Bab Iv
Bab Iv
Bab Iv
id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
26
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
velva pepaya serta Uji Intensitas (Uji Skoring) untuk mengetahui pengaruh
madu terhadap tingkat kemanisan velva pepaya yang dihasilkan.
1. Uji Kesukaan
1.1. Warna
Menurut Kartika, B.,dkk. (1988), warna merupakan suatu sifat
bahan yang dianggap berasal dari penyebaran spektrum sinar. Warna
bukan merupakan suatu zat atau benda melainkan suatu sensasi
seseorang karena adanya rangsangan dari seberkas energi radiasi yang
jatuh ke mata/retina mata. Timbulnya warna dibatasi oleh faktor
terdapatnya sumber sinar. Pengaruh tersebut terlihat apabila suatu
bahan dilihat di tempat yang suram dan di tempat yang gelap, akan
memberikan perbedaan warna yang menyolok. Menurut Sihombing
(2005), zat penyebab warna madu sebagian besar belum diketahui,
namun ada yang menduga terdiri dari fraksi yang larut air dan larut
lemak. Pada madu berwarna cerah warna disebabkan oleh zat larut air
lebih sedikit daripada zat larut lemak. Ada juga yang menduga bahwa
warna madu disebabkan oleh berbagai senyawa polifenol, terurutama
pada madu berwarna pekat.
K F1 F2 F3
dengan rasa dari buah pepaya yang digunakan, namun rasa buah pepaya
yang digunakan lebih mendominasi rasa yang terbentuk pada velva
pepaya. Rasa madu yang khas disebabkan oleh kandungan asam
organik dan karbohidratnya, serta jenis nektarnya. Sebagian besar madu
mempunyai rasa manis dan agak asam. Tingkat kemanisan madu
ditentukan oleh rasio karbohidrat yang terkandung dalam nektar
tanaman yang menjadi sumber madu.
1.3. Aroma
Menurut Winarno (2002), aroma adalah salah satu parameter
identifikasi flavor yang paling mudah dan paling sering dilakukan.
Bahan pangan dapat menghasilkan aroma jika senyawa yang
menghasilkan bau dapat menguap (Winarno, 2008). Berdasarkan
Tabel 4.1. pemanis madu 5%, 10%, dan 15% tidak berbeda nyata
terhadap aroma velva pepaya kontrol (pemanis sukrosa 20%).
Sedangkan untuk antar perlakuan, aroma velva pepaya dengan pemanis
madu 5% berbeda nyata dengan aroma velva pepaya pemanis madu
10%, tetapi tidak berbeda nyata dengan aroma velva pepaya pemanis
madu 15%. Sedangkan pemanis madu 10% tidak berbeda nyata dengan
aroma velva pepaya pemanis 15%. Secara umum juga terlihat bahwa
panelis paling menyukai aroma velva pepaya dengan pemanis madu
10%. Aroma madu yang khas disebabkan oleh kandungan zat
organiknya yang mudah menguap (volatil). Komposisi zat aromatik
dalam madu bisa bervariasi sehingga wangi madu pun menjadi unik dan
spesifik. Aroma madu bersumber dari zat yang dihasilkan sel kelenjar
bunga yang tercampur dalam nektar dan juga proses fermentasi dari
gula, asam amino, dan vitamin selama pematangan madu. Zat aromatik
madu berupa minyak esensial, campuran karbonil (formaldehid,
asetaldehid, propionaldehid, aseton, metil etil keton, dan sebagainya),
ikatan alkohol (propanol, etanol, butanol, isobutanol, pentanol, benzyl
alkohol, dan sebagainya), serta ikatan ester (asam benzoat atau
commit to user
propionat) (Hariyati, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
1.4. Tekstur
Menurut Arbuckle (1986), tekstur frozen dessert berperan
penting dalam menentukan tingkat penerimaan konsumen. Tekstur
produk-produk es krim yang disukai adalah tekstur yang lembut, halus
dan ukuran partikel padatan sangat kecil sehingga tidak terdeteksi di
dalam mulut. Hasil analisis tingkat kesukaan terhadap tekstur velva
pepaya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Pada Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa tekstur velva pepaya
dengan pemanis madu tidak berbeda nyata dengan tekstur velva pepaya
dengan pemanis sukrosa 20%, dan konsentrasi pemanis madu tidak
mempengaruhi tekstur velva pepaya yang dihasilkan. Secara umum
penggunaan pemanis madu menurunkan tingkat kesukaan panelis
terhadap tekstur velva pepaya yang dihasilkan. Tekstur velva dapat
dihubungkan dengan mutu pelelehan (daya leleh). Tekstur produk yang
tidak mudah meleleh umumnya lebih disukai oleh konsumen.
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dikatakan bahwa panelis lebih menyukai
tekstur velva pepaya dengan pemanis madu 10%. Hasil tersebut
berbeda dengan hasil uji fisik velva pepaya (daya leleh) dimana
semakin besar konsentrasi penambahan madu yang ditambahkan maka
semakin lambat kemampuan meleleh velva pepaya. Dari Gambar 4.1
terlihat bahwa tekstur velva pepaya dengan 15% penambahan madu
memiliki waktu leleh yang paling lambat.
1.5. Overall
Uji kesukaan keseluruhan merupakan penilaian terhadap semua
faktor mutu yang meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur yang
dimaksud untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap produk
velva pepaya dengan penambahan madu. Dari hasil analisa pada Tabel
4.1. bahwa secara overall penerimaan panelis terhadap velva pepaya
dengan pemanis madu 5% dan 15% berbeda nyata jika dibandingkan
dengan overall velva pepaya kontrol. Jika dibandingkan antar perlakuan
commitpemanis
overall velva pepaya dengan to user madu 5% berbeda nyata terhadap
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
overall velva pepaya pemanis madu 10% dan 15%, sedangkan overall
velva pepaya dengan pemanis madu 10% tidak berbeda nyata dengan
overall velva pepaya pemanis madu 15%. Secara umum terlihat bahwa
penggunaan pemanis madu menurunkan tingkat penerimaan panelis
terhadap parameter overall velva pepaya yang dihasilkan. Tingkat
penerimaan tertinggi ada pada velva pepaya pemanis sukrosa 20%.
Secara keseluruhan velva pepaya pemanis sukrosa 20% diterima oleh
konsumen karena memiliki cita rasa khas buah pepaya yang masih
dipertahankan.
2. Uji Intensitas (Uji Skoring)
Pada penelitian ini juga dilakukan uji pembedaan (intensitas sifat
sensori dengan metode skoring) untuk mengetahui perbedaan tingkat
kemanisan velva pepaya. Uji yang dilakukan dengan cara membandingkan
tingkat kemanisan velva pepaya dengan pemanis sukrosa 20% dibandingkan
dengan velva pepaya dengan berbagai konsentrasi penambahan madu.
Setelah dilakukan penilaian selanjutnya hasil yang diperoleh dilanjutkan
menggunakan uji lanjutan yaitu uji Tukey (Bambang dkk, 1988).
Tabel 4.2. Tingkat Kemanisan Velva Pepaya pada Berbagai Perlakuan
Formulasi Konsentrasi Pemanis Madu
Formula* Tingkat Kemanisan**,***
F1 6,00c
F2 4,53b
F3 3,23a
* : F1: velva pepaya dengan pemanis madu 5%, F2: velva pepaya dengan pemanis masdu
10%, F3: velva pepaya dengan pemanis madu 15%
**: .Data ditandai dengan huruf yang berbeda pada kolom overall menunjukkan adanya
beda nyata pada tiap perlakuan (α= 0,05).
***: Skor: 1: sedikit lebih manis dari kontrol
2: cukup lebih manis dari kontrol
3: banyak lebih manis dari kontrol
4: sama manis dengan kontrol
5: sedikit kurang manis dari kontrol
6: cukup kurang manis dari kontrol
7: banyak kurang manis dari kontrol
Berdasarkan hasil uji intensitas seperti yang terlihat pada Tabel 4.3.
commit to user
bahwa tingkat kemanisan velva pepaya dengan pemanis madu 5%, 10%,
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
dan 15% memiliki tingkat kemanisan yang berbeda nyata. Velva pepaya
dengan pemanis madu 5% memiliki tingkat kemanisan lebih rendah dari
kontrol. Velva pepaya dengan pemanis madu 10% memiliki tingkat
kemanisan sama dengan kontrol. Sedangkan velva pepaya dengan pemanis
madu 15% memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi dari kontrol. Velva
pepaya dengan pemanis madu memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi
dibandingkan velva pepaya dengan pemanis sukrosa. Penggunaan madu
sebagai pemanis menyebabkan rasa velva pepaya menjadi lebih manis.
Adanya rasa asam yang timbul pada velva pepaya dapat disebabkan dengan
adanya penambahan asam sitrat dan jeruk nipis yang dapat memberikan
efek asam yang menyegarkan dan menyeimbangkan rasa manis dari buah
pepaya. Namun, jika dihubungkan dengan hasil uji kesukaan pada
parameter rasa velva pepaya penggunaan pemanis madu 5%, 10%, dan 15%
menurunkan tingkat penerimaan panelis terhadap rasa velva pepaya. Hal
tersebut diduga karena adanya pengaruh rasa pahit dan asam yang timbul
pada velva pepaya.
B. Sifat Fisik Velva Pepaya Dengan Pemanis Madu
1. Daya Leleh
Menurut Bodyfelt (1988), es krim yang berkualitas baik menunjukkan
resistensi yang tinggi terhadap pelelehan. Mutu pelelehan dinilai dengan
merasakannya di mulut, yaitu apakah produk tersebut dapat dengan mudah
meleleh dan memebri kesan “meluncur” di dalam mulut atau kaku dan sulit
meleleh. Daya pelelehan merupakan salah satu parameter mutu yang
penting dalam industru makanan beku pencuci mulut. Daya leleh identik
dengan waktu yang dibutuhkan es krim untuk meleleh sempurna pada suhu
ruang.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi madu
memberikan pengaruh nyata terhadap daya leleh velva pepaya. Hasil
pengukuran daya leleh velva pepaya berkisar antara 15 menit 34 detik
hingga 17 menit 37 detik. Daya leleh tertinggi adalah velva pepaya dengan
pemanis sukrosa 20% yaitu commit to user
1055,50 detik (17 menit 59 detik) dan daya
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
leleh terendah adalah velva pepaya dengan pemanis madu 5% yaitu 944,83
detik (15 menit 14 detik).
1080,00 1055,50 d
1043,83 c
1060,00
1040,00
Daya Leleh (detik)
1020,00
985,83 b
1000,00
980,00
960,00 944,83 a
940,00
920,00
900,00
880,00
Sukrosa 20% Madu 5% Madu 10% Madu 15%
Konsentrasi Pemanis (%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
pemanis sukrosa 20% lebih lambat meleleh dibandingkan dengan produk velva
dengan pemanis madu (Gambar 4.4).
2. Overrun
25 23,55 d 22,03 c
20 17,95 a 18,66 b
Overrun (%)
15
10
0
0 5 10 15
Konsentrasi Pemanis (%)
25
19,33 c
20
TPT (ºBrix)
15
11,00 c
10,17 b
10
6,00 a
5
0
Sukrosa 20% Madu 5% Madu 10% Madu 15%
Konsentrasi Pemanis (%)
95,00 92,35 d
88,64 c
90,00 87,00 b
Kadar Air (% wb)
85,00
80,00 78,66 a
75,00
70,00
Sukrosa 20% Madu 5% Madu 10% Madu 15%
Konsentrasi Pemanis (%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
2. Serat Pangan
Serat pangan atau dietary fiber adalah karbohidrat (polisakarida) dan
lignin yang tidak dapat dihidrolisis (dicerna) oleh enzim percernaan
manusia, dan akan sampai di usus besar (kolon) dalam keadaan utuh
sehingga kebanyakan akan menjadi substrat untuk fermentasi bagi bakteri
yang hidup di kolon (Silalahi dan Hutagalung, 1994). Menurut Gaman dan
Sherrington (1992), serat pangan atau dietary fyber adalah bahan dalam
pangan asal tanaman yang tahan terhadap pemecahan oleh enzim dalam
saluran pencernaan dan karenanya tidak diabsorbsi.
3,2
3,1368 c
3,15 3,0963bc
Serat Pangan (%)
3,1
3,0298 b
3,05
3 2,9554 a
2,95
2,9
2,85
Sukrosa 20% Madu 5% Madu 10% Madu 15%
Konsentrasi Pemanis (%)
50,00 46,20 d
45,00 37,40 c
Vitamin C (mg/100g)
40,00
35,00 28,60 b
26,40 a
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
Sukrosa 20% Madu 5% Madu 10% Madu 15%
Konsentrasi Pemanis (%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
60 50,41d
47,37 c
50
Betakaroten (µg/mg)
40,30 b
40 34,11 a
30
20
10
0
Sukrosa 20% Madu 5% Madu 10% Madu 15%
Konsentrasi Pemanis (%)
90 88,85 c
85,92 c
Aktivitas Antioksidan (%)
88
86
84
80,79 b
82
80 78,58 a
78
76
74
72
Sukrosa 20% Madu 5% Madu 10% Madu 15%
Konsentrasi Pemanis (%)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
commit to user