Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENAPISAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Masalah Dampak Lingkungan
(AMDAL)

Dosen :

Disusun oleh kelompok 1 :

Fauziah Laily 1174040046

‘ Ilma Ziyaadatul Arif 1174040059

Latif Abdurrahman 1174040065

Mela Nurhalim 1174040072

Muhamad Rizki Ramdani 1174040078

Muhammad Sidqi Amin 1174040084

Asep Ruslan 1174040137

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, yang telah melimpahkan rahamat
dan inayahnya kepada kita semua sehingga makalah ini bisa terselasaikan. Shalawat dan salam
semoga tercurah limpahkan kepaduka alam Nabi Muhammad SAW.

Dengan disusunnya makalah ini tidak hanya untuk memenuhi tugas saja, tetapi yang
penulis harapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam proses kegiatan belajar mengajar
sehingga mampu menambah pengetahuan.

Mungkin makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam kerangka maupun isi
pembahasan. Oleh karena itu, segala saran, kritik, tegur, dan masukan yang membangun akan
senantiasa penulis terima dengan lapang hati. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi semuanya. Amin.

Bandung, 03 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ...............................................................Error! Bookmark not defined.


B. Rumusan Masalah ..........................................................Error! Bookmark not defined.
C. Maksud danTujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

A. Pengertian Penapisan dalam amdal ................................................................................. 3


B. Metode Penapisan dalam amdal ...................................................................................... 3
C. Kriteria Penapisan ........................................................................................................... 8
D. Metode Penapisan di Indonesia ...................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pembangunan harus memperhatikan pengaruh-pengaruh yang muncul, baik


secara langsung terhadap masyarakat sekitar ataupun dalam cakupan lingkungan yang lebih
luas. Indonesia yang masa sekarang sedang mengalami pembangunan besar-besaran menjadi
sangat penting untuk menerapakan suatu aturan guna menjaga dan mangantisipasi dampak yang
akan terjadi.

Analisis mengenai dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL)
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha atau kegiatan di Indonesia..

AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini
adalah aspek abiotik, biotik dan kultural.Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP
27 Tahun 1999 tentang Amdal.

AMDAL sesungguhnya suatu telaah yang dilakukan secara bertahap yaitu penapisan
(screening), pelingkupan (scoping), identifikasi (identification), prakiraan (prediction), dan
evaluasi (evaluation) yang kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan (RKL dan RPL).Mengingat pasal 16 UU No.4 Tahun 1982 dan kelancaran
pembangunan maka penapisan dilakukan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-
undangan.

Sehingga kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat dilakukan lebih


efisien dan efektif. Penapisan dilakukan secara sederhana dengan komplikasi yang minimum dan
kepercayaan yang maksimum bahwa suatu proyek akanatau tidak menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu proses penapisan?


2. Bagaimana metode penapisan?
3. Bagaiamana kriteria dalam penapisan?
4. Bagaimana metode penapisan di Indonesia?

1
C. Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu proses penapisan dalam amdal.


2. Untuk mengetahui metode penapisan dalam amdal.
3. Untuk mengetahui kriteria penapisan.
4. Untuk mengetahui metode penapisan di Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Penapisan dalam Amdal


Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah
proses untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau
tidak. Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat penting
bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena
AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana biaya dan waktu.
Seperti diamanatkan dalam pasal 16 Undang-undang No. 4, tahun 1982, hanya
rencana proyek yang diprakirakan akan mempunyai dampak pentik terhadap lingkungan
saja yang diwajibkan untuk dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan.
Dengan penapisan ini diharapkan kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan
mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga dan biaya yang berlebihan yang
dipperlukan untuk pembangunan. Dalam keadaam ekstrem penentuan diperlukan atau
tidak diperlukannya AMDAL adalah mudah. Misalnya, rencana untuk mendirikan sebuah
gedung sekolah dasar jelaslah tidak memerlukan AMDAL. Sebaliknya rencana untuk
membangun sebuah Pusat LisTRIK Tenaga Nuklir (PLTN) jelas memerlukan AMDAL.
Yang sulit ialah menentukan diperlukan atau tidak diperlukannya AMDAL untuk
rencana proyek yang ada diantara kedua ekstrem tersebut.
Di Indonesia penapisan dilakukan dengan daftar positif seperti ditentukan dalam
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kepmen 11/MENLH/4/1994.

B. Metode Penapisan
Untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang penapisan ada maka
harus mengetahui metode penapisan. Dalam garis besarnya metode penapisan dapat
dibagi dua kelompok, yaitu metode bertahap dan metode satu langkah.
a) Metode Penapisan bertahap :

3
Dalam metode ini penapisan dilakukan secara bertahap dalam beberapa langkah
secara berurutan.Penapisan menurut PP 29 tahun 1986, terdiri atas 2 langkah pertama
dengan daftar dan kedua dengan PIL.
Battele (1978) menyarankan 12 langkah dalam penapisan, masing-masing dengan
kriteria tertentu. Proses penapisan ini panjang, oleh karena penelitian Battele
diperuntukkan bagi para anggota masyarakat Eropa yang masing-masing mempunyai
undang-unang dan peraturan sendiri tentang lingkungan.
Pada umumnya penapisan hanya terdiri atas 2 atau 3 langkah saja. Dalam melakukan
tugasnya, pejabat yang berwenang menapis berdasarkan kriteria yang eksplisit atau
implicit dan memasukkan usulan proyek ke dalam salah satu dari tiga kelompok, seperti
pada gambar berikut :

Dalam Metode ini Penapisan Di lakukan secara bertahap dengan beberapa


langkah secara berurutan.Pada umumnya Penapisan hanya terdiri atas 2 atau 3 langkah
4
saja dalam melakukan tugasnya,Pejabat yang berwenang menapis berdasrkan criteria
yang explicit atau implisit.dan memasukan usulan proyek ke dalam salah satu dari tiga
kelompok :
 Kelompok pertama ialah proyek yang dari pengalaman dan literature di ketahui
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.yaitu tidak ada keraguan.akan
menyebabkan dampak penting ,dampak penting ini di pengaruhi oleh
ukuran,Rancang bangun dan lokasi proyek tersebut.
 Kelompok kedua ialah proyek yang dari pengalaman dan Literatur di ketahui
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi tidak akan menyebabkan dampak
penting.
 Kelompok ketiga ialah Proyek yang meragukan apakah akan atau tidak akan
menyababkan dampak penting.
Kelompok ini harus di tapis lebih lanjut untuk menentukan perlu atau tidak
perlunya di AMDAL. Dalam Konteks AMDAL Penentuan nilai Penting Bukanlah suatu
aktifitas ilmiah murni,melainkan suatu keputusan pengelolaan (Management
Decision).Dengan menggunakan Informasi Ilmiah yang tersedia dan dengan
Memperhatikan Kondisi social,ekonomi dan Politik. Oleh karena itu kehidupan kita tidak
terisolasi dari dunia Internasional,Kondisi social,ekonomi dan politik internasional pun
harus kita perhatikan,terutama karena kepedulian lingkungan merupakan masalah yang
peka. Jika pada suatu ketika di luar daftar positif mempunyai petunjuk akan mempunyai
dampak penting,pejabat yang berwenang dapat memutuskan keharusan yang di lakukan
AMDAL untuk Proyek Tersebut.
Daftar Positif secara Periodis di kaji kembali dan di perbaharui berdasar
pengalaman yang di dapat.Kriteria yang banyak di pakai untuk penapisan ialah
karakteristik Proyek ,Misalnya jenis Volume dan Penyimpanan Bahan Baku dan lokasi
proyek dan nilai ambang ,Besarnya biaya proyek sering di gunakan sebagai nilai ambang
,yaitu proyek yang melebihi suatu nilai tertentu di haruskan melakukan AMDAL. Dasar
pertimbangannya ialah biaya sering merupakan petunjuk tentang , antara lain:
 luasnya lahan proyek
 teknologi yang dipakai
 volume bahan baku
5
 produk
 limbah
Akan Tetapi penggunaan besarnya biaya sebagai nilai ambang dapat Juga
Menyesatkan Misalnya: industri dengan teknologi canggih yang tinggi memerlukan
investasi yang tinggi, tetapi mempunyai dampak biofisik yang relative kecil,Walaupun
dampak sosialnya dapat besar.Biaya yang tinggi dapat juga di sebabkan oleh investasi
dalam alat pencegahan pencemaran yang mahal.
Nilai Ambang Lain yang di Gunakan Ialah nilai ambang Teknik antara lain,
besarnya fisik proyek dan volume. Nilai ambang teknik Merupakan Indikasi yang lebih
baik dari pada nilai ambang biaya,Namun di dalam praktek sering juga terdapat
Kesulitan,sebab terjadinya dampak penting tidak hanya di tentukan oleh proyek
contohnya (antara lain jenis, spesifikasi bangunan, peralatan dan operasi), melainkan
juga oleh lokasi proyek menurut tataguna lahan (antara lain Wilayah industri, Pemukiman
dan pertanian), geografi (antara lain daerah pantai dan penggunungan), dayadukung
lingkungan ( antara lain karakteristik sebaran udara dan air) dan pentahapan proyek
(antara lain kontruksi, operasi dan modifikasi). Karena itu jika, misalnya terjadi dampak
komulatif karena penempatan industry disuatu wilayah industry, industry yang dibangun
akhir efeknya dapat melampaui ambang batas daya dukung lingkungan, walaupun
sebenarnya jumlah limbahnya rendah.

b) Metode Penapisan Satu Langkah


Penapisan dapat didasarkan pada kriteria eksplisit yang berupa daftar yang
memuat jenis proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak penting. Oleh
karena dampak tidak saja ditentukan oleh jenisnya proyek, melainkan juga oleh sifat
lingkungan, daftar tersebut dilengkapi dengan bagian yang memuat lingkungan yang
rentan.Proyek dalam daftar ini atau proyek yang berlokasi dalam daerah rentan
diharuskan melakukan AMDAL.
Metode penapisan satu langkah ini adalah metode penapisan yang digunakan oleh
Indonesia.Metode dengan daftar positif sangat sederhana.Pemerintah membuat daftar
proyek yang harus dikenakan AMDAL.Daftar ini digunakan sebagai kriteria penapisan,
yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL dan yang tidak ada dalam daftar tidak
6
perlu membuat AMDAL.Karena metode ini sederhana dan mudah, maka hasilnya dapat
dicapai dengan cepat dan konsisten.
Metode penapisan satu langkah ini memerlukan birokrasi yang pendek.Jumlah
tenaga yang diperlukan dapat dibatasi, persyaratan tingkat pendidikan dan pengalaman
juga tidak tinggi.Ini sangat penting untuk Indonesia, terutama di daerah.Metode ini tidak
menambah ekonomi biaya tinggi. Dapat dibuat denga daftar proyek dalam kelompok
seperti yang tertera pada gambar dibawah ini.

Pemerintah Membuat daftar proyek yang harus di kenakan AMDAL,Daftar ini di


gunakan sebagai criteria Penapisan ,yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL,yang
tidak ada dalam daftar tidak perlu membuat AMDAL.Karena sederhana dan
Mudah.,hasilnya dapat di capai dengan cepat dan konsisten.Dengan metode ini apabila di
perlukan AMDAL itu ada dalam tahap perencanaan yang dini,sehingga AMDAL itu
dapat di Intergrasikan kedalam proses studi kelayakan .Metode penapisan satu langkah
ini memerlukan Birokrasi yang pendek ,jumlah tenaga yang di perlukan dapat di batasi ,
persyaratan tingkat pendidikan dan pengalaman juga tidak tinggi,ini sangat penting untuk
Indonesia,Terutama di daerah, Metode ini tidak Menambah ekonomi Biaya Tinggi.

7
C. Kriteria dalam Penapisan

1) Tingkat besar : kementakan intensitas setiap dampak potensial


2) Prevalensi : luasnya dampak yang akhirnya akan terjadi misalnya karena dampak
kumulatif
3) Lama dan frekuensi : apakah dampak bersifat jangka panjang atau jangka pendek
4) Resiko : kementakan terjadi efek negatif yang serius
5) Nilai penting : nilai yang diberikan pad adaerah tertentu (regional dan nasional)
6) Penanggulangan : apakah masalah dapat ditanggulangi.

D. Metode penapisan di Indonesia

Proyek pembangunan di indonesia sangat banyak, pengalaman menunjukan dengan


penapisan tingkat 1 yang dilakukan dengan daftar positif jenis usulan proyek yang harus
melalukan PIL, mengharuskan dibuatnya banyak PIL. PIL yang banyak ini di harus dipriksa dan
di nilai.

PIL demikian digunakan sebagai alat tingkat 2. Mengingat tenaga yang terlatih untuk
melakukan dan memeriksa PIL terbatas, demikian pula modal kita terbatas prosedur ini telah
menghasilkan banyak kesulitan banyak PIL. Berkualitas tidak memadai dan pemerik saan PIL,
cenderung di lakukan secara dangkal, seperti ditunjukan oleh pengalaman di thiland (Tomlinson,
1986) keculai karna itu

i. Kreteria yang ekspestasi dan jelas sukar untuk dibuat


ii. Informasi yang tertera dalam PIL terbatas
iii. Laporan yang bersipat uraian meskipun di sertai matriks dan tabel dapat di beri lebih dari
satu interprentasi , sering terjadi keraguan apakah suatu proyek harus atau tidak sesuai
untuk indonesia. Metode ini juga telah menambah ekonomi biaya tinggi, karna izin
diberikan secara bertahap.

Metode penapisan suatu langkah dengan daftar positif sangat sederhana. Pemerintah
membuat proyek yang harus dikenakan AMDAL daftar ini di gunakan sebagai keriteria
penapisan. Yang ada dalam daftar harus membuat AMDAL, yang tidak ada dalam daftar isi tidak

8
perlu membuat AMDAL karena sederhana dan mudah, hasilnya dapat dicapai dengan cepat dan
konsisten.

Dengan metode ini apabila di perlukan AMDAL pemrakarsa dapat melakukan AMDAL
itu pada tahap perencanaan yang dini (gambar 3.3b) sehingga itu AMDAL dapat di intergrasikan
kedalam proses studi kelayakan. Metode penapisan satu langkah ini memerlukan birokrasi yang
pendek jumlah tenaga yang di perlukan dapat dibatasi, persaratan tigkat pendidikan dan
pengalaman juga tidak tinggi, ini sangat penting untuk indonesia terutama di daerah,

Metode ini tidak menambah ekonomi biaya tinggi, saran dalam buku ini untuk
menggunkannya daftar positif sebagai metode penapisan telah diterima oleh pemerintah dengan
dikeluarkannya kapten 11/MENLH/3/1994 sehingga metode itu kini telah diberlakukan di
indonesia sudah barang tentu dengan hanya satu daftar sebagai kriteria,dapat saja ada proyek
yang sebenarnya mempunyai dampak penting akan lolos dari keharusan melaukan AMDAL.
Walaupun proyek dapat lolos namun pihak pemrakarsa proyek yang lolos itu tidak dapat bebas
dari kewajiban untuk melindungi lingkungan sesuai dengan Undang-Undang No.4 tahun 1982.

Apabila ia melanggarnya perbuatannya itu dapat dituntut sebgai kejahatan atau minimal
sebagai kelalian (UU No. 4 tahun 1982, pasal 22) daftar tersebut juga bersifat lentur, apabila ada
suatu ketika ada usulan proyek yang mempunyai indikasi kuat akan menyebabkan dampak
penting tapi tidak termasuk dalam daftar, maka sesuai dengan Kep-11/MENLH/3/1994 instansi
yang bertanggung jawab di wajibkan meminta kepastian penetapan wajib AMDAL kepada
Menteri Negara Lingkungan Hidup, secara priodis daftar tersebut dikaji kembali dan
diperbaharui berasarkan pengalaman yang didapat.

Dengan penggunaan daftar positif sebagai alat penapisan biokrasi AMDAL telah
disederhanakan dan biaypun dapat dikurangi. Sekalipun dapat diharapakan efektivitas AMDAL.
Juga akan mengingat karena dengan daftar positif itu AMDAL dapat dimuli sangat dini dalam
perencanaan proyek sehingga AMDAL dapat di intergrasikan kedalam telaah kelayakan proyek.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penapisan bertujuan untuk memilah proyek pembangunan yang memerlukan
AMDAL dan yang tidak memerlukannya. Metode penapisan dalam garis besarnya dapat
dibedakan dalam dua kelompok, yaitu metode penapisan bertahap dan metode penapisan
satu langkah.
Metode penapisan yang bersifat uraian memerlukan tenaga terlatih, baik untuk
penyusunannya maupun untuk memeriksanya. Karena laporan memperpanjang biroraksi
dan menambah ekonomi biaya tinggi.
Metode penapisan yang sederhana berupa daftar positif, yaitu rencana jenis
proyek dan lokasi yang tercantum dalam daftar diharuskan dilengkapi dengan AMDAL.
Yang tidak tercantum dalam di dalamnya tidak memerlukan Amdal. Metode ini sangat
mudah dan dengan Kepmen-11/MENLH/3/1994 metode penapisan dengan daftar positif
telah diterpakan di Indonesia. para pemrakarsa dapat menapis rencana proyeknya
termasuk dalam daftar penapis tersebut. AMDAL itu dapat dilakukan dalam tahap
perencanaan yang dini dan diintegrasikan ke dalam telaah kelayakan bersama dengan
telaah kelayakan rekayasa dan ekonomi.

B. Saran
Dalam proses pembangunan maka haruslah memperhatikan mengenai proses
penapisan. Apakah bangunan tersebut layak dilengkapi dengan AMDAL atau tidak.
Sehingga tidak mempengaruhi masyarakat sekitar serta dalam cakupan yang lebih luas
yaitu lingkungan hidup

10
DAFTAR PUSTAKA

Soemarwoto, Otto. 2014. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.
http://2.bp.blogspot.com/-
zV65FkH751o/Uqmwje3DarI/AAAAAAAAANg/8mfQT5QV7GE/s400/Penapisan+1.png (bagan 1)
http://4.bp.blogspot.com/-
JEBlkjI8qSo/UqmvIjAAI3I/AAAAAAAAANU/9ZMacepywM4/s1600/PENAPISAN.png (bagan 2)
http://jordankayadoe.blogspot.com/2015/09/amdal-penapisan.html

11

Anda mungkin juga menyukai