Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu informasi harus mempunyai makna tertentu yang mempunyai manfaat bagi para
pemakai atau penggunanya untuk dapat disebut sebagai informasi. Data merupakan
bahan yang digunakan dalam membuat informasi. Untuk menjadi informasi, suatu data
harus mempunyai nilai informasi dan kualitas tertentu. Dalam akuntansi, informasi
akuntansi yang diinformasikan adalah dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang
merupakan media komunikasi antara kegiatan usaha perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan.

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan mengandung suatu informasi yang
dibutuhkan bagi pihak-pihak lain baik pihak internal yaitu manajemen perusahaan dan
karyawan, serta bagi pihak-pihak eskternal yaitu investor, kreditor, dan pemerintah.
Investor membutuhkan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan
untuk menganalisis dan melihat kondisi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan
sehingga investor mengetahui keadaan investasi yang ditanamkan pada perusahaan.
Kreditur membutuhkan informasi laporan keuangan perusahaan untuk dapat
menganalisis kemampuan perusahaan dalam membayarkan utang-utangnya baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Pemerintah sendiri juga membutuhkan informasi atas
laporan keuangan perusahaan untuk melihat seberapa besar pajak yang akan dikenakan
atas perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan
masalah dalam makalah ini yaitu: “bagaimana kegunaan informasi akuntansi untuk
investor dan kreditur?”

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui
kegunaan informasi akuntansi untuk investor dan kreditur.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegunaan Informasi Akuntansi

Suatu informasi harus mempunyai makna tertentu yang mempunyai manfaat bagi para
pemakai atau penggunanya untuk dapat disebut sebagai informasi. Data merupakan
bahan yang digunakan dalam membuat informasi. Untuk menjadi informasi, suatu data
harus mempunyai nilai informasidan kualitas tertentu. Dalam akuntansi, informasi
akuntansi yang informasikan adalah dalam bentuklaporan keuangan perusahaan yang
merupakan media komunikasi antara kegiatan usahaperusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan.

FASB menyadari bahwa terdapat perbedaan dan kemajemukan pemakai informasi


keuangan. Namun dalam kenyataannya, FASB memfokuskan pada kelompok pemakai
utama ( investor dan kreditur ) yang dianggap lebih tertarik pada jumlah, waktu dan
ketidakpastian arus kas dimasa depan. Alasan memfokuskan perhatiannya pada investor
dan kreditur karena pemakai-pemakai lainnya memiliki persamaan kepentingan dengan
investor maupun kreditur dan perhitungan manfaat biaya yang dilakukan FASB terbatas
bagi investor dan kreditur saja.

2.2 Pengertian Investor dan Kreditor

2.2.1 Pengertian Investor

Investor adalah orang atau badan yang menanamkan modal pasa suatu perusahaan. Motif
utama atau tujuan investor dalam menanamkan dananya adalah untuk memperoleh
return ( tingkat pengembalian ) yang optimal dengan risiko tertentu atau memperoleh
return pada risiko yang minimal. Selain ingin mendapatkan return yang optimal, investor
juga berkepentingan dan harus mengetahui perkembangan kondisi serta kinerja
perusahaan. Dengan hal ini investor dapat mengukur keberhasilan kinerja perusahaan
yang akan atau yang telah menjadi objek investasinya. Salah satu bentuk ukuran kinerja
perusahaan adalah kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat
diketahui dari laporan secara periodic berdasarkan catatan akuntansi perusahaan.
Lapoan tersebut sangatlah penting bagi investor untuk mengetahui seberapa jauh
2
perkembangan perusahaan beserta kondisi keuangannya. Dengan mempelajari laporan
keuangan periodic tersebut, investor maupun calon investor dapat mengurangi risiki
investasi. Laporan keuangan juga dapat berguna untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan keuntungan atau membayar dividen kepada investor.

2.2.2 Pengertian Kreditor

Kreditor adalahorang atau badan yang memberikan pinjaman berupa uang atau barang
kepada perusahaan. Bagi para kreditor dan calon kreditor, laporan keuangan berfungsi
sebagai bahan pertimbangan dan keputusan dalam pemberian kredit. Dari hasil analisis
laporan keuangan dapat diketahui apakah perusahaan yang akan diberi pinjaman dapat
mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempoh atau tidak. Laporan keuangan dapat
memberikan informasi mengenai apakah pinjaman yang diberikan cukup mendapat
jamiana atau tidak dan juga dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan keuangan
perusahaan apakah perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu dapat
mengembalikan pinjaman dan dapat membayar bunga secara rutin.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Laba, Dividen, dan Harga Saham

Manajer mengindikasikan bahwa perubahan besar dalam “permanen” laba adalah faktor
penentu yang paling penting dari keputusan dividen perusahaan. Setelah memberikan
pertimbangan serius untuk kedua rasio sasaran payout didirikan dan rasio payout yang
ada, manajer disesuaikan dividen untuk mencerminkan perubahan dalam “permanen”
laba.

Sejak manajer merasa bahwa pemegang saham dihargai sebuah halus aliran dividen,
manajer melakukan penyesuaian tarif pembayaran dividen secara bertahap. Selain itu,
sebagian besar manajer dihindari membuat perubahan dividen yang memiliki
probabilitas signifikan yang terbalik dalam waktu dekat. Mengingat keseriusan dan ke
depan sifat keputusan kebijakan dividen, investor menganggap dividen tunai sinyal
kredibel kinerja masa depan. Kami mengatakan bahwa perubahan dalam dividen kas
memiliki konten informasi. dividen kas adalah arus kas yang investor menerima dari
saham dividen-membayar.

Pengertian Laba
Horngren (1997)
Laba adalah kelebihan dari total pendapatan dibandingkan dengan total beban. Disebut
juga laba bersih atau laba bersih.

Hansen dan Mowen (2001: 38)


Laba adalah pendapatan operasional dikurangi pajak, biaya bunga, biaya penelitian dan
pengembangan. Laba bersih disajikan dalam laporan laba rugi dengan membandingkan
pendapatan dan biaya.
Kesimpulannya, laba adalah selisih lebih dari kenaikan pendapatan setelah dikurangi
seluruh beban sehubungan dengan kegiatan usaha selama suatu periode akuntansi.

4
Jenis-jenis Laba

 Laba kotor adalah perbedaan positif antara penjualan dikurangi pengembalian


penjualan dan pengurangan penjualan.
 Laba usaha (operasi) adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan
pengeluaran untuk bisnis.
 Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang diperoleh setelah laba usaha dikurangi
oleh biaya bunga.
 Laba bersih adalah jumlah laba yang diperoleh setelah pengurangan pajak.

Pengertian Dividen
Brealey, Myers, Marcus (2008: 44)
Pengertian deviden kas menurut Brealey, Myers, Marcus adalah pembayaran tunai oleh
perusahaan kepada para pemegang sahamnya.
Warsono (2003: 271) adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham
biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan kepada para
pemegang saham biasa dalam bentuk tunai.
Kesimpulannya, dividen adalah suatu bentuk pembagian keuntungan atau laba kepada
para pemegang saham dalam satu periode tertentu berdasarkan banyaknya saham yang
dimiliki.

Jenis-jenis Dividen

 Dividen Tunai (Cash Dividend) adalah metode pembayaran keuntungan secara


tunai dan dikenai pajak hanya pada di tahun saat pengeluarannya.

 Dividen Saham (Stock Dividend) adalah metode pembagian dividen yang dilakukan
melalui penambahan jumlah saham namun mengurangi nilai setiap saham dengan
tujuan untuk tidak mengubah kapitalitas pasar.
 Dividen Properti (Property Dividend) adalah metode pembagian dividen yang
dibayarkan melalui bentuk aset seperti pada bisnis properti, namun metode ini jarang
digunakan dalam bisnis.
 Dividen Interim (Interim Dividend) adalah dividen yang diumumkan serta
dibayarkan sebelum perusahaan selesai membukukan keuntungan tahunan.

5
 Dividen Hutang (Scrip Dividen) adalah pembagian dividen kepada para pemegang
saham dalam bentuk janji tertulis dimana perusahaan akan membayarkan sejumlah
kas di masa mendatang. Dividen scrip bisa berbentuk bunga atau tidak berbunga, dan
bisa diperjualbelikan kepada para pemegang saham lainnya.
 Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend) adalah dividen yang dikeluarkan saat
dewan direksi akan melakukan likuidasi bisnis dan mengembalikan semua aset
bersih yang tersisa kepada para pemegang saham dalam bentuk uang tunai.

Adapun untuk mengingat sifat keputusan kebijakan dividen, investor menganggap


dividen tunai sebagai sinyal yang bagus di masa depan. Dividen kas merupakan arus kas
yang diterima investor dari pembayaran dividen saham. Adapun harga saham (P0) dapat
dirumuskan sebagai nilai sekarang dari dividen yang diekspektasikan di masa depan
dengan persamaan sebagai berikut :

Dt
P0 = ∑∞
t=1 (1+r)t

Dt = dividen yang diekspektasikan pada saat t


r = tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham

Apabila dividen yang diharapkan melakukan peningkatan pada tingkat yang konstan (g),
maka present value dari dividen yang diharapkan di masa depan dapat dirumuskan
sebagai present value dari pertumbuhan yang berkelanjutan dengan persamaan sebagai
berikut :

D1
P0 =(r−g)

Selanjutnya bagi perusahaan yang seimbang, dividen dimasa depan diharapkan dapat
dinyatakan dalam rasio konstan dividend payout (PO) dan laba per saham saat t (EPSt)
dengan persamaan sbb :

EPSt
P0 = PO ∑∞
t=1 (1+r)t

Memprediksi dividen dari penghasilan saat ini

Adapun pendapat beberapa ahli tentang model penilaian dividen, seperti :

6
 Gordon (1962), nilai suatu perusahaan merupakan nilai sekarang dari dividen
yang diharapkan akan diterima oleh para pemegang saham.

 Beaver (1998), menggunakan model ini untuk memformulasikan peran


pendapatan dalam menentukan nilai perusahaan, yaitu :

 Harga saham sekarang merupakan fungsi dari dividen masa akan datang
yang diharapkan

 Future Dividends merupakan fungsi dari Future Earnings

 Laba dalam akuntansi sekarang bermanfaat dalam memprediksi Future


Earnings

Kesimpulan: Laba akuntansi sekarang mempunyai nilai prediktif berkenaan dengan


Future Earnings, dan pada akhirnya juga memprediksi Future Dividends.

Pengertian Saham
Jogiyanto (2008:167)
Harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan
di pasar modal.

Brigham dan Houston (2010:7)


Harga saham menentukan kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi kekayaan
pemegang saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham perusahaan. Harga
saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan
diterima di masa depan oleh investor “ratarata” jika investor membeli saham.
Kesimpulannya, harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan
penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan.

Harga saham pada bursa efek memiliki tingkat ketidakstabilan, maka investor harus
melakukan analisis yang baik agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
Harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya :
1. Dividen per share (DPS)
Perbandingan antara dividen yang akan dibayar dengan jumlah lembar saham.

7
2. Earning per share (EPS)
Perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan
jumlah saham yang diterbitkan. EPS diperlukan untuk mengukur keberhasilan
suatu manajemen dalam hal mencapai keuntungan bagi para pemegang saham
serta menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
untuk tiap lembar sahamnya.

Perubahan utama dalam earning adalah penentu utama keputusan dividen perusahaan.
Investor menganggap bahwa dividen tunai merupakan signal yang baik dari kinerja masa
depan suatu perusahaan. Dividen tunai adalah arus kas yang investor terima dari
pembayaran dividen saham.

3.2 Residual Income


Menurut Shiegel and Shim (2000) dalam Trisnawati (2009:69) residual income
merupakan sebuah pendapatan operasional yang mampu diperoleh pusat investasi di
atas return minimum dari asetnya. Residual income dapat memberikan sebuah informasi
untuk memilih investasi yang dapat menghasilkan lebih banyak laba dari pada biaya
modalnya. Nilai residual income yang positif menunjukkan adanya selisih antara dana
yang dibutuhkan oleh kreditur dengan modal pemilik. Hal tersebut menandakan dapat
terciptanya sebuah kemakmuran bagi para pemegang saham. Begitu pula sebaliknya,
nilai residual income yang negative berarti terdapat penurunan kemakmuran bagi para
pemegang saham (Pradhono dan Cristiawan, 2004:143).

Menurut Supriyono (2001:152) menyebutkan bahwa Residual Income (RI) yaitu laba sisa
keuntungan yang berasal dari perhitungan selisih antara keuntungan sebelum pajak
dengan biaya modal yang diperhitungkan atas investasi. Pada prinsipnya, residual
income ini digunakan untuk mengukur sejauh mana pencapaian net income melebihi
target laba perusahaan atas modal. Oleh karena itu, residual income adalah laba residu
yang menunjukkan kelebihan nilai net income di atas nilai normalnya (Yudhira, 2008).
Investor memilih perusahaan dengan residual income yang positif karena perusahaan
dapat menanggung opportunity cost berupa biaya modal yang ditanggung investor
dengan laba yang dihasilkan oleh perusahaan

8
Kelebihan Residual Income
Mulyadi (2001:461) mengemukakan bahwa residual income memiliki beberapa
kelebihan yaitu :
1. Penggunaan residual income dapat digunakan sebagai pengukur kinerja pusat
laba yang mengakibatkan semua pusat laba memiliki sasaran yang sama untuk
investas yang sebanding.
2. Residual income dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda untuk
aktiva yang memiliki resiko yang berbeda.

Kelemahan Residual Income


Selain memiliki kelebihan, residual income ternyata juga memiliki kekurangan.
Kekurangan menurut Mulyadi (2001:461), yaitu:
1. Residual income mendorong manajer pusat laba memutuskan orientasinya menjadi
jangka pendek, hal ini dikarenakan laba dan komponen yang digunakan untuk
menghitung laba hanya dibatasi dengan periode akuntansi yang tidak lebih dari satu
tahun kalender.
2. Residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba sangat dipengaruhi oleh metode
depresiasi aktiva tetap

Rumus menghitung Residual Income:


Menurut Sartono (2011:104) perhitungan Residual Income dapat dihitung dengan
perhitungan sebagai berikut.
RI = NOPAT- Biaya Modal
Keterangan: NOPAT = Laba Operasi Bersih Setelah Pajak

Pengkuran Kinerja
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio keuangan
selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah
bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun
laporan keuangan perusahaan.

9
Seringkali kinerja perusahaan terlihat baik dan meningkat dari satu sisi, namun ternyata
dilihat dari sisi lain sebenarnya kinerja tidak mengalami peningkatan dan bahkan
menurun. Untuk saling melengkapi dan menemukan nilai kinerja perusahaan yang
sesungguhnya, maka biasanya perusahaan menggunakan perbandingan rasio dengan
sistem perhitungan Return on Investment (ROI) atau Economic Value Added (EVA).

Return On Investment ( ROI)


Husnan dan Pudjiastuti (2004:74) menyatakan bahwa Return On Investment dapat
menunjukkan berapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang
dimiliki perusahaan. Hal tersebut ini menekankan bahwa Return On Invesment
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
Profitabilitas yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan profit (laba).
Analisis return on investment digunakan sebagai dasar mengukur efektifitas dari
keseluruhan operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari operasi tersebut
(Munawir, 2004:91).

Penilaian kinerja keuangan pada pusat investasi dapat menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pelaku investasi untuk memahami kekuatan dan juga kelemahan
perusahaan ,sehingga para manajer pada akhirnya dapat mempersiapkan sebuah
perencanaan dan keputusan investasi yang tepat, Return On Invesment dapat juga
dimaksudkan sebagai alat untuk mengukur kemampuan menghasilkan keuntungan
dengan keseluruhan dana yang tersedia dalam aktiva perusahaan. Return On Investment
merupakan perhitungan nilai yang menunjukkan tingkat pengembalian dari suatu
investasi. Jadi, pada dasarnya Retrun On Investment adalah kemampuan perusahaan
menghasilkan tingkat pengembalian dari suatu investasi (Hariadi, 2002:295). Jadi, pada
dasarnya Return On Investment adalah kemampuan perusahaan menghasilkan tingkat
pengembalian investasi.
Kelebihan ROI:
 ROI berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk perencanaan. Misalnya
ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ketika
perusahaan akan mengadakan ekspansi.
 Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh divisi atau bagian yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan

10
modal ke dalam bagian yang bersangkutan, sehingga dapat mengurangi investasi
pada penggunaan aset yang berlebihan.
 Analisa ROI dapat digunakan untuk pengukuran profitabilitas dari masing-masing
produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “product cost
system” yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga akan dapat dihitung
profitabilitas dari masing-masing produk.

Kelemahan ROI:
 Terkadang adanya perhitungan ROI juga mendorong terjadinya myopic
behavior, yaitu manajer hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, yang
justru akan membebani badan usaha keseluruhan secara jangka panjang.
 Salah satu kelemahan yang prinsipil dari penggunaan ROI adalah kesukaran
dalam membandingkan tingkat Rate of Return suatu perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa praktik akuntansi yang digunakan
masing-masing perusahaan tersebut adalah berbeda-beda. Perbedaan metode
dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lain akan memberikan gambaran perbandingan yang salah.

Economic Value Added (EVA)


Sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan,
yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. EVA merupakan jumlah uang dan dapat
diperoleh dengan mengurangkan beban modal dari laba operasi bersih/net operating
profit (Anthony dan Govindrajan, 2007).

Kelebihan EVA
Dengan EVA, seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan
investasi.
 Jika kinerja suatu pusat investasi diukur dengan EVA, maka investasi-investasi
yang menghasilkan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA dan oleh
karena itu, akan lebih menarik bagi manajer.

11
 Tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang
berbeda pula.
 EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan
dalam nilai pasar perusahaan.

Kelemahan EVA
 Analisis EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan
perhitungan aktiva tetap.
 EVA akan tertekan untuk sementara oleh investasi-investasi baru karena
tingginya nilai buku bersih untuk tahun-tahun awal.
 Secara praktis, penerapan EVA masih sulit, karena proses perhitungan EVA
memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk
perusahaan yang belum go public sulit untuk dilakukan.

3.3 Latar Belakang Risiko dan Return

Penilaian resiko (risk assessment) untuk tujuan pelaporan keuangan adalah


i den ti fi kasi, an a li sis, da n pe n ge lola an re si ko suat u e nt itas yan g rele va n
de n ga n penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (AU 319.28).

Penilaian resiko oleh manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan


serupadengan perhatian auditor eksternal dengan resiko. Keduanya
menekankan padahubungan resiko dengan asersi laporan keuangan tertentu serta
aktivitas pencatatan,pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan
yang berhubungan. Akan tetapi, ketika tujuan manajemen adalah untuk menentukan
bagaimana mengelola resiko yang diidentifikasikan, tujuan auditor adalah untuk
mengevaluasi kemungkinan bahwas a l a h saji material terdapat dalam
laporan keuangan.

P a d a s u a t u s a a t d i m a n a manajemen secara tepat mengidentifikasi resiko dan


secara sukses memulai aktivitas pengendalian berkenaan dengan resiko tersebu,
penilaian kombinasi auditor mengenairesiko bawaan dan resiko pengendalian
untuk asersi yang berhubungan akan lebihrendah.

12
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, manajemen dapat memutuskan
untukmenerima resiko tanpa memperdulikan pengendalian karena pertimbangan
biaya ataupertimbangan lainnya.Penilaian resiko oleh manajemen harus meliputi
pertimbangan mengenai resikoyang dihubungkan dengan teknologi informasi.
Sebagai contoh, manajemen harusmerancang sistem informasi dan pengendalian
yang mengurangi masalah-masalah yang berhubungan dengan dampak teknologi
informasi dalam mengurangi pemisahan tugastradisional. Jika manajemen
merancang dan mengimplementasikan suatu sistem pengendalian umum
komputer yang baik, maka banyak resiko menyeluruh tersebut yang akan
dikurangi hingga tingkat yang dapat dikelola.

Eficiency Market Hipotesis ( EMH )

Didalam konsep pasar efisien, perubahan harga suatu sekuritas saham di waktu yang lalu
tidak dapat digunakan dalam memperkirakan perubahan harga di masa yang akan
datang. Perubahan harga saham di dalam pasar efisien mengikuti pola random walk,
dimana penaksiran harga saham tidak dapat dilakukan dengan melihat kepada harga-
harga historis dari saham tersebut, tetapi lebih berdasarkan pada semua informasi yang
tersedia dan muncul dipasar. Informasi yang masuk ke pasar dan berhubungan dengan
suatu sekuritas saham akan mengakibatkan kemungkinan terjadinya pergeseran harga
keseimbangan yang baru. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat terhadap suatu
informasi yang masuk dan segera membentuk harga keseimbangan yang baru, maka
kondisi pasar yang seperti ini yang disebut dengan pasar efisien (Hartono, 2013:547).

Teori eficiency market pertama kali ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Bachelier pada tahun 1900 yang ingin mengetahui apakah harga saham berfluktuasi
secara acak atau tidak. Pada tahun 1905 Pearson memperkenalkan pola random-walk,
namun pada saat itu dikenal sebagai konsep drunkardwalk. Sayangnya, penelitian
Bachelier dan konsep drunkardwalk milik Pearson diabaikan dan tidak ada studi lebih
lanjut sampai tahun 1930-an. Pada tahun 1953, Kendall pertama kalinya menggunakan
dan memperkenalkan istilah random-walk dalam literatur keuangan (Yalcin,2010). Fama
kemudian membahas beberapa bukti empiris yang mendukung teori random-walk dalam
disertasi doktornya dan mempelopori munculnya teori EMH (Efficiency Market
Hypotesis) pada tahun 1970. Teori EMH yang diperkenalkan Fama menjadi teori yang

13
cukup populer dan banyak dijadikan sebagai dasar dalam berbagai penelitian mengenai
anomali pasar belakangan ini.

Belkaoui (2007:139) merangkum beberapa definisi berkaitan dengan efisiensi


pasar (market efficiency) dari para ahli: (1) Fama (1970) mengemukakan
bahwa “Dalam suatu pasar yang efisien harga akan “mencerminkan sepenuhnya”
informasi yang tersedia dan sebagai implikasinya harga akan bereaksi dengan
seketika tanpa adanya bias terhadap informasi baru”. (2) Beaver (1989)
mengemukakan bahwa “Efisiensi pasar (market efficiency) sebagai hubungan antara
harga-harga sekuritas saham dengan ketersediaan informasi”.

Tandelilin (2010:219) mendefinisikan konsep pasar efisien sebagai berikut: “Konsep


pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi, artinya pasar yang
efisien adalah pasar dimana harga sekuritas yang diperdagangkan telah
mencerminkan semua informasi yang tersedia.”

Dari berbagai definisi yang ada, konsep pasar efisien sangat berhubungan dengan
ketersediaan informasi. Pasar dikatakan efisien apabila nilai sekuritas setiap waktu
mencerminkan semua informasi yang tersedia, yang mengakibatkan harga suatu
sekuritas berada pada tingkat keseimbangannya. Harga keseimbangan suatu sekuritas
mengakibatkan tidak akan adanya kesempatan yang diperoleh investor untuk
mendapatkan return yang abnormal dari selisih harga sekuritas saham.

Hartono (2013:569) memberikan beberapa ciri-ciri dari pasar efisien sebagai berikut:

1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku
pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.

2. Informasi tersedia luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan
harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.

3. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi


sifatnya random satu dengan yang lainnya sehingga investor tidak dapat
memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru.

4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga
harga sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk
mencapai keseimbangan yang baru.

14
Hartono (2013:571) juga memberikan beberapa ciri-ciri dari pasar yang tidak efisien
yaitu jika kondisi-kondisi berikut terjadi:

1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas.

2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara
pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi.

3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian dari pelaku-
pelaku.

4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investor) dan tidak canggih.

Fama (1970) dalam Hartono (2013:548) membagi efisiensi pasar kedalam tiga bentuk
utama yaitu :

1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)


Pasar dikatakan efisien dalam bentuk yang lemah adalah apabila harga-harga dari
saham atau sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa
lalu. Informasi dikatakan masa lalu jika informasi tersebut sudah terjadi. Bentuk
efisiensi pasar secara lemah ini sangat berkaitan dengan teori langkah
acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak dapat
dihubungkan dengan nilai yang sekarang. Dengan begini nilai-nilai di masa lalu
tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)


Pasar dapat dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas saham
secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan (all publicly
available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)


Pasar dapat dikatakan efisien dalam bentuk yang kuat apabila harga-harga
sekuritas saham secara penuh mencerminkan seluruh informasi yang tersedia
termasuk informasi yang sangat rahasia sekalipun. Jika pasar efisien dalam bentuk
ini memang ada, maka individual investor atau grup dari investor yang
mendapatkan keuntungan yang tidak normal (abnormal return).

15
Ketiga bentuk pasar efisien tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain berupa tingkat
kumulatif. Hubungannya yaitu bahwa pasar efisien bentuk kuat berarti mencakup juga
pasar efisien bentuk semi kuat, dan pasar efisien bentuk semi kuat mencakup juga pasar
efisien bentuk lemah. Namun tidak berlaku sebaliknya, pasar efisien bentuk lemah tidak
harus berarti pasar efisien bentuk semi kuat. Hal ini dapat digambarkan dengan diagram
berikut.

Tujuan Fama (1970) mengklasifikasikan pasar efisien menjadi tiga bentuk ini bertujuan
untuk mempermudah penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap efisiensi pasar
(Tandelilin, 2010:223). Pada tahun 1991, Fama melakukan penyempurnaan atas
klasifikasi efisiensi pasar tersebut. Efisiensi pasar bentuk lemah disempurnakan menjadi
suatu klasifikasi yang lebih bersifat umum untuk menguji return prediktabilitas (return
predictability). Pada klasifikasi ini, informasi mengenai pola return sekuritas, seperti
pola return lebih tinggi di bulan Januari dan hari Jum’at yang dimanfaatkan oleh investor
untuk memperoleh keuntungan yang abnormal. Sedangkan efisiensi bentuk setengah
kuat diubah menjadi studi peristiwa (event studies), dan pengujian efisiensi pasar dalam
bentuk kuat disebut sebagai pengujian informasi rahasia (private information).

Portofolio Diversifikasi

Teori portofolio adalah teori pemilihan investasi yang rasional dan memaksimalkan
utilitas. Teori ini menyatakan bahwa Risiko dapat dikurangi dengan memegang
portofolio investasi. Risiko yang dapat dikurangi adalah unsystematic (difersifiable) risk,
sedangkan systematic (undifersifiable) risk tetap ada dalam portofolio.

Variansi pengembalian investasi yang diharapkan pengembalian investasi merupakan


distribusi probabilitas. Dimungkinkan untuk memilih portofolio saham yang
meminimalkan resiko (variansi) untuk suatu tingkat pengembalian tertentu. Investor
akan memilih portofolio hubungan risiko danr eturn yang sesuai dengan preferensi
utilitas investor.

Pemilihan portofolio secara teoritis dijelaskan dengan capital market line, yang
menunjukkan hubungan risiko dan return. Jika risiko meningkat, return portofolio yang
diharapkan juga meningkat (karena investor adalah penolak risiko). Hubungan antara
risiko dan return dapat linear maupun curvilinear.

16
Capital Assets Pricing Model (CAPM)

Model penetapan harga asset modal (CAPM) adalah sebuah alat untuk memprediksi
keseimbangan imbal hasil yang diharapkan dari suatu asset beresiko. Model CAPM
diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan
teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru
yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik
(spesific risk /unsystematic risk).

Risiko Sistematis adalah suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat
mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Faktor yang mempengaruhi : Perubahan
tingkat bunga , Kurs valuta asing , Kebijakan pemerintah. Risiko Tidak Sistematis adalah
suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini
hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Faktor yang mempengaruhi :
Struktur modal, Struktur aset , Tingkat likuiditas.

Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio
pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien
adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko
dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada
portofolio pasar dan koefisien beta.

Asumsi-asumsi model CAPM:

1. Investor akan mendiversifikasikan portolionya dan memilih portofolio yang


optimal sesuai dengan garis portofolio efisien.

2. Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat return masa depan


yang identik.
3. Semua investor memiliki periode waktu yang sama.
4. Semua investor dapat meminjam atau meminjamkan uang pada tingkat return
yang bebas risiko.
5. Tidak ada biaya transaksi, pajak pendapatan, dan inflasi.
6. Terdapat banyak sekali investor, sehingga tidak ada investor tunggal yang dapat
mempengaruhi harga sekuritas. Semua investor adalah price taker.
7. Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium).

17
Apabila semua asumsi diatas terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar yang seimbang.
Dalam kondisi pasar yang seimbang, investor tidak akan bisa memperoleh return
abnormal (return ekstra) dari tingkat harga yang terbentuk, termasuk bagi investor yang
melakukan perdagangan yang spekulatif.

Portofolio pasar seharusnya meliputi semua aset berisiko yang ada, baik itu asset
finansial (obligasi,opsi,future,dan sebagainya) maupun aset riil (emas , real estate).
Namun dalam kenyataannya hal tersebut sulit dilakukan karena jumlahnya yang banyak
sekali dan tidak mungkin diamati satu per satu. Untuk itu , diperlukan suatu proksi
portofolio pasar, yang bisa diwakili oleh portofolio yang terdiri dari semua saham yang
ada di pasar. Proksi ini bisa diwakili oleh nilai indeks pasar. Untuk selanjutnya indeks
pasar inilah yang digunakan sebagai portofolio pasar.

Security Market Line (SML)

Garis pasar sekuritas atau security market line (SML) adalah garis yang menghubungkan
tingkat return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). SML
digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar yang seimbang,
yaitu menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas individual pada suatu
tingkat risiko sistematis tertentu (beta).

Untuk menghitung risiko portofolio yang terdiri dari berbagai jenis asset, kita bisa
menggunakan deviasi standar suatu portofolio. Rumus tersebut juga dapat digunakan
untuk menghitung deviasi standar portofolio pasar.

Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu sekuritas yang tidak dapat dihilangkan
dengan melakukan diversifikasi. Beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas
terhadap perubahan pasar. Sebagai ukuran sensitivitas return saham, beta juga dapat
digunakan untuk membandingkan risiko sistematis antara satu saham dengan saham
yang lain.

Capital Market Line (CML)

Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis pasar
modal (capital market line, CML), sementara hubungan antara risiko dan return sekuritas
individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security market line, SML). Garis

18
pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dan risiko total dari
portofolio efisien pada pasar yang seimbang.

3.4 Nilai Informasi Akuntansi: Bukti dari Data Return


a. Isi Informasi dari Pengumuman Earning
Arah perubahan laba akuntansi yang dilaporkan (dari tahun sebelumnya)
berkorelasi positif dengan pergerakan harga sekuritas. Laba akuntansi menjadi
bagian dari informasi yang digunakan oleh investor dalam menilai risiko dan return.
Riset pasar modal menegaskan proposisi hampir jelas. Temuan ini penting karena
menghubungkan informasi akuntansi dengan keputusan investasi dan berguna
kepada investor.
b. Reaksi Pasar pada Kebijakan Akuntansi Alternatif
Jenis penelitian harga sekuritas yang kompleks meneliti efek kebijakan akuntansi
alternatif terhadap harga sekuritas. Meskipun metode ini mempengaruhi laba yang
dilaporkan, tidak ada dampak yang jelas pada arus kas perusahaan. Jenis alternatif
akuntansi hanya merupakan pola yang berbeda dari pengakuan beban untuk
alokasi biaya
c. Alternatif dengan Konsekuensi Arus Kas: Pilihan Last In First Out
Salah satu jenis perubahan kebijakan akuntansi yang tidak menghasilkan respon
harga sekuritas adalah perubahan akuntansi persediaan dari First In First Out
(FIFO) ke Last InFirst Out (LIFO). Perubahan LIFO telah dikaitkan dengan
pergerakan harga sekuritas positif, meskipun LIFO menurunkan laba akuntansi
dalam periode kenaikan harga persediaan. LIFO harus diadopsi untuk tujuan
laporan keuangan jika manfaat pajak yang diinginkan.
d. Alternatif dengan Konsekuensi Kas Tidak Langsung
Penelitian harga sekuritas menyelidiki masalah yang disebut sebagai konsekuensi
tidak langsung. Konsekuensi langsung terjadi ketika perubahan kebijakan
akuntansi memengaruhi nilai perusahaan melalui efek tidak langsung pada pemilik
daripada efek langsung pada arus kas perusahaan.

19
3.5 Nilai dari Informasi Akuntansi: Bukti dari Penilaian Langsung
1. Bukti dari Pensiun
Beberapa penelitian yang digunakan kerangka ini untuk menentukan bahwa aset dan
kewajiban program pensiun perusahaan bersifat konsisten yang dipandang sebagai
aktiva neraca dan kewajiban.

2. Bukti dari Penelitian dan Pengembangan


Penelitian tentang hubungan pengeluaran penelitian dan pengembangan dengan nilai
perusahaan menemukan bahwa rata-rata setiap dolar dari R&D dikaitkan dengan nilai
peningkatan pasar lima dolar. Hasil ini memberikan bukti bahwa pasar secara implisit
memanfaatkan R&D pengeluaran meskipun SFAS No. 2 melarang kapitalisasi
eksplisit. Dengan kata lain, pasar menafsirkan R&D sebagai aset (investasi) bukan
beban, bertentangan dengan perlakuan akuntansi yang diperlukan oleh SFAS No. 2.

3. Bukti dari Jasa Keuangan


Industri jasa keuangan adalah bidang lain di mana model penilaian cross sectional
digunakan. Studi meneliti pengungkapan tambahan kredit bermasalah (default risk) dan
risiko suku bunga bank. Pinjaman non performing bersifat negatif terkait dengan nilai
perusahaan; meskipun efek ini lebih besar bagi bank. Temuan ini memberikan
kepercayaan kepada SEC dan mendorong FASB untuk menandai pasar akuntansi
sebagai pengukuran nilai wajar dalam SFAS No. 157.

3.6 Data Akuntansi dan Kreditor


Teori yang mendasari kegunaan informasi akuntansi kepada kreditor tidak dikembangkan
sebagus dengan peran akuntansi dengan harga saham. Sebagian dari masalahnya adalah
perdagangan surat utang berbunga jarang. Hal ini, bagaimanapun, umumnya sepakat bahwa
harga utang berbunga didasarkan pada premi risiko default, yang didefinisikan sebagai
premi lebih dari suku bunga bebas risiko utang dinyatakan identik.

Dengan demikian, informasi spesifik perusahaan termasuk data akuntansi, membantu


kreditor dalam menilai risiko default. Beberapa penelitian diantaranya:

a. Kegunaan data akuntansi dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan (yang meliputi


kredit macet).

20
b. Asosiasi data akuntansi dengan penilaian obligasi di mana peringkat tersebut dianggap
proksi untuk risiko gagal bayar.
c. Asosiasi data akuntansi dengan perkiraan premi risiko suku bunga utang
d. Studi eksperimental tentang peran data akuntansi dalam keputusan pemberian kredit.

3.7 Penelitian Empiris dan Pengaturan Standar


1. Penelitian pasar modal dapat digunakan sebagai dasar untuk memilih kebijakan
akuntansi terbaik dan evaluasi konsekuensi ekonomis dari kebijakan akuntansi
alternatif pada harga saham. Kebijakan akuntansi yang paling berdampak harga saham.
2. Pendapat mempunyai tampilan intuitif, khususnya sejak penelitian secara deduktif
telah terbukti tidak dapat untuk menyelesaikan perdebatan mengenai teori akuntansi
normatif mengenai bentuk yang paling dipertimbangkan dalam akuntansi. Walaupun,
pendukung awal dari penelitian harga saham sekarang mengenal batasan dari kegunaan
penelitian ini.
3. Alasan untuk batasan ini merupakan sifat baik publik dari informasi akuntansi,
keberadaan dari pemilik saham secara bebas (free riders), dan hasil kegagalan pasar
dalam hal alokasi sumber daya optimal. Dampak potensial dari penelitian empiris pada
isu pengaturan standar mulai muncul kembali.

3.8 Pentingnya Earning Forecast


1. Copeland dan Dolgoff memeriksa hubungan antara total pengembalian tahunan
bagi para pemegang saham dan beberapa secara umum digunakan untuk
mengukur kinerja Mereka menggunakan data sebagai analisa harapan yang
mewakili harapan investor. Korelasi yang tinggi (47%) antara pengembalian
tahunan untuk pemegang saham dan perubahan selama setahun yang diharapkan
mengenai laba pada tahun yang sama, laba tahun lalu, dan laba tiga sampai lima
tahun yang lalu.
2. Dechow, Kothari, dan Watts mengembangkan arus kas operasi dan proses
akuntansi di mana arus kas operasional dikonversi ke dalam laba akuntansi.
Model ini menjelaskan mengapa pendapatan sekarang itu sendiri merupakan
ramalan yang lebih baik untuk arus kas operasional masa yang akan datang
dibandingkan dengan arus kas operasional itu sendiri.

21
3. Gulliver menyediakan sudut pandang para analis pada analisis keuangan,
peramalan, dan saham yang di bawah standar. Dia mengidentifikasi lima
penyebab harga saham di bawah standar :

1. Akuntansi agresif;

2. Kemerosotan keuangan;

3. Perubahan dalam industry atau situasi kompetitif;

4. Akuisisi yang buruk;

5. Penilaian yang berlebihan

22
BAB IV
PENUTUP
Telah disurvei literatur penelitian tentang kegunaan informasi akuntansi untuk apa FASB
panggilan utama kelompok pengguna investor dan kreditor. Gambar yang muncul adalah bahwa
data akuntansi yang penting bagi investor untuk menilai surat berharga, menilai kinerja manajer,
dan membuat keputusan terkait pinjaman oleh kreditur. Seharusnya, bagaimanapun, tidak ada
ilusi tentang relatif pentingnya pelaporan keuangan untuk para pengguna eksternal. Sebagai
contoh, laba akuntansi tak terduga menjelaskan hanya sebagian kecil (sekitar 5%) dari revaluasi
vis-à-vis harga keamanan perusahaan. Meskipun beberapa dari ini karena masalah ekonometrik
dalam penelitian, itu lebih atau kurang konsisten dengan survei investor yang menunjukkan
akuntansi pangkat lebih rendah pentingnya daripada informasi lebih tepat waktu tentang
ekonomi, industri yang relevan, dan perusahaan itu sendiri informasi. efisiensi pasar semakin
datang di bawah tantangan. Ada bukti bahwa adalah mungkin untuk mendapatkan abnormal
return melalui analisis rajin. Dalam beberapa kasus, informasi dari pengumuman laba tidak
benar-benar atau cepat diserap ke dalam harga keamanan.

Selanjutnya, meskipun bukti mendukung kegunaan informasi akuntansi untuk kelompok


pengguna utama ini, kita tidak benar-benar tahu sejauh mana nilai. Kabar baik bagi akuntan,
analis, dan investor adalah bukti sistematis bahwa pelaporan keuangan dan analisis berguna.
Kabar buruknya adalah bahwa kita masih tahu sedikit tentang bagaimana berguna itu, dan kami
tidak dapat menyimpulkan banyak tentang manfaat sosial dari setiap investasi saat ini dalam
produksi informasi akuntansi. Namun demikian, kami percaya bahwa upaya untuk meningkatkan
kualitas laba dan angka akuntansi lainnya adalah valid dan bermakna.

23
DAFTAR PUSTAKA
https://datakata.wordpress.com/2015/10/18/teori-eficiency-market-hipotesis-emh/

http://eprints.uny.ac.id/55723/1/Tugas%20Akhir%20Skripsi_Bahtiar%20Ahmad_Aku
ntansi%20B%202013_13812141052.pdf

https://www.e-akuntansi.com/residual-income-ri/

http://rfebrianto.blogspot.com/2008/11/pengukuran-kinerja-perusahaan-dinilai.html

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-roi-vs-eva-mana-yang-lebih-baik-untuk-
digunakan-perusahaan/

https://pintarsaham.id/model-keseimbangan-atau-capital-asset-pricing-model/

24

Anda mungkin juga menyukai