Anda di halaman 1dari 6

Otitis Eksterna

a. Definisi
Otitis eksterna ialah radang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah rang telinga luar ialah perubahan pH
di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi
terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan
jamur mudah tumbuh. Predisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma telinga ketika
mengorek telinga.

b. Klasifikasi
Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan otitis
eksterna difus.
1. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul)
Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit,
seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat itu
dapat terjadi infeksi pada piosebaseus, sehingga membentuk furunkel. Kuman
penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus.
Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini
disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di
bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri
dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula).
Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan
menyumbat liang telinga.
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi
secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam
bentuk salep, seperti polymixin B atau bacitracin, atau antiseptic (asam asetat 2-5%
dalam alkohol). Jika dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang
salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan
antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan
obat penenang.
2. Otitis eksterna difusa
Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit liang
telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab biasanya
golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah
Staphylococcus albus, Escherichia coli dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat
juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.
Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang
kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret berbau.
Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti secret yang keluar dari kavum
timpani pada otitis media. Pengobatan otitis eksterna difusa dengan membersihkan
liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga
supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang
– kadang diperlukan antibiotika sistemik.

c. Etiopatofisiologi
Otitis eksterna paling sering disebabkan oleh bakteri patogen. Varietasnya antara lain
otitis eksterna oleh jamur. Dalam sebuah penelitian, 91% kasus otitis eksterna disebabkan
oleh karena bakteri. Dan penelitian lainnya juga menemukan bahwa sebanyak 40% kasus
otitis eksterna tidak memiliki mikroorganisme primer sebagai agen penyebab. Bakteri
penyebab yang paling umum adalah Pseudomonas spesies(38% dari semua kasus),
Staphylococcus spesies, dan anaerob dan organism gram negatif.
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat
mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen
akan menumpuk di sekitar membran timpani. Masalah ini juga diperberat oleh adanya
susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan
timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang
basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi
pertumbuhan bakteri dan jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan
protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma
lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat.
Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan
akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa tidak
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan atau nanah
yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran
suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang telinga
luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:
 Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan
jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selainitu, edema
dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasasakit yang hebat.
 Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengankulit
dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga
akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luarsehingga
mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitiseksterna.
 Serumen bersifat asam (pH 4-5) untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur serta mencegah kerusakan kulit
 Biasanya trauma lokal mendahului
 Terkena air yang berlebihan mengurangi jumlah serumen yg akan membuat
kanalkering dan pruritus

d. Gejala klinik
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit(otalgia). Gejala dan
tanda pasien otitis eksterna selengkapnya :
1. Otalgia
2. Gatal-gatal (pruritus).
3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap
awal otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekandaun
telinga.
4. Pendengaran berkurang atau hilang.
5. Deskuamasi.
6. Tinnitus.
7. Discharge dan otore. Discharge yang mengalir dari liang telinga kadang –
kadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret berwarna putih atau kuning,
atau nanah. Cairan tersebut berbau tidak sedap. Tidak bercampur dengan
lendir (musin).
8. Demam.
9. Nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut.
10. Infiltrat dan abses(bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta.
Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam
jumlah kecil bisa bocor dari telinga.

Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa
tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan sepertiterbakar hingga
rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala
yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala mengelirukan. Rasa sakit
bisa tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan
kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan
periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang
telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan
yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari
liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita
otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun
telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa
sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal
disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu
otitis eksterna akuta.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna.
Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,rambut, serumen,
debris, dan obat -obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.

e. Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut :
 Nyeri tekan tragus
 Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
 Discharge purulen
 Eczema dari daun telinga
 Adenopati Periauricular dan servikal
 Demam (jarang)

Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya,
termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi kedalam tulang mastoid,
sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf kranial VII (wajah),
IX (glossopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau XII (hypoglossal) dapat
terpengaruh.

f. Terapi
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan
debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol
edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.
 Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan
irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah
visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat
topikal.
 Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid(untuk
mengurangi peradangan), agen antibiotik, dan atau agen anti jamur.
 Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan
agen acidifying dan kortikosteroid. Sebagai alternatif,campuran perbandingan
(2:1) antara alkohol isopropil 70% dan asam asetat dapat digunakan.
 Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamurke agen
acidifying dan kortikosteroid.
 Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi,diabetes,
adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensiinfeksi di luar saluran
telinga.
 Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke
dalam kanal, dan obat ototopikal dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4
kali sehari tergantung pada frekuensi dosis). Setelah kasa digunakan, harus
dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.
 Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi,
persiapan non-ototoxic topikal (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa
steroid).

g. Komplikasi
 Perikondritis
Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma
atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium
dan kartilago telinga luar. Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat
kerusakan yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga. Adakalanya
perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma. Dalam stage
awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh
pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus
terkumpul di antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya
 Selulitis
Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari infeksi
umum, biasanya dengan bakteri Staphylococcus atau Streptococcus. Hal ini
dapat terjadi sebagai akibat dari trauma kulit atau infeksi bakteri sekunder dari
luka terbuka, seperti luka tekanan, atau mungkin terkait dengan trauma kulit.
Hal ini paling sering terjadi pada ekstremitas, terutama kaki bagian bawah.

h. Prognosis
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor pencetusnya
dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika kebersihan telinga
tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes yang menyulitkan
penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor pencetus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Palandeng RW. 2012. Otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R. D.Kandou Manado
periode januari 2011- Desember 2011 [skripsi]. Manado:Universitas Sam Ratulangi.

Kunarto. 2011. Otitis Eksterna di Poliklinik THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou Manado
periode Januari 2007 - Desember 2010. Manado: UniversitasSam Ratulangi.

Liston SL. 1994. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies, Buku Ajar
Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed 6. Alih Bahasa Dr. CarolineWijaya, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC: Jakarta

Soepardi EA, dkk. 2018. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.
Ed 7. FK UI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai