(Brasicca olecarea)
Oleh :
1718008
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya penulisan
makalah mengenai kimia pangan dengan judul Pengaruh Suhu dan Lama
Olecarea), ini telah diselesaikan. Makalah kimia pangan ini dimaksudkan untuk
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu tersusunnya
Makalah ini khususnya kepada dosen kimia pangan, Bapak Suryana Purawisastra,
Untuk penyempurnaan makalah ini, Penulis berharap saran dan kritik demi
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Brokoli merupakan sayuran bentuk kuntum bunga (curd), berwarna hijau tua atau
muda. Tanaman ini tidak tahan terhadap suhu panas, sehingga cocok ditanam di dataran
tinggi. Bunganya sangat mudah tersarang penyakit busuk warna hitam (Ashari, 1995).
Untuk menaikkan kualitasnya, penanganan pasca panen harus dilakukan dengan hati-
hati agar penurunan mutu dapat diperkecil. Sifat-sifat penting yang menentukan kualitas
brokoli adalah kepadatan, warna, keutuhan, dan besarnya diameter bunga. Brokoli
memiliki daya tahan rendah pasca panen, kuncup bunga akan cepat membuka dan
berkembang, warna bunga juga akan cepat berubah dari hijau menjadi kuning. Laju
respirasi yang cepat menjadi ciri sayuran ini karena bagian bunga adalah organ yang
disusun oleh jaringan muda dan sangat aktif dalam proses biologis (Sahari,1994).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C
PEMBAHASAN
Vitamin C juga disebut juga asam askorbat, merupakan vitamin yang paling sederhana,
mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia.struktur kimianya terdiri
dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi
dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat. Vitamin ini merupakan fresh food vitamin
karena sumber utamanya adalah buah-buahan dan sayuran segar. Berbagai sumbernya adalah
Kandungan vitamin C dalam brokoli bisa berkurang sampai lebih dari 50% hanya dalam
beberapa hari, tetapi kehilangan ini dapat dicegah dengan penyimpanan pada suhu rendah
(Pracaya, 1999). Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika
merupakan kristal (murni).Menurut Wills et al (1981) penyimpanan pada suhu rendah dapat
kehilangan air dan mencegah kelayuan. Namun Linder (1992) menyebutkan bahwa walaupun
dalam keadaan temperatur rendah dan kelembaban terpelihara, 50% vitamin C akan hilang
dalam3-5 bulan.
Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk daya simpan buah dan sayuran
sesudah dipanen. Intensitas respirasi dianggap sebagai ukuran laju jalannya metabolisme,
dan oleh karena itu sering dianggap sebagai petunjuk mengenai potensi daya simpan buah
dan sayuran. Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai oleh umur simpan yang pendek.
Faktor yang sangat penting mempengaruhi respirasi dilihat dari segi penyimpanan adalah
suhu. Peningkatan suhu antara 0°C – 35°C akan meningkatkan laju respirasi buah-buahan
dan sayuran, yang memberi petunjuk bahwa baik proses biologi maupun proses kimiawi
metabolisme, dimana pada umumnya setiap penurunan suhu 8°C, kecepatan reaksi akan
masa hidup jaringan-jaringan dalam bahan pangan, karena keaktifan respirasi menurun.
Pada umumnya turunnya asam askorbat lebih cepat pada suhu penyimpanan tinggi.
Pada suhu 0°C : stabilitas vitamin C biasanya meningkat dengan penurunan suhu
Pada suhu 5°C : stabilitas vitamin C meningkat, dan penurunan kadar vitamin C
Pada dasarnya, penurunan kadar vitamin C dapat diakibatkan dari factor penyimpanan.
Oleh karena itu, melalui sifat dari vitamin C yang terdapat di dalam sayuran dan buah-
buahan dapat diketahui cara menyimpanan dan umur tahan vitamin C di dalam produk
tertentu.
Penyimpanan 7 hari : pada penyimpanan 7 hari dengan suhu 0°C maupun 5°C
terjadinya kerusakan pada jaringan brokoli dan penurunan kadar vitamin C, karena
setelah 3 hari penyimpanan, enzim askorbat oksidase sudah tidak reaktif dan terjadi
teroksidasi
Berdasarkan suhu dan lama penyimpanan terjadi interaksi dari kedua factor tersebut
brokoli. Hal ini karena kedua faktor tersebut menyebabkan kerusakan bahan pangan
tersebut. Tetapi hal ini dapat diketahui batas-batasnya yang dapat meminimalkan
kerusakan bahan pangan terutama kehilangan senyawa-senyawa yang
dikandungnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suhu 5°C dapat menghasilkan kadar vitamin C brokoli paling tinggi dengan penurunan
kadar vitamin C paling rendah dan merupakan suhu optimal dalam pengawetan vitamin C
yang terdapat pada brokoli. Sedangkan pada variable lama penyimpanan, 3 hari merupakan
lama penyimpanan dan pengawetan vitamin C yang paling baik, dan di duga dengan waktu
tersebut mencegah dan menghindari terjadi kerusakan vitamin C yang diakibatkan lamanya
penyimpanan pada brokoli. Terdapat interaksi antara suhu dengan lama penyimpanan
3.2 Saran
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa penurunan kadar vitamin C brokoli dapat
dicegah dengan cara pegawetan yang sesuai, yang bisa kita lakukan adalah megetahui sifat
dari vitamin C yang mudah teroksidasi dengan cara mengetahui suhu optimal dan lama
DAFTAR PUSTAKA