Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

EFEKTIVITAS PAC (POLY ALUMINIUM CHLORIDE) DALAM


MENURUNKAN KADAR FOSFAT PADA LIMBAH CAIR
RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG
Fitria Andriani, Yusniar Hanani Darundiati, Hanan Lanang Dangiran
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: fitriandri0203@gmail.com

Abstract

Level of phosphate in RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang’s waste water in 2016 still
exceeded the quality standard according to Perda Jateng No. 5 of 2012 with
average 3,63 mg/l. Advanced treatment processes to reduce phosphate can be
done by chemical method that is coagulation flocculation with PAC (Poly
Aluminum Chloride). This study aims to determine the effectiveness of PAC in
reducing phosphate level of RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang’s waste water. This
research is a true experimental research with the post test only control group
design. Data analysis using One Way Anova. The population in this research is
waste water generated by RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang and the sample
consisted of 35 liters effluent of waste water. The results showed that phosphate
level before treatment was 3.25 mg/l, control group was 2.99 mg/l, and addition of
PAC dose as much as 0.3 gr; 0.4 gr; 0.5 gr; 0.6 gr; and 0.7 gr produced
phosphate with value 1.83 mg/l; 1.48 mg/l; 1.43 mg/l; 1.34 mg/l; and 1.08 mg/l.
Statistical analysis showed that there was a significant difference in reducing
phosphate levels after the addition of PAC with dose 0,3 gr; 0,4 gr; 0,5 gr; 0,6 gr;
and 0,7 gr. It can be concluded that PAC dose 0.3 gr is the most effective dose
because can decrease phosphate in RSJ Dr. Soerojo Magelang’s waste water
with effeciency of 43.69%.

Keywords : waste water, hospital, phosphate level, effectiveness, PAC


Bibliography : 33, 1984 – 2016

PENDAHULUAN
Pembuangan limbah yang adalah metode kimia yakni dengan
banyak mengandung fosfat ke dalam mengikat senyawa-senyawa fosfat
air dapat menyebabkan melalui penambahan koagulan,
pertumbuhan lumut dan mikro algae misalnya alum atau kapur.1
yang berlebihan yang disebut juga
dengan eutrofikasi sehingga air Koagulan Poly Aluminium
menjadi keruh dan berbau karena Chloride (PAC) merupakan salah
pembusukan lumut-lumut yang satu koagulan yang efektif karena
mati.1 menghasilkan koagulasi air dengan
kekeruhan yang berbeda dengan
Banyak metode yang telah cepat, menggenerasi lumpur lebih
digunakan dalam proses penurunan sedikit, dan juga meninggalkan lebih
kadar fosfat di dalam air, antara lain sedikit residu aluminium pada air
metode fisika, kimia, dan biologi. yang diolah.2
Namun metode yang paling efektif
dalam penurunan kadar fosfat

659
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan data sekunder kelompok yang berasal dari populasi


hasil pemeriksaan BBTKL PP yang sama.4
Yogyakarta dengan sampel limbah
effluent RSJ Prof. Dr. Soerojo Sampel air limbah diambil
Magelang menunjukkan hasil bahwa dari outlet di instalasi pengolahan air
kandungan fosfat dalam limbah cair limbah RSJ Prof. Dr. Soerojo yang
pada tahun 2015 rata-rata sebesar dirancang dengan lima perlakuan
3,81mg/l dan pada tahun 2016 rata- untuk masing-masing dosis PAC
rata sebesar 3,63mg/l. Hal ini dengan jumlah ulangan sebanyak 5
menunjukkan bahwa kadar fosfat kali terhadap eksperimen.
dalam limbah cair RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang masih melebihi Analisis bivariat
baku mutu menurut Peraturan menggunakan uji statistik metode
Daerah Provinsi Jawa Tengah analisisOne WayAnova apabila data
Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku terdistribusi normal dan homogen,
Mutu Air Limbah yaitu sebesar 2 serta metode analisis Kruskal-Wallis
mg/l. apabila data terdistribusi tidak
normal dan tidak homgen dengan
Berdasarkan latar belakang level of significancy 95% (α = 0,05).
tersebut, perlu dilakukan penelitian Jika nilai probabilitas < α
mengenai efektivitas PAC (Poly menunjukkan bahwa hipotesis Ho
Aluminium Chloride) dalam ditolak dan Ha diterima yang berarti
menurunkan kadar fosfat pada terdapat perbedaan yang bermakna.
limbah cair RSJ Prof. Dr. Soerojo Uji normalitas data menggunakan uji
Magelang. Kolmogorov Smirnov dan uji
homogenitas menggunakan uji
METODE PENELITIAN Levene.

Jenis penelitian ini adalah HASIL DAN PEMBAHASAN


explanatory atau
confirmatoryresearch karena A. Penentuan Dosis Optimum PAC
menjelaskan hubungan variabel-
variabel melalui pengujian hipotesis. Variasi dosis PAC yang
Metode yang digunakan pada digunakan yaitu 0,3 gr; 0,4 gr;
penelitian ini adalah eksperimen 0,5 gr; 0,6 gr; dan 0,7 gr.
murni atau trueexperimental Pengambilan sampel effluent
research. Metode ini digunakan dilakukan pada pukul 06.00-
apabila telah memenuhi tiga prinsip 07.00 WIB. Sampel air diambil
yaitu adanya randomisasi, replikasi, menggunakan jerigen dengan
dan adanya kelompok / perlakuan volume 10 liter dalam waktu 5
kontrol atau pembanding.3 hari berturut-turut untuk masing-
masing pengulangan. Kadar
Rancangan penelitian yang fosfat pada sampel air sebelum
digunakan adalah rancangan perlakuan yaitu sebesar 2,92
thepost test control group design, mg/l; 3,46 mg/l; 3,10 mg/l; 3,17
dengan mengasumsikan bahwa mg/l; dan 3,59 mg/l. Sebanyak
sampel penelitian ini adalah 1 liter sampel air ditambahkan
homogen. Maka pengukuran awal masing-masing koagulan PAC
tidak dilakukan, oleh karena sebanyak 0,3 gr; 0,4 gr; 0,5 gr;
dianggap sama untuk semua 0,6 gr; dan 0,7 gr. Kemudian
dilakukan pengadukan cepat

660
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan kecepatan 120 rpm waktu kepada flok-flok yang


selama 1 menit dan dilanjutkan terbentuk agar dapat
dengan pengadukan lambat mengendap dengan sempurna.
dengan kecepatan 30 rpm Kadar fosfat setelah perlakuan
selama 15 menit. Pada proses penambahan PAC yaitu sebesar
pengadukan cepat terbentuk 1,83 mg/l (dosis 0,3 gr); 1,48
flok-flok yang nantinya akan mg/l (dosis 0,4 gr); 1,43 mg/l
menjadi endapan berwarna (dosis 0,5 gr); 1,34 mg/l (dosis
kuning pada pengadukan 0,6 gr); dan 1,08 mg/l (dosis 0,7
lambat. Endapan yang terbentuk gr), sehingga dari kadar
akan semakin banyak apabila sebelum dan sesudah perlakuan
dosis PAC yang ditambahkan dapat dihitung efisiensi
semakin banyak pula. penurunan kadar fosfat yaitu
sebesar 43,69%; 54,46%; 56%;
Penambahan koagulan 58,77%; dan 66,77%.
ke dalam limbah menyebabkan Persentase penurunan kadar
koloid dan partikel tersuspensi fosfat pada hasil penelitian ini
lainnya bergabung membentuk lebih kecil dibandingkan dengan
partikel berat (flok). Proses hasil penelitian Hutomo (2015)
kontaminan seperti bahan yaitu dengan dosis PAC 0,75 gr
pengotor padatan yang tidak dapat menurunkan kadar fosfat
dapat dihilangkan dengan limbah cair laundry dengan
penyaringan biasa. efisiensi sebesar 88%.5 Hasil
Penambahan kogulan PAC ke penelitian ini juga lebih kecil jika
dalam limbah akan dibandingkan dengan hasil
menetralisasi partikel bermuatan penelitian yang dilakukan oleh
negatif. Hal tersebut karena Maretha N (2014) yaitu dosis
PAC memiliki muatan positif larutan PAC 60ml/l dapat
yang tinggi dan dapat mengikat menurunkan kadar fosfat limbah
koloid secara kuat untuk cair laundry dengan efisiensi
5
membentuk agregat. sebesar 90,24%.6
Tabel 1. Hasil Pengukuran Tabel 2. Hasil Pengukuran pH
Kadar Fosfat Limbah Cair RSJ Limbah Cair RSJ Prof. Dr.
Prof. Dr. Soerojo Magelang Soerojo Magelang
Rata-rata Kadar Fosfat Rata-rata Tingkat pH
(mg/l) Efisiensi
Ulangan Ulangan Sebelum Setelah
Sebelum Setelah (%)
Perlakuan Perlakuan
Perlakuan Perlakuan
Kontrol 3,25 2,99 8 Kontrol 7,06 7,05
0,3 gr 3,25 1,83 43,69 0,3 gr 7,06 6,59
0,4 gr 3,25 1,48 54,46 0,4 gr 7,06 6,39
0,5 gr 3,25 1,43 56 0,5 gr 7,06 6,31
0,6 gr 3,25 1,34 58,77 0,6 gr 7,06 6,15
0,7 gr 3,25 1,08 66,77 0,7 gr 7,06 5,87

Proses selanjutnya yaitu Kadar fosfat terkecil dan


melakukan pengendapan efisiensi penurunan kadar fosfat
selama 30 menit. Pengendapan terbesar terjadi pada perlakuan
ini bertujuan untuk memberikan penambahan PAC dengan dosis

661
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

0,7 gr yaitu sebesar 1,08 mg/l B. Efektivitas Perlakuan


dengan efisiensi sebesar Penambahan PAC terhadap
66,77%. Pada perlakuan tahap Kadar Fosfat
ini, nilai pH sebelum perlakuan
yaitu sebesar 7,06. Setelah Penentuan dosis efektif
dilakukan penambahan PAC PAC dengan variasi dosis 0,3
dengan variasi dosis 0,3 gr; 0,4 gr; 0,4 gr; 0,5 gr; 0,6 gr; dan 0,7
gr; 0,5 gr; 0,6 gr; dan 0,7 gr nilai gr dalam menurunkan kadar
pH mengalami penurunan fosfat dapat dilakukan dengan
menjadi 6,59; 6,39; 6,31; 6,15; beberapa langkah.
dan 5,87. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pertama, menentukan
Hutomo (2015) yang variasi dosis PAC yang dapat
mengemukakan bahwa menurunkan kadar fosfat hingga
pengunaan PAC dengan dosis 1 di bawah baku mutu pada
gr dapat menurunkan tingkat pH perlakuan pendahuluan.
sebesar 1-2.5 Penambahan PAC Perlakuan pendahuluan
sebagai koagulan akan bertujuan untuk memilih dosis
menyebabkan pH limbah cair efektif PAC yang kemudian
mengalami penurunan atau dapat dijadikan acuan dalam
bersifat asam. Hasil penelitian menentukan variasi dosis pada
ini menunjukkan bahwa semakin perlakuan lanjutan. Kadar fosfat
besar dosis PAC yang yang telah memenuhi baku
ditambahkan maka penurunan mutu diperoleh pada
pH akan semakin besar pula. penambahan dosis PAC 1 gr, 2
gr, dan 3 gr yang menghasilkan
Analisis bivariat kadar fosfat sebesar 0,86 mg/l;
menggunakan uji One Way 0,046 mg/l; dan 0,0013 mg/l.
Anova karena data berdistribusi Oleh karena itu, dosis 1 gr
normal dan homogen. Hasil dikatakan sebagai dosis
analisis statistik menunjukkan optimum dikarenakan dengan
bahwa terdapat perbedaan dosis terkecil dapat menurunkan
penurunan kadar fosfat limbah kadar fosfat di bawah baku
cair sesudah penambahan PAC mutu.
dengan berbagai variasi dosis
dengan signifikansi 0,001. Hasil Langkah kedua yaitu
penelitian ini sesuai dengan menentukan variasi dosis PAC
hasil penelitian yang dilakukan pada perlakuan lanjutan. Dosis
oleh Hutomo (2015) yang 1 gr yang ditentukan pada
menunjukkan bahwa terdapat perlakuan pendahuluan
perbedaan bermakna dari dijadikan sebagai acuan dalam
penambahan PAC dengan penentuan variasi dosis pada
berbagai variasi dosis terhadap perlakuan lanjutan. Oleh karena
penurunan kadar fosfat limbah itu dipilih variasi dosis yang
cair laundry.5 dapat menghasilkan kadar fosfat
dengan rentang 0,86-2,00
diantaranya 0,3 gr; 0,4 gr; 0,5
gr; 0,6 gr dan 0,7 gr.
Penambahan dosis PAC
tersebut menghasilkan kadar
fosfat sebesar 1,83 mg/l; 1,48

662
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mg/l; 1,43 mg/l; 1,34 mg/l; dan Berdasarkan keempat


1,08 mg/l. Dosis PAC 0,3 gr langkah di atas, dapat
dipilih sebagai dosis optimum disimpulkan bahwa dosis efektif
dikarenakan dengan dosis PAC dalam menurunkan kadar
terkecil dapat menurunkan fosfat limbah cair RSJ Prof. Dr.
kadar fosfat di bawah baku Soerojo Magelang adalah 0,3
mutu. gr. Alasan pemilihan dosis PAC
0,3 gr dikarenakan dengan
Langkah ketiga untuk dosis terkecil dapat menurunkan
menentukan dosis yang paling kadar fosfat di bawah baku
efektif adalah dengan mutu, menghasilkan nilai pH
mempertimbangkan syarat lain yang tidak melebihi ambang
yang telah ditetapkan. Salah batas, dan dengan dosis
satu syarat tesebut yaitu nilai tersebut tidak akan
pH. Penambahan dosis PAC 0,3 menghasilkan endapan lumpur
gr; 0,4 gr; 0,5 gr; 0,6 gr; dan 0,7 yang terlalu banyak.
gr dapat menurunkan kadar
fosfat di bawah baku mutu. C. Implementasi Hasil Penelitian di
Namun, penambahan dosis 0,7 IPAL RSJ Prof. Dr. Soerojo
gr menghasilkan nilai pH di luar Magelang
ambang batas. Sehingga variasi
dosis yang memiliki karakteristik Perhitungan kebutuhan
limbah cair sesuai dengan bahan dan biaya koagulan PAC
ketentuan yang telah ditetapkan dengan dosis efektif 0,3 gr pada
yaitu dosis PAC 0,3 gr; 0,4 gr; pengolahan limbah cair rumah
0,5 gr; dan 0,6 gr. Dari keempat sakit adalah sebagai berikut:
dosis tersebut, dosis PAC 0,3 gr Volume limbah cair/hari = 9020 L
dipilih sebagai dosis efektif Dosis efektif= 0,3 gr
dalam menurunkan kadar fosfat Harga PAC = Rp 9.600,- / kg
di bawah baku mutu dengan Kebutuhan PAC / hari :
nilai pH berada di rentang = 9020 x 0,3 gr
ambang batas. = 2706 gr / 2,71 kg
Biaya kebutuhan PAC/hari :
Langkah keempat yaitu = 2,71 kg x Rp 9.600,-
pertimbangan kondisi lapangan = Rp 26.016,-
yang sesungguhnya. Jumlah
endapan yang terbentuk pada Berdasarkan penelitian
penambahan PAC dengan dosis ini, jika diimplementasikan di
tinggi akan lebih banyak unit pengolahan limbah cair RSJ
dibandingkan dengan jumlah Prof. Dr. Soerojo Magelang
endapan yang terbentuk pada yang telah memiliki sistem
penambahan PAC dengan dosis pengolahan limbah yang baik,
rendah. Jumlah endapan yang perlu ditambahkan bak
semakin banyak akan koagulasi dengan
memperbesar biaya yang harus menambahkan koagulan PAC
dikeluarkan baik untuk setelah proses klorinasi pada
pembersihan ataupun untuk IPAL. Proses koagulasi pada
pengolahan endapan. Endapan penelitian ini menghasilkan
yang terlalu banyak juga dapat endapan dari PAC yang telah
menghambat kinerja unit mengikat fosfat. Endapan
pengolahan lainnya. tersebut dapat dimanfaatkan

663
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sebagai lumpur aktif pada membutuhkan biaya tambahan


proses pengolahan SBR. Unit lebih besar.
pengolahan lanjutan ini juga
dirancang dengan KESIMPULAN
mempertimbangkan fluktuasi
kuantitas limbah cair yang 1. Kadar fosfat pada effluent limbah
berasal dari unit utama dan cair RSJ Prof. Dr. Soerojo
fluktuasi kualitas air limbah Magelang sebelum perlakuan
terutama kadar fosfat sehingga yaitu rata-rata sebesar 3,25 mg/l.
debit air limbah dan jumlah 2. Kadar fosfat pada effluent limbah
koagulan dapat diatur cair RSJ Prof. Dr. Soerojo
sedemikian rupa agar Magelang setelah perlakuan
memperoleh effluent pada outlet penambahan PAC yaitu sebesar
yang memenuhi baku mutu. 1,83 mg/l (dosis 0,3 gr); 1,48
Diketahui bahwa limbah mg/l (dosis 0,4 gr); 1,43 mg/l
cair yang dihasilkan oleh (dosis 0,5 gr); 1,34 mg/l (dosis
kegiatan rumah sakit yaitu 0,6 gr); dan 1,08 mg/l (dosis 0,7
kurang lebih 9,02 m3 atau setara gr).
dengan 9020 liter per harinya. 3. Dosis PAC 0,3 gr merupakan
Variasi dosis PAC yang efektif dosis efektif dalam menurunkan
digunakan oleh peneliti adalah kadar fosfat hingga di bawah
0,3 gr. Maka, RSJ Prof. Dr. baku mutu menurut Perda
Soerojo Magelang sebaiknya Jateng No. 5 Tahun 2012
menambahkan PAC pada bak tentang Baku Mutu Air Limbah (2
koagulasi sebelum proses mg/l).
klorinasi sebanyak 2,71 kg PAC
per harinya, atau tergantung 4. Efisiensi penurunan kadar fosfat
dengan jumlah limbah yang pada effluent limbah cair RSJ
dihasilkan. Prof. Dr. Soerojo Magelang
setelah perlakuan penambahan
Penambahan PAC pada PAC yaitu sebesar 43,69%
pengolahan limbah cair (dosis 0,3 gr); 54,46% (dosis 0,4
memerlukan pembangunan unit gr); 56% (dosis 0,5 gr); 58,77%
pengolahan lanjutan yang (dosis 0,6 gr); dan 66,77% (dosis
memerlukan biaya. Perawatan 0,7 gr).
unit lanjutan pun memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Kondisi 5. Terdapat perbedaan bermakna
ini menjadi hambatan dalam penurunan kadar fosfat sesudah
implementasi hasil penelitian. penambahan PAC dengan
Selain itu, penambahan PAC berbagai variasi dosis (p=0,001).
membutuhkan operator yang
paham dan dapat mengawasi DAFTAR PUSTAKA
proses IPAL serta memantau
nilai pH pada effluent. Nilai pH 1. Budi SS. Penurunan Fosfat
akan semakin asam saat dengan Penambahan Kapur
dilakukan proses pengolahan (Lime), Tawas, dan Filter Zeolit
lanjutan sehingga dibutuhkan pada Limbah Cair RS Bethesda
proses pengolahan dengan Yogyakarta [Internet]. Universitas
tujuan untuk menaikkan pH agar Diponegoro; 2006. Available from:
tidak melebihi baku mutu yang eprints.undip.ac.id/18012/1/Sudi_

664
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Setyo_Budi.pdf

2. Kristijanti P. Penentuan Jenis


Koagulan dan Dosis Optimum
untuk Meningkatkan Efisiensi
Sedimentasi dalam Instalasi
Pengolahan Air Limbah Pabrik
Jamu X. Parahyangan; 2015.

3. Kasira M. Metodologi Penelitian.


Malang: UIN-Malang Press; 2008.

4. John J. Metodologi Penelitian


Psikologi. Soetjipto HP, editor.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2007.

5. Wahyu S, Hutomo S. Keefektifan


Dosis Poly Alumunium Chloride
(PAC) dalam Menurunkan Kadar
Phosphate pada Air Limbah
Laundry di Gatak Gede Boyolali
[Internet]. Surakarta; 2015.
Available from:
eprints.ums.ac.id/39876/1/10
NASKAH PUBLIKASI.pdf%0A

6. Adysti M, Oktiawan W,
Rezagama A. Pengolahan
Limbah Laundry dengan
Penambahan Polyaluminium
Chloride (PAC) dan Filter Karbon
Aktif. Jurnal Teknik Lingkungan
[Internet]. 2014;3(4). Available
from:
eprints.ums.ac.id/39876/1/10
NASKAH PUBLIKASI.pdf

665

Anda mungkin juga menyukai