sifat dasar transaksi bank syariah yang merupakan

12
Pasal 1 Angka 12 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
13
Abdul Gofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, Bandung, Refika Aditama, 2009, hal. 5.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
71
Modul Hukum Perbankan

investasi dan jual-beli serta sangat beragamnya pelaksanaan


14
pembiayaan yang dapat dilakukan

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Apakah yang dimaksud dengan bank nasional dan bank


multinasional ?
2. Apakah perbedaan mendasar dari bank nasional dan bank
multinasional ?
3. Jelaskan pembagian jenis-jenis bank dan beserta penjelasan
pada jenis bank tersebut ?
4. Apakah itu bank konvensional dan apakah bank syariah ?
5. Bagaimana cara mendirikan bank perkreditan rakyat ?

14
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan Dari Beberapa Segi Hukum, Bogor, Ghalia
Indonesia, 2009, hal .36

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
72
Modul Hukum Perbankan

D. DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Abdul Gofur Anshori, Hukum Perbankan Syariah, Bandung, Refika Aditama,
2009.

Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan Dari Beberapa Segi Hukum, Bogor,
Ghalia Indonesia, 2009.

Faried Wijaya dan Soetatwo Hadinegoro, Lembaga-lembaga Keuangan dan Bank,


Perkembangan, Teori dan Kebijakan, BPFE, Yogyakarta,1999.

Iswardono Sp. M.A, Uang dan Bank, edisi keempat cetakan pertama, Yogyakarta,
BPFE, tahun 1991.

Heru Soepraptomo, Analisis Ekonomi terhadap Hukum Perbankan, makalah pada


pertemuan Ilmiah tentang Analisis Ekonomi terhadap Hukum dalam
Menyongsong Era Globalisasi, BPHN – Departemen Kehakiman, Jakarta,
10-11 Desember 1996.

Miranda Gultom, Sambutan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada


Seminar “Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah di
Indonesia” BI, Jakarta 15 September 2005.

Muchdarsyah sinungan, Uang dan Bank, Bina Aksara, Jakarta, 1987.

Widya Ningsih, dkk, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana
Prenada Media, 2007.

Peraturan Perundang-undangan :

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan


sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998.

Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang


PerbankanSyariah.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


Universitas Pamulang
73

Anda mungkin juga menyukai