Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan

kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh

manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan

hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting

dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan

sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,

aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit (Wartonah, 2010).

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic (NANDA, NIC NOC

2015).

Kurang nutrisi merupakan suatu keadaan dimana asupan nutrisi

dalam tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

(Standar Diagnosis Keperawtan Indonesia, 2017, halaman 56)

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan

kekurangan nutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh kita tidak

mendapatkan nutrisi sesuai dengan kebutuhannya.

8
9

B. Etiologi

1. Ketidakmampuan menelan makanan

Keadaan dimana seseorang mengalami penurunan nafsu makan.

2. Ketidakmampuan mencerna makanan

Keadaan dimana adanya hambatan dalam proses mencerna makanan,

hal tersebut terjadi karena adanya suatu penyakit (misal : radang pada

saluran pencernaan) sehingga menyebabkan suatu makanan sulit

untuk dihancurkan.

3. Ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi

Ketidakmampuan organ untuk mengabsorbsi makanan.

4. Peningkatan kebutuhan metabolisme

Aktivitas yang meningkat mengharuskan kebutuhan metabolisme

juga meningkat agar dapat menghasilkan energi yang dibutuhkan

untuk melakukan aktivitas.

5. Faktor ekonomi

Misal : finansial tidak mencukupi

6. Faktor psikologis

Misal : stres, keengganan untuk makan

(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,2017, halaman 56 )


10

C. Patofisiologi

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu pola makan tidak teratur, stress dan gaya hidup

dapat mengakibatkan berkurangnya pemasukan makanan. Karena

berkurangnya pemasukan makanan sehingga tidak ada makanan yang

masuk ke lambung dan terjadi kekosongan lambung. Hal itu menyebabkan

tidak ada makanan yang akan diolah melalui gerak peristaltik sehingga

terjadi erosi pada lambung. Sementara produksi asam lambung terus

meningkat dan lambung kosong menyebabkan refleksi muntah. Karena

output makanan menjadi bertambah sementara pemasukan makanan

berkurang mengakibatkan intake makanan tidak adekuat sehingga terjadi

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

(Potter dan Perry, 2010)


11

D. Pathways

Pola makan tidak teratur, stress, gaya hidup

Berkurangnya pemasukan makanan (kekosongan lambung

Erosi lambung

Asam lambung meningkat

Mual muntah

Intake makanan tidak adekuat

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


(Potter dan Perry, 2010)
12

E. Manifestasi Klinis

1. Kram abdomen

Kram perut atau dalam istilah medis disebut colic abdomen merupakan

istilah umum yang menggambarkan rasa sakit perut melilit akibat

kontraksi otot polos yang terdapat pada organ dalam rongga perut atau

Abdomen yang meliputi banyak organ, termasuk lambung, usus,

kandung empedu, pankreas, esofagus, ginjal, ureter serta rahim dan juga

organ reproduksi wanita lainnya.

2. Nyeri abdomen

Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan pada daerah di atas

pelvis/pinggul tetapi di bawah tulang rusuk. Nyeri tersebut merupakan

gejala yang umum dialami orang pada berbagai usia, dan khususnya

berasal dari salah satu organ dalam perut. Nyeri perut dapat disebabkan

beberapa penyakit dan hasil pembedahan, mulai dari rasa tidak nyaman

yang sederhana hingga penyakit yang rumit dan mengancam nyawa.

Sekitar 3% orang dewasa menemui dokter keluarganya disebabkan oleh

nyeri perut.

3. Menghindari makanan

Nafsu makan yang berkurang menyebabkan seseorang menghindari

makanan.

4. Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal

Berat badan seseorang yang berkurang dibawah batasan ideal.

5. Kerapuhan kapiler
13

Rapuhnya kapiler karena kurangnya asupan nutrisi.

6. Diare

Keadaan dimana seseorang BAB secara terus menerus dengan

konsistensi cair atau encer.

7. Kehilangan rambut berlebihan

Kurangnya nutrisi mengakibat rambut mudah rontok karena tidak

terpenuhinya nutrisi yang dibutuhkan oleh rambut.

8. Bising usus hiperaktif

Meningkatnya bising usus merupakan tanda gejala diare.

9. Kurang makanan

Saat seseorang sakit nafsu makannya berkurang karena saat makan ia

merasa mual.

10. Kurang informasi

Kurangnya informasi tentang gizi menyebabkan seseorang mengalami

gangguan kekurangan nutrisi.

11. Kurang minat pada makanan

Adanya rasa mual yang pasien rasakan menyebabkan ia tidak minat

untuk makan.

12. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

Menurunnya berat badan karena tidak teraturnya pola makan.

13. Membran mukosa pucat

Membran mukosa bibir berwarna pucat karena kurang nutrisi.

14. Ketidakmampuan memakan makanan


14

Keadaan dimana seseorang tidak mampu mamakan makanan karena

adanya gangguan menelan yang disebabkan oleh penyakit atau post

operasi yang terjadi di aluran makan.

15. Tonus otot menurun

Menurunnya kontraksi dari otot karena berkurangnya reflek.

16. Mengeluh gangguan sensasi rasa

Mengeluh karena saat makan terasa hambar.

17. Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended Daily

Allowance)

Kurangnya asupan makanan yang diberikan oleh ahli gizi

18. Cepat kenyang setelah makan

Saat makan sedikit seseorang mudah kenyang.

19. Sariawan rongga mulut

Tidak tecukupinya gizi menyebabkan rongga mulut menjadi sariawan.

20. Steatorea

Gangguan pada saluran pencernaan yang disebabkan karena

kekurangan enzim pencernaa.

(NANDA NIC NOC, Jilid 2, 2015)

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

a) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)

b) Transferin (N:170-25 MG/100 ML)


15

c) Hb (N: 12 MG%)

d) BUN (N:10-20 mg/100ml)

e) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100

ML,WANITA: 0,5 1,0 MG/ 100 ML)

2. Pengukuran antropometri :

a) BB ideal : (TB – 100) ± 10 %

b) Lingkar pergelangnan tangan

c) Lingkar lengan atas (LLA)

Nilai normal wanita : 28,5 cm

Pria : 28,3 cm

d) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)

Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm

Pria : 12,5 -. 16,5 cm

e) Clinis

Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan

dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan

epitel rseperti : kulit, rambut, dan mata.

f) Diet

Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya.

(Potter dan Perry, 2010)


16

G. Penatalaksanaan Klinis

1. Medis

a) Nutrisi enternal

Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan

kecukupan nutrisi meliputi metode enternal (melalui sistem

pencernaan). Nutrisi enternal juga disebut sebagai nutrisi enternal

total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan makanan

atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dalam

transport makanan ke usu halus terganggu.

b) Nutrisi parentral

Nutrisi parentral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total

(TPN) atau hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro

intestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam

kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapan

terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intervena seperti

melalui kateter vena sentral ke vena keva superior, makanan

parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,

vitamin, dan unsure renik.

2. Keperawatan

a) Menstimulasikan nafsu makan

1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai

klien yang di sesuaikan dengan kondisi klien.


17

2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan

klien yang anoreksia.

3) Hindari terapi yang tidak menenangkan atau tidak nyaman

sesaat sebelum atau sesudah makan.

4) Berikan lingkungan rapid an bersih yang bebas dari

pengelihatan dan bau yang tidak enak.

5) Kurang stress psikologi.

(Potter dan Perry,2010)

H. Pengkajian Secara Teori

1. Identitas pasien

Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak puasa (normal)

atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan kebutuhan

nutrisi untuk kebutuhan metabolisme yang biasanya pada anak usia 2

tahun.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengalami gangguan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh dengan tanda gejala : mual muntah dan tidak nafsu

makan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya pasien belum pernah mengalami gangguan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


18

Keluarga pasien tidak mempunyai gangguan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh dan tidak mempunyai penyakit yang

menurun.

5. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Rambut, kulit kepala, tulang kepala, wajah

b) Mata

Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

c) Telinga

Simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, bersih dari serumen

d) Hidung

Sputum simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi

e) Mulut

Mukosa bibir kering, tidak ada masalah dalam menelan

f) Leher

Otot leher, kelenjar tiroid, vena-vena leher

g) Dada

Kulit, aksila (ketiak), bentuk dan keadaan serta ukuran dada, paru-

paru, jantung, spinal coum (tulang belakang)

h) Paru-paru

Gerakan dinding dada simetris, vocal fremitus kanan kiri sama,

sonor, suara vesikuler

i) Jantung
19

Ictus cordis tidak tampak, ictus cordis teraba di mid clavicula linea

sinistra ICS V, pekak, S1 S2 tunggal reguler

j) Abdomen

Bentuk abdomen, bising usus, kaji nyeri, timpani/hipertimpani

k) Genetalia

Testis, vagina, uretra

l) Anus

Bersih, tidak terdapat gangguan

m) Ekstremitas bawah

Kulit dan kuku jari, gaya berjalan dan keseimbangan, pergerakan

tulang sendi

I. Diagnosa Keperawatan Secara Teori

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk menelan makanan.

(NANDA NIC NOC, Jilid II, 2015)

J. Intervensi Secara Teori

Diagnosa Keperawatan :

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan untuk menelan makanan.

Tujuan :
20

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi pasein dapat terpenuhi dengan baik dengan kriteria hasil:

1. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi (kekurangan gizi, obesitas)

2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

3. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Intervensi :

1. Kaji adanya alergi makanan

Rasional : untuk mengetahui pasien mempuyai alergi terhadap

makan atau tidak.

2. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan.

Rasional : untuk mengetahui kebutuhan nutrisinya tercukupi.

3. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli

gizi).

Rasional : supaya kebutuhan nutrisi pasien dapat tercukupi dengan

baik.

4. Timbang berat badan pasien jika memungkinkan secara teratur.

Rasional : untuk memantau peningkatan dan penurunan status gizi

pasien.

5. Jaga kebersihan mulut, anjurkan untuk selalu melakukan oral

hygiene.

Rasional : mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan.

6. Anjurkan pasien untuk makan selagi hangat.

Rasional : untuk menurunkan rasa mual pada pasien.


21

7. Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tapi sering.

Rasional : makan sedikit demi sedikit dapat meningkatkan intake

nutrisi.

8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi.

Rasional : untuk mencukupi nutrisi yang masih dibutuhkan oleh

pasien.

(NANDA NIC NOC, Jilid 2, 2015)

Anda mungkin juga menyukai